Bab 19

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Orang-orang sudah membereskan meja kerja masing-masing dan bersiap untuk pulang. Aku juga melakukan hal yang sama dengan meja kerja ku. Satu persatu barang pribadi masuk ke dalam tas.

Suara telfon kantor mengakhiri kegiatan ku. Aku segera menerimanya.

"Assalamu'alaikum Neng Bulan, ini Pak Diman." Ujarnya di seberang sana. Pak Diman salah satu security yang berjaga di pos depan.

"Waalaikumsalam salam Pak. Ada apa Pak Diman?" Rasanya sedikit aneh karna sangat jarang Pak Diman menelpon. Bahkan bisa dihitung dengan jari selama beberapa tahun aku bekerja disini. Itupun jika ada hal mendesak saja.

"Ini Neng, suaminya nungguin di pos. Katanya sudah telfon Neng Bulan, tapi nomornya tidak aktif."

Penuturan Pak Diman sontak membuatku menghela nafas kasar. Pria itu benar-benar nekat menjemput ku, padahal sudah aku tolak dengan tegas. Sampai ponsel pun sengaja aku matikan agar dia tidak menghubungi ku. Rupanya Mas Erik tidak kehabisan akal.

Aku segera memutar otak supaya tidak pulang bersama Mas Erik. Lagipula Mama juga tidak akan berfikir macam-macam hanya karna aku tidak pulang bersama Mas Erik. Tempat kita berbeda, wajah jika pulang masing-masing. Mama pun pasti akan memakluminya.

"Ehh,, itu Pak Diman. Tolong bilangin kalau saya pulang telat, masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan hari. Suruh dia pulang saja ya Pak." Jelas ku beralasan.

"Kamu yang keluar atau aku yang masuk kesana?" Suara tegas Mas Erik yang sedikit mengancam itu membuatku membulatkan maya lebar-lebar. Kalau tau yang mendengarkan penjelasan ku bukan Pak Diman, tidak akan aku bicara sesopan tadi. Mendadak moodku langsung terjun bebas, kekesalan seperti sudah di ubun-ubun. Apapun yang dibicarakan dengan Mas Erik, selalu memancing kemarahan.

"Tunggu 5 menit!" Ketusku seraya meletakkan telpon kantor sedikit keras.

Bukan apa-apa aku memutuskan setuju pulang dengan Mas Erik, daripada dia masuk ke perusahaan dan membuatku malu di depan orang-orang, lebih baik mencegah daripada terjadi.

Mas Erik terlihat keluar dari pos satpam ketika aku berjalan mendekat ke arah pos. Pak Diman juga ikut keluar.

"Neng Bulan kok tidak undang-undang Bapak pas nikah. Tau-tau udah ada yang ngaku-ngaku suami, pantas saja Pak Dokter sudah tidak pernah kirim makan siang." Celotehan Pak Diman hanya aku tanggapi dengan senyum tipis sebelum menjawabnya.

"Nikahannya di kampung Pak, saya juga tidak banyak mengundang orang." Jelas ku.

"Gitu ya. Ya sudah, Bapak juga cuka mau ngucapin selamat aja biar rumah tangganya langgeng. Ini Pak Erik juga tidak kalah baik dari Pak Dokter, tuh Bapak di beliin banyak makanan buat security yang lain juga." Terang Pak Diman memuji kebaikan Mas Erik.

Aku hanya mengangguk kecil.

"Mari Pak, saya mau bawa istri saya pulang dulu." Pamit Mas Erik. Aku melirik malas mendengar ucapannya yang sok manis di depan Pak Diman. Biar apa coba dia mengatakan hal tidak penting seperti itu.

"Iya Pak, mari,, mari. Hati-hati di jalan. Sekali lagi makasih buat makanannya, sering-sering saja jemput Neng Bulan." Canda Pak Diman dengan kekehan.

"Jangan sampai!" Batinku dalam hati.

"Iya Pak, memang saya berniat antar jemput Bulan setiap hari." Mas Erik menjawab sembari menggandeng tanganku tiba-tiba. Aku berusaha menarik tanganku tapi Mas Erik tidak membiarkan tanganku dari genggamannya.

Barulah saat sudah sampai di dekat mobil, Mas Erik melepaskan tanganku dan membukakan pintu depan.

"Mas Erik jangan sembarangan ya pegang-pengan aku di depan orang lain!" Tegur ku.

Mas Erik terlihat santai meski baru saja aku tegur dengan tatapan tajam. "Oh, kamu maunya di pegang pas kita berdua aja?" Sahutnya enteng.

Mataku semakin tajam saja menatapnya. "Idih,, jangan mimpi." Aku bergegas masuk dan menutup pintu dengan sedikit membantingnya. Agaknya otak Mas Erik bermasalah. Makin lama tingkahnya semakin aneh. Bukannya aku suka, yang ada malah geli melihatnya sok baik dan perhatian. Sekarang malah berlagak ingin melucu.

Aku membuang pandangan ke luar jendela tanpa berniat membuka obrolan dengan Mas Erik. Diam. sepanjang perjalanan hingga sampai dirumah pun aku sanggup. Lagipula bukan hal penting menciptakan obrolan dengan Mas Erik. Jika sejak awal dia tidak bisa menerima ku sebagai istrinya, harusnya memang tidak perlu berinteraksi.

"Ada yang mau kamu beli? Makanan atau sejenisnya mungkin?"

Tawaran Mas Erik terdengar menggiurkan disaat aku lelah setelah bekerja dan lelah menghabiskan tenaga menghadapi sikapnya, tapi lebih baik tidak menerima tawarannya daripada Mas Erik semakin bersikap seenaknya pada ku hanya karna aku menerima tawarannya.

"Tidak!" Jawabku jauh dari kata ramah.

"Aku mau mampir sebentar ke supermarket. Mama tadi titip buah."

"Hmm." Tidak sedikitpun aku menoleh kearahnya. Rasanya aku sudah ingin cepat-cepat sampai di rumah agar tidak terlalu dekat dengan Mas Erik seperti ini.

"Bulan,," Suara Mas Erik terdengar lebih lembut dari sebelumnya.

Tanpa menoleh, aku hanya berdehem pelan.

"Aku sudah memutuskan hubungan dengan Celine." Ungkapnya lirih.

Aku sontak menoleh. "Terus hubungannya sama aku apa? Aku bukan admin akun berita gosip sampai harus diberitahu kabar sepasang kekasih yang putus cinta." Jawabku acuh.

Mas Erik tampak menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan. Dia melirik ku dengan tatapan yang berbeda. "Aku mau minta maaf sama kamu."

Aku terkekeh. "Atas dasar apa Mas Erik minta maaf? Baru sadar kalau selama ini sudah dzolim sama istri yang seharusnya menjadi tanggungjawab untuk di lindungi?" Tanyaku santai.

"Bulan, aku serius."

"Responku juga tidak bercanda. Belok! Supermarketnya di depan." Seruku mengingatkan. Mas Erik seperti tidak sadar hampir melewati supermarket.

Obrolan kami kemudian terjeda karna harus masuk ke supermarket. Aku juga memilih turun. Sepertinya minum minuman yang dingin dan manis cukup baik untuk mengembalikan mood.

Mas Erik mengambil troli belaan. Aku berjalan mengekor di belakangnya tanpa ingin berjalan di sampingnya.

Dia berjalan ke arah tempat buah-buahan. Aku terpaksa mengekori karna tempat minuman ada di dekat tempat buah.

"Assalamu'alaikum Bulan,," Suara buang tidak asing itu membuat langkahku terhenti. Desiran yang sudah lama tidak aku rasakan, tiba-tiba datang kembali. Aku menoleh ke sumber suara sambil menyiapkan hati.

Sosok yang sudah lama tidak aku lihat, kini berdiri di samping mu. "Waalaikumsalam." Jawabku lirih.

"Lama tidak bertemu. Kamu apa kabar?" Suara lembut itu yang dulu setiap hari aku dengar.

"Baik Dok, Alhamdulillah."

"Bulan, kapan kamu ada waktu senggang? Mas ingin bicara." Tatapannya begitu penuh harap.

"Maaf Dokter Arlan, saya sudah menikah, tidak baik kalau,,"

"Mas tau kamu tidak benar-benar menjalani rumah tangga pada umumnya. Beberapa kali Mas lihat suami kamu pergi dengan wanita lain."

"Jangan lancang! Apa hak mu bicara seperti itu pada Bulan!" Mas Erik tiba-tiba datang dan pasang badan di depanku.

Terpopuler

Comments

Iin Yuliana

Iin Yuliana

ᥲһһһ mᥲsᥲ sіһһ ᥱrіᥴ ᑲіsᥲ 𝗍ᥱgᥲs smᥲ ᥴᥱᥣіᥒᥱ 🤔𝗍⍴ kᥣ᥆ mmg ᑲᥒr ძіᥲ ⍴ᥙ𝗍ᥙs ᥡᥲ ᥲᥣһᥲmძᥙᥣіᥣᥣᥲһ... mᥙძᥲһᥲᥒ sі ᥴᥱᥣіᥒᥱ gk ᥒgᥱr᥆ᥒg r᥆ᥒg ᥱrіᥴ mᥒ𝗍ᥲ ᑲᥲᥣіkᥲᥒ

sძһ mᥙᥣᥲі sᥲძᥲr ᥡᥲ rіᥴ іs𝗍rіᥒᥡᥲ ᥴᥲᥒ𝗍іk s᥆ᥣᥱһᥲ 𝗍rs ᑲᥡk ᥡg ᥒᥲksіr 🥰
sᥱmᥲᥒgᥲ𝗍 kᥣ᥆ g𝗍ᥙ ᑲᥙᥲ𝗍 ᥱrіᥴ kᥣ᥆ mmg mᥲᥙ mᥱm⍴ᥱrȷᥙᥲᥒgkᥲᥒ ᑲᥙᥣᥲᥒ, kᥲmᥙ mmg ᥣᑲһ ᑲᥱrһᥲk ძr ᥣᥱᥣᥲkі ᥡg ᥣᥲіᥒᥒᥡᥲ, kmrіᥒ² kmᥙ mmg ᑲ᥆ძ᥆һ skrg sᥲᥲ𝗍ᥒᥡᥲ ᑲᥱrȷᥙᥲᥒg sᑲᥱᥣᥙm mᥱᥒᥡᥱsᥲᥣ.. krᥒ ᑲᥙᥣᥲᥒ і𝗍ᥙ 𝗍і⍴ᥱ ᥕᥲᥒі𝗍ᥲ ᥡg mᥱᥒȷᥙᥒȷᥙᥒg һᥲrgᥲ ძіrі, sᥱ⍴ᥱr𝗍і" ᥒkrі һᥲrgᥲ mᥲ𝗍і"💪💪

2024-12-24

3

Ais

Ais

Serius ngak seh erik mutusin celine bukannya dia berat banget ya mutusin celine apa alasannya ya penasaran euy btw ada saingan neh si erik karena dokter yg dl suka bulan mau deketin bulan lagi gara"melihat erik msh jalan sm pacar gelapnya mampus kamu erik kyknya akal"an erik aja neh ngaku ngaku udah putus sm celine pst ada udang dibalik batu jng smp bulan jd tumbal kelakuan jahat erik sm celine

2024-12-24

2

Eka ELissa

Eka ELissa

udh mulai SDR kli LAN....lok kmu itu yg trbaik dri pada gundik nya itu .../Facepalm//Joyful//Facepalm/bikin idup nya jungkir balik laan ....jgn lngsung luluh lantah....enk aja....

2024-12-24

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!