Bab 17 Apatis

    Haliza segera menyembunyikan kotak perhiasan itu ke dalam laci meja riasnya. Ia sampai terkejut karena kedatangan Aldian yang tiba-tiba. Sayang sekali, Aldian sudah lebih dulu melihatnya. Ia melihat Haliza memegang kalung emas yang sengaja dibelikannya untuk Haliza.

    Aldian masuk kamar masih dengan sikap yang sama. Dingin dan sama sekali tidak menyapa Haliza. Aldian ganti baju begitu saja. Seketika dada bidang yang terbentuk indah itu terekspos begitu saja. Ia sudah tidak malu lagi di depan Haliza, toh Haliza istrinya sendiri.

    Dengan gaya cool, Aldian kembali keluar dari kamar setelah mengambil tas ransel yang ia simpan di atas lemari.

    Haliza bertanya-tanya mau ke mana Aldian menyiapkan tas ransel? Ujung matanya tetap sibuk mencuri pandang atas gerak-gerik Aldian.

    Beberapa saat kemudian, Aldian sudah kembali ke dalam kamar sembari masih membawa tas ranselnya. Aldian langsung menuju lemari, di sana ia sibuk dengan memasukkan beberapa potong baju serta dalamannya.

    Aldian menarik nafasnya pelan, dia sampai tidak habis pikir dengan Haliza. Semakin didiamkan justru Haliza semakin tidak ada respon atau tidak peduli. Datang meminta maaf untuk tidak mengulangi sikap yang seperti diperlihatkan di acara Persit kemarin saja, itu tidak ada.

  "Sebetulnya hati Haliza itu terbuat dari apa? Makin didiamkan justru dia lebih cuek. Pantas saja dia ditinggalkan kekasihnya. Rupanya sikap introvert seperti yang dia akui itu, memang penyebab kandasnya hubungan dia bersama kekasihnya." Aldian menyimpulkan.

    Oleh sebab itu, Aldian punya ide. Dia akan mengerjai Haliza dan membuatnya merasa sedih sampai dia bisa menyadarinya dan meminta maaf padanya.

    "Coba aku lihat, sampai di mana dia akan kuat aku diamkan. Kalau dia tetap tidak mau minta maaf, itu artinya sikap egois dan introvertnya memang sudah mendarah daging. Aku jadi tidak yakin, apakah pernikahan ini bisa bertahan lama atau tidak." Sejenak Aldian menghela nafasnya dalam, memikirkan sikap Haliza.

    Setelah tas ransel itu penuh dan diisi dengan sebagian barang-barang pentingnya, Aldian segera bergegas menuju pintu kamar sembari berharap Haliza mau menyapa atau bertanya, mau ke mana?

    Aldian menyunggingkan senyum hambar, ternyata Haliza memang pribadi yang sulit mengungkapkan perasaannya atau sekedar basa-basi. Tidak ragu lagi, kaki Aldian segera mengayun menuju tangga lalu menuruninya. Tubuhnya tidak lagi menoleh ke belakang.

    Kepergian Aldian dari dalam kamar dengan tas ransel yang isinya penuh, tidal luput dari pengawasan Haliza. Sebenarnya ia ingin bertanya, tapi dia tidak berani dan takut, apalagi sikap Aldian yang masih dingin begitu.

    "Mau ke mana Mas Aldian, kenapa membawa ransel?" herannya.

    Haliza menjadi sedih, Aldian keluar dari kamar tanpa berpamitan pada Haliza, dia pergi begitu saja.

    Tiba di bawah, Aldian berpesan pada Bi Kenoh. "Bi, saya ada dinas luar kota dua hari ke depan, jadi tolong hari ini dan besok, bibi nginap di rumah. Kalau merasa sepi, ajak saja suami bibi nginap sekalian. Hitung-hitung nemenin. Saya pamit dulu, ya. Titip istri saya, kalau dia mau pergi, lebih baik cegah atau kalau perlu bibi temani saja," ucap Aldian seraya memberikan uang beberapa lembar pada Bi Kenoh sebagai uang bonus di luar gaji.

    Bi Kenoh tersenyum sumringah seraya mengucap terimakasih pada Aldian. Langkah Aldian mendapat tatap dari Bi Kenoh sampai tubuh majikannya itu tidak terlihat lagi.

    Aldian kali ini tidak pergi dengan mobilnya, melainkan motor yang baru tadi didapatnya, beli bekas dari salah satu temannya yang sedang butuh uang.

    Haliza mendongak, menatap kepergian Aldian dari atas balkon dengan sedih. Ingin dia meminta maaf seperti yang disarankan Hanin, tapi ego dan rasa malu terlanjur menyelimuti dirinya. Akhirnya Haliza hanya bisa menangis dengan tubuh merosot.

    Dua hari kemudian, Aldian masih belum kembali. Hal ini membuat Haliza semakin dilanda bingung.

    "Aduhhh, aku harus bagaimana? Masa sudah dua hari antara aku dan Mas Aldian tidak ada yang tegur sapa. Apa yang harus aku lakukan? Aku sungguh bingung, lagipula berapa hari Mas Aldian pergi?" Haliza uring-uringan di beranda sembari mondar-mandir ke sana ke mari.

    Akhirnya demi mengusir galau, Haliza memutuskan menghubungi Hanin, sang mbak semata wayang untuk mencurahkan isi hatinya. Lagi-lagi Hanin masih setia memberi saran-saran seperti kemarin.

    "Kamu sudah mencoba minta maaf terkait sikap kamu saat di acara Persit hari itu?" singgung Hanin. Haliza hanya menggeleng, sayang gelengannya tidak bisa dilihat Hanin.

    "Za, kamu sudah mencoba minta maaf belum? Sudah mbak bilang tempo hari, kamu turunkan egomu dan segera minta maaf. Kamu harus mencoba rubah pola pikir kamu. Saat ini kamu sangat membenci hal yang berkaitan dengan tentara, tapi jangan salahkan jika nanti justru kamu sendiri yang terjebak dalam perasaan bencimu menjadi sebuah cinta," tandas Hanin mengakhiri sambungan telponnya dengan Haliza.

    Setelah berpikir panjang dan menimbang-nimbang, pada akhirnya Haliza akan mengikuti saran Hanin mbaknya. Haliza meraih Hp nya lalu mengetikkan sesuatu di pesan WA dengan tujuan Aldian. Gerakan tangannya terlihat bergetar. Dengan perlahan Haliza mulai mengetikkan sesuatu, beberapa kata lagi pesan itu akan ia kirimkan. Baru saja titik dan tinggal kirim, tiba-tiba secara tidak disadari Haliza, orang yang dimaksud sudah berdiri menatap sekilas pada Haliza, lalu segera melangkah menuju kamar.

    "Mas Aldian, Mas!" Spontan Haliza berpekik lalu bangkit dan berusaha menyusul Aldian ke kamar.

    Di dalam kamar suasana berubah horor. Aldian membalikan tubuh ketika menyadari pintu kamar sudah ada yang membuka. Tubuh Haliza menyembul lalu masuk, wajahnya menatap sekilas wajah Aldian lalu buru-buru menunduk.

    "Pantas saja kamu ditinggalkan mantan pacar kamu begitu saja tanpa alasan yang jelas, karena sepertinya tidak kuat menghadapi sikap kamu yang terlalu introvert dan terkesan apatis. Kamu tahu apa itu apatis, yaitu sikap yang tidak mau peduli apapun itu. Dan biasanya sikap seperti itu, jika dia sedang menjalin hubungan sama seseorang, maka hubungan itu dipastikan kandas dan tidak akan bisa bertahan lama. Karena dia tidak akan betah berdiam diri di samping orang yang memiliki sikap apatis. Aku juga tidak bisa jamin kalau hubungan kita ini bisa bertahan lama jika sikap kamu seperti ini dipelihara," tandas Aldian sembari berlari menuju balkon.

    Haliza tercengang mendengar semua ucapan Aldian yang panjang bak kereta, ia seakan tersindir atau bahkan tertampar. Pertama tentang hubungannya dengan Ardian yang kandas, Ardian pergi begitu saja tanpa sebab dan tidak memberi alasan yang jelas. Dan yang kedua, Aldian seakan menyiratkan bahwa hubungan rumah tangga ini tidak akan bertahan lama jika sikap Haliza apatis seperti apa yang dikatakan Aldian barusan.

    "Tidakkkk. Aku tidak mau. Aku tidak mau hubunganku yang ini kandas begitu saja. Aku tidak mau, Mas," jeritnya. Sayang Aldian sepertinya tidak mendengar jeritan Haliza, karena daun telinganya ia tutupi dengan earphone besar untuk mendengarkan musik.

Terpopuler

Comments

Afrilho

Afrilho

typo thor namax Haliza bukan Halwa maaf yah thor di koreksi🙏🙏

2024-11-22

1

Nurwana

Nurwana

maaf ya Thor saya undur diri dari karyata. maaf saya cuma kecewa, kenapa harus Haliza yang mengalah dan seakan akan Aldian tidak berdosa dan selalu benar.

2024-11-15

1

Titik Sofiah

Titik Sofiah

lanjut lanjut Thor plis ya up yg banyak Thor......

2024-10-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2 Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3 Bab 3 Pernikahan
4 Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5 Bab 5 Penolakan Aldian
6 Bab 6 Akal-akalan Haliza
7 Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8 Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9 Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10 Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11 Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12 Bab 12 Marahnya Aldian
13 Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14 Bab 14 Paket Vitamin
15 Bab 15 Bertemu Halwa
16 Bab 16 Aldian Marah Lagi
17 Bab 17 Apatis
18 Bab 18 Malam Horor
19 Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20 Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21 Bab 21 Mantan Haliza
22 Bab 22 Perdebatan
23 Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24 Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25 Bab 26 Bukan Pil KB
26 Bab 26 Satu Kamar Lagi
27 Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28 Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29 Bab 29 Keruh Lagi
30 Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31 Bab 31 Harapan Haliza
32 Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33 Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34 Bab 34 Sekamar Lagi
35 Bab 35 Kejutan dari Aldian
36 Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37 Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38 Bab 38 Paket Tespek
39 Bab 39 Garis Dua
40 Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41 Bab 41 Antusiasme Aldian
42 Bab 42 Haliza Dirawat
43 Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44 Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45 Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46 Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47 Bab 47 Gerak Jalan
48 Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49 Bab 49 Janji
50 Bab 50 Ngidam Sea Food
51 Bab 51 Aneh-aneh Saja
52 Bab 52 Kerinduan
53 Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54 Bab 54 Melahirkan
55 Bab 55 Satu Tahun Kemudian (End)
56 Karya Baru Judul ; Pengobat Cinta Letnan Angkuh Yang Patah Hati
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2
Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3
Bab 3 Pernikahan
4
Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5
Bab 5 Penolakan Aldian
6
Bab 6 Akal-akalan Haliza
7
Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8
Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9
Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10
Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11
Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12
Bab 12 Marahnya Aldian
13
Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14
Bab 14 Paket Vitamin
15
Bab 15 Bertemu Halwa
16
Bab 16 Aldian Marah Lagi
17
Bab 17 Apatis
18
Bab 18 Malam Horor
19
Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20
Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21
Bab 21 Mantan Haliza
22
Bab 22 Perdebatan
23
Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24
Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25
Bab 26 Bukan Pil KB
26
Bab 26 Satu Kamar Lagi
27
Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28
Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29
Bab 29 Keruh Lagi
30
Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31
Bab 31 Harapan Haliza
32
Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33
Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34
Bab 34 Sekamar Lagi
35
Bab 35 Kejutan dari Aldian
36
Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37
Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38
Bab 38 Paket Tespek
39
Bab 39 Garis Dua
40
Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41
Bab 41 Antusiasme Aldian
42
Bab 42 Haliza Dirawat
43
Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44
Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45
Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46
Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47
Bab 47 Gerak Jalan
48
Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49
Bab 49 Janji
50
Bab 50 Ngidam Sea Food
51
Bab 51 Aneh-aneh Saja
52
Bab 52 Kerinduan
53
Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54
Bab 54 Melahirkan
55
Bab 55 Satu Tahun Kemudian (End)
56
Karya Baru Judul ; Pengobat Cinta Letnan Angkuh Yang Patah Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!