Izinkanlah ya Allah

Setelah pamitan dengan orang tuanya. Nabil pun masuk ke mobil Ben yang terparkir di depan rumah.

"Eh. Neng Nabil ke mana atuh. Ih kok bisa ya dapat pacar pakai mobil, asalkan orang baik aja ya teh.." Ujar salah seorang ibuk-ibuk tetangga Nabil yang berdiri pas depan pagar. Di samping PAUD milik Bunda Mei.

"Iya Kasihan kan Bundanya yang sudah cari uang kalau dapat calon mantu yang jelas kerjaannya." Ujar satunya lagi.

Beni dan Nabil mendengar dengan jelas percakapan mereka. Beni memegang tangan Nabil dan menggelengkan kepalanya.

Nabil pun mengangguk, ia tidak mungkin melawan ibuk-ibuk yang julit Karena ada Ben. Jika tidak udah pasti Dia akan membalasnya.

"Begitulah di sini Bang. Makanya aku tidak mau ada laki-laki datang ke rumah, walau teman aku kadang pengen kerjakan tugas kelompok di rumah ku. Tapi selalu aku tolak. Karena lingkungan seperti ini." Curhat Nabil.

Beni tersenyum." Dimana-mana itu ada dek. Yang penting kita nggak begitu. orang iri tuh tandanya ia tidak mampu seperti kita makanya cari kelemahan kita. Jadi jangan hirau kata-kata yang membuat kita down. Tapi jadikanlah sebagai motivasi gambar lebih semangat lagi kedepannya." Nasehat Ben.

Nabil pun mengangguk. Tak terasa mereka bercerita apa adanya tanpa mereka sadari. Keakraban itu terjalin. Keduanya saling bercerita tentang apa yang mereka alami. Hingga Ben menghentikan mobilnya di sebuah kafe yang beraroma romantis dengan alam. Kursi Kayu yang tertata di bawah pohon rindang. Jadi tampak sejuk dan arsi.

"Duduklah... " Beni mengeluarkan kursi kayu tersebut. Ia pun duduk setelah Nabil duduk berhadapan dengannya.

"Kamu suka tempatnya." Tanya Beni tersenyum lembut.

"HM. Ya.. tempatnya Ardi sekali. Aku suka." Ujarnya sumringah.

Beni pun tersenyum memandang gadis tersebut." Kalau kamu suka, jadi tempat favorit kita ya, kalau kita pergi main." Usul Ben yang juga di setujui Nabil.

Tak lama datang seorang pelayan menghampiri mereka. " Kamu pesan apa. Pilih saja sendiri ya, samakan saja untuk Abang." Beni menyerahkan menu yang di berikan gadis pelayan kafe. Nabil mengangguk dan memilihnya.

"Pasangan romantis." Goda si pelayan.

Beni hanya tersenyum, Sedangkan Nabil jadi salah tingkah. Ia menutup wajahnya dengan buku menu. Seolah ia memilih menu yang akan dia pesan.

Nabil pun memberikan buku tersebut setelah memilihnya." Ini mbak." Ujarnya. Ia belum melihat ke arah Ben yang ia tahu Ben memperhatikannya.

"Dek.." panggil Ben lembut. Nabil menoleh.

"Ada apa. kok kelihatan kesal gitu.?" Tanah Ben yang tidak tahu. Kalau ia sebenarnya malu mendengar godaan pelayan tadi. Mereka kan tidak ada hubungan. .

"Ah nggak.. Lagi bingung aja." Jawabnya asal.

Beni mendekatkan kursinya. Ia penasaran apa yang di pikirkan gadisnya. " Apa yang bikin adek bingung." Beni setengah berbisik. Nabil bisa merasakan Deri nafas Ben yang ada di sebelahnya, tubuh Nabil menjadi kaku.

"Kok Abang duduk di sini..." Usir Nabil saat baru sadar dengan Ben yang makin dekat.

Beni terkekeh." Kenapa.? Kan nggak dekat dengan calon istri sendiri." Goda Ben pada gadis tersebut.

Nabil nampak sewot." Calon istri. Sejak kapan.. Jangan ngadi-ngadi deh pak. nanti jatuh kalau terlalu lama mimpinya." Sewot Nabil.

Beni terkekeh. Ini yang dia suka dengan gadis tersebut. kalau berkata tanpa di buat-buat lembut. Emang dasarnya saja ia itu jutek. Tapi bagi Ben itu buat dia makin cinta dan gemes.

Beni :"Boleh cubit nggak.?"

Nabil:"Nggak."

Ben: "Boleh dekat nggak?"

Nabil:"Nggak."

Beni:"Boleh cinta nggak?"

Nabil:"Nggak."

Beni: " Jadi bolehnya ngapain dong. Nikah aja." Goda Ben. Nabil yang menatapnya sengit tadi langsung berpaling. Tangannya ia pilin Krena grogi.

Beni yang perhatikan tingkah gadis tersebut tersenyum. Ia selalu suka dengan tingkahnya itu yang apa adanya.

"Abang serius dengan ucapannya" Tanya Nabil setelah cukup lama diam.

Pelayan datang mengantarkan pesanan mereka. " Makanlah dulu. Nanti nggak enak di anggur kan lama." Perintah Ben lembut.

Mereka pun akhirnya memakan menu sederhana. nasi goreng suwir ayam dengan banyak toping dan sup buah yang segar.

"HM. Pesanan ku sehat semua ya. biasanya anak muda sekarang sukanya makan kekinian." Beni menikmatinya.

"Abang tidak suka. Biar aku pesankan lagi." Nabil merasa tidak enak.

"Bukan tidak suka. Malah sebaliknya. Kamu nggak suka makan mie instan yang berbagai olahan gitu." Tunjuk Ben pada spanduk yang terpanjang di sana.

Nabil menggeleng." Bunda sering mengingatkan kami. Kalau ada yang sehat kenapa pilih yang lain." Jawabnya. Beni pun mengangguk.

Beni berpikir sendiri.Mereka melanjutkan makan sampai makanan mereka habis. Hanya tinggal sup buah yang belum di sentuh. Beni pun mengambil sup buah tersebut.

"Kamu suka minuman seperti ini. Kenapa nggak pilih minuman yang lagi viral. Kan banyak tuh minuman kafein yang sangat menggiurkan." Tanya Beni makin penasaran.

"Kata Bunda sih. minuman kafein itu enak. Tapi tidak bagus di konsumsi tiap hari dan juga tidak sehat. Itu akan merusak tubuh kita. Jika kita lebih menjaga pola makan dan minum kita, kita tidak perlu berobat. Karena mencegah lebih baik dari pada mengobati." Nabil menceritakan semua apa yang ia dapat dari orang tuanya. Terutama Bundanya yang sering bercerita dengannya.

"Bunda hebat ya. Milik anak yang cantik dan pintar seperti kamu. Abang bahagia jika Allah mengizinkan Abang masuk ke keluarga kamu." Ujar Beni serius.

Nabil terdiam. Wajahnya kembali panik. Beni bisa melihat itu. Beni menggenggam tangan gadis tersebut berubah dingin.

"Dek. Dengar Abang. Abang memang menyayangi adek, dan ingin menjadikan adek milik Abang selamanya. Namun Abang tidak ingin memaksanya. Kita jalani ini apa adanya dulu, Yang pasti Adek itu calon istri Abang. Mau ya.. Jangan tolak Abang." Nabil menatap mata Ben yang tidak ada kebohongan.

Ia menarik tangannya pelan." Bang. Terus terang. Aku belum pernah pacaran. Dan belum pernah jatuh cinta... Jika nanti aku bisa mencintai Abang. Apa Abang janji tidak tinggalkan aku nantinya." Pinta Nabil.

"Sama Dek. Abang juga belum pernah pacaran. Abang dulu malah sering di jelek-jelek kan teman Abang. Kan kulit Abang agak gelap. Biasanya cewek kan suka dengan pemuda yang kulitnya putih, tinggi. Itu terlihat keren ya kan.? Nah Abang tidak pernah di pandang baik oleh mereka saat SMA. Tapi kalau adek pasti banyak yang suka kan.?" Tanya Ben yang di anggukkan tanpa sadar.

Beni terkekeh melihat jawaban jujur gadis tersebut. Ia selalu saja tertawa jika dekatnya.

"Ya Allah. Izinkanlah dia jadi istriku satu untuk selamanya." Lirih Beni memandang Nabil lekat. Sedangkan yang di kandang membuang muka karena tidak nyaman.

Episodes
1 Wanita Tangguh
2 Bersyukur
3 Pertemuan
4 Jalan menuju Roma
5 Hilangnya Wibawa Beni
6 Gamangnya Pak Andre
7 Kebablasan
8 Di Goda Ayah
9 Manja
10 Izinkanlah ya Allah
11 Calon Mertua yang Heboh
12 Perdebatan membuahkan hasil
13 Pikirkan
14 Lagi Malas
15 Merasa Bersalah
16 Sindiran
17 Pertanyaan Ben
18 Gamang
19 Sandiwara meminang
20 Setuju
21 Saling Terbuka
22 Kepo
23 Posesif Nya Ben
24 Perkenalan
25 NCT
26 Suprise dapat suprise.
27 Ben yang Resek.
28 Balas Nabil pada Ben
29 Ide Ben
30 Bagi Kebahagian
31 Ibu Biang Gosip
32 Badai
33 Hinaan dan Cacian
34 Sahabat sejati
35 Gangguan mental
36 Julitnya Tetangga
37 Rencana kedepan
38 kapten Micellar
39 Perjuangan Ben
40 Tidak ingin di kejar
41 Malam romantis di Labuan Bajo
42 Candaan Fadhil
43 Bakpia
44 Ketegangan
45 Memanasnya Cindy dan Tria
46 Ulah Cicilia
47 Mencurigakan
48 Pameran
49 Ketegangan
50 Kemarahan Pak Winston
51 Kewaspadaan Ben
52 Cinta Sejati
53 Pacar Boongan
54 Kekesalan Ben
55 Kehadiran Ben
56 Barbekyu
57 Diporotin
58 Curiga
59 Usaha Mengejar prestasi
60 Salah paham
61 Terbuka
62 Terpecahkan
63 Jaga Diri
64 Sosmed
65 Pujian
66 Ketahuan
67 Cemburu dan penasaran
68 Pasrah
69 Ulah Nabil
70 Sahabat masa kecil Ben
71 Gara Oleh-oleh
72 Kegundahan
73 Rawat Jalan
74 Ujian Hidup
75 Keanehan Tria
76 Janji Ben
77 Interaksi Jarak Jauh
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Wanita Tangguh
2
Bersyukur
3
Pertemuan
4
Jalan menuju Roma
5
Hilangnya Wibawa Beni
6
Gamangnya Pak Andre
7
Kebablasan
8
Di Goda Ayah
9
Manja
10
Izinkanlah ya Allah
11
Calon Mertua yang Heboh
12
Perdebatan membuahkan hasil
13
Pikirkan
14
Lagi Malas
15
Merasa Bersalah
16
Sindiran
17
Pertanyaan Ben
18
Gamang
19
Sandiwara meminang
20
Setuju
21
Saling Terbuka
22
Kepo
23
Posesif Nya Ben
24
Perkenalan
25
NCT
26
Suprise dapat suprise.
27
Ben yang Resek.
28
Balas Nabil pada Ben
29
Ide Ben
30
Bagi Kebahagian
31
Ibu Biang Gosip
32
Badai
33
Hinaan dan Cacian
34
Sahabat sejati
35
Gangguan mental
36
Julitnya Tetangga
37
Rencana kedepan
38
kapten Micellar
39
Perjuangan Ben
40
Tidak ingin di kejar
41
Malam romantis di Labuan Bajo
42
Candaan Fadhil
43
Bakpia
44
Ketegangan
45
Memanasnya Cindy dan Tria
46
Ulah Cicilia
47
Mencurigakan
48
Pameran
49
Ketegangan
50
Kemarahan Pak Winston
51
Kewaspadaan Ben
52
Cinta Sejati
53
Pacar Boongan
54
Kekesalan Ben
55
Kehadiran Ben
56
Barbekyu
57
Diporotin
58
Curiga
59
Usaha Mengejar prestasi
60
Salah paham
61
Terbuka
62
Terpecahkan
63
Jaga Diri
64
Sosmed
65
Pujian
66
Ketahuan
67
Cemburu dan penasaran
68
Pasrah
69
Ulah Nabil
70
Sahabat masa kecil Ben
71
Gara Oleh-oleh
72
Kegundahan
73
Rawat Jalan
74
Ujian Hidup
75
Keanehan Tria
76
Janji Ben
77
Interaksi Jarak Jauh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!