Terluka

Awalnya aku ragu ketika Intan mengajakku untuk pergi dari rumah Kyai Sholeh, karena bagaimanapun juga aku sangat menghormati beliau yang sudah mengajariku banyak hal, mulai dari ilmu agama dan juga mengajariku bagaimana maknai hidup.

Namun karena aku dibutakan oleh cinta, aku akhirnya menerima tawaran Intan. Kami pergi meninggalkan rumah pukul satu siang setelah sholat dhuhur, yang mana Kyai Sholeh masih berada di sawah. Intan mengajakku pergi ke Surabaya ke rumah saudaranya, tapi perjalanan kami tidak semulus yang kami bayangkan.

Ki Lurah ternyata memiliki mata-mata yang mengawasi calon istrinya, hingga dia tahu aku membawa pergi Intan ke Surabaya. Pria itu diam-diam menyuruh seseorang untuk mengikuti aku.

Mereka menghadang kami ketika sedang menunggu buk Antar provinsi di terminal Arjosari.

Aku berusaha melawan semua anak buah Ki Lurah yang berusaha untuk membawa Intan pulang kerumahnya. Tapi Ki Lurah curang ia memakai obat bius untuk mengalahkan aku. Setelah aku dibius aku dipukuli hingga babak belur dan dilempar ke jurang hutan Lali Jiwo.

Aku kira sudah mati karena aku sudah tidak bisa merasakan apa-apa lagi tubuhku sudah babak belur, tulang-tulangku remuk. Ketika aku sadar aku sudah berada didalam gua, seorang wanita cantik menolongku.

"Kamu sudah sadar Kanda," ucap wanita itu mendekati ku

"Kau Ken Umang?" tanyaku penasaran

"Benar Kanda, tumben kamu inget aku," jawab Umang

"Iya, mungkin karena kepalaku habis dipukuli penjahat makanya aku mendadak jadi pinter," jawabku membuat Umang tertawa mendengarnya

"Kamu sekarang humoris Kanda, berbeda dengan Arok yang dulu, yang selalu tegas dan penuh kharisma," ucap Umang

"Maaf ya Umang, perlu aku tegaskan padamu, kalau aku ini Gilang bukan Ken Arok. Kami adalah dua pribadi yang berbeda segalanya baik dari prinsip dan juga karakter, mungkin wajah kami memang sama tapi hati kami berbeda," aku coba menjelaskan semuanya kepada Umang agar dia sadar aku bukan Ken Arok suaminya

"Tapi kau adalah reinkarnasi dari Kanda Prabu, dan aku sengaja datang menemuimu menembus dimensi waktu hanya untuk menyampaikan pesan kepadamu agar kamu tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan kanda Prabu dimasa lalu, cukuplah penyesalan yang ia rasakan dan juga tujuh turunan yang sudah menanggung karmanya, kamu jangan melakukan hal yang sama Kanda," ujar Umang

"Tenang saja aku tidak akan beristri dua atau pologami seperti Ken Arok, gimana mau punya istri dua coba kalau baru mau punya pacar aja sudah di tikung Ki Lurah," jawabku kesal

"Kau tahu kalau Intan itu adalah Ken Dedes, jadi kalau kau ingin selamat dari kutukan Keris Empu Gandring jangan kau nikahi Intan," kata Umang serius

"Memangnya aku punya keris itu apa hingga aku kena kutukan, lagian kutukan itu kan sudah selesai dijalani oleh keturunan ke tujuh kerajaan Singosari, sedangkan aku juga bukan keturunan mereka, jadi impossible deh Umang. Kamu itu jangan kebanyakan halu, tenang saja aku tidak akan berbuat bodoh, lagian kalau Intan itu jodohku aku tidak akan menikah lagi dengan wanita lainnya, karena bagiku pernikahan itu hanya sekali seumur hidupku. Dan Cinta itu bukan dari mata turun ke hati, tapi cinta itu dari hati yang akan membuka mata untuk melihatnya," jawabku yang entah kenapa bisa mendapatkan kata-kata seperti itu

Umang tersenyum simpul menatapku dengan tatapan penuh kekaguman.

"Ternyata kanda sudah banyak berubah, Kanda lebih bijaksana dalam hal percintaan sekarang, aku jadi lega!" jawab Umang sembari membersihkan lukaku

"Kau tidak usah khawatir denganku dinda, aku sudah tahu yang kalian rasakan ketika menjadi istri Ken Arok, dan setelah melihat semua itu aku jadi mengerti bagaimana rasanya jika kita harus berbagi sesuatu yang sangat berharga dan sangat kita cintai, walaupun di bibir kau berkata ikhlas tapi tidak dengan hatimu, karena hati tidak bisa berdusta," aku mengusap lembut rambut Umang, membuat gadis itu berkaca-kaca dan merebahkan kepalanya di pundakku.

Ketika pagi menjelang, entah kenapa aku bisa merasakan kesedihan Intan yang akan dinikahi oleh Ki Lurah seminggu lagi.

Suara tangisannya selalu terngiang-ngiang di telingaku dan seakan memintaku untuk menolongnya. Untuk satu hari ini aku bisa mengabaikannya dengan melakukan kegiatan yang bisa mengembalikan kondisi tubuhku, seperti berolah raga, dan juga melatih lagi ilmu beladiriku.

Namun di hari ke tiga aku sudah tidak tahan mendengar suara tangisan Intan yang membuatku tidak bisa tidur karena terus memikirkan nasibnya.

"Kau mau kemana Kanda?" tanya Umang yang mencegat ku di pintu gua.

"Aku harus membantu Intan, dia butuh bantuanku sekarang,"

"Tapi kau belum pulih Kanda!" seru Umang

"Aku sudah sehat Dinda, dan mungkin inilah saat yang tepat untuk aku membalaskan dendam kematian Om Dhanu pada Ki Lurah. Dia sudah membunuh ayah angkatku, untuk itu dia harus mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya itu. Sepertinya aku juga sudah siap untuk menghadapi bandot tua itu," jawabku pelan

"Baiklah Kanda aku percaya padamu, walaupun kau akan membunuh Tunggu Ametung tapi aku percaya kau tidak akan menikahi Ken Dedes," ucap Umang sembari tersenyum padaku

"Aku berangkat dulu, kamu jangan gentayangan gangguin orang ya, diem-diem disini saja jangan ngelayab terus karena nanti kamu bisa di razia satpol pp," goda ku sambil terkekeh.

Aku kemudian pergi meninggalkan gua menuju ke rumah Kyai Sholeh.

.

..

Terpopuler

Comments

Ass Yfa

Ass Yfa

ya ampun Gilang bisa wae... hidupmu mengulangi kisah ken arok

2024-01-30

0

Ima Diah

Ima Diah

udah ada satpol PP zaman dahulu thooorr...

2022-07-27

0

Ayoe Endo Cheries

Ayoe Endo Cheries

ampun dah komunikasi sama gilang...bikin ngakak

2022-07-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!