Bab 12 Marahnya Aldian

    "Mas Aldian?" Haliza terkaget ketika di depan pintu gerbang sudah ada Aldian dan mobilnya. Matanya menatap takut ke arah Aldian. "Kenapa Mas Aldian sudah ada di rumah, bukankah katanya dinas luar kota lima hari?" gumam Haliza masih terpaku heran.

    Aldian mendekat dengan muka memerah. Aldian beberapa saat menatap Haliza yang sudah cantik dan wangi. Dari ujung kepala sampai kaki, tercium wangi yang semerbak. Pantas saja, sebab sekujur tubuh Haliza dari ujung rambut sampai ujung kaki sudah mendapatkan perawatan salon. Rambutnya yang diurai dan ujungnya dicurly, sesekali bergoyang-goyang kiri dan kanan mempesona. Namun, tidak bagi Aldian. Rasa marahnya tidak pupu hanya gara-gara melihat Haliza cantik dan menawan karena sudah perawatan salon.

    "Mas, Mas Aldian sudah pulang? Bu~bukankah ...."

    "Masuk! Tidak perlu memperlihatkan muka bingung dan pecicilan seperti itu. Tunggu aku di kamar, kita selesaikan urusan kita," sentak Aldian sembari kembali memasuki mobilnya dan mengembalikan mobil itu ke tempat semula.

    Haliza berjalan memasuki mulut pintu gerbang, lalu masuk rumah. Keberadaannya diketahui Bi Kenoh yang langsung menyapanya.

    "Neng, sudah pulang? Den Aldian tadi mau jemput Neng Liza, karena dia begitu khawatir," ucap Bi Kenoh.

    "Iya, Bi. Saya baru pulang," jawab Haliza beberapa saat kemudian setelah ia tertegun. Dalam benaknya sempat terucap tanya, kenapa Aldian begitu khawatir sampai ingin menjemputnya? Bukankah dia kemarin sebelum pergi dinas keluar kota, begitu tidak peduli?

    "Bi, tolong simpan bakso saya di dapur." Sebelum menuju tangga, Haliza menitipkan kantong kresek yang isinya bakso.

    Haliza segera menaiki tangga dan masuk kamar. Dadanya sudah berdegup kencang tatkala langkah kaki Aldian sudah mulai terdengar menghampiri kamar.

    "Aduhhh, pasti pria psikopat itu akan marah. Sepertinya karena aku tidak bilang dan laporan sama dia. Bukankah kemarin-kemarin Mas Aldian bilang kayak gini, lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Giliran sekarang nggak nggak minta ijin, dia sok-sok perhatian dan peduli," dumel Haliza masih heran.

    "Lagian aku ini bukan dari mana-mana, hanya dari salon mempercantik diri," batinnya lagi berusaha tenang.

    Pintu dibuka, Aldian muncul lalu menatap Haliza sekilas. Haliza sudah sangat takut sampai ia tidak berani menatap Aldian. Tapi dugaan Haliza meleset, Aldian justru menuju lemari, meraih sebuah kantong goodie bag. Kemudian ia berjalan menuju Haliza. Aldian memberikan goodie bag itu pada Haliza.

    Haliza bukan meraih goodie bag yang diberikan Aldian, ia justru mengerut takut. Aldian tersenyum sinis, perasaan marah yang tadi sempat dia tahan, kini terpancing kembali dengan sikap Haliza yang sok-sok-an ketakutan.

    "Ambillah! Apakah kamu tahu, aku sengaja belikan ini untukmu sebagai oleh-oleh? Tapi kamu sok-sok-an berlagak takut karena merasa bersalah. Aku tahu rasa takutmu itu karena kamu ketahuan pergi tapi tidak berpamitan atau minta ijin terlebih dahulu sama aku." Aldian berbicara penuh tekanan dengan tangan yang masih terulur.

    Haliza sedikit mendongak lalu meraih goodie bag itu, perlahan dia buka dan melihat isi di dalamnya.

    "Buka dan pakai!" titahnya.

    Sebuah kotak perhiasan dan baju tipis terbuat dari kain yang super terawang berada di dalam goodie bag itu. Sepertinya itu bukan baju, melainkan gaun tipis yang panjangnya di atas lutut dengan dada terbuka.

    Haliza tercengang saat membeberkan gaun tipis itu, mukanya sampai meringis membayangkan hal yang akan terjadi nanti apabila dia memakai gaun yang diberikan Aldian itu.

    "Ini apa, Mas?" lontarnya sembari meletakkan kembali gaun tipis itu ke dalam goodie bag dan menaruh goodie bag itu di atas sofa.

    "Pakailah, aku ingin lihat kamu pakai itu," sahut Aldian. Haliza menjengit dia berdiri pertanda enggan memakai gaun itu. Lagipula sumpah demi apapun dia belum siap melakukan itu dengan Aldian sebelum perasaan cinta itu muncul.

    Haliza benar-benar takut, sebab ia sama sekali tidak ada perasaan cinta sama Aldian. Entahlah, meskipun Aldian termasuk tampan, tubuh bagus, tapi Haliza sama sekali tidak menyukainya.

    "Tapi, Mas, aku mohon jangan dulu minta itu, demi Tuhan aku belum siap, sebab aku masih belum ada perasaan sama kamu. Tunggulah Mas, sampai aku muncul perasaan itu, aku pasti siap melakukannya," ucap Haliza dengan tatap memohon meminta Aldian untuk tidak meminta haknya dulu, dengan alasan Haliza belum memiliki rasa cinta terhadap Aldian.

    Aldian memalingkan muka, dia geram dengan pengakuan Haliza yang lagi-lagi mengungkapkan belum ada perasaan terhadapnya. Kalau boleh jujur, Aldian pun belum ada perasaan cinta sama Haliza, tapi melakukan hal itu, dia rasa tidak perlu menunggu cinta itu tiba dan muncul. Lagipula dia suaminya. Dan sikap Haliza seperti ini membuat Aldian tidak bisa bertahan lagi, dia harus buktikan bahwa alasan belum siap memberikan haknya pada Aldian karena belum ada cinta, menurutnya bukan salah satu alasan utama, melainkan Haliza hanya menutupi aibnya.

    "Jangan kurang ajar dan menjadi durhaka Haliza. Kamu tahu tidak penolakanmu membuat aku semakin yakin bahwa ini hanya alasan kamu saja untuk menutupi aibmu yang sebenarnya."

    "Kamu tahu, kenapa aku katakan itu, sebab lelaki yang kamu cinta adalah mantan kekasihmu yang pergi itu? Jadi, aku ambil kesimpulan kalau kamu sebenarnya sudah memberikan hal yang paling berharga dalam hidupmu pada dia yang kamu cinta, bukan? Enak banget dia, dia dapat sarinya, tapi aku ampasnya. Kamu sudah sangat keterlaluan, demi dia kamu berani menolak permintaanku yang aku minta secara baik-baik," tukas Aldian sembari menatap Haliza lebih tajam.

    "Tidak. Jangan katakan itu lagi padaku, Mas. Karena semua itu tidak benar, kamu salah besar. Meskipun aku mencintai mantan kekasihku, tapi aku tidak pernah memberikan kehormatanku padanya."

    "Kalau begitu buktikan. Buktikan jika kamu masih suci dan masih menjaga kehormatanmu dari lelaki itu." Aldian menarik lengan Haliza menuju ranjang lalu dihempas di sana. Penolakan Haliza tadi membuat dia kembali geram. Tadinya saat melihat Haliza pergi tanpa ijin, Aldian sudah berusaha meredam amarah, tapi setelah Haliza menolak ajakannya, kemarahan Aldian kembali tersulut, dan kini dia tidak bisa menahannya lagi.

    Haliza segera berdiri di atas ranjang lalu menjauh dari sana, ia benar-benar takut melihat kemarahan Aldian.

    "Kamu tahu, saat mengetahui kamu pergi dan belum pulang kata Bi Kenoh tadi, aku sangat marah sekaligus mengkhawatirkan kamu. Asal kamu tahu, di luaran sana saat ini sedang berkeliaran dua residivis yang baru keluar penjara tapi dia kedapatan lagi melakukan tindakan kejahatan. Dia melakukan pelecehan terhadap anak sekolah. Apakah kamu tidak takut jika saat kamu pergi tadi, tanpa ijin pula, lalu tiba-tiba kamu dicegat mantan napi itu lalu diculik dan diperkosa. Kamu mau?" jelas Aldian menyentak Haliza.

    Haliza terkesima, pikirannya memutar kembali saat dirinya naik angkot tadi. Di dalam angkot tadi kebetulan ada dua orang pria yang menatap padanya tidak berkedip sampau ia turun dari angkot.

    Seketika tubuh Haliza merinding, ia bersyukur masih diselamatkan Yang Maha Kuasa.

    "Mungkin kamu lebih memilih diperkosa dan dilecehkan residivis itu dari pada melayani suamimu sendiri." Aldian belum berhenti mengungkapkan kekesalannya pada Haliza, tangannya dengan refleks menangkap tubuh Haliza. Aldian benar-benar marah terhadap Haliza.

    "Mas, jangan. Aku mohon, jangan," pintanya. Aldian tidak terkendali apalagi melihat permohonan Haliza yang seakan tidak sudi disentuhnya.

    Aldian meraih kemeja Haliza lalu menariknya kasar, sehingga kancingnya terlepas dari baju.

    "Sudah kutahan sabarku. Bela-belain aku belikan oleh-oleh spesial untukmu, karena aku masih menganggapmu istri meskipun kamu tidak menganggapku suami. Tapi batas sabarku sudah habis dan limitnya sampa di sini, maka jangan salahkan aku jika hari ini aku memaksamu," tegas Aldian dengan amarah yang memuncak, tidak peduli Haliza menepis menghalau tubuhnya.

Terpopuler

Comments

Titik Sofiah

Titik Sofiah

lanjut lanjut Thor

2024-10-27

1

Iqlima Al Jazira

Iqlima Al Jazira

next thor

2024-10-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2 Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3 Bab 3 Pernikahan
4 Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5 Bab 5 Penolakan Aldian
6 Bab 6 Akal-akalan Haliza
7 Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8 Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9 Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10 Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11 Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12 Bab 12 Marahnya Aldian
13 Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14 Bab 14 Paket Vitamin
15 Bab 15 Bertemu Halwa
16 Bab 16 Aldian Marah Lagi
17 Bab 17 Apatis
18 Bab 18 Malam Horor
19 Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20 Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21 Bab 21 Mantan Haliza
22 Bab 22 Perdebatan
23 Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24 Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25 Bab 26 Bukan Pil KB
26 Bab 26 Satu Kamar Lagi
27 Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28 Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29 Bab 29 Keruh Lagi
30 Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31 Bab 31 Harapan Haliza
32 Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33 Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34 Bab 34 Sekamar Lagi
35 Bab 35 Kejutan dari Aldian
36 Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37 Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38 Bab 38 Paket Tespek
39 Bab 39 Garis Dua
40 Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41 Bab 41 Antusiasme Aldian
42 Bab 42 Haliza Dirawat
43 Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44 Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45 Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46 Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47 Bab 47 Gerak Jalan
48 Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49 Bab 49 Janji
50 Bab 50 Ngidam Sea Food
51 Bab 51 Aneh-aneh Saja
52 Bab 52 Kerinduan
53 Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54 Bab 54 Melahirkan
55 Bab 55 Satu Tahun Kemudian (End)
56 Karya Baru Judul ; Pengobat Cinta Letnan Angkuh Yang Patah Hati
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2
Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3
Bab 3 Pernikahan
4
Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5
Bab 5 Penolakan Aldian
6
Bab 6 Akal-akalan Haliza
7
Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8
Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9
Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10
Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11
Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12
Bab 12 Marahnya Aldian
13
Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14
Bab 14 Paket Vitamin
15
Bab 15 Bertemu Halwa
16
Bab 16 Aldian Marah Lagi
17
Bab 17 Apatis
18
Bab 18 Malam Horor
19
Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20
Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21
Bab 21 Mantan Haliza
22
Bab 22 Perdebatan
23
Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24
Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25
Bab 26 Bukan Pil KB
26
Bab 26 Satu Kamar Lagi
27
Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28
Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29
Bab 29 Keruh Lagi
30
Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31
Bab 31 Harapan Haliza
32
Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33
Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34
Bab 34 Sekamar Lagi
35
Bab 35 Kejutan dari Aldian
36
Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37
Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38
Bab 38 Paket Tespek
39
Bab 39 Garis Dua
40
Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41
Bab 41 Antusiasme Aldian
42
Bab 42 Haliza Dirawat
43
Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44
Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45
Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46
Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47
Bab 47 Gerak Jalan
48
Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49
Bab 49 Janji
50
Bab 50 Ngidam Sea Food
51
Bab 51 Aneh-aneh Saja
52
Bab 52 Kerinduan
53
Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54
Bab 54 Melahirkan
55
Bab 55 Satu Tahun Kemudian (End)
56
Karya Baru Judul ; Pengobat Cinta Letnan Angkuh Yang Patah Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!