Sebuah Teka-teki

Didalam kamar lantai dua ketegangan masih terus terjadi. Vana merapal kan do'a dan berharap pertolongan akan secepatnya datang. Keringat dingin mengucur bebas dari dahi dan pori-pori tubuhnya. Sang mommy terlihat tegang, tatapan nya tidak pernah lepas dari Arabella yang sangat ketakutan.

"Dimana kau taruh flashdisk itu! cepet katakan!" moncong pistol sudah tepat di dahi Vana. Sekali klik timah panas akan bersarang di otak nya.

"Flashdisk ada di kamar ku, di lantai bawah!"

"Sial! kau ingin bermain-main dengan ku! pria itu sudah tak sabar ingin menarik pelatuk. Tiba-tiba sebuah benda tajam berputar-putar di udara, dengan kecepatan kilat langsung menebas leher pria di samping Vana. Melihat ada bantuan Vana menendang burung pria di samping sang mommy. Secara bersamaan tubuh mereka berubah jadi asap hitam.

Pria berwajah codet menghilang dari dalam kamar Delena dengan membawa serta Arabella. pria berpakaian putih dengan wajah tertutup topeng mengejar di kegelapan malam.

"Arabella!!! Delena berteriak histeris.

"Mommy! tenang kan diri mommy, Zee akan mengejar mereka!"

Vana melompat cepat melalui jendela yang terbuka, ia ikut mengejar pria bertopeng dan pria berwajah codet.

"Kemana larinya mereka, begitu cepat menghilang!" Vana sudah berada di atas pohon sambil mencari jejak dua orang tersebut.

"Siapa pria bertopeng tadi, kenapa ia menolong ku?apakah dia mengenal ku?"

"Arabella? aku harus memastikan keponakan ku baik-baik saja."

Tubuh Vana melompat ke bawah tanah dan berlari mendekati Sang Daddy, Vano dan Zidane yang sudah ia lihat dari atas pohon.

"Dad!

Reno menoleh "Zee!

"Arabella di culik orang-orang berpakaian hitam!" Vana berbicara dengan nafas tersengal.

"Apa?! Arabella di culik?! seru Vano yang terlihat syok.

"Bagaimana bisa anakku di culik! bukankah kau menjaga mommy dan Arabella!" kali ini Vano melihat kemarahan pada sang kakak, hal yang belum pernah Vana lihat sebelum nya.

"Sudah jangan saling menyalahkan, Ayo kita cari Arabella!"

"Arabella ada bersama ku!" Dari atas dahan pria bertopeng melayang di udara sambil turun ke tanah. Pria tersebut menggendong Arabella dalam dekapan nya.

"Arabella!! seru mereka serempak.

Vano berlari cepat ke arah Pemuda berpakaian putih-putih. Pria tersebut memberikan Arabella ke tangan Vano. pria bertubuh kekar itu menciumi pipi gembul sang anak.

"Terima kasih! ucap Vano lega

"Siapa kau? dari mana asal mu? tanya Reno, ia menatap intern pria yang sudah menyelamatkan cucunya.

"Aku bukanlah siapa-siapa, kalau begitu permisi!"

"Tunggu! Sepertinya aku mengenal mu." Vana melipat kedua tangannya didada, ia menyoroti setiap inci penampilan pria tersebut.

"Maaf saya tidak bisa berlama-lama disini! secepat kilat pria tersebut melompat keatas dahan rindang lalu menghilang di kegelapan malam.

"Apa kamu mengenal pria itu Zee?"

"Ahh tidak, itu hanya perasaan Zee saja dad."

"Dimana mommy?"

"Masih di dalam kamar, sepertinya mommy shok melihat Arabella di bawa pergi."

"Ayo semua kita masuk kedalam!"

Semua sudah berkumpul di dalam ruangan. Reno menaiki anak tangga untuk melihat kondisi sang istri. Tak lama kemudian, Delena dan Reno keluar dari pintu lift.

"Arabella..." Delena meraih cucu kesayangannya dari tangan Vano, lalu menciumi bertubi-tubi.

"Kita harus perketat penjagaan, mansion sudah tidak aman. Apalagi mereka sedang mengincar Arabella." Reno berbicara dengan nada khawatir.

"Dad! apa kita membutuhkan kelompok black Naga?"

"Daddy sudah pensiunkan mereka beberapa tahun lalu. Sepertinya kita membutuhkan mereka sekarang. keluarga kita dalam ancaman!"

"Sebenarnya apa penyebab dari kekacauan ini? kenapa mereka menanyakan flashdisk! Delena menatap anak gadisnya "Zee.. kamu pasti sedang menyembunyikan sesuatu, katakan kebenaran nya!"

Vana menoleh pada sang kakak, agar memberikannya penjelasan. "Kak! sudah saatnya daddy dan momy tahu perihal ini."

Vano menghembuskan nafas panjang. "Dad, Mom, sekarang kami harus jujur."

Di ruangan kelurga Vano dan Vana mulai menceritakan penemuan flash disk dulu, saat ia masih berusia 14 tahun. Reno dan Delena mendengarkan dengan seksama.

"Apa kamu tahu Ketua dari kalajengking?"

"Di dalam vidio itu, tidak terlalu jelas wajah ketua genk kalajengking. Tetapi di pergelangan tangan pria itu ada tato kalajengking hitam. Mereka membunuh satu kampung demi mencuri emas-emas batangan dalam peti."

"Pembunuhan massal di salah satu kota pernah daddy dengar, menurut berita yang tersebar tempat itu ada sekelompok penjahat dan tempat maksiat. Hingga terjadi kebakaran di kota tersebut dan menghanguskan semua penduduk."

"Itu tidak benar Dad! mereka membunuh penduduk setempat secara keji, meskipun mereka sudah memohon. Aku dan Zee menyaksikan Vidio pembantaian itu. Dan sudah pasti orang-orang ini bekerja di pemerintahan."

Reno mengusap wajahnya berulang kali. "Sungguh keji orang-orang seperti mereka. Bahkan membeli sekelompok genk bayaran untuk membunuh dan mencari flashdisk."

"Sekarang kalian taruh di mana flashdisk itu? tanya Delena yang sejak tadi penasaran. Satu tangannya sambil menepuk-nepuk pelan bokong Arabella yang mulai tertidur.

Vano dan Vana menggeleng serentak. "Aku lupa menaruhnya mom, terakhir kali aku menyimpan di bawah pakaian, Itu di kamar ku yang dulu. Sekarang kamar itu sudah menjadi kamar Zidan. Itu artinya?" Vano menoleh pada adik bungsunya

"Zii.. apa kamu pernah menemukan USB berwarna putih?"

Zidan mulai mencerna ucapan sang kakak, la terus mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Saat masih berusia sepuluh tahun.

"Iya kak!

Semuanya terkejut dan menoleh kearah Zidan serempak. "Dimana flashdisk itu?!

Zidane menggeleng lemah "Zii tidak tahu flashdisk itu kak! Tapi Zii pernah menontonnya penembakan satu kota oleh sekelompok orang-orang jahat."

"Coba kau ingat lagi Zii, Di mana flashdisk itu kau simpan, karena ini menyangkut keluarga kita! tukas Vana yang terlihat kesal pada sang adik

"Coba kau ingat-ingat kembali Zidane. Mommy yakin ingatan mu masih tajam."

"Iya aku pernah melihatnya!"

"Dimana?!" ucap mereka serempak

"Kak Bella!"

"Apa maksud mu Zii? kenapa kau sebut mama nya Arabella?"

"Waktu itu tanpa sengaja, Zii melihat sendiri kak Bella sedang menonton sebuah film pembunuhan dari laptop. Zii pikir itu film action biasa, setelah Zii amati ternyata film yang pernah Zii tonton waktu itu."

"Kau tidak salah melihat Zii?" tanya Vana meyakinkan.

Zidane menggeleng cepat "Tidak kak!"

"Bella? kenapa ia tidak pernah cerita padaku?" gumam Vano tak percaya

"Apa kak Bella ikut terlibat di sana? sebab wajahnya langsung berubah merah saat melihat flashdisk itu kak."

Vano ternganga dengan ucapan Zidane "Bagaimana kau bisa menilai istri ku terlibat Zii? sedangkan saat itu usia kakak dan Bella sama!"

"Bisa jadi salah satu dari mereka orang-orang terdekat Kak Bella dan dia tidak berani berterus terang."

"Cukup Zidane! Vano membentak sang adik "jangan pernah menuduh istriku! semua itu belum tentu benar!"

"Vano! kenapa kamu harus bentak adikmu?! Zidane hanya menjelaskan apa yang sudah ia lihat! Tidak perlu berdebat apalagi membentak!" keluh Reno mengkritik anak sulungnya.

Vano terdiam dengan wajah tertunduk "Maaf Dad, aku hanya emosi setiap kali ada yang menyebut nama istri ku."

"Sudah tidak usah di perdebatkan lagi. Kita harus bersatu dan menemukan flashdisk itu, untuk bukti kejahatan seseorang. Kalau di biarkan akan berimbas pada keluarga kita dan akan semakin banyak korban! sahut Delena

"Sudah berani menyinggung kelurga Mahesa, itu sama artinya mengajak perang! tukas Reno tegas, ia mengepalkan tangannya kuat.

"Kalau apa yang di katakan Zidane benar, berarti flashdisk itu ada pada Bella." Reno menyimpulkan teka-teki yang selama ini belum terjawab.

"Kak' seandainya kakak setuju. Bagaimana kalau kita cari flashdisk itu di kamar kakak bersama Bella. Hanya untuk memastikan saja." sahut Vana

Vano mengagguk "Baiklah, untuk membuktikan ucapan Zidane. Apakah flashdisk itu ada pada Bella atau tidak."

Zidane hanya menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Sepertinya sang kakak masih tidak percaya dengan ucapan dirinya.

💜💜💜💜

Jangan lupa ya Guys... setelah membaca langsung Like, vote/gift, Rate bintang 5 dan komentar yang membangun 🙏.

Terima kasih semuanya, salam sehat 💪🥰🥰

'

Terpopuler

Comments

Eka

Eka

semoga vano vana dan dwdy reno sadar terahlir bella bertemu swngan savira biar ada oetunjuk tuk cari safira

2024-12-06

2

yeni NurFitriah

yeni NurFitriah

Flasdisk nya ada di Safira,apakah Reno bakal tahu..🤔

2024-11-13

2

Biva Nurhuda

Biva Nurhuda

flashdisk sudah di serahkan Bella pada Safira

2024-11-09

2

lihat semua
Episodes
1 Penyerangan
2 Sebuah Teka-teki
3 Ancaman
4 Jebakan
5 Bukan lawan yang tepat
6 Jebakan wanita licik
7 Dia Wanita ku
8 Menunggu hari pembalasan
9 Berharap mencintai
10 Sang primadona
11 Rahasia masa lalu
12 Pertemuan Yang di rindukan.
13 Mengutarakan isi hati
14 Pria pemberani
15 Pria bermata satu
16 Identitas tawanan
17 Bertemu musuh lama
18 Penyelamatan
19 Halusinasi
20 Petualangan Vano dan Sean
21 Pencarian
22 Bertemu seseorang
23 Kehilangan
24 Perlawanan Vano
25 Pencarian sang putra
26 Monster penunggu bukit
27 Perjanjian Vano dan Markus
28 Pertemuan yang tidak sengaja
29 Kedok wanita jahat
30 Keluar mulut Harimau, masuk ke sarang buaya.
31 Berkorban Nyawa
32 Perjuangan tiga sekawan
33 Pembebasan Luna
34 Menuju jalan pintas
35 Perkelahian
36 Titisan Dragon black
37 Kehilangan
38 Kehilangan part 2
39 Cinta atau Buta
40 Isi hati Safira
41 Kisah Safira
42 kisah Safira 2 (Merasa bersalah)
43 Hati yang mati
44 kecurigaan Safira
45 Lelah Hati
46 Mulai terkuak (Vana)
47 Membuat Onar
48 episode 48
49 Berani Melawan
50 Rencana jitu
51 Yang telah hilang, kini kembali.
52 Amarah Janeta
53 Ketahuan
54 Hidup atau mati
55 Masih ada perasaan
56 Cinta telah kembali
57 Rahasia Reyhan
58 Meregang nyawa
59 Menunggu hari pembalasan.
60 Menjadi Raja Xenzial
61 Harta karun
62 Desa Xenzial
63 Sebuah misi
64 Meninggalkan Desa misteri
65 Kembali pulang
66 Hanya halusinasi
67 Rencana jitu
68 Trauma masa lalu
69 Wanita yang sama
70 ketegaran Safira
71 Mari kita bercerai
72 Sulit melepaskan
73 Masa lalu Shella
74 Rencana busuk
75 Keakraban di mansion
76 Penguntit
77 Serangan
78 Cemburu
79 Perjodohan
80 Rencana Licik
81 Memilih pergi
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Penyerangan
2
Sebuah Teka-teki
3
Ancaman
4
Jebakan
5
Bukan lawan yang tepat
6
Jebakan wanita licik
7
Dia Wanita ku
8
Menunggu hari pembalasan
9
Berharap mencintai
10
Sang primadona
11
Rahasia masa lalu
12
Pertemuan Yang di rindukan.
13
Mengutarakan isi hati
14
Pria pemberani
15
Pria bermata satu
16
Identitas tawanan
17
Bertemu musuh lama
18
Penyelamatan
19
Halusinasi
20
Petualangan Vano dan Sean
21
Pencarian
22
Bertemu seseorang
23
Kehilangan
24
Perlawanan Vano
25
Pencarian sang putra
26
Monster penunggu bukit
27
Perjanjian Vano dan Markus
28
Pertemuan yang tidak sengaja
29
Kedok wanita jahat
30
Keluar mulut Harimau, masuk ke sarang buaya.
31
Berkorban Nyawa
32
Perjuangan tiga sekawan
33
Pembebasan Luna
34
Menuju jalan pintas
35
Perkelahian
36
Titisan Dragon black
37
Kehilangan
38
Kehilangan part 2
39
Cinta atau Buta
40
Isi hati Safira
41
Kisah Safira
42
kisah Safira 2 (Merasa bersalah)
43
Hati yang mati
44
kecurigaan Safira
45
Lelah Hati
46
Mulai terkuak (Vana)
47
Membuat Onar
48
episode 48
49
Berani Melawan
50
Rencana jitu
51
Yang telah hilang, kini kembali.
52
Amarah Janeta
53
Ketahuan
54
Hidup atau mati
55
Masih ada perasaan
56
Cinta telah kembali
57
Rahasia Reyhan
58
Meregang nyawa
59
Menunggu hari pembalasan.
60
Menjadi Raja Xenzial
61
Harta karun
62
Desa Xenzial
63
Sebuah misi
64
Meninggalkan Desa misteri
65
Kembali pulang
66
Hanya halusinasi
67
Rencana jitu
68
Trauma masa lalu
69
Wanita yang sama
70
ketegaran Safira
71
Mari kita bercerai
72
Sulit melepaskan
73
Masa lalu Shella
74
Rencana busuk
75
Keakraban di mansion
76
Penguntit
77
Serangan
78
Cemburu
79
Perjodohan
80
Rencana Licik
81
Memilih pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!