Bab 3 Pernikahan

    Entah kenapa lamaran itu tidak mendapatkan penolakan, meskipun hati Haliza menentangnya. Haliza hanya duduk menunduk dengan wajah yang muram, sembari sesekali berkata iya dan iya.

    Melihat Haliza hanya duduk diam dan tidak banyak bicara, Aldian menyimpulkan kalau Haliza menerima perjodohan ini dengan ikhlas dan suka cita. Mengenai wajahnya yang muram, Aldian menilai kalau Haliza sedang merasakan rasa canggung dan malu.

    Akhirnya diputuskan, bahwa pernikahan mereka akan digelar sebulan kemudian. Sama halnya dengan keputusan tanggal pernikahan, Haliza sama sekali tidak menolak atau merasa keberatan.

    Kedua belah pihak antara calon besan memutuskan untuk menyiapkan segalanya. Calon pengantin tidak diijinkan sibuk memikirkan persiapan menjelang hari H, kecuali fitting baju pengantin.

    Sementara Aldian memutuskan kembali ke kota tempatnya berdinas, sebab ia harus melakukan pengajuan nikah juga di kantornya sebagai syarat-syarat naik pelaminan, supaya pernikahan mereka tercatat di kantor catatan sipil, sah secara hukum agama dan negara.

    Sehari sebelum Aldian kembali ke kota Lembang, Haliza meminta Aldian untuk bertemu. Hal ini terpaksa ia lakukan, karena ada sesuatu yang harus Haliza sampaikan kepada Aldian terkait perjodohan ini.

    "Aku minta waktu sebentar. Mengenai perjodohan itu, bukan berarti aku menerima begitu saja. Aku hanya terpaksa, karena paksaan mama dan papa. Asal kamu tahu, Mas. Aku belum bisa melupakan mantanku, jadi aku harap Mas Aldian tidak berharap banyak dari hubungan kita nanti," cetus Haliza to the point.

    Aldian tentu saja terhenyak mendengar pengakuan Haliza barusan, dia ingin marah dan melampiaskan kekecewaannya pada Haliza. Akan tetapi tidak enak karena mereka saat ini sedang berada di tempat umum.

    "Jadi sebenarnya tadi malam itu kamu pura-pura menerima perjodohan itu? Baiklah, akan aku ingat setiap kata per kata yang kamu ucapkan barusan. Tunggu saja setelah kita menikah, semua perkataanmu akan berbanding terbalik. Kamu akan mencintaiku dan melupakan mantanmu itu. Catat itu," tegas Aldian tidak mau kalah.

    "Aku rasa itu tidak mungkin, Mas. Sebab namamu dengan mantanku saja namanya hampir mirip, jadi mana mungkin aku bisa cepat move on dari dia," sangkal Haliza lagi. Sayangnya, Aldian menanggapinya dengan senyum yang sulit diartikan.

    "Setelah melihat kamu tadi malam yang menunduk dan diam saja, aku pikir kamu ini perempuan lembut, ramah dan baik hati, tapi sayangnya dugaan ku meleset. Ternyata penampilan luar tidak menjamin dalamnya baik," tukas Aldian seraya menyeruput kopinya yang sudah mulai berkurang panasnya.

    Haliza menatap kesal pada Aldian. Baru pertemuan sekali saja, Aldian baginya sangat menyebalkan.

    "Setelah kita menikah, aku tidak mau kamu ajak ke Jawa Barat, aku akan tetap di sini, karena aku bekerja. Atau kalau bisa kamu saja yang pindah tugas ke sini," tegas Haliza sudah mengultimatum duluan.

    Aldian menggeleng, dalam hal ini dia tidak bisa diultimatum, terlebih oleh seorang istri. Kalau sudah menikah, otomatis dia merupakan kepala keluarga yang punya wewenang kuat ke mana arah tujuan biduk rumah tangganya akan dibawa. Aldian tidak mau, dia dikendalikan istri, meskipun dia masih belum yakin bisa mencintai perempuan modelan seperti Haliza.

    "Tidak bisa, kamu harus melepaskan pekerjaanmu. Kamu istri Persit yang harus selalu mendampingi suaminya di mana dia bertugas. Lagipula, aku tidak segampang itu minta pindah tugas, sebab baru saja dua tahun aku pindah tugas ke kota kecil di Jawa Barat. Jadi, aku tidak mungkin pindah. Yang ada, aku akan boyong kamu sekalian," tandas Aldian seraya berdiri dan meninggalkan kafe tanpa menoleh lagi pada Haliza.

   Haliza terbelalak dengan sikap Aldian yang baginya keterlaluan. Dia ditinggalkan begitu saja di kafe. Haliza kemudian berdiri, mengikuti Aldian. Ternyata pria tentara yang akan dijodohkan dengannya justru sangat menyebalkan.

    Aldian menghampiri mobilnya di parkiran. Dia menunggu Haliza yang berjalan pelan ke arahnya. Aldian tidak mungkin meninggalkan Haliza dan membiarkan ia pulang sendirian. Bagaimanapun juga dia harus bertanggung jawab memulangkan Haliza ke rumahnya dengan baik-baik, meskipun sikap Haliza sangat menyebalkan.

     "Ternyata, aku justru mendapatkan perempuan sok dan belum move on dari mantannya." Aldian merutuk sembari menatap sekilas ke arah Haliza yang sudah berada di samping pintu mobilnya.

***

    Waktu yang telah ditentukan tiba. Sebulan setelah lamaran itu digelar, akhirnya pernikahan antara Aldian dan Haliza dilangsungkan di kediaman orang tua Haliza. Mereka tidak menyewa gedung. Perhelatan pernikahan itu cukup digelar di depan halaman rumah orang tua Haliza yang lumayan luas. Lagipula tamu undangan tidak terlalu banyak, cukup tetangga dekat dan kerabat dekat saja yang diundang, itupun atas permintaan Haliza.

    "Saya terima nikah dan kawinnya Haliza Binti Hasan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan satu set perhiasan, dibayar TUNAI."

    Baru saja Aldian mengikrarkan ijab kabul pernikahan dengan lancar terhadap Haliza. Kini mereka berdua telah sah menjadi suami istri. Momen ini benar-benar sakral. Meskipun dalam hati masing-masing, belum ada perasaan cinta. Namun keduanya menjalani prosesnya secara khidmat dan penuh haru.

    Air mata di pipi Haliza tidak bisa ditahan lagi. Terlebih ketika dirinya mulai menyematkan cincin di jari manis Aldian dan mencium tangan pria yang kini sudah sah menjadi suaminya.

    Kini giliran Aldian yang menyematkan cincin pernikahan di jari manis Haliza. Kemudian Aldian mengecup kening Haliza sebagai tanda bahwa Haliza sudah benar-benar sah menjadi miliknya.

    Entah sandiwara atau apa yang mereka tampilkan saat ini. Yang jelas baik Aldian maupun Haliza, hari ini merasa berbeda. Keduanya merasakan pernikahan atas perjodohan paksa ini, begitu khidmat dan haru, bagaikan pernikahan yang sama-sama diinginkan oleh mereka saja.

***

    Kabar pernikahan Haliza dengan seorang pria asing, sampai ke telinga Ardian, mantan kekasih Haliza yang memutuskan sepihak hubungan tali kasih yang telah mereka bina kurang lebih dua tahun. Ada raut kecewa di wajah Ardian.

    "Haliza, ternyata segampang itu kamu melupakan aku. Siapa gerangan pria yang berhasil membawa Haliza ke pelaminan?" Ardian mengepalkan tangannya tanda kecewa. Tidak dia duga, setelah ia memutuskan hubungan secara sepihak pada Haliza, kenyataannya kini justru begitu menohok, Haliza lebih dulu menikah dibanding dia.

    Perhelatan nikah itu kini telah usai. Tubuh Haliza begitu sangat lelah, sehingga tiba di kamar pengantin, dia ambruk begitu saja saking lelahnya.

    Belum lagi mengurus surat kepindahan dan mengajukan pengunduran dirinya dari kantor tempatnya bekerja.

    Besoknya, tanpa peduli penolakan dari Haliza, Aldian berhasil membawa Haliza kembali ke kota Lembang. Aldian bertekad akan membuat Haliza bertekuk lutut padanya dan mencintai.

   "Kita lihat saja sampai di mana kamu akan bertahan dengan sikap kamu yang belum move on dari mantanmu," batin Aldian.

Terpopuler

Comments

Dewi Oktavia

Dewi Oktavia

wkwkwkk

2025-03-06

0

Ketawang

Ketawang

Semangat Aldian💪🏻💪🏻

2024-12-12

0

Titik Sofiah

Titik Sofiah

lanjut lanjut Thor

2024-10-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2 Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3 Bab 3 Pernikahan
4 Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5 Bab 5 Penolakan Aldian
6 Bab 6 Akal-akalan Haliza
7 Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8 Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9 Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10 Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11 Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12 Bab 12 Marahnya Aldian
13 Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14 Bab 14 Paket Vitamin
15 Bab 15 Bertemu Halwa
16 Bab 16 Aldian Marah Lagi
17 Bab 17 Apatis
18 Bab 18 Malam Horor
19 Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20 Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21 Bab 21 Mantan Haliza
22 Bab 22 Perdebatan
23 Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24 Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25 Bab 26 Bukan Pil KB
26 Bab 26 Satu Kamar Lagi
27 Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28 Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29 Bab 29 Keruh Lagi
30 Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31 Bab 31 Harapan Haliza
32 Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33 Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34 Bab 34 Sekamar Lagi
35 Bab 35 Kejutan dari Aldian
36 Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37 Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38 Bab 38 Paket Tespek
39 Bab 39 Garis Dua
40 Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41 Bab 41 Antusiasme Aldian
42 Bab 42 Haliza Dirawat
43 Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44 Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45 Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46 Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47 Bab 47 Gerak Jalan
48 Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49 Bab 49 Janji
50 Bab 50 Ngidam Sea Food
51 Bab 51 Aneh-aneh Saja
52 Bab 52 Kerinduan
53 Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54 Bab 54 Melahirkan
55 Bab 55 Satu Tahun Kemudian (End)
56 Karya Baru Judul ; Pengobat Cinta Letnan Angkuh Yang Patah Hati
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Tidak Sengaja di Bandara
2
Bab 2 Nama Yang Hampir Sama
3
Bab 3 Pernikahan
4
Bab 4 Belum Apa-apa Sudah Beli Pembalut
5
Bab 5 Penolakan Aldian
6
Bab 6 Akal-akalan Haliza
7
Bab 7 Kebohongan Yang Terbongkar
8
Bab 8 Ketahuan Belum Move On
9
Bab 9 Sebelum Mencintaimu
10
Bab 10 Foto Masa Kecil Aldian
11
Bab 11 Kepulangan Aldian Yang Tidak Disangka
12
Bab 12 Marahnya Aldian
13
Bab 13 Bagai Singa Lapar dan Kasar
14
Bab 14 Paket Vitamin
15
Bab 15 Bertemu Halwa
16
Bab 16 Aldian Marah Lagi
17
Bab 17 Apatis
18
Bab 18 Malam Horor
19
Bab 19 Setelah Horor Terbitlah Romantis
20
Bab 20 Gara-gara Sempak dan Celana Dalam
21
Bab 21 Mantan Haliza
22
Bab 22 Perdebatan
23
Bab 23 Menemui Mantan Kekasih
24
Bab 24 Ingin Mengajukan Gugatan Cerai
25
Bab 26 Bukan Pil KB
26
Bab 26 Satu Kamar Lagi
27
Bab 27 Satu Ranjang Beda Selimut
28
Bab 28 Karma Sedang Menimpa
29
Bab 29 Keruh Lagi
30
Bab 30 Haliza Mengurung Diri
31
Bab 31 Harapan Haliza
32
Bab 32 Tidur di Sofa Kamar Aldian
33
Bab 33 Mangga Muda dan Hp Haliza yang Rusak
34
Bab 34 Sekamar Lagi
35
Bab 35 Kejutan dari Aldian
36
Bab 36 Ada Cemburu di Acara Persit
37
Bab 37 Mangga Muda Dicocol Garam
38
Bab 38 Paket Tespek
39
Bab 39 Garis Dua
40
Bab 40 Kado Surprise dari Haliza
41
Bab 41 Antusiasme Aldian
42
Bab 42 Haliza Dirawat
43
Bab 43 Anak Pertama Ingin Perempuan
44
Bab 44 Haliza Cemburu, Aldian Senang
45
Bab 45 Pemeriksaan Kandungan
46
Bab 46 Jadi Diri Sendiri
47
Bab 47 Gerak Jalan
48
Bab 48 Haliza Mual dan Lemas
49
Bab 49 Janji
50
Bab 50 Ngidam Sea Food
51
Bab 51 Aneh-aneh Saja
52
Bab 52 Kerinduan
53
Bab 53 Postingan Foto di Facebook
54
Bab 54 Melahirkan
55
Bab 55 Satu Tahun Kemudian (End)
56
Karya Baru Judul ; Pengobat Cinta Letnan Angkuh Yang Patah Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!