Untuk Pertama Kalinya

Jarum jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari Om Dhanu sudah bersiap-siap dengan pakaian khasnya, yaitu baju serba hitam lengkap dengan penutup kepala.

Aku tidak punya pakaian kebesaran seperti Om Dhanu, jadi aku pakai saja kaos oblong dan celana pendek yang biasa aku pakai sehari-hari. Untuk menutupi wajahku aku memakai sarung pemberian almarhum Papah saat aku sunat dulu.

"Kamu ini benar-benar kaya maling kampung Lang," ucap Om Dhanu sambil terkekeh

"Iya Ayah, maklum Gilang belum punya baju khusus," sahutku dengan senyum tipis

"Tidak masalah, sekarang ayo jalan," ajak Om Dhanu

Aku langsung mengikuti Om Dhanu berjalan menuju ke rumah Lurah Joko.

Setelah lima belas berjalan kaki Akhirnya kami tiba disebuah rumah besar bercat putih dengan arsitektur bangunan mirip bangunan Belanda. Rumah ini terlihat angker dan menyeramkan, mungkin karena aku memiliki kekuatan gaib sekarang hingga bisa merasakan banyak aroma mistis dan klenik dalam rumah ini.

"Ayo le, cepat pakai ajian sirep megananda milikku!" seru Om Dhanu

Aku mengangguk dan segera memejamkan mataku membaca mantera ajian sirep Megananda.

"Hong uwi laheng niat ingsun arep matak ajiku sirep megananda, aji petinggengan soko aji soko, yèn sopo kang ketiban jim setan peri prayangan podo mati, ojo maning pecaking jalmo menungso, ora mati sek ambrek turunè koyo mati, ora pisan pisan tangi yen aku durung Aku lungo sing kene, saking kersane Allah laa ila haillallah Muhadurosululah".

Setelah membaca mantera ajian sirep Megananda, aku dan Om Dhanu berjalan mendekati rumah itu. aku lihat Om Dhanu melemparkan segenggam tanah kuburan dan juga beberapa kerikil sebelum memasuki gerbang rumah itu.

Hawa panas mulai ku rasakan saat memasuki rumah itu, sepertinya energi negatif si pemilik rumah sudah mulai bergesekan dengan kekuatanku.

Kami perlahan membuka pintu masuk yang sudah dicongkel dan menuju ke dalam rumah itu.

Hampir tiga puluh menit kami menggeledah ruang tamu, dan ruang-ruang lainnya kami tidak menemukan uang atau benda-benda berharga yang bisa kami ambil.

"Sebenarnya dimana si Joko menyimpan harta bendanya," ucap Dhanu lirih

"Mungkin di kamarnya Ayah," bisikku pelan

"Kau benar sekarang ayo kita cari dimana kamarnya si Joko Tole," ucap Dhanu

Aku langsung mengangguk dan berpisah dengan Om Dhanu agar segera menemukan kamar lurah Joko.

"Ketemu Le!" seru Dhanu

"Gak," jawabku singkat

"Cuma tinggal satu ruangan yang belum kita geledah," ucap Dhanu

"Yang mana?" tanyaku lirih

Om Dhanu menarikku kesebuah kamar kecil di dekat ruang dapur.

"Masa kamar lurah kecil kaya gini, ini kamar pembantunya kali," ucapku ragu

"Tapi ini pasti kamarnya si Joko dengan peliharaannya itu, dan aku yakin dia menyimpan semuanya di sini!" jawab Dhanu

Ia kemudian membuka pintu kamar yang tidak terkunci itu.

*Wuushhh!!

Ketika pintu mulai terbuka ku rasakan hawa panas langsung menampar wajahku, begitu juga Om Dhanu yang langsung terhempas kebelakang setelah pintu kamar terbuka.

"Kamu saja yang masuk Lang, aku tidak kuat!" ucap Dhanu

Aku langsung berjalan masuk untuk mencari sesuatu yang bisa aku bawa pulang dari rumah itu.

Sepetak kamar gelap dengan bau kemenyan dan wangi melati yang begitu dominan disana, kulihat seorang lelaki tengah meringkuk diatas tikar pandan di lantai, kamar itu tidak memiliki kasur. Hanya tikar pandan dan bantal untuk penyangga tidur. Sebuah lampu teplok menyala menjadi pelita penerang kamar itu.

Tidak ada barang-barang berharga disana hanya sebuah sesaji yang diletakan di sudut kamar disamping lemari kayu tua.

Aku langsung membuka lemari itu untuk mencari tahu ada barang berharga didalam sana.

Mataku langsung membelalak ketika melihat isi lemari itu, emas, perhiasan dan uang memenuhi lemari itu.

Aku langsung memasukkan perhiasan dan juga uang secukupnya kedalam sarung yang aku bawa.

Setelah selesai aku langsung membalikkan badanku, aneh ruangan yang tadinya gelap dan kosong kini berubah menjadi terang dan sangat megah. Bunyi gamelan dan suara orang bersenandung terdengar merdu mengisi ruangan itu.

Ku lihat disekitarku banyak lelaki sedang menabuh gamelan dan wanita cantik menari melenggak-lenggokkan tubuhnya seperti sedang menyambut kedatangan seseorang. Seseorang wanita cantik datang menghampiriku dan mengalungkan selendangnya dan mengajakku menari.

Sejenak aku mengikuti gerakannya dan menatap aneh ke sekeliling ruangan itu.

Ketika aku sedang asyik menikmati indahnya gerakan penari didepanku seorang wanita datang menghampiriku dan menarikku agar pergi dari tempat itu.

"Pergi dari sini sebelum kau terlambat!" serunya mendorong tubuhku keluar dari kamar itu.

"Braaakkk!!!

Tiba-tiba pintu kamar tertutup dengan sendirinya, membuatku langsung lari meninggalkan ruangan itu.

"Apa kamu sudah mendapatkan barang berharga milik ki Lurah?" tanya Dhanu

"Sudah," jawabku memperlihatkan gembolan yang aku bawa.

Dhanu segera menarikku keluar dari rumah itu dan bergegas pulang menuju ke rumah kami.

Sesampainya di rumah aku langsung membuka sarung yang sudah aku isi dengan perhiasan dan uang diatas meja.

"Wah hari ini kita dapat hasil yang melimpah, jadi untuk beberapa kedepan kita tidak perlu beroperasi dulu, karena ini sudah cukup untuk bekal bekal kita selama beberapa bulan kedepan," ucap Dhanu

"Boleh aku minta sedikit untuk dibagikan kepada kaum dhuafa ayah?" tanyaku hati-hati

"Bolehlah, aku juga biasanya melakukan sedekah yang sama denganmu, karena kalau kita banyak bersedekah maka Gusti Allah akan menggantinya dengan rezeki lain yang lebih banyak, selain itu yang paling penting untuk tolak bala," jawab Dhanu

"Kamu ambil saja separuh hasil rampokan kita dan bagikan pada mereka yang membutuhkannya!" seru Dhanu

"Baik ayah," Aku segera mengambil Uang dan perhiasan dan menyimpannya di kamarku.

*********

Pagi menjelang kulihat Om Dhanu pergi meninggalkan rumah, sedangkan Uma berangkat ke sekolah, dan tinggalah aku seorang diri disini.

Selesai mandi dan sarapan aku langsung pergi untuk membagi-bagikan uang hasil rampokkan pada warga sekitar yang kurang mampu.

Aku hanya menutupi wajahku dengan sarung ketika membagi-bagikan uang kepada warga miskin, agar mereka tidak mengenaliku.

Selesai membagi-bagikan uang aku kembali ke rumah untuk melanjutkan tidurku yang terputus.

Semilir angin berhembus membuat aku langsung terlelap diatas dipan bambu didepan rumah.

**Tak, tak, tak!!

Kudengar derap langkah seseorang penuh kharisma mendekatiku.

"Siapa kau, beraninya menyusup masuk ke dalam istanaku dan mengambil milikku yang berharga!" hardik pria itu mendongakkan wajahku

Aku hanya diam tidak menjawab, karena mulutku seperti terkunci, dan kurasakan badanku remuk seperti habis dipukuli puluhan orang menggunakan senjata tajam.

Ku seka darah yang mengucur dari pelipis ku dan juga dari ujung bibirku, ku tatap wajahku yang lebam dari balik kaca pintu yang ada di hadapanku.

"Jawab anak muda siapa kamu!" bentak lelaki itu sambil menjambak rambutku

Lelaki itu tampaknya sangat murka denganku karena tidak menjawab pertanyaannya, ia menatap kalung pemberian Om Dhanu dengan tatapan penuh kebencian.

"Dhanu!!, beraninya kau mengacak-acak istanaku, kau akan merasakan akibatnya karena sudah berani mengusikku!!" ucapnya sembari mengambil keris dari balik bajunya dan bersiap menghunuskannya kepadaku.

Aku hanya bisa memejamkan mata dan pasrah jika harus mati sekarang, karena aku tidak bisa kabur, tangan dan kakiku sudah diikat oleh lelaki itu. Belum lagi puluhan centeng yang sudah menatapku seolah ingin menelanku hidup-hidup.

Namun ketika keris itu hampir menancap di dadaku seorang wanita cantik melesatkan sebuah kilatan cahaya putih kearah lelaki itu dan membawaku pergi dari sana.

Terpopuler

Comments

Ngen Imtay

Ngen Imtay

itu mantranya nggak bahaya Tah di baca😅😅

2023-10-25

0

👀

👀

Om Dhanu mah bukan kayak maling lagi, tapi dukun

2023-03-12

0

Kaje

Kaje

Mantabek boskuh...... Aku tlh baca beberapa bab karyamu, Thor... Keren..
Kunjung balik ke novelku ya..

2023-02-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!