Mencari Informasi

Bukan hanya Hana yang terkejut tapi Heston juga merasakan hal sama.

Lelaki itu baru kembali dari luar negeri karena orang tuanya terus memaksa menikah dengan Queen.

Mereka sudah dijodohkan dari kecil jadi Heston sangat mengenal sosok calon istrinya.

Orang tua Heston tidak mencari kabar tentang Hana jadi mereka juga tidak tahu kalau sudah mempunyai dua cucu sekaligus.

"Bukankah dia wanita itu?" gumam Heston dalam hatinya.

Lelaki itu mencoba mengingat kejadian di rumah sakit lima tahun lalu.

Namun, kepalanya kembali berdenyut sakit.

Setiap Heston mencoba mengingat kejadian sebelum dirinya kecelakan pasti kepalanya akan mengalami sakit luar biasa.

"Sayang, apa sakit kepalamu kambuh lagi?" tanya Queen seraya mendekati Heston.

"Aku akan pergi dulu," Heston buru-buru pamit undur diri.

Sebelum pergi, Heston melirik ke arah Hana yang masih diam mematung di tempatnya.

Jujur saja badan Hana bergetar, mulutnya ingin berteriak tapi dia tidak bisa melakukan semua itu.

"Maafkan calon suamiku, dia memang kadang seperti itu karena masih mengalami trauma pasca kecelakaan yang pernah dialaminya," ucap Queen setelah Heston benar-benar pergi.

Dari sini Hana bisa menyimpulkan jika Heston belum sembuh dan masih mengalami amnesia.

Tidak ingin terpengaruh, Hana mencoba mengontrol emosinya.

Dia harus bersikap profesional.

"Kalau begitu mari kita bicarakan tentang rancangan gaun pengantin Anda," ucap Hana.

Sungguh nasib baik selalu tidak pernah berpihak pada Hana, setelah diceraikan secara tiba-tiba kini justru Hana harus membantu proses pernikahan mantan suaminya.

Dan yang paling menyebalkan adalah Heston tidak mengingat apapun.

Sementara Queen yang tidak tahu menahu cukup puas dengan rancangan gaun pengantin miliknya.

"Tidak perlu ada revisi, detailnya sudah cukup bagus," ucap Queen pada akhirnya.

Hana bisa melihat jika Queen sangat berbeda sekali dengan dirinya, pantas saja orang tua Heston sangat menentang hubungan mereka dulu.

Saat keluar dari ruangan Queen, Hana tampak baik-baik saja tapi ketika masuk ke dalam lift, dia langsung mendudukkan dirinya.

Air mata langsung saja menetes begitu saja.

*

*

Heston terus memikirkan wajah Hana sebelumnya, perempuan itu tampak terkejut saat melihatnya dan Hana tidak mengucapkan kalimat apapun.

Hal itu sangat mengganggu pikiran Heston sekarang.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada kami?" gumam Heston.

Kalau dipikir-pikir lagi kenapa dulu Hana mengaku kalau mereka sudah menikah.

Walaupun selalu menyangkal tapi tangisan Hana waktu selalu menjadi mimpi buruknya.

Untuk itu dia tidak pernah kembali tapi kenapa sekarang mereka justru dipertemukan kembali.

"Gleen..." Heston akhirnya memanggil asistennya.

Dia memang langsung memiliki seorang asisten setelah kembali dari luar negeri.

"Iya Tuan," balas Gleen yang sedari tadi duduk tak jauh dari bosnya.

"Cari informasi tentang karyawan dari Farah Butik!" perintah Heston kemudian.

Gleen merasa bingung dengan perintah itu. "Karyawan yang seperti apa, Tuan?"

"Pokoknya dia berkulit putih, rambut panjang dan yang paling penting dia mempunyai mata bulat," ucap Heston berusaha menjelaskan.

Bukannya mengerti, Gleen justru semakin dibuat kebingungan.

"Mata bulat yang bagaimana, Tuan?" Gleen bertanya lagi.

"Setidaknya beritahu namanya!"

Heston terdiam sejenak, dia mencoba mengingat dokumen pernikahan yang diperlihatkan Hana waktu itu.

"Namanya Oh Hana," ucap Heston.

"Baiklah, saya akan mencoba mencari informasinya," balas Gleen menyanggupi.

Heston tidak sabar ingin tahu apa yang dilakukan Hana selama lima tahun terakhir ini.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***