Gamang

Nabil gelisah di tempat duduknya. Kedua orang tuanya menatapnya. "Gimana nak. apakah kamu tidak keberatan jika kedua orang tua Ben datang.?" Tanya Hendra serius.

Mei menggosok punggung anaknya yang sedang gugup tersebut. Baginya ini pertanyaan yang berat sekali.

Cukup lama dia terdiam. Ketiga orang tersebut menunggu jawaban darinya. "Tadi kak Ben tanya sama Ayah. Tapi kok serahkan ke Kakak." Terlihat sekali kalau Nabil menghindari pertanyaan tersebut.

"Benar. Kalau Ayah sih setuju saja. Biar kalian punya ikatan, jika kalian pergi bersama. Kami punya alasan jika orang lain menjelekkan anak Ayah." Mei pun mengangguk setuju dengan keputusan suaminya.

Ben masih diam menunggu jawaban Nabil. jantungnya tidak karuan karena cemas. Ia akan berangkat ke Laut dua hari lagi. Jadi ia ingin kepastian dulu sebelum berangkat biar ia tidak kepikiran saat bekerja.

"Apakah harus besok. Masih banyak waktu." Jawab Nabil yang masih menghindar. Ia tidak berani menatap mata Ben yang dari tadi menatapnya.

"Karena dua hari lagi Abang akan berangkat. Abang ingin kepastian dulu sebelum berangkat." jawab Ben mantap.

Mei merasa anaknya terasa di teror. Karena tangan Nabil yang sudah dingin saat ia menyentuhnya.

"HM. Sudah dulu ya. Baiknya kita makan dulu , biar Kakak punya waktu untuk berpikir. Jika perut kenyang jadi hati dan pikiran pun lega, dan keputusan yang diambil pun tidak tergesa-gesa." Ajak Mei pada semuanya.

Hendra pun setuju dan mengajak Ben menuju meja makan yang hanya terbatas lemari besar di ruangan tersebut.

Mereka makan dengan tenang. Tak satu pun yang menyinggung masalah tadi. mereka serius dengan makanan.

Setelah semuanya selesai makan. Hendra dan Ben kembali duduk di ruang tamu. Mei dan Nabil membereskan meja makan. Tata masuk kembali ke kamarnya. Karena pembicaraan yang belum jadi masalahnya tidak mau ikut campur.

Nia malah berpelukkan manja pada Ben. Ben tidak masalah, mereka bahkan asyik bercanda sampai Mei dan Nabil Kemabli duduk bersama.Hendra yang dari tadi hanya menyaksikan anaknya dan Ben bermain.

"Duduklah Kak." Mei mendudukkan anaknya yang masih saja berdiri di dekatnya. Nabil pun duduk di sebelah Bundanya.

Hendra tidak bicara, ia hanya melihat dengan santai. Tidak ada wajah memaksa anaknya. Takut nanti anaknya memberontak. Jadi semua keputusan ada ditangan anaknya.

Ben yang tadinya bergelut dengan Nia, duduk diam kembali.

"Nak Ben.. Tadi Nabil sempat bicara sama Bunda di dapur. Jadi permasalahan utama adalah. Selain waktu yang terlalu cepat. Juga tentang pekerjaan nak Ben yang di penuhi dengan lingkungan wanita cantik tentunya. Jadi ia merasa gamang sendiri."

Ben terdiam mendengar pertanyaan Nabil melewati Bundanya. Ben ingin sekali bicara empat mata dengannya dulu. Karena ini menyangkut perasaannya. Bukan ia tidak berani namun tentu Nabil yang merasa malu nanti sama. orang tuanya, tapi melihat situasi ini ia pun akhirnya jujur saja.

"Dek. mungkin kalau ada orang lain yang dengar. Mungkin di kata Abang ini menggombal. Namun kenyataannya begitu." Ben berhenti sejenak.

"Abang belum pernah jatuh cinta. Tapi dari awal adek sudah bilang tidak mau pacaran. Makanya Abang tidak mau ajak adek pacaran jadi langsung meminang. Dan Abang minta izin untuk bawa orang tua Abang besok, untuk meminang adek. Masalah wanita yang ada di sekitar Abang. Tak pernah jadi perhatian Abang." Jujur Ben menatap Nabil serius.

Nabil tak mampu menatap Ben. perasaannya bercampur aduk sat ini. Semuanya berputar di pikirannya. Ben bisa melihat Nabil sering membuang nafasnya.

"Gimana nak. Apakah kakak terima pinangan Nak Ben. Kalau iya, besok orang tuanya datang secara resmi." Ujar Mei menyentuh tangan anak gadisnya.

"Tapi Bund." Masih ada keraguan dari wajah Nabil. Ben sangat kecewa sekali.. Cintanya masih tergantung entah dimana. Nabil tidak menjawab iya atau pun tidak. Yang ada hanya keraguan.

"Begini aja ya nak Ben. Sekarang baiknya nak Ben pulanglah dulu. Besok pagi Ayah kabari ya. Biarkan Nabil berpikir dulu semalam ini ya. Sabar ya nak Ben." Nasehat Hendra.

Beni pun mengangguk, benar yang dikatakan Ayah Hendra. Jika di paksa nantinya malah akan berbuah tidak baik. Dan jadi penyesalan. Ben pun pulang setelah pamit.

Hendra pun menyuruh anaknya masuk kamar untuk beristirahat, setelah Ben pulang. Ia tidak mau lagi mengganggu pikiran anaknya.

Hari sudah jam 11 malam. Namun Nabil belum tidur. Letop ada di depannya, namun tak satupun yang bisa ia kerjakan. Padahal besok pagi tugasnya harus di kirim.

Ben melihat handphonenya. Ia melihat wa Nabil terlihat masih online. Ia pun mengirim pesan.

Beni: "Belum tidur dek. Udah malam, besok kuliah pagi kan.?"

Nabil: Belum. Lagi tugas, tapi nggak siap-siap."

Beni: Apa ada yang bisa Abang bantu."

Nabil: Emang nggak apa Bang."

Beni: Emang kenapa.?"

Nabil: Nggak kirain Abang marah.

Beni: Mana bisa marah sama adek. Abang terlalu cinta sama adek."

Nabil: Gimbal."

Beni: Ha..ha.. Oh ya, jadi di bantu nggak nih."

Nabil: Mau banget."

Beni: Ya udah kirimkan tugasnya. Tapi nggak gratis ya.

Nabil: Nah kan.."

Beni: Ha.ha.

Percakapan mereka Melalui wa tersebut berjalan lancar tanpa rasa canggung. Beda dengan situasi tadi. Dan Ben. Menyadari itu, makanya ia tidak mau menyinggungnya.

Ben pun kembali membantu gadis tersebut menyelesaikan tugasnya. Bukan karena Nabil tidak bisa. Hanya saja hati dan pikirannya sedang kacau.

Setelah agak lama mereka saling balas chat. Ben pun menyuruh Nabil istirahat

Beni: ." Tugasnya biar Abang selesaikan.

Istirahatlah nanti kecapean di kampus."

Nabil: Nggak apa ya Bang. Kalau aku tidur duluan."

Beni.: Kapan soalnya. Kalau kita chat terus adek ku sayang.

Nabil.: HM.!

Ben tertawa di kamarnya. Pak Andre yang sudah dapat kabar dari Ben. Tentang rencana nya besok, merasa heran mendengar tawa anaknya yang sangat bahagia sekali.

Episodes
1 Wanita Tangguh
2 Bersyukur
3 Pertemuan
4 Jalan menuju Roma
5 Hilangnya Wibawa Beni
6 Gamangnya Pak Andre
7 Kebablasan
8 Di Goda Ayah
9 Manja
10 Izinkanlah ya Allah
11 Calon Mertua yang Heboh
12 Perdebatan membuahkan hasil
13 Pikirkan
14 Lagi Malas
15 Merasa Bersalah
16 Sindiran
17 Pertanyaan Ben
18 Gamang
19 Sandiwara meminang
20 Setuju
21 Saling Terbuka
22 Kepo
23 Posesif Nya Ben
24 Perkenalan
25 NCT
26 Suprise dapat suprise.
27 Ben yang Resek.
28 Balas Nabil pada Ben
29 Ide Ben
30 Bagi Kebahagian
31 Ibu Biang Gosip
32 Badai
33 Hinaan dan Cacian
34 Sahabat sejati
35 Gangguan mental
36 Julitnya Tetangga
37 Rencana kedepan
38 kapten Micellar
39 Perjuangan Ben
40 Tidak ingin di kejar
41 Malam romantis di Labuan Bajo
42 Candaan Fadhil
43 Bakpia
44 Ketegangan
45 Memanasnya Cindy dan Tria
46 Ulah Cicilia
47 Mencurigakan
48 Pameran
49 Ketegangan
50 Kemarahan Pak Winston
51 Kewaspadaan Ben
52 Cinta Sejati
53 Pacar Boongan
54 Kekesalan Ben
55 Kehadiran Ben
56 Barbekyu
57 Diporotin
58 Curiga
59 Usaha Mengejar prestasi
60 Salah paham
61 Terbuka
62 Terpecahkan
63 Jaga Diri
64 Sosmed
65 Pujian
66 Ketahuan
67 Cemburu dan penasaran
68 Pasrah
69 Ulah Nabil
70 Sahabat masa kecil Ben
71 Gara Oleh-oleh
72 Kegundahan
73 Rawat Jalan
74 Ujian Hidup
75 Keanehan Tria
76 Janji Ben
77 Interaksi Jarak Jauh
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Wanita Tangguh
2
Bersyukur
3
Pertemuan
4
Jalan menuju Roma
5
Hilangnya Wibawa Beni
6
Gamangnya Pak Andre
7
Kebablasan
8
Di Goda Ayah
9
Manja
10
Izinkanlah ya Allah
11
Calon Mertua yang Heboh
12
Perdebatan membuahkan hasil
13
Pikirkan
14
Lagi Malas
15
Merasa Bersalah
16
Sindiran
17
Pertanyaan Ben
18
Gamang
19
Sandiwara meminang
20
Setuju
21
Saling Terbuka
22
Kepo
23
Posesif Nya Ben
24
Perkenalan
25
NCT
26
Suprise dapat suprise.
27
Ben yang Resek.
28
Balas Nabil pada Ben
29
Ide Ben
30
Bagi Kebahagian
31
Ibu Biang Gosip
32
Badai
33
Hinaan dan Cacian
34
Sahabat sejati
35
Gangguan mental
36
Julitnya Tetangga
37
Rencana kedepan
38
kapten Micellar
39
Perjuangan Ben
40
Tidak ingin di kejar
41
Malam romantis di Labuan Bajo
42
Candaan Fadhil
43
Bakpia
44
Ketegangan
45
Memanasnya Cindy dan Tria
46
Ulah Cicilia
47
Mencurigakan
48
Pameran
49
Ketegangan
50
Kemarahan Pak Winston
51
Kewaspadaan Ben
52
Cinta Sejati
53
Pacar Boongan
54
Kekesalan Ben
55
Kehadiran Ben
56
Barbekyu
57
Diporotin
58
Curiga
59
Usaha Mengejar prestasi
60
Salah paham
61
Terbuka
62
Terpecahkan
63
Jaga Diri
64
Sosmed
65
Pujian
66
Ketahuan
67
Cemburu dan penasaran
68
Pasrah
69
Ulah Nabil
70
Sahabat masa kecil Ben
71
Gara Oleh-oleh
72
Kegundahan
73
Rawat Jalan
74
Ujian Hidup
75
Keanehan Tria
76
Janji Ben
77
Interaksi Jarak Jauh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!