Merasa Bersalah

Ketiga cewek tersebut sibuk ngerumpi sambil makan, mereka sudah terbiasa begitu, kadang Nabil yang ngerumpi ke kostnya Tria dan Cindy.

"Wah.. penasaran deh sama Abang Kapten Ganteng nggak?" Tanya Cindy heboh.

Sedangkan Tria hanya diam saja memperhatikan wajah Nabil yang terlihat sendu.

"Biasa aja. Nggak ganteng juga nggak jelek. Rata-rata lah. Tapi gue heran, kata Bunda banyak yang pengen jadi istrinya." Ujar Nabil heran.

Tria memukul lengan sahabatnya itu hingga Nabil meringis kesakitan. " Kok KDRT sih sama adek." Rajuk Nabil merengut manja.

"Orang mapan gitu. Siapa yang nggak pengen dek. Zaman sekarang ya, yang di cari tubuh bukan hanya tampang tapi juga kantong. Apalagi masih muda gitu sudah jadi Kapten." Seru Tria gemes mencubit pipi Nabil.

"Habis gimana dong. Aku kan belum siap nikah. Apalagi dia tugasnya di laut lagi. Ketemunya cuman beberapa minggu balik lagi.Waktunya lebih banyak di laut dari pada sama keluarganya. Kan bisa-bisa aku besaran anak sendiri. Ih ngeri banget deh hidup aku teh." Ada kegamangan dalam hati Nabil. Itu bisa di rasakan sahabatnya.

Mereka berpelukan saling menguatkan." Apa pun keputusanmu, kami akan tetap mendukung. Namun kamu juga harus pikirkan konsekuensinya dek, ika kamu menolaknya.! Tapi kalau menurutku,sangat bagus kalau laki-laki yang cinta pada kita. Jadi kita tidak takut kehilangan dia. Karena ia setia hanya dengan satu wanita saja." Nasehat Tria.

Ia pernah di sakiti pasangannya dulu yang selingkuh karena ia sangat mencintainya, sudah berapa kali selingkuh. Tetap ka maafkan. Hingga akhirnya ia menyerah dan melepaskan laki-laki tersebut, hingga ia ambil keputusan untuk melanjutkan kuliah jauh keluar kota dan jauh dari rumah orang tuanya.

"Benar dek. Kami pernah mengalami sakit hati karena laki-laki brengsek, karena kami yang cinta dia. Nah. Sekarang kamunya yang dicinta mati oleh oleh laki-laki yang mandiri dan mantap karirnya. Kan keren..he.he.." Ujar Cindy dengan gaya lucunya. Nabil termangu mendengar curhatan kedua sahabatnya.

"Gini aja deh. Kita ajak ketemuan, biar kami nilai apakah dia serius dan beneran cinta sama kamu. Jika tidak kita buang sekalian dia kelaut. Biar nggak balik lagi ke darat." Tria penuh semangat mendukungnya.

"Ha..ha. Ngeri teh..!" Ledek Cindy.

Nabil pun mengangguk. Ia pun akhirnya mengirim pesan pada Ben. Yang sudah dua hari saling diam.

Nabil: "Bang. Ketemuan yuk. Ada yang ingin aku bicarakan."

Beni: Ok. Dimana dek. Abang tunggu di lokasi saja ya. Takut nanti ayah Bunda marah."

"Nabil.: Kantin dekat kampus saja. Nanti aku Sherlock."

Nabil pun bersiap-siap. agar bisa langsung kuliah nantinya. Ketiganya pun pamit ke Bunda untuk berangkat kuliah.

"Bund. kamu pamit duluan ya. Ada urusan dikit. sebelum kuliah." Pamit Nabil pada Bundanya.

"Hati-hati ya nak. Kabari Bunda kalau pulangnya telat." Mei selalu mengingatkan anaknya.

Ketiganya pun langsung naik Taxi. Cindy tidak bawa motor. Karena mereka bertiga. Kost an mereka tidak berapa jauh dari kampus.

Sampai di kafe, Nabil pun mengirimkan lokasi pada Ben. 5 menit kemudian Ben pun datang. Karena Ben sudah hampir dekat kampus saat Nabil mengirim pesan. Karena ia galau pengen lihat Nabil dari jauh karena rindu. Ia tidak berani datang langsung. Hendra melarangnya bertemu Nabil sebelum adanya kepastian hubungan mereka.

Beni melihat sekeliling kafe. Dan ada lambaian tangan dari salah seorang gadis yang duduk bertiga. Beni mendekati gadis yang dia rindukan beberapa hari ini.

"Hei. Dek apa kabarnya." Tanah Ben menatap sendu. Terlihat sekali ada rasa rindu yang tertahan di matanya.

"HM. Baik Bang. Oh ya kenalkan ini teman aku. Tria dan Cindy." Nabil memperkenalkan d kedua sahabatnya.

"Maaf ganggu waktu kalian." Ucap Ben basa-basi.

"Santaii aja kali Bang. Kita lagi nunggu matkul sore nanti. Jadi kami ada waktu kosong dan santai kayak sekarang." Tria menjelaskan agar Lelaki di depannya ini tidak salah paham.

"Oh. Ijin gabung ya." Beni tersenyum ramah pada kedua gadis teman Nabil. .

"He..he.. Iya bang. Tapi harus bayarkan makanan kami." Canda Cindy.

"Oh aman kalau itu." Jawab Ben membalas candaan Cindy.

Ketiganya menikmati makanan yang telah mereka pesan lebih dulu. Bahkan untuk Ben sudah dipesankan.

"Ini nggak ada isinya kan.?" Tanya Ben seolah serius.

Ketiga gadis tersebut saling pandang sangat lama Loading nya. "Kalau nggak ada isinya. Terus Abang mau makan piringnya aja." Jawaban Nabil santai. Ada kelegaan di hari Tria dan Cindy setelah sadar dengan pertanyaan Ben.

"Ha..ha.." Ben tertawa lepas melihat kelucuan wajah ketiga gadis tersebut.

"HM.. Kalian pulang kuliah jam berapa.?" Tanah Ben memakan makanan. Yang ada di depannya.

"Jam 5 sore Bang. Kenapa. Abang mau ajak kita jalan." Sru Cindy yang heboh.

Beni mengangguk. Tria langsung berseru. "Wah kebetulan sekali Bang. Alam semesta mengizinkan. Kuliah kosong, dosennya sakit tapi di beri tugas mandiri yang dikirim langsung ke email beliau, paling lambat besok pagi." Seru Tria yang melihat pesan di grop kampus mereka.

"Asyik..kita main..." Cindy heboh. Karena sudah beberapa bulan mereka sibuk Dnegan tugas. walau hari ini juga ada tugas tapi ada yang ajak jalan-jalan. tentu ia akan pilih ini untuk hilangkan stress.

"Kirim kesana dulu Bunda dek." Seru Ben pada Nabil yang dari tadi hanya diam. padahal dia sendiri yang minta ketemu.

"Oh.. Ok.!" Jawab Nabil salting.

"Cie . Cie .. Salting nih." Goda Cindy yang dapat lemparan tisu bekas tangan dari Nabil.

Ia pun akhirnya mengirimkan kesan lada Bundanya kalau ia izin pergi main. Bersama kedua sahabatnya.

*Hati-hati ya kak. Jangan terlalu malam." Nasehat Mei di telpon. Karena Mei langsung menelpon anaknya.

"Iya Bund.." Jawab Nabil pelan.

Suara Cindy dan Ben yang sendang berbicara terdengar oleh Mei." Kak. Itu suara Nak Ben.?" Tanya Mei penasaran.

Mei pun langsung merubah panggilan ke PC. " Hai Bund.. Apa kabar.!" Ujar Beni yang melihat Mei di layar.

"Baik nak. Apa kalian berdua ingin jalan.?" Tanah Mei curiga.

"Bund. Kita berempat pergi Bund." Tria berseru di kursi belakang. Mei bisa melihat mereka berempat.

"Oh. Hati-hati ya. Ingat jangan terlalu ngebut nak Ben." Nasehat Mei pada Ben yang sedang mengendarai mobil.

Mei merasa kecewa dengan sikap Ben yang tidak mengindahkan nasehat Mereka agar tidak bertemu dulu untuk sementara. Nyatanya mereka malah jalan bersama.

"Maaf.! Beni tidak izin dulu sama Bunda." Jawaban Ben merasa bersalah. Kenapa melihat kekecewaan di wajah Mei.

"Bukan Bang Ben yang salah Bund. kita berdua yang punya rencana. Sekalian kita ke perpustakaan untuk cari materi." Tria yang menjelaskan perjalanan mereka. Karena Nabil tak kunjung menjawab. Ia menunduk, takut nanti Bundanya marah.

Mei tersenyum. " Ya baiklah. Nanti antarkan anak Bunda seperti semula ya Ben." Canda Mei akhirnya yang mengerti.

Ada kelegaan di hati Ben dan Nabil. Namun Nabil masih sepenuhnya tenang, nanti sampai di rumah pasti ia akan di tatar oleh Ayah Bundanya.

Episodes
1 Wanita Tangguh
2 Bersyukur
3 Pertemuan
4 Jalan menuju Roma
5 Hilangnya Wibawa Beni
6 Gamangnya Pak Andre
7 Kebablasan
8 Di Goda Ayah
9 Manja
10 Izinkanlah ya Allah
11 Calon Mertua yang Heboh
12 Perdebatan membuahkan hasil
13 Pikirkan
14 Lagi Malas
15 Merasa Bersalah
16 Sindiran
17 Pertanyaan Ben
18 Gamang
19 Sandiwara meminang
20 Setuju
21 Saling Terbuka
22 Kepo
23 Posesif Nya Ben
24 Perkenalan
25 NCT
26 Suprise dapat suprise.
27 Ben yang Resek.
28 Balas Nabil pada Ben
29 Ide Ben
30 Bagi Kebahagian
31 Ibu Biang Gosip
32 Badai
33 Hinaan dan Cacian
34 Sahabat sejati
35 Gangguan mental
36 Julitnya Tetangga
37 Rencana kedepan
38 kapten Micellar
39 Perjuangan Ben
40 Tidak ingin di kejar
41 Malam romantis di Labuan Bajo
42 Candaan Fadhil
43 Bakpia
44 Ketegangan
45 Memanasnya Cindy dan Tria
46 Ulah Cicilia
47 Mencurigakan
48 Pameran
49 Ketegangan
50 Kemarahan Pak Winston
51 Kewaspadaan Ben
52 Cinta Sejati
53 Pacar Boongan
54 Kekesalan Ben
55 Kehadiran Ben
56 Barbekyu
57 Diporotin
58 Curiga
59 Usaha Mengejar prestasi
60 Salah paham
61 Terbuka
62 Terpecahkan
63 Jaga Diri
64 Sosmed
65 Pujian
66 Ketahuan
67 Cemburu dan penasaran
68 Pasrah
69 Ulah Nabil
70 Sahabat masa kecil Ben
71 Gara Oleh-oleh
72 Kegundahan
73 Rawat Jalan
74 Ujian Hidup
75 Keanehan Tria
76 Janji Ben
77 Interaksi Jarak Jauh
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Wanita Tangguh
2
Bersyukur
3
Pertemuan
4
Jalan menuju Roma
5
Hilangnya Wibawa Beni
6
Gamangnya Pak Andre
7
Kebablasan
8
Di Goda Ayah
9
Manja
10
Izinkanlah ya Allah
11
Calon Mertua yang Heboh
12
Perdebatan membuahkan hasil
13
Pikirkan
14
Lagi Malas
15
Merasa Bersalah
16
Sindiran
17
Pertanyaan Ben
18
Gamang
19
Sandiwara meminang
20
Setuju
21
Saling Terbuka
22
Kepo
23
Posesif Nya Ben
24
Perkenalan
25
NCT
26
Suprise dapat suprise.
27
Ben yang Resek.
28
Balas Nabil pada Ben
29
Ide Ben
30
Bagi Kebahagian
31
Ibu Biang Gosip
32
Badai
33
Hinaan dan Cacian
34
Sahabat sejati
35
Gangguan mental
36
Julitnya Tetangga
37
Rencana kedepan
38
kapten Micellar
39
Perjuangan Ben
40
Tidak ingin di kejar
41
Malam romantis di Labuan Bajo
42
Candaan Fadhil
43
Bakpia
44
Ketegangan
45
Memanasnya Cindy dan Tria
46
Ulah Cicilia
47
Mencurigakan
48
Pameran
49
Ketegangan
50
Kemarahan Pak Winston
51
Kewaspadaan Ben
52
Cinta Sejati
53
Pacar Boongan
54
Kekesalan Ben
55
Kehadiran Ben
56
Barbekyu
57
Diporotin
58
Curiga
59
Usaha Mengejar prestasi
60
Salah paham
61
Terbuka
62
Terpecahkan
63
Jaga Diri
64
Sosmed
65
Pujian
66
Ketahuan
67
Cemburu dan penasaran
68
Pasrah
69
Ulah Nabil
70
Sahabat masa kecil Ben
71
Gara Oleh-oleh
72
Kegundahan
73
Rawat Jalan
74
Ujian Hidup
75
Keanehan Tria
76
Janji Ben
77
Interaksi Jarak Jauh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!