Bab 6 Akal-akalan Haliza

    Setelah penolakan Aldian tempo hari, Haliza benar-benar jadi orang rumahan. Terlebih kini di dalam rumah, jika Aldian pergi ke kantor, Haliza tidak sendiri lagi. Aldian memperkerjakan salah seorang asisten rumah tangga. Sebenarnya ART itu bukan orang baru. Dia merupakan orang yang sesekali diperbantukan di rumah Aldian jika di dalam rumah sudah terlihat kotor.

    Bi Kenoh nama ART itu, dia bekerja cukup sampai jam tujuh malam. Namun, jika mau menginap pun tidak masalah, Aldian justru senang sebab di rumah akan terasa lebih ramai. Tapi berhubung rumah Bi Kenoh tidak terlalu jauh dari kediaman Aldian, Bi Kenoh memutuskan pulang pergi saja setiap hari.

    Haliza memilih bermalas-malasan. Pekerjaannya hanya duduk sambil ngemil, bahkan rebahan sembari memainkan Hp dan membaca novel online kesayangannya. Sebetulnya Haliza kesal juga dengan sikap Aldian yang egois. Aldian seolah mengurungnya di dalam rumah tanpa boleh berinteraksi dengan dunia luar.

    "Siapa bilang aku melarang kamu berinteraksi di luar lingkungan rumah? Kamu boleh keluar rumah menyapa tetangga, tapi tidak untuk merumpi atau gosip. Kamu bisa juga menyapa tukang bakso atau tukang apa saja jika kamu sesekali pengen beli jajanan." Aldian menegaskan, itu artinya dia tidak memberi kekangan terhadap Haliza.

    Haliza tidak bisa berkutik dengan sangkalan Aldian. Toh dia sebenarnya tidak benar-benar dilarang bekerja, hanya saja Aldian tidak mengijinkan dirinya bekerja di luar atau pergi kerja kantoran.

    "Sayang banget ilmuku ini jika dianggurin begini. Lagipula usiaku masih produktif dan tenagaku kuat untuk bekerja. Apa salahnya aku kamu ijinkan kerja, Mas? Kalau di rumah terus, aku akan sangat bosan," protes Haliza lagi.

    Aldian kembali meradang dengan sikap Haliza yang kembali protes dan menuntut bekerja.

    "Sudah aku katakan aku tidak mengijinkan kamu bekerja di kantoran atau di luar. Kamu paham tidak, sih, dengan apa yang aku ucapkan? Kalau kamu tetap membantah, terserah kamu. Sudah aku katakan, silahkan kamu bekerja di kantor orang, tapi ingat mulai saat itulah kamu sudah bukan penghuni rumah ini lagi," tegas Aldian lagi. Kali ini dia mengatakan itu dengan sungguh-sungguh.

    Haliza terhenyak dan kembali merenung sedih mendengar penolakan Aldian yang kedua kalinya. Meskipun pernikahan ini atas dasar perjodohan, dan Haliza belum bisa membuka hati bagi Aldian, tapi jika Haliza harus menjadi janda dalam waktu singkat, ia sungguh tidak siap dan tidak rela.

    Haliza pun pergi dan berlalu meninggalkan Aldian, dengan wajah yang kecewa.

    "Sudah aku katakan, kamu bisa bekerja lewat Hp atau laptop, buat apa kamu buang-buang tenaga di kantor orang yang tentu saja berseliweran teman laki-laki. Asal kamu tahu, aku kurang suka jika membiarkan kamu lebih banyak interaksi dengan teman laki-laki di luar. Alasan ini aku buat bukan karena aku cemburu atau apa, tapi sebagai suami aku risih jika melihat istri banyak bergaul dengan teman laki-lakinya," tegas Aldian lagi keras.

    Haliza tidak bisa berkata-kata lagi, dia bergegas meninggalkan Aldian yang meradang. Haliza pergi menyendiri menuju balkon ruang tamu yang jarang Aldian tempati, dia menumpahkan kekecewaannya di sana dengan menangis.

    "Kenapa mama dan papa justru menjodohkan aku dengan laki-laki egois dan psikopat? Mereka hanya menilai dari luarnya saja, tanpa mengenal kalau dalamnya seperti apa," batin Haliza menyesal.

***

    Sudah sebulan berlalu, pernikahan Aldian dan Haliza masih hambar. Antara mereka belum terjalin komunikasi dua arah yang baik. Keduanya masih memperlihatkan egonya masing-masing. Namun, sejak Aldian teguh melarang Haliza bekerja di luar untuk yang kedua kalinya, baik Haliza maupun Aldian, kini jarang terlibat obrolan yang awal-awal sering menegangkan.

Haliza mengalah dan lebih banyak diam. Waktunya kini dia habiskan dengan duduk diam atau rebahan sembari memainkan Hp. Kadang Haliza berselancar dengan media sosialnya. Bertegur sapa dengan teman-temannya.

    Berbeda dengan Aldian, dia lebih suka melihat Haliza berdiam diri di rumah, atau duduk santai dan rebahan main Hp atau nonton drama Korea kesukaannya daripada membiarkan Haliza bekerja di luar. Tanpa Haliza harus bekerja, Aldian sama sekali tidak keberatan asal Haliza patuh atas perintahnya.

    Sunggingan senyum itu terbit di bibir Aldian, dia masih merayakan kegembiraannya karena Haliza akhirnya menerima keputusannya.

    Aldian menghampiri Haliza bermaksud pamit untuk bekerja. Namun, keberadaan pembalut bersayap di atas nakas membuat Aldian lagi-lagi termenung. Sebagai lelaki normal dan sudah beristri, perasaan ingin itu begitu saja muncul. Namun, dalam sebulan ini Aldian hampir genap bisa menahan keinginannya, sebab pada kenyataannya Haliza selalu mempergunakan pembalut itu.

    Namun kali ini Aldian begitu risau, dia berpikir kenapa Haliza datang bulannya hampir sebulan penuh. Apakah memang siklus bulanan perempuan muda bisa selama itu dan dalam sebulan tidak berhenti-berhenti?

    "Liza, kamu masih datang bulan?" tanya Aldian tanpa basa-basi lagi. Aldian memang tipe yang kalau bicara suka langsung pada pointnya.

    Haliza menoleh lalu mengangguk. "Apakah siklus bulanan kamu memang selalu begitu, dalam sebulan tanpa jeda darahnya datang terus?" heran Aldian khawatir.

    "Iya, Mas. Aku juga tidak tahu."

    "Kamu harusnya diperiksa ke Bidan. Jangan-jangan darah yang kamu keluarkan bukan darah mens, melainkan darah penyakit. Aku tidak mau dibilang membiarkan kamu di rumah tanpa membawanya berobat. Sebaiknya kamu ke Bidan sekarang, ya. Aku antar kamu, aku khawatir melihat kamu datang bulan terus. Kalau begitu, kapan aku bisa menjamahmu?" Akhirnya inti dari kerisauan Aldian terjawab sudah. Aldian tidak bisa menyalurkan inginnya jika Haliza datang bulannya tidak henti-henti.

    Haliza awalnya tertawa geli dalam hati mendengar kekhawatiran Aldian. Haliza merasa Aldian benar-benar mengkhawatirkannya. Tapi ujung dari kalimatnya justru menohok. Aldian bukan khawatir betulan, melainkan dia khawatir karena belum bisa menyalurkan keinginannya.

    Haliza tersenyum smirk, mengingat sikap Aldian yang terlalu egois, maka dari itu rencananya akan terus ia mainkan selama Aldian tidak curiga.

    "Tidak, aku memang kadang-kadang begini, Mas, siklus haidnya. Kadang sebulan haidnya tidak berhenti-henti, lalu bulan depannya sambung haid lagi. Nah bulan depannya baru berhenti, tapi hanya beberapa hari," jelas Haliza tanpa memperlihatkan rasa was-was.

    "Serius?" Aldian benar-benar memperlihatkan kekhawatirannya yang diangguki Haliza dengan cepat.

    Namun, sepandai-pandai menyembunyikan bangkai, akhirnya kecium juga bau busuknya. Setelah Aldian pulang dari kantor dan langsung masuk kamar, Aldian tanpa sengaja melihat sebotol obat merah dan pembalut yang sepertinya lupa dimasukkan kembali ke dalam kotak make up.

    "Apakah Haliza pura-pura datang bulan hanya untuk menghindar aku gauli? Keterlaluan Haliza. Dia sengaja ternyata." Aldian mendengus kesal dengan akal-akalan Haliza.

    "Tunggu saja pembalasan dariku. Akan kubuat kamu mati kutu," ancam Aldian dalam hati.

Terpopuler

Comments

Lia Safitri

Lia Safitri

hasrat udah di ubun ² tu..

2024-11-23

1

Leni

Leni

bini a nyerandu ntar klw dah cinta hemm ditinggal pun tak mau

2024-12-27

0

Mumun Munawwaroh

Mumun Munawwaroh

halizxa thor

2024-12-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2 Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3 Bab 3 Pernikahan
4 Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5 Bab 5 Penolakan Aldian
6 Bab 6 Akal-akalan Haliza
7 Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8 Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9 Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10 Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11 Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12 Bab 12 Marahnya Aldian
13 Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14 Bab 14 Paket Vitamin
15 Bab 15 Bertemu Halwa
16 Bab 16 Aldian Marah Lagi
17 Bab 17 Apatis
18 Bab 18 Malam Horor
19 Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20 Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21 Bab 21 Mantan Haliza
22 Bab 22 Perdebatan
23 Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24 Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25 Bab 26 Bukan Pil KB
26 Bab 26 Satu Kamar Lagi
27 Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28 Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29 Bab 29 Keruh Lagi
30 Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31 Bab 31 Harapan Haliza
32 Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33 Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34 Bab 34 Sekamar Lagi
35 Bab 35 Kejutan dari Aldian
36 Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37 Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38 Bab 38 Paket Tespek
39 Bab 39 Garis Dua
40 Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41 Bab 41 Antusiasme Aldian
42 Bab 42 Haliza Dirawat
43 Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44 Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45 Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46 Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47 Bab 47 Gerak Jalan
48 Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49 Bab 49 Janji
50 Bab 50 Ngidam Sea Food
51 Bab 51 Aneh-aneh Saja
52 Bab 52 Kerinduan
53 Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54 Bab 54 Melahirkan
55 Bab 55 Satu Tahun Kemudian (End)
56 Karya Baru Judul ; Pengobat Cinta Letnan Angkuh Yang Patah Hati
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2
Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3
Bab 3 Pernikahan
4
Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5
Bab 5 Penolakan Aldian
6
Bab 6 Akal-akalan Haliza
7
Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8
Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9
Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10
Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11
Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12
Bab 12 Marahnya Aldian
13
Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14
Bab 14 Paket Vitamin
15
Bab 15 Bertemu Halwa
16
Bab 16 Aldian Marah Lagi
17
Bab 17 Apatis
18
Bab 18 Malam Horor
19
Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20
Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21
Bab 21 Mantan Haliza
22
Bab 22 Perdebatan
23
Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24
Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25
Bab 26 Bukan Pil KB
26
Bab 26 Satu Kamar Lagi
27
Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28
Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29
Bab 29 Keruh Lagi
30
Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31
Bab 31 Harapan Haliza
32
Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33
Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34
Bab 34 Sekamar Lagi
35
Bab 35 Kejutan dari Aldian
36
Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37
Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38
Bab 38 Paket Tespek
39
Bab 39 Garis Dua
40
Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41
Bab 41 Antusiasme Aldian
42
Bab 42 Haliza Dirawat
43
Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44
Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45
Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46
Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47
Bab 47 Gerak Jalan
48
Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49
Bab 49 Janji
50
Bab 50 Ngidam Sea Food
51
Bab 51 Aneh-aneh Saja
52
Bab 52 Kerinduan
53
Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54
Bab 54 Melahirkan
55
Bab 55 Satu Tahun Kemudian (End)
56
Karya Baru Judul ; Pengobat Cinta Letnan Angkuh Yang Patah Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!