Bab 5 Penolakan Aldian

    "Mas aku mau kerja. Aku bosan di rumah nggak ada kerjaan. Padahal di Yogya, pagi-pagi aku sudah pergi ke kantor, pulang jam empat sore," ujar Haliza sembari mengeluarkan berkas-berkas penting dari dalam kopernya sebagai syarat jika melamar pekerjaan.

    "Bekerja? Kamu ingin kerja?" Aldian bertanya balik sembari menatap Haliza tajam.

    "Iya. Aku tidak biasa berdiam diri di rumah tanpa ada yang aku kerjakan," ujarnya mengangguk. "Lagipula, aku ingin punya uang sendiri seperti masih gadis dulu," lanjut Haliza.

    Ucapan Haliza barusan serasa menohok jantung Aldian. Haliza menyebut dirinya ingin punya duit seperti masa gadisnya dulu. Padahal tanpa Haliza bekerja, Aldian bisa memberi Haliza uang. Bahkan kini dia sudah menjadi istrinya, jadi nafkah lahir sudah tentu akan Haliza dapatkan.

    "Kamu tidak perlu bekerja. Kalau kamu tidak ingin berdiam diri di rumah dan bosan, ada cara kok supaya kamu tidak berdiam diri dan bosan. Pekerjaan di dalam rumah ini tidak kurang jika mau. Kamu cukup menyapu lantai kalau kotor, atau melap kaca jika buram, juga bisa mencuci piring jika kita habis makan. Tidak ada lagi yang namanya berdiam diri di rumah," tukas Aldian panjang lebar.

    "Bukan pekerjaan seperti itu maksudku, Mas. Tapi pekerjaan seperti di kantor yang tiap bulan mendapat gaji."

    "Aku bisa kasih kamu duit tanpa kamu harus susah payah bekerja," sergah Aldian tidak setuju.

    "Jelas kamu harus kasih aku duit tiap bulan, Mas. Karena itu sudah kewajiban kamu sebagai suami," balas Haliza tidak mau kalah.

    "Bukan sekedar uang nafkah yang akan aku berikan, uang jajan dan make up kamu juga aku berikan."

    "Pokoknya aku tetap akan mencari pekerjaan. Aku bisa melamar kerja di bank misalnya, karena aku dulu pernah juga kerja di bank menjadi CS," selorohnya masih ngotot.

    "Tidak ada yang kerja selain aku di rumah ini, apalagi kamu mau melamar kerja di bank. Aku sama sekali tidak ijinkan, kamu tahu kerja di bank itu kayak apa? Banyak tekanan dan harus tercapai target, belum lagi harus ngejar nasabah yang susah bayar setoran yang bunganya berkali-kali lipat. Tidakkah kamu tahu bahwa pinjaman di bank itu riba? Maka dari itu aku tidak ijinkan kamu kerja, terlebih di bank," tekan Aldian melarang keras.

    Haliza terbelalak tidak senang dengan larangan keras Aldian Dia tetap akan melamar pekerjaan. Kalau di bank dilarang, maka ia akan melamar kerja di mall sebagai Supervisor atau pengawas gudang.

    "Baiklah, aku akan melamar kerja di mall saja kalau begitu." Haliza memutuskan.

    "Aku tetap tidak ijinkan kamu bekerja. Kalau kamu tetap mau bekerja, aku bisa kasih kamu kerjaan tanpa harus keluar dari rumah," tandas Aldian menatap tajam Haliza.

    "Kerjaan apa di dalam rumah, judi online yang sedang marak itu? Itu bukan kerjaan, tapi orang pemalas yang nungguin peruntungan dari bandar judi. Jangan-jangan kamu terlibat judi online dan pinjaman online, Mas. Secara ASN atau aparat negara, gajinya tidak seberapa, apalagi kalau gaya hidup mewah, mana bisa," ucap Haliza menyepelekan.

    Aldian sontak menghampiri Haliza lalu mencengkram kedua bahunya, ia merasa tersinggung dengan tudingan negatif Haliza. Tidak ada angin atau hujan, tiba-tiba saja keluar statement dari mulut Haliza yang negatif, kalau dia terlibat judi online atau pinjaman online. Untuk membayangkannya saja sudah amit-amit duluan.

    "Jangan sembarangan kalau nuduh orang, apalagi aku ini suamimu. Aku aparat negara yang tidak sepatutnya terjerumus ke dalam perbuatan melanggar hukum. Jikapun ada, itu hanya sebagian kecil dan termasuk aparat yang tidak punya otak atau bodoh. Kamu tidak bisa menjudge, bahwa semua ASN atau aparat negara dengan gajinya yang terbatas bisa disimpulkan terlibat judi online atau pinjaman online. Selama aku menjadi aparat negara dengan gaji yang menurutmu tidak seberapa, tapi pantang aku pinjam duit ke bank, terlebih berbunga, yang ada hanya akan menambah dosa," cetus Aldian panjang supaya Haliza paham dan tidak memandangnya sebelah mata.

    Haliza terdiam, dia merasakan ucapan Aldian barusan sebagai bentuk protes dan kecewanya terhadap apa yang ia katakan barusan. Haliza merunduk dan sedikit merasa bersalah.

    "Pakai laptop ini, kamu bisa melakukan pekerjaan melalui laptop tanpa harus keluar rumah," sodor Aldian tiba-tiba, memberikan laptopya ke hadapan Haliza.

    Haliza tercengang dan tidak paham apa yang dimaksud Aldian dengan laptop yang diberikan padanya.

    "Kamu bisa bekerja lewat laptopku atau kalau tidak mau repot karena laptop terlalu gede, kamu bisa gunakan Hp mu untuk bekerja. Lalu pekerjaan apa yang aku maksud, pasti kamu ingin tahu bukan?" Aldian melanjutkan kembali ucapannya tanpa sedikitpun memberi kesempatan untuk Haliza bicara.

    Haliza bengong dan tidak paham jenis pekerjaan apa yang Aldian tawarkan dan bisa dilakukan di rumah?

    "Lalu pekerjaan apa yang kamu tawarkan itu, Mas?" Haliza mencoba mengorek penasaran.

    "Kamu buka link milikku di dalam laptop itu, lalu salin dan masuki, maka di sana kamu akan menemukan jenis pekerjaan sampingan apa yang sedang aku geluti? Bahkan hasilnya bisa lebih dari sekedar pinjam duit dari online," tukas Aldian percaya diri.

    Haliza mencoba membuka link yang disebutkan Aldian tadi. Haliza cukup penasaran dengan pekerjaan sampingan Aldian, rupanya Aldian open jasa menyewakan apartemen atau hotel atau perumahan juga barang-barang properti. Mengenai fee, ternyata honornya tidak main-main. Sekali jebol, Aldian cukup lumayan mendapatkan pundi-pundi Rupiah dari open jasa sewa menyewa apartemen dan sejenisnya.

    Haliza mengamati, ternyata tidak sedikit orang-orang yang tertarik memilih jasa yang ditawarkan Aldian. Bisa dibayangkan penghasilan Aldian dalam per minggu berapa.

    "Jika kamu tertarik, kamu bisa turun tangan juga dalam bidang pekerjaan sampingan yang aku kerjakan. Ini halal dan bukan judi online. Sampai di sini kamu paham?" celoteh Aldian beberapa saat setelah Haliza mengakhiri perselancarannya di link jasa sewa menyewa milik Aldian.

   "Tapi, aku tidak tertarik dengan jenis pekerjaan yang hanya mengandalkan perangkat lunak, menawarkan barang atau benda lewat benda dan duduk dalam satu ruangan, aku bisa-bisa cepat bosan tanpa interaksi langsung dengan orang," kilah Haliza memberi alasan.

    Aldian mendengus kecewa dengan tanggapan Haliza. Dikasih mudah dan tidak cape, Haliza justru memilih bidang pekerjaan yang sifatnya langsung turun lapangan dan berinteraksi dengan banyak orang.

    "Baiklah jika itu mau kamu. Kamu boleh bekerja di luaran sana di kantor milik orang. Tapi dengan catatan, kamu tidak bisa kembali ke rumah ini lagi. Bawa sekalian koper kamu beserta isi-isinya," tegas Aldian mengultimatum Haliza. Haliza ternganga tidak menduga, dia pikir Aldian pada akhirnya mengijinkan, tapi kenyataannya justru mengultinya.

    Haliza merengut dengan penolakan Aldian. Kalau begitu caranya, Haliza mau tidak mau harus berdiam diri di rumah. Daripada mengikuti Aldian yang nantinya bisa besar kepala, lebih baik Haliza bermalas-malasan di rumah serta ongkang kaki sembari membaca novel online favoritenya.

Terpopuler

Comments

Wulansari

Wulansari

Ya Rabb...ni gambaran istri kurang bersyukur...mudah²an ga berlarut²

2024-12-19

1

Irmha febyollah

Irmha febyollah

bukan gak bersyukur Bun. kadang laki2 bisa di ambil tuhan dan bisa juga di ambil pelakor. jdi klo punya uang sndri enk. gak pala bergantung pada laki2

2025-01-29

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2 Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3 Bab 3 Pernikahan
4 Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5 Bab 5 Penolakan Aldian
6 Bab 6 Akal-akalan Haliza
7 Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8 Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9 Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10 Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11 Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12 Bab 12 Marahnya Aldian
13 Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14 Bab 14 Paket Vitamin
15 Bab 15 Bertemu Halwa
16 Bab 16 Aldian Marah Lagi
17 Bab 17 Apatis
18 Bab 18 Malam Horor
19 Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20 Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21 Bab 21 Mantan Haliza
22 Bab 22 Perdebatan
23 Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24 Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25 Bab 26 Bukan Pil KB
26 Bab 26 Satu Kamar Lagi
27 Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28 Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29 Bab 29 Keruh Lagi
30 Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31 Bab 31 Harapan Haliza
32 Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33 Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34 Bab 34 Sekamar Lagi
35 Bab 35 Kejutan dari Aldian
36 Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37 Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38 Bab 38 Paket Tespek
39 Bab 39 Garis Dua
40 Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41 Bab 41 Antusiasme Aldian
42 Bab 42 Haliza Dirawat
43 Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44 Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45 Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46 Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47 Bab 47 Gerak Jalan
48 Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49 Bab 49 Janji
50 Bab 50 Ngidam Sea Food
51 Bab 51 Aneh-aneh Saja
52 Bab 52 Kerinduan
53 Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54 Bab 54 Melahirkan
55 Bab 55 Satu Tahun Kemudian (End)
56 Karya Baru Judul ; Pengobat Cinta Letnan Angkuh Yang Patah Hati
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2
Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3
Bab 3 Pernikahan
4
Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5
Bab 5 Penolakan Aldian
6
Bab 6 Akal-akalan Haliza
7
Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8
Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9
Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10
Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11
Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12
Bab 12 Marahnya Aldian
13
Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14
Bab 14 Paket Vitamin
15
Bab 15 Bertemu Halwa
16
Bab 16 Aldian Marah Lagi
17
Bab 17 Apatis
18
Bab 18 Malam Horor
19
Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20
Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21
Bab 21 Mantan Haliza
22
Bab 22 Perdebatan
23
Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24
Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25
Bab 26 Bukan Pil KB
26
Bab 26 Satu Kamar Lagi
27
Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28
Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29
Bab 29 Keruh Lagi
30
Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31
Bab 31 Harapan Haliza
32
Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33
Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34
Bab 34 Sekamar Lagi
35
Bab 35 Kejutan dari Aldian
36
Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37
Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38
Bab 38 Paket Tespek
39
Bab 39 Garis Dua
40
Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41
Bab 41 Antusiasme Aldian
42
Bab 42 Haliza Dirawat
43
Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44
Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45
Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46
Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47
Bab 47 Gerak Jalan
48
Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49
Bab 49 Janji
50
Bab 50 Ngidam Sea Food
51
Bab 51 Aneh-aneh Saja
52
Bab 52 Kerinduan
53
Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54
Bab 54 Melahirkan
55
Bab 55 Satu Tahun Kemudian (End)
56
Karya Baru Judul ; Pengobat Cinta Letnan Angkuh Yang Patah Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!