Bab 19. Hubungan kandas

Pak Bujang menatap obat yang sudah di berikan oleh dokter rumah sakit, kata nya gigi Diana semua bagus dan tidak ada sama sekali gejala penyakit lain. kekhawatiran nya Bu Hasnah tidak terbukti bahw anak nya punya kanker, senang karena Diana akan sehat, apa lagi sejak minum obat dokter dia sudah agak tenang dan sekarang sedang tidur.

Deni terdiam karena mendengar juga penjelasan nya dokter bahwa gigi Diana semua bagus, tapi kenapa dia sampai sakit begitu parah, apa yang sebenar nya sudah terjadi pada adik nya. dalam perjalanan ini mereka hanya diam saja tak ada yang bersuara, karena mereka tenggelam dalam pikiran masing masing.

"Isi minyak nya dulu, Den." Bujang ingan dengan ucapan Norma.

"Sudah tadi ku isi, full kok ini." sahut Deni.

"Oh ya sudah kalau begitu, malu kalai kita tidak mengisi bensi nya." ucap Pak Bujang.

"Kalian tidak usah berisik dulu, Diana baru tidur." Bu Hasnah tidak ingin Diana terganggu.

Mobil mereka sudah memasuki kawasan desa ini, Deni mengemudikan mobil dengan hati hati agar tidak sampai lecet karena mobil orang. masih untung di pinjami, jadi ya harus di rawat lah agar yang punya tidak marah atau kecewa. Deni dan orang tua nya belum tahu bahwa Diana sudah putus, andai kan tau maka mereka pasti malu untuk pinjam.

"Hati hati gendong nya, Pak." Bu Hasnah tetap cemas juga.

"Semoga saja masih hilang rasa sakit dia, aduh berat juga." keluh Pak Bujang.

"Biar aku saja, Pak." Deni menggendong adik nya masuk kedalam rumah.

"Jangan kasar gitu dong, Den!" Bu Hasnah kasihan pada Diana.

Deni tidak mendengarkan nya dan asal. Gendong yang penting sampai rumah, Ria sudah membersihkan ruangan depan agar Diana istirahat dulu di ruangan itu karena kamar lumayan sempit. takut nya nanti ada yang menjenguk, sudah jadi kebiasan warga sini bila ada yang sakit maka semua nya akan datang berkunjung.

"Jadi apa kata Dokter, Bu?" Ria bertanya setelah Ibu nya duduk.

"Dokter juga tidak tahu pasti, hasil nya masih tiga hari lagi akan keluar! tapi yang jelas bukan gejala kanker kata nya." jawab Bu Hasnah.

"Syukur lah kalau bukan kanker, ku rasa memang karena mau berlubang saja maka nya jadi sakit." ujar Ria.

"Tapi bagus tadi kata dokter nya, gigi Diana sama sekali tidak ada yang lubang." sangkal Bu Hasnah membuat Ria bingung juga.

"Lalu apa ya, kok Diana sangat kesakitan begitu! itu kening dia kenapa, Bu?" Ria menunjuk kening adik nya.

"Di jalan pun dia terus membenturkan kepala nya, jadi ya memar dan sebagian ada berdarah juga." jelas Bu Hasnah dengan wajah lelah nya.

Ria kaget dan memeriksa seluruh kening Diana yang memang memar parah, tampak kebiruan walau kulit Diana coklat. mungkin tidak kuat menahan rasa sakit sehingga dia pun gelap mata membenturkan kepala nya, Ria curiga ini kanker otak memang.

Tidak ada yang curiga pada santet, sebab desa mereka sudah aman dari hal seperti itu. bahkan hampir tidak pernah lagi ada yang mati karena santet, sebab dukun nya pun sangat susah untuk di temukan, paling bila ketemu maka hanya akan bertemu dengan dukun abal abal yang hanya mau uang nya saja.

"Ibu istirahat saja dulu, aku mau ketemu Uda." ujar Ria mencari Deni.

"Iya, maka nya Diana tidur sini saja biar Ibu enak menemani nya." angguk Bu Hasnah.

"Baik lah, nanti aku akan pindahkan kasur nya juga." angguk Ria, sebab nanti jam tiga sudah jam kerja dia di pabrik.

Ria mendekati Deni yang sedang menghisap rokok sambil melihat ponsel nya, agak ragu tapi dia akhir nya memutuskan untuk bicara dengan Uda saja. sebab bila bicara dengan Bu Hasnah, yang ada nanti malah sangat panik dan heboh tidak karuan karena Ibu nya paling penakut di rumah ini pasti nya.

"Aku mau menunjukan foto tadi malam sama Uda, ada pocong di kamar Diana." Ria tanpa basa basi langsung bicara.

"Ngomong apa kamu?" Deni menatap adik nya.

"Tadi malam aku jelas melihat pocong di bawah ranjang Diana, dan aku juga mengambil foto kaki nya yang berdarah." Ria membuka ponsel untuk mencari foto.

"Nah, lihat!"

Ria membalik ponsel nya menunjukan pada Deni hasil potret tadi malam bagai mana rapak pocong yang berdarah segar, namun Deni malah menatap Ria heran karena bicara melantur tidak tentu arah sehingga mengecek suhu tubuh Ria. apa mungkin adik nya ini sedang demam, namun suhu Ria normal saja.

"Itu cuma foto lantai." ujar Deni.

"Hah?" Ria melihat kembali dan jadi sangat kaget.

"Kau kayak nya gabut sekali ya sampai lantai saja kau foto." ejek Deni.

"Ya allah, tapi tadi malam ada jejak darah nya!" kekeh Ria.

"Ngomong apa sih? Uda capek dan ini masih mau mengembalikan mobil." Deni segera masuk kedalam mobil.

"Kenapa bisa berubah?" Ria bergumam sendirian.

Masa iya tadi malam dia salah lihat dan jadi asal foto saja, tapi rasa nya tadi malam adalah hal yang sangat nyata sekali, ada apa ini sebenar nya. Ria punya firasat yang tidak bagus sekarang, apa mungkin ada sesuatu yang buruk.

"Ayo kau bawa motor, nanti bonceng Uda." ajak Deni dari dalam mobil.

"Ndak jalan saja, kan sekalian olah raga." gurau Ria.

"Buruan lah, Uda capek ini." keluh Deni yang memang sangat lelah.

"Iya, sabar dong!" Ria pun menghidupkan motor nya, mengikuti mobil milik keluarga Novan yang sudah di pinjam.

Sampai lah mereka di rumah nya Novan dan mobil juga langsung di parkir secara rapi oleh Deni, dia mencari pemilik rumah untuk mengucapkan terima kasih karena sudah di pinjami mobil sehingga mereka pun bisa membawa Diana berobat kerumah sakit. Ria juga turun dari motor, dia pun harus bilang terima kasih.

"Wih motor baru, Van." tegur Deni karena mereka memang berteman.

"Alhamdulilah, nabung juga lama." jawab Novan merendah.

"Tapi akhir nya kebeli, bagus banget ini." Deni pun pengen tapi tidak punya uang.

"Kredit kan bisa, Bang." sahut Novan sambil tersenyum.

"Nanti lah, pakai yang lama saja dulu walau sudah bobrok." sahut Deni.

"Eh ini kunci mobil nya, terima kasih sudah meminjami kami mobil." Deni memberikan kunci pada Novan.

"Sama sama, kalau butuh pinjam saja lagi tidak apa apa kok." ucap Novan.

"Mas kan memang gitu, kalau soal pacar mu apa pun pasti di berikan!" cetus Norma.

"Tidak baik begitu, Mas juga sudah tidak punya hubungan sama Diana."

Ucapan Novan sukses membuat semua yang ada jadi kaget, terutama Deni dan Ria karena mereka memang tidak tahu bahwa hubungan kedua nya sudah kandas dan sejak kapan pula itu terjadi.

Terpopuler

Comments

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

dokter nya juga gak jelas udah ketahuan sakit gigi tapi bilangnya gak knp napa

2024-12-07

0

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

nah loh tiba tiba putus
hayoo knp

2024-12-07

0

Mey-mey89

Mey-mey89

semangat thorrr

2024-11-14

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. pengenalan
2 Bab 2. Kalem nya Ria
3 Bab 3. bertemu pria lain
4 Bab 4. Ria terjebak
5 Bab 5. Bengkel Andi
6 Bab 6. Purnama
7 Bab 7. Novan tidak percaya
8 Bab 8. Novan tahu
9 Bab 9. Minta uang
10 Bab 10. Diana vs Norma
11 Bab 11. Teluk Seketi
12 Bab 12. Berhasil
13 Bab 13. Memberikan racun
14 Bab 14. Sakit gigi
15 Bab 15. Sakit gigi
16 Bab 16. Kerumah sakit
17 Bab 17. Motor baru Novan
18 Bab 18. Ria melihat pocong
19 Bab 19. Hubungan kandas
20 Bab 20. Gigi busuk
21 Bab 21. Novan datang
22 Bab 22. Mendatangi teluk lagi
23 Bab 23. Di suruh sholat
24 Bab 24. Seminggu berlalu
25 Bab 25. Cap tangan
26 Bab 26. Di tengah rawa
27 Bab 27. Flasback
28 Bab 28. Flasbcak part 2
29 Bab 29. Cap tangan berdarah
30 Bab 30. Novan ikut mencari
31 Bab 31. Ria di ganggu
32 Bab 32. Diana kaku
33 Bab 33. Ustad Basri
34 Bab 34. Penyesalan
35 Bab 35. Aksara dapat tugas
36 Bab 36. Video Diana
37 Bab 37. Bertemu Arya lagi
38 Bab 38. hanya bisa mengumpat
39 Bab 39. Arya naik darah
40 Bab 40. Di tebas Aksara
41 Bab 41. sisi lain Arya.
42 Bab 42. Tidak menemukan penawar
43 Bab 43. Di penjara
44 Bab 44. Bertemu Diana
45 Bab 45. Purnama beraksi
46 Bab 46. Gantung diri
47 Bab 47. Melayat
48 Bab 48. pindah penjara
49 Bab 49. memandikan jenazah
50 Bab 50. Selesai di kubur
51 Bab 51. Beno datang
52 Bab 52. Novan
53 Bab 53. Menunggu Arya
54 Bab 54. Hukuman
55 Bab 55. Hukuman Arya
56 Bab 56. Yoto
57 Bab 57. Fatma mencari suami nya
58 Bab 58. Setan Diana
59 Bab 59. Ada yang menolong
60 Bab 60. Nilam
61 Bab 61. Di kandang sapi
62 Bab 62. Terbakar
63 Bab 63. Ria dan Andi
64 Bab 64. Mengandalkan Purnama
65 Bab 65. Deni
66 Bab 66. Kematian Deni
67 Bab 67. Mendatangi lembah
68 Bab 68. Arya di bebaskan
69 Bab 69. Laba laba
70 Bab 70. Ria ingin minta tolong
71 Bab 71. Barok
72 Bab 72. Tumbang dua
73 Bab 73. Ternyata Diana
74 Bab 74. Arwah Diana
75 Bab 75. Rawa rontek
76 Bab 76. Mencari kelemahan
77 Bab 77. Berusaha melumpuhkan
78 Bab 78. Mencari bambu
79 Bab 79. Mendapatkan bambu
80 Bab 80. Leha
81 Bab 81. berhasil
82 Bab 82. Cacing
83 Bab 83. Ternyata tabib
84 Bab 84. Ujian
85 Bab 85. Ujian part 2
86 Bab 86. Ingin menikah
87 Bab 87. Terbakar
88 Bab 88. kisah kembar beda ibu
89 Bab 89. kisah part 2
90 Bab 90. kisah part 3
91 Bab 91. Tidak jadi kompor
92 Bab 92. Di temui Novan
93 Bab 93. Pernikahan A&R
94 Bab 94. Pembahasan cinta
95 Bab 95. Penolakan Bagas
96 Bab 96. Acara Norma
97 Bab 97. Penolakan kejam
98 Bab 98. Keluhan Andi
99 Bab 99. Ketahuan
100 Bab 100. selesai
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1. pengenalan
2
Bab 2. Kalem nya Ria
3
Bab 3. bertemu pria lain
4
Bab 4. Ria terjebak
5
Bab 5. Bengkel Andi
6
Bab 6. Purnama
7
Bab 7. Novan tidak percaya
8
Bab 8. Novan tahu
9
Bab 9. Minta uang
10
Bab 10. Diana vs Norma
11
Bab 11. Teluk Seketi
12
Bab 12. Berhasil
13
Bab 13. Memberikan racun
14
Bab 14. Sakit gigi
15
Bab 15. Sakit gigi
16
Bab 16. Kerumah sakit
17
Bab 17. Motor baru Novan
18
Bab 18. Ria melihat pocong
19
Bab 19. Hubungan kandas
20
Bab 20. Gigi busuk
21
Bab 21. Novan datang
22
Bab 22. Mendatangi teluk lagi
23
Bab 23. Di suruh sholat
24
Bab 24. Seminggu berlalu
25
Bab 25. Cap tangan
26
Bab 26. Di tengah rawa
27
Bab 27. Flasback
28
Bab 28. Flasbcak part 2
29
Bab 29. Cap tangan berdarah
30
Bab 30. Novan ikut mencari
31
Bab 31. Ria di ganggu
32
Bab 32. Diana kaku
33
Bab 33. Ustad Basri
34
Bab 34. Penyesalan
35
Bab 35. Aksara dapat tugas
36
Bab 36. Video Diana
37
Bab 37. Bertemu Arya lagi
38
Bab 38. hanya bisa mengumpat
39
Bab 39. Arya naik darah
40
Bab 40. Di tebas Aksara
41
Bab 41. sisi lain Arya.
42
Bab 42. Tidak menemukan penawar
43
Bab 43. Di penjara
44
Bab 44. Bertemu Diana
45
Bab 45. Purnama beraksi
46
Bab 46. Gantung diri
47
Bab 47. Melayat
48
Bab 48. pindah penjara
49
Bab 49. memandikan jenazah
50
Bab 50. Selesai di kubur
51
Bab 51. Beno datang
52
Bab 52. Novan
53
Bab 53. Menunggu Arya
54
Bab 54. Hukuman
55
Bab 55. Hukuman Arya
56
Bab 56. Yoto
57
Bab 57. Fatma mencari suami nya
58
Bab 58. Setan Diana
59
Bab 59. Ada yang menolong
60
Bab 60. Nilam
61
Bab 61. Di kandang sapi
62
Bab 62. Terbakar
63
Bab 63. Ria dan Andi
64
Bab 64. Mengandalkan Purnama
65
Bab 65. Deni
66
Bab 66. Kematian Deni
67
Bab 67. Mendatangi lembah
68
Bab 68. Arya di bebaskan
69
Bab 69. Laba laba
70
Bab 70. Ria ingin minta tolong
71
Bab 71. Barok
72
Bab 72. Tumbang dua
73
Bab 73. Ternyata Diana
74
Bab 74. Arwah Diana
75
Bab 75. Rawa rontek
76
Bab 76. Mencari kelemahan
77
Bab 77. Berusaha melumpuhkan
78
Bab 78. Mencari bambu
79
Bab 79. Mendapatkan bambu
80
Bab 80. Leha
81
Bab 81. berhasil
82
Bab 82. Cacing
83
Bab 83. Ternyata tabib
84
Bab 84. Ujian
85
Bab 85. Ujian part 2
86
Bab 86. Ingin menikah
87
Bab 87. Terbakar
88
Bab 88. kisah kembar beda ibu
89
Bab 89. kisah part 2
90
Bab 90. kisah part 3
91
Bab 91. Tidak jadi kompor
92
Bab 92. Di temui Novan
93
Bab 93. Pernikahan A&R
94
Bab 94. Pembahasan cinta
95
Bab 95. Penolakan Bagas
96
Bab 96. Acara Norma
97
Bab 97. Penolakan kejam
98
Bab 98. Keluhan Andi
99
Bab 99. Ketahuan
100
Bab 100. selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!