Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka

    Angkot itu segera melaju menuju rutenya. Di sepanjang jalan belum ada lagi penumpang yang naik. Hal ini membuat Haliza dilanda takut. Sepanjang jalan ia terus berdoa dan memegang erat tasnya kuat-kuat.

    Haliza berpasrah dan berdoa sama Yang Maha Kuasa memohon pertolongannya.

    Dua pemuda itu masih memusatkan perhatiannya pada Haliza. Haliza hanya menunduk dengan jantung yang terus berpacu.

    "Salon Male dan Female," teriak Supir, tandanya salon yang menjadi tujuan Haliza, sudah sampai. Dengan riang gembira Haliza menerbitkan senyum. Ia segera mengangkat pantatnya dari jok, berjalan membungkuk menuruni angkot.

    "Iya, kiri, Pak," sahutnya, meskipun ia belum tahu betul di sebelah mana salon itu letaknya.

    Dua pemuda itu masih saja menatap Haliza sampai Haliza menuruni angkot. Nasib baik Haliza sudah tiba di tujuan sehingga ia tidak perlu sport jantung lagi dengan tatapan menakutkan dua pemuda aneh itu.

    "Terimakasih, Pak," ucap Haliza setelah memberikan ongkosnya pada Supir. Haliza berdiri sejenak di atas trotoar untuk sekedar melihat lingkungan sekitar. Ternyata salon Male dan Female sudah ada di depan mata, ia hanya tinggal nyebrang saja ke salon itu.

    Dengan hati-hati, Haliza melihat kiri dan kanan untuk menyebrang. Setelah berhasil menyebrang, ia segera menuju salon itu. Di depan meja Kasir, ia disambut ramah oleh pegawai salon dan ditanya ingin perawatan apa.

   "Saya mau paket komplit." Haliza menunjukkan paket yang dimaksud yang sudah terdaftar di menu pelayanan. Paket komplit adalah paket yang terdiri dari, pijat refleksi, spa, facial, creambath atau perawatan rambut.

    "Baiklah Mbak, silahkan ambil nomer pelanggan." Kemudian karyawan salon itu membawa Haliza menaiki tangga menuju pelayanan pijat refleksi.

    "Oh iya, Mbak. Berhubung paket yang dipilih Mbak adalah paket komplit, maka durasi pelayanannya bisa menghabiskan waktu tiga jam, apakah Mbak tidak merasa keberatan? Dan mengenai harga, Mbak sudah paham dan deal?" Karyawan salon itu seakan mengingatkan kembali atas pilihan kliennya, takutnya tidak paham.

    "Saya paham Mbak, dan saya tidak keberatan dengan durasi pelayanannya. Saya sudah tahu dengan tatalaksana salon. Mengenai harga juga, saya deal dan cukup worth it buat saya." Haliza membalas dengan yakin, karena menurutnya harga paket komplit dengan seabreg empat pelayanan di salon ini termasuk harga yang standar, bahkan salon ini merupakan salon dengan harga lebih murah dibandingkan salon yang pernah Haliza sambangi di kota Yogya.

    Haliza mulai dilayani di bagian pijat refleksi. Tubuh Haliza benar-benar serasa dimanjakan dan rileks saat para karyawan salon mulai memijatnya. Haliza sampai tertidur di sana.

Di kediaman Aldian

    Dua jam berlalu, Haliza masih belum kembali dari salon. Bi Kenoh menjadi khawatir dan heran kenapa majikan perempuannya itu belum kembali juga.

    "Mungkin saja salonnya antri. Salon Male dan Female, kan salon terbaik di kota ini," pikir Bi Kenoh menghibur rasa khawatirnya pada Haliza.

    Setengah jam kemudian, tiba-tiba mobil Aldian sudah terdengar deru mesinnya. Bi Kenoh sudah mengenali suara mobil Aldian. Lalu ART berusia 50 tahun itu berjalan cepat menuju pintu depan lalu menyambut Aldian.

    "Den Aldian, sudah kembali, Den?" sambutnya seraya membungkuk.

    "Bi, tolong bawa kantong oleh-oleh ini. Di dalamnya ada makanan dan buah-buahan. Simpan di kulkas saja. Ada juga oleh-oleh buat Bi Kenoh sudah dipisahkan di kantong kresek merah," ujar Aldian seraya bergegas menuju rumah. Di tangannya ada kantong lain yang dibawanya menuju kamar.

    Aldian pulang tidak dengan tangan hampa, ia juga membawa oleh-oleh untuk Haliza, meskipun Haliza masih tidak mencintainya.

    Aldian terus memasuki kamar, ia menduga Haliza berada di dalam kamar atau di beranda. Setelah masuk kamar, dengan santai Aldian memasuki kamar yang lampunya sudah menyala, ia segera menggulirkan mata ke berbagai arah, mencari Haliza. Sayangnya, Haliza tidak ada.

    "Ke mana Haliza? Pasti dia sedang di balkon," pikirnya. Merasa di kamar tidak ada Haliza, Aldian memutuskan mencari Haliza ke balkon dengan melewati beranda tamu. Sayangnya Haliza tidak ada juga di balkon.

    "Ke mana dia, di sini juga tidak ada. Apakah di taman belakang rumah?" Aldian memutuskan mencari Haliza ke taman belakang rumah, ia menduga Haliza pasti berada di sana.

    Sebelum keluar pintu, Aldian melihat Bi Kenoh di dapur dan menanyakan di mana Haliza berada.

    "Bi, di mana istri saya, apakah dia ada di taman?" tanya Aldian.

    "Neng Haliza belum pulang Den," jawab Bi Kenoh. Wajahnya mulai tegang. Melihat Aldian yang mencari Haliza, naluri Bi Kenoh berkata kalau Haliza tidak meminta ijin pada Aldian untuk pergi ke salon.

    "Belum pulang dari mana? Apakah Bibi sudah bilang bahwa dia tidak perlu pergi kalau tanpa saya? Bibi kan sudah saya kasih tahu awasi istri saya," tegur Aldian kesannya menyalahkan Bi Kenoh.

    "Mohon maaf, Den. Bibi tadi sudah ingatkan istri Aden, tapi Neng Liza tidak mendengarkan bibi. Bahkan bibi sempat mengingatkan Neng Liza, supaya minta ijin terlebih dahulu pada Den Aldian," terang Bi Kenoh merasa bersalah.

    Wajah Aldian seketika memerah menahan amarah. Jelas dia marah, sebab dia merasa khawatir jika membiarkan Haliza pergi sendirian. Sebab seperti berita viral yang sedang menjadi topik pembicaraan saat ini di kotanya tinggal, bahwa ada dua orang residivis yang kembali meresahkan masyarakat. Baru saja keluar dari penjara, mantan napi itu kedapatan melecehkan seorang pengendara motor yang masih sekolah.

    "Apakah Neng Liza tidak ada menghubungi Den Aldian, tadi?" Bi Kenoh penasaran.

    "Tidak ada," sahut Aldian semakin terlihat resah. Bi Kenoh terlihat sangat khawatir setelah tahu bahwa majikan perempuannya pergi tapi tidak memberitahu Aldian.

    "Aduh, ke mana dia? Bikin resah saja. Lagipula aku ini suaminya, harusnya mau bagaimanapun aku atau bagaimana keadaan hubungan perkawinan ini, dia wajib minta ijin sama aku. Sudah mulai berani Haliza. Dicuekin justru ngelunjak dan tidak tahu adab," hentak Aldian kesal yang sudah di ubun-ubun.

    Aldian segera bergegas menuju kamarnya untuk mengambil kunci mobil. Rasa khawatir sekaligus marah langsung menyelinap di dalam dadanya.

    Aldian menuruni tangga, di bawah dia berpapasan dengan Bi Kenoh. "Bi sudah berapa jam istri saya belum kembali?"

    "Ini mau empat jam, Den."

    Aldian terkejut mendengar pengakuan Bi Kenoh. "Empat jam? Ok, saya harus segera pergi. Saya harus jemput istri saya." Aldian segera berlari keluar dengan wajah yang benar-benar khawatir.

    Bi Kenoh mengangguk. Perasaannya menjadi serba salah, ia tidak ingin Haliza dimarahi Aldian. Di sisi lain, Haliza juga salah karena tadi tidak mendengarkan nasihatnya untuk minta ijin Aldian kalau ingin keluar. Bi Kenoh menatap kepergian Aldian seraya mendoakan supaya Haliza selamat.

    Aldian mulai menyalakan mobilnya. Mobil perlahan keluar dari pintu gerbang. Bersamaan dengan itu, seorang perempuan muda baru saja turun dari angkot dengan menenteng kantong kresek di tangannya.

    "Haliza," pekik Aldian seraya menghentikan mobilnya di tengah-tengah pintu gerbang. Aldian turun dari mobil, lalu ia mencegat Haliza di depan pintu gerbang. Amarahnya sudah di ubun-ubun dan tidak terbendung.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Terpopuler

Comments

Afrilho

Afrilho

typo namanya thor Aldian bukan cakar

2024-11-21

1

Titik Sofiah

Titik Sofiah

lanjut lanjut Thor

2024-10-27

1

Lendra malayu

Lendra malayu

yg terjadi selanjutnya Aldian marah

2024-10-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2 Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3 Bab 3 Pernikahan
4 Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5 Bab 5 Penolakan Aldian
6 Bab 6 Akal-akalan Haliza
7 Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8 Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9 Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10 Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11 Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12 Bab 12 Marahnya Aldian
13 Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14 Bab 14 Paket Vitamin
15 Bab 15 Bertemu Halwa
16 Bab 16 Aldian Marah Lagi
17 Bab 17 Apatis
18 Bab 18 Malam Horor
19 Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20 Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21 Bab 21 Mantan Haliza
22 Bab 22 Perdebatan
23 Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24 Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25 Bab 26 Bukan Pil KB
26 Bab 26 Satu Kamar Lagi
27 Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28 Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29 Bab 29 Keruh Lagi
30 Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31 Bab 31 Harapan Haliza
32 Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33 Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34 Bab 34 Sekamar Lagi
35 Bab 35 Kejutan dari Aldian
36 Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37 Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38 Bab 38 Paket Tespek
39 Bab 39 Garis Dua
40 Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41 Bab 41 Antusiasme Aldian
42 Bab 42 Haliza Dirawat
43 Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44 Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45 Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46 Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47 Bab 47 Gerak Jalan
48 Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49 Bab 49 Janji
50 Bab 50 Ngidam Sea Food
51 Bab 51 Aneh-aneh Saja
52 Bab 52 Kerinduan
53 Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54 Bab 54 Melahirkan
55 Bab 55 Satu Tahun Kemudian (End)
56 Karya Baru Judul ; Pengobat Cinta Letnan Angkuh Yang Patah Hati
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2
Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3
Bab 3 Pernikahan
4
Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5
Bab 5 Penolakan Aldian
6
Bab 6 Akal-akalan Haliza
7
Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8
Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9
Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10
Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11
Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12
Bab 12 Marahnya Aldian
13
Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14
Bab 14 Paket Vitamin
15
Bab 15 Bertemu Halwa
16
Bab 16 Aldian Marah Lagi
17
Bab 17 Apatis
18
Bab 18 Malam Horor
19
Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20
Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21
Bab 21 Mantan Haliza
22
Bab 22 Perdebatan
23
Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24
Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25
Bab 26 Bukan Pil KB
26
Bab 26 Satu Kamar Lagi
27
Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28
Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29
Bab 29 Keruh Lagi
30
Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31
Bab 31 Harapan Haliza
32
Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33
Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34
Bab 34 Sekamar Lagi
35
Bab 35 Kejutan dari Aldian
36
Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37
Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38
Bab 38 Paket Tespek
39
Bab 39 Garis Dua
40
Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41
Bab 41 Antusiasme Aldian
42
Bab 42 Haliza Dirawat
43
Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44
Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45
Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46
Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47
Bab 47 Gerak Jalan
48
Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49
Bab 49 Janji
50
Bab 50 Ngidam Sea Food
51
Bab 51 Aneh-aneh Saja
52
Bab 52 Kerinduan
53
Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54
Bab 54 Melahirkan
55
Bab 55 Satu Tahun Kemudian (End)
56
Karya Baru Judul ; Pengobat Cinta Letnan Angkuh Yang Patah Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!