Buron

Aku segera mencongkel pintu rumah itu dan langsung mencari suara Uma yang menjerit minta tolong.

Aku melihat makhluk itu sedang mencekik Uma yang sudah kehabisan nafas.

Ku ambil kursi yang ada didalam kamar itu dan aku hantamkan kearah Buto Ijo yang sedang mencekik Uma.

Makhluk itu celingukan mencari siapa yang mengusiknya, beruntung aku tidak terlihat olehnya sehingga aku bisa menyerangnya tanpa bisa tersentuh olehnya.

Berkali-kali aku berusaha menghajar tubuh makhluk itu, dengan benda-benda yang ada di sekitarku, namun Buto Ijo tersebut tetap kuat dan tidak kunjung melepaskan Uma.

Tiba-tiba kurasakan dadaku mulai terasa hangat dan ada yang bersinar dibaliknya, ternyata batu mustika yang kudapat saat bertapa di hutan lali jiwo bersinar terang.

Aku segera mengambil benda itu, dari buntelan yang ku selipkan di saku kemejaku.

Aku melepaskan batu mustika itu dan mengarahkannya kepada Buto ijo itu, tiba-tiba makhluk itu langsung mengerang dan menghilang dari depanku.

Aku segera mengangkat tubuh Uma yang roboh ke tanah dan membaringkannya keatas ranjangnya.

"Woii, kamu rampok ya!!" seru seorang wanita tua

"Bukan, aku bukan rampok!" jawabku terbata

"Kalau bukan rampok terus ngapain kamu masuk rumahku pakai nyongkel pintu segala, terus ini pintu kamar Uma juga kamu dobrak, dasar garong, pergi atau aku teriak biar warga bangun dan memukuli kamu!" hardiknya membuat aku panik

"Rampok!!!, rampok!!, tolong rumahku dirampok!!" seru wanita itu membuatku langsung berlari meninggalkan rumah itu

"Sial!!, kenapa gue dituduh rampok, mau dirampok apanya coba rumah gedek gak ada harta bendanya kaya gitu!" keluhku

Aku langsung kembali ke rumah Om Dhanu dan bermalam disana.

"Bangun Dhanu!" hardik Ki Lurah

"Mau apa kau datang kemari!" jawab Dhanu

"Aku ingin membalas semua yang kau lakukan terhadapku," sahut lelaki itu dengan senyum sinis

"Cih, dasar pengecut beraninya kau melawanku saat aku lemah!" sahut Om Dhanu

"Aku memang sengaja mendatangimu sekarang Dhanu, karena kau harus mendapatkan balasan yang setimpal karena sudah berani mengacak-acak istanaku, jadi siapapun yang sudah berai mengambil milikku yang berharga harus mati Dhanu!" ancam Ki Lurah

"Hidup mati seseorang sudah ditakdirkan Gusti Allah Joko, jadi walaupun kau berusaha membunuhku aku tidak mati jika belum tiba saatnya," jawab Dhanu

"Terserah, dan asal kau tahu putrimu sudah aku jadikan tumbal untuk Buto Ijo peliharaanku!" ujar Ki Lurah sambil tertawa puas

"Janc*k, berani kau menyentuh Uma akan kubuat kau mati penasaran!" jawab Dhanu yang langsung berdiri dan menatap lekat Lurah Joko

Lelaki itu segera melesatkan pukulannya kearah Ki Lurah namun pukulannya selalu mental tidak mengenai tubuhnya.

"Ayo pukul lagi Dhanu, apa cuma segitu kekuatanmu sekarang!" ejek Joko

"Kau curang, melawanku dengan cara melucuti semua kesaktianku!" Dhanu memejamkan matanya dan merapalkan mantera

Ia kemudian melesatkan pukulannya kearah Ki Lurah hingga membuat tubuh lelaki itu terpental dan menabrak sel tahanan.

"Semua ilmu kanuragan itu ada kelemahannya Joko, jadi jangan sombong!" seru Dhanu

"Janc*k, sekarang terimalah balasanku Dhanu!!" lelaki itu segera melepaskan tenaga dalamnya kearah Dhanu hingga ia terpental dan menabrak tembok, Joko sepertinya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu ia langsung melesatkan kilatan berwarna hijau ke tubuh Dhanu membuat lelaki itu mengerang kesakitan.

Aku tidak tahu kenapa aku bisa berada disini, padahal aku baru saja terlelap dikamarku.

Aku melihat Om Dhanu bersimbah darah, dihantam pukulan bertubi-tubi oleh Ki Lurah.

Aku berusaha masuk kedalam sel tahanan itu tapi sia-sia, tubuhku selalu terpental jika aku akan memasuki tahanan Om Dhanu.

"Badra! datanglah aku mempunyai hadiah untukmu!" teriak Ki Lurah memanggil peliharaannya

Tiba-tiba aku melihat sosok Buto Ijo yang tadi hendak melukai Uma kini sudah berdiri di sana dan menjilati darah Om Dhanu yang mengalir dari pelipisnya.

"Aku tidak sudi menjadi budak makhluk laknat sepertimu Badra!" Dhanu segera menarik keris dari lengan Ki Lurah dan menghunuskannya ke tubuhnya.

**Aaarrrggghh!!

"Aku tidak habis pikir, bagaimana Om Dhanu bisa bunuh diri, bukannya melawan Buto ijo itu, malah menyerah," gumamku kecewa

"Janc*k, beraninya kau bunuh diri di depanku Dhanu, kau sudah membuatku kesal dan kini kau juga gagal menjadi tumbal peliharaan ku, jadi jangan salahkan aku jika aku akan menghabisi mu dengan tanganku sendiri!" seru Ki lurah

Ia langsung melesatkan kilatan hijau lagi ke tubuh Om Dhahnu dan mencabut keris yang masih menancap di perut Dhanu.

"Sekarang matilah kamu Dhanu!!" Lurah Joko segera meningalkan Dhanu yang terkapar di lantai.

Aku langsung menghampiri lelaki itu dan memeluknya.

"Maafkan aku ayah, aku tidak bisa menolongmu," ucapku sedih

"Tidak apa-apa Lang, ini sudah takdir ku. Kau harus hati-hati mulai sekarang. Karena Joko sedang mencarimu untuk mengambil kalung sakti yang kau miliki, aku titip Uma padamu jaga dia jangan sampai ia menjadi tumbal peliharaan Joko," ucap Om Dhanu lirih

"Aku sudah menyelamatkan Uma dari Buto Ijo itu ayah, jadi kau tidak usah khawatir, Uma sudah selamat sekarang,"

"Terima kasih Gilang, berhati-hati kamu, jika kau berhadapan dengan Joko. Ia memiliki kanuragan yang mumpuni, saranku kalau kau ingin mengalahkan lelaki itu, kau harus mengalahkan makhluk peliharaannya dulu, pancing demit itu dengan sesaji lalu kurung makhluk itu dalam mustika sakti milikmu," ucap Dhanu

"Baik Ayah, sekarang ayo kita pulang," ajakku sembari memapahnya

"Kau tidak usah membawaku pulang, karena besok aku akan di antar pulang ke rumah oleh petugas sipir, sekarang pulanglah, " untuk kesekian kalinya aku merasakan kesedihan mendalam saat Om Dhanu, ayah angkatku menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuanku.

Maafkan aku Om, aku belum bisa menolong dirimu, tapi aku janji akan menjaga Uma dari orang-orang jahat, aku meletakkan jasad Om Dhanu di lantai.

Aku langsung terjaga dari tidurku, aku yakin sekali kalau tadi bukan mimpi, alu melihat Om Dhanu yang terkapar bersimbah darah begitu nyata, dan ditanganku masih ada bercak darah segar bekas luka Om Dhanu.

Ku lihat jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang, aku langsung mandi dan berganti pakaian. Hari ini aku harus pindah dari rumah Om Dhanu karena sudah tidak aman lagi untukku. Aku harus segera mencari kosan untuk tempat tinggalku. Saat aku sedang mengemasi a semua barang-barang berharga milikku, tiba-tiba kudengar suara ambulans berhenti didepan rumah dan suara riuh para tetangga, aku coba mengintip dari balik tirai ruang tamu memastikan siapa yang datang.

Ternyata benar yang disampaikan oleh Om Dhanu, kalau hari ini dia diantar pulang oleh para polisi ke rumahnya.

"Jangan dibawa ke sini mayatnya Pak polisi, disini sudah tidak ada keluarganya, jadi nanti tidak ada yang mengurus jenazahnya.

Mendingan Pak Polisi bawa mayat itu ke desa Sumberawan, disana ada adeknya, Lik Sukiyem dan Uma puteri kandung Pak Dhanu, jadi jenazahnya akan diurus dengan baik oleh keluarganya," ucap tetangga Om Dhanu

"Baik ibu-ibu, terima kasih atas informasinya, dan tolong segera lapor ke kantor polisi terdekat jika melihat laki-laki ini," seru salah seorang polisi memperlihatkan sketsa wajahku

Tentu saja aku terkejut mengetahui jika polisi juga sedang memburuku saat ini.

Terpopuler

Comments

Kaje

Kaje

keren

2023-03-02

0

Aqiyu

Aqiyu

tragis

2022-10-06

0

siti kim

siti kim

ko kka gilang msh jd buron yac

2021-02-09

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!