Bagaimana?

"Apa yang terjadi Hana?" tanya Farah keheranan.

Tiba-tiba saja Hana menarik diri untuk tidak ikut campur dalam urusan pernikahan klien VIP.

"Kau sangat berpengalaman dari karyawanku lainnya!"

"Beri kesempatan pada karyawan baru supaya mereka bisa belajar, aku akan menangani klien lain," ucap Hana yang tetap pada pendiriannya.

"Bukankah kau butuh biaya untuk sekolah anak-anakmu?" tanya Farah lagi.

"Kali ini bonusnya sangat besar jadi pikirkan baik-baik!"

Lagi-lagi Hana dibuat bingung, dia tidak bisa mengurus pernikahan mantan suaminya tapi dia juga membutuhkan banyak uang.

"Baiklah," Hana akhirnya memilih bersikap profesional saja.

Perempuan itu pulang dengan perasaan kacau tapi Hana berusaha bersikap seperti biasanya.

Hari ini Hana pulang tanpa membawa apapun untuk anak kembarnya.

Ayah Heri rupanya juga pulang lebih awal dan membawakan ayam goreng.

"Mama..." panggil si kembar ketika melihat Hana.

"Kakek membawakan ayam goreng, ayo kita makan!"

Perasaan kacau sebelumnya seketika langsung sirna begitu saja.

Hana selalu bersyukur mempunyai seorang ayah seperti ayah Heri.

"Tolong suapi mama!" pinta Hana.

Tangan kecil Venus mengambil secuil ayam gorengnya lalu dia berikan pada sang ibu.

"Enak sekali," komentar Hana seraya tertawa.

Walaupun tertawa tapi ayah Heri bisa merasakan jika Hana tengah menyembunyikan sesuatu.

Jadi, ketika si kembar sudah tidur sang ayah ingin berbicara berdua dengan putrinya.

"Apa ayah memanggilku?" tanya Hana.

"Pekerjaanmu baik-baik saja hari ini?" Ayah Heri justru bertanya balik.

"Begitulah," jawab Hana seraya menghela nafasnya panjang.

"Katakan saja!" Ayah Heri meminta Hana untuk bicara jujur.

Entah kenapa mata Hana jadi berkaca-kaca, dia akhirnya memutuskan untuk berbicara pada sang ayah.

"Hari ini aku menangani klien VIP, putri perdana menteri," ucap Hana mulai bercerita.

"Dan apa ayah tahu siapa calon suaminya?"

Ayah Heri diam dan mendengarkan tanpa menyela sedikitpun.

"Calon suaminya adalah Heston," tambah Hana.

Tentu saja ayah Heri terkejut mendengar hal itu.

"Apa dia masih melupakanmu?" tanya ayah Heri memastikan.

"Ya, sepertinya begitu dan aku tidak berharap lagi padanya," balas Hana.

"Kalau begitu, kau juga harus memulai kehidupan barumu bersama laki-laki lain jika calon suamimu keberatan akan adanya Mars dan Venus biar ayah yang mengurus mereka tanpa mengganggu rumah tangga barumu," ucap ayah Heri mencoba berbesar hati.

Biarpun ayah Heri mengatakan hal itu untuk kebaikan Hana tapi tetap saja Hana merasa kesal karena anak-anaknya bukanlah beban untuk calon suaminya kelak.

"Aku akan mencobanya," ucap Hana kemudian.

Malam itu, Hana tidur di kamar anak-anaknya, hanya dua malaikat kecil itu penghiburnya sekarang.

"Mama..." Mars terbangun dan memeluk Hana di sana.

"Tidurlah lagi," balas Hana seraya mengelus kepala putranya.

"Kapan aku bisa sekolah?" tanya Mars.

"Tahun ini anak-anak mama akan sekolah jadi bersikaplah baik," jawab Hana.

Setelah mendengar itu, Mars tersenyum dan kembali tidur.

Lebih baik Hana fokus memikirkan pendidikan anak-anaknya terlebih dahulu.

Hana mulai mencari sekolah yang bagus untuk si kembar.

"Ibu, aku akan memasukkan si kembar ke sekolah yang mempunyai fasilitas antar jemput ke rumah jadi ibu bisa bersantai," ucap Hana keesokan harinya.

"Kenapa ibu jadi merasa aneh, mungkin sudah terbiasa setiap hari mengurus cucu-cucuku jadi kalau tidak repot mengurus mereka rasanya ada sesuatu yang janggal," balas ibu Maya.

"Mereka sudah semakin besar ibu," tambah Hana.

"Aku dengar Heston sudah kembali?" tanya ibu Maya.

"Bagaimana jika Heston suatu hari bertemu dengan Mars dan Venus?"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***