Bab 15 Bertemu Halwa

    "Nih, cobain dulu seragam Persit ini, minggu depan ada acara Persit di kantor," ujar Aldian seraya memberikan bungkusan plastik bening yang masih rapi. Di dalamnya ada sebuah seragam berwarna hijau toska.

    Haliza meraih plastik itu dengan tidak antusias, lagipula dia tidak paham acara Persit dan rasanya tidak penting ada acara begituan, hanya buang waktu saja, pikirnya.

    "Memang acara apa itu Mas, Persit? Aku tidak mau ikutan dan datang, lagipula Mas harus tahu aku ini orangnya jarang bergaul. Dan paling malas kalau sudah ngumpul-ngumpul. Aku ini jenis orang yang introvert." Tanpa ditanya Haliza sudah menjelaskan jenis orang kayak apa dirinya.

    Aldian tertawa kecil, dia merasa kocak dengan penjelasan Haliza yang menyebut dirinya jenis orang introvert. Padahal bullshit.

    "Dulu saat kamu di Yogyakarta pernah bekerja di perusahaan orang, kan, lalu kamu pernah pacaran dengan kekasih tercintamu yang ninggalin kamu itu, apakah itu bisa digolongkan manusia introvert? Introvert itu jenis orang yang benar-benar tertutup, dan tidak mudah bergaul dengan orang lain termasuk lawan jenis," jelas Aldian diimbuhi tawa kecil tapi terdengar ngikik.

    Mata Haliza jeleng-jeleng tidak suka dengan ucapan Aldian yang terdengar mengejeknya. "Aku memang bekerja dan tetap berinteraksi dengan orang lain dan lawan jenis, tapi aku ini jarang bergaul. Setelah bubaran kerja, aku langsung pulang dan jarang ngumpul sama teman-teman. Begitu lho yang dimaksud dengan introvert jenis aku." Haliza memberikan pembelaan.

    "Lalu kamu pacaran dan ketemu pacar kamu, apakah itu termasuk introvert?" kilah Aldian lagi.

    "Tapi, selama pacaran, aku jarang mau diajak jalan keluar selain kafe langganan. Aku selalu membiarkan pacarku datang ke rumah," jelas Haliza lagi membela diri.

    "Ah, sudahlah. Tidak akan ada habisnya jika bahas makna introvert versi kamu dan aku. Yang penting sekarang, kamu harus cobain dulu seragam Persit itu. Kalau kegedean, nanti bisa ditukar di koperasi," ujar Aldian tidak sabar.

    "Kenapa harus ada acara Persit sih, aku paling tidak suka ketemu banyak orang?" dumel Haliza lagi dengan muka yang kesal.

    "Cobalah dulu seragam itu. Lagipula aneh saja perempuan seperti kamu pemalu dan introvert, aku tidak percaya," ceplos Aldian ambigu.

    "Maksud Mas Aldian perempuan seperti apa aku ini, kok kata-katanya ambigu tapi seakan berkonotasi negatif? Mulai deh ngata-ngatain aku yang negatif, padahal nggak terbukti," protes Haliza masih belum mau mengakhiri perdebatannya bersama Aldian. Baginya kata-kata Aldian itu mengandung makna yang mengarah pada hal negatif.

    "Apa sih kamu ini, jangan menyimpulkan lebih dulu kalau belum mendengar lebih lanjut ucapanku. Lagipula kalau aku ucapkan, bisa-bisa hidungmu yang tidak seberapa mancung itu lama-lama bisa terbang," ejek Aldian semakin membuat Haliza cemberut.

    "Ya sudah, aku tidak mau mencoba seragamnya." Haliza berdiri bermaksud pergi, ia merajuk.

    "Kamu ini, pengen jelas saja. Sini aku bilangin, ya. Tadi aku mau bilang perempuan secantik kamu kok pemalu dan introvert, aku ini tidak percaya. Biasanya kalau merasa punya wajah yang lumayan, dia sering tebar-tebar pesona dan percaya diri. Tapi, kamu bilang kamu introvert dan aku sama sekali tidak percaya," jelas Aldian masih tidak yakin kalau Haliza introvert.

    Haliza tidak menyahut lagi, meskipun Aldian sudah mengakuinya kalau Haliza cantik, tapi Haliza terlanjur tidak suka dengan ejekan Aldian tadi.

    "Ayo dong, pakai! Gitu saja lama. Aku hanya ingin tahu bagaimana jika di badan kamu, apakah pas atau masih longgar? Kalau longgar, bisa aku tukar lagi besok di koperasi," titah Aldian sedikit menekan karena Haliza terlihat sangat ogah-ogahan.

    Akhirnya Haliza mencoba seragam Persit yang berlengan pendek dan roknya hanya selutut.

    "Kenapa tidak yang panjang saja, Mas?" protes Haliza nampak kurang suka dengan seragam Persit yang berlengan pendek dan roknya pendek itu. Perlahan Aldian mendongak lalu menatap Haliza. Lama-lama Haliza ini sangat menguji kesabarannya dan senang sekali berdebat dengannya.

    "Bukankah kamu tidak memakai hijab?" heran Aldian.

    "Iya, tapi aku maunya memakai seragam Persit yang panjang dan ada hijabnya. Kalau ini lengan pendek, nanggung," ucap Haliza kembali protes.

    "Besok aku tukar di koperasi, tapi kamu harus janji untuk menghadirinya. Kalau tidak, maka aku tidak akan bicara lagi denganmu," tegas Aldian seraya berdiri dan beranjak dari sana dengan raut muka kesal.

    Haliza mengangguk sekaligus ngeri kalau-kalau Aldian kembali mendiamkannya. Itu sungguh hal yang paling tidak menyenangkan dalam hidupnya.

***

    Seminggu kemudian acara Persit itu tiba. Walaupun Haliza ogah-ogahan, dia terpaksa mengikuti perintah Aldian. Karena Haliza takut dengan ancaman Aldian yang akan mendiamkannya jika ia tidak mengikuti perintahnya.

    Aldian melihat Haliza dengan dandanan barunya. Hati kecilnya mengakui kalau Haliza benar-benar cantik dan anggun.

   Mobil Aldian pun segera meluncur menuju kantor Aldian.

    Tiba di kantor, Haliza diantar langsung menuju sebuah gedung di mana acara Persit itu diadakan. Sudah banyak istri Persit di sana. Ada yang membawa anak ada juga yang tidak, seperti dirinya.

    "Tunggulah dan ikuti arahan dari pembawa acara. Aku ke ruangan dulu sebentar," ujar Aldian sembari melangkah keluar ruangan. Haliza mengangguk pasrah diantara beberapa istri Persit lainnya yang sudah memasuki ruangan itu.

    Kini Aldian keluar dari gedung itu, dia bermaksud menuju ruangannya. Namun, baru saja kakinya melangkah, ia seperti melihat sosok yang dikenalnya. Aldianpun terperanjat karena kaget plus kagum melihat perubahan Halwa yang semakin berbeda dan cantik.

    Sejenak mata Aldian bergulir untuk memastikan bahwa di sekitar tempat itu tidak ada Cakar, suaminya Halwa.

    "Azizah," sapa Aldian yang langsung mendapat respon dari Halwa.

    "Mas Aldian. Siapa yang diantar ke aula ini?" heran perempuan yang disapa Aldian itu.

    "Saya antar istri untuk pertama kali ke gedung ini."

    "Oh ya? Mas Aldian sudah menikah?"

    "Sudah. Itu makanya saya tadi ke sini untuk mengantar istri saya."

    "Azizah, kamu sekarang berubah, semakin cantik," puji Aldian kemudian. Halwa terlihat menunduk malu, ia seakan tidak nyaman.

    "Terimakasih, Mas. Tapi alangkah baiknya Mas Aldian segera pergi, suami saya sebentar lagi datang bersama anak saya," ujar Haliza mengusir secara halus.

    "Tenang saja. Saya juga akan pergi. Tapi ada yang ingin saya sampaikan sama kamu. Jangan lupa, kita nanti akan besanan. Melanjutkan kisah masa kecil kita yang belum usai, lewat anak-anak kita. Permisi." Aldian langsung pergi dari hadapan wanita seusia Haliza itu tanpa menoleh.

    Halwa tertegun sesaat setelah kepergian Aldian. Ia kepikiran dengan ucapan Aldian barusan. "Cinta masa kecil yang belum usai?" gumamnya tidak habis pikir. "Calon besan?" gumamnya lagi.

    "Sayang, Kafeela haus sepertinya," ujar seseorang yang tiba-tiba datang menghampiri Halwa seraya memanggil mesra. Sementara di balik tembok aula, ada seseorang menatap iri kemesraan mereka diantara bocah tampan menggemaskan.

    "Mereka begitu bahagia. Apakah kelak hubunganku dengan Mas Aldian akan seperti mereka juga?" batinnya bertanya.

Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2 Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3 Bab 3 Pernikahan
4 Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5 Bab 5 Penolakan Aldian
6 Bab 6 Akal-akalan Haliza
7 Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8 Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9 Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10 Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11 Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12 Bab 12 Marahnya Aldian
13 Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14 Bab 14 Paket Vitamin
15 Bab 15 Bertemu Halwa
16 Bab 16 Aldian Marah Lagi
17 Bab 17 Apatis
18 Bab 18 Malam Horor
19 Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20 Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21 Bab 21 Mantan Haliza
22 Bab 22 Perdebatan
23 Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24 Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25 Bab 26 Bukan Pil KB
26 Bab 26 Satu Kamar Lagi
27 Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28 Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29 Bab 29 Keruh Lagi
30 Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31 Bab 31 Harapan Haliza
32 Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33 Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34 Bab 34 Sekamar Lagi
35 Bab 35 Kejutan dari Aldian
36 Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37 Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38 Bab 38 Paket Tespek
39 Bab 39 Garis Dua
40 Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41 Bab 41 Antusiasme Aldian
42 Bab 42 Haliza Dirawat
43 Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44 Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45 Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46 Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47 Bab 47 Gerak Jalan
48 Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49 Bab 49 Janji
50 Bab 50 Ngidam Sea Food
51 Bab 51 Aneh-aneh Saja
52 Bab 52 Kerinduan
53 Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54 Bab 54 Melahirkan
55 Bab 55 Satu Tahun Kemudian (End)
56 Karya Baru Judul ; Pengobat Cinta Letnan Angkuh Yang Patah Hati
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2
Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3
Bab 3 Pernikahan
4
Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5
Bab 5 Penolakan Aldian
6
Bab 6 Akal-akalan Haliza
7
Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8
Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9
Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10
Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11
Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12
Bab 12 Marahnya Aldian
13
Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14
Bab 14 Paket Vitamin
15
Bab 15 Bertemu Halwa
16
Bab 16 Aldian Marah Lagi
17
Bab 17 Apatis
18
Bab 18 Malam Horor
19
Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20
Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21
Bab 21 Mantan Haliza
22
Bab 22 Perdebatan
23
Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24
Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25
Bab 26 Bukan Pil KB
26
Bab 26 Satu Kamar Lagi
27
Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28
Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29
Bab 29 Keruh Lagi
30
Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31
Bab 31 Harapan Haliza
32
Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33
Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34
Bab 34 Sekamar Lagi
35
Bab 35 Kejutan dari Aldian
36
Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37
Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38
Bab 38 Paket Tespek
39
Bab 39 Garis Dua
40
Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41
Bab 41 Antusiasme Aldian
42
Bab 42 Haliza Dirawat
43
Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44
Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45
Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46
Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47
Bab 47 Gerak Jalan
48
Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49
Bab 49 Janji
50
Bab 50 Ngidam Sea Food
51
Bab 51 Aneh-aneh Saja
52
Bab 52 Kerinduan
53
Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54
Bab 54 Melahirkan
55
Bab 55 Satu Tahun Kemudian (End)
56
Karya Baru Judul ; Pengobat Cinta Letnan Angkuh Yang Patah Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!