kenzia tertawa kecil ketika membaca chat grup terakhir yang dikirim oleh alan, kemudian netra kenzia beralih menatap lukisan lukisan yang tertempel rapi di tembok lalu mengelus nya pelan.
saat ini kenzia tengah berada di salah satu ruangan yang berisi seluruh karya lukis miliknya sendiri, tentu saja ruangan ini tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang.
sambil menikmati lukisan lukisan tersebut kenzia bergumam.
"ga se sepecial itu..? seandainya lo tau kalau sembilan puluh persen lukisan yang gue buat disini, semua tentang lo alan."
...****...
bel istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, kini kenzia dan resha sudah duduk manis di bangku kantin, menikmati semangkuk soto milik masing masing.
tiba tiba tiga serangkai yang tak lain alan, kenan dan arkan berjalan masuk membuat hampir seluruh perhatian murid harapan tertuju pada mereka.
bisik bisik mulai terdengar.
"ka alan ganteng bangett!!"
"huhu ga dapet kak alan, kak kenan atau kak arkan boleh deh."
"HIYAA GUE DI SENYUMIN KAK KENAN!'
"kak arkan jomblo ya? pacaran sama aku aja yuk, kebetulan aku juga lagi jomblo."
"kak kenan angkat aku jadi istri mu!!"
"ya tuhan mau jadi pacarnya kak alan."
"gabisa gue gabisa senyum kak arkan manis bet, glukosa aja kalah anjir."
"demi apapun gue rela kena diabet kalo itu gegara senyum mereka bertiga."
kenzia memutar bola matanya malas.
dasar manusia alay!
"lo ga mau ikutan res?" tanya kenzia pada resha dengan mata melirik kearah siswi yang berbisik bisik kencang membicarakan alan dkk.
"gila lo?" tanya balik resha seraya menyeruput jus alpukat miliknya.
"lagian apa bagusnya anjir mereka bertiga itu? tidur aja masih ngiler." lanjut resha.
wajar dia ga tertarik, orang mereka berlima (kenzia, resha, alan, kenan, arkan) dari zigot udah bareng. pastinya sudah tau seluruh aib satu sama lain.
"lo sendiri gamau ikutan? kan lo juga salah satu pengagum alan." ujar resha terkekeh.
kenzia mendengus, "diem lo! jangan buat gue nyesel karna udah cerita sama lo!"
resha berdecih, "tanpa lo cerita juga gue udah tau duluan kali."
"emang se keliatan itu ya?"
kepala resha menggeleng, "ngga, tapi karna gue udah tau seluk beluk lo, jadi mudah bagi gue untuk tau."
"oh" balas kenzia singkat.
tiba tiba netra kenzia bertabrakan dengan netra hitam milik alan. keduanya saling bertatapan sebelum cowo itu mengedipkan sebelah matanya genit sambil tersenyum tengil.
kenzia membuang muka.
hidungnya mendengus keras.
menyebalkan!
dipikir dia ganteng apa?
iya ganteng banget!
setelah nya kepala kenzia kembali lagi menatap alan yang kini tengah di cegat oleh seorang gadis. kenzia tebak itu adalah adik kelas.
terlihat gadis tersebut memaksa alan untuk menerima bekal yang dia bawa, dengan cara meraih tangan alan untuk menggenggam bekal itu lalu dia berlari pergi.
jadi, mau tak mau alan menerimanya.
"uuu ada yang kebakaran tapi bukan rumah." ujar resha meledek sambil terkekeh.
kenzia memutar bola mata nya malas.
"siapa? gaada tuh."
"masa si? padahal mukanya udah merah gitu loh karna emosi. perlu bantuan gue ga, princess?" tanya resha jenaka.
sedikit informasi resha adalah ratu bully di harapan. tentu saja semua orang tak ada yang berani mencari masalah dengannya.
namun, pangkat itu masih dibawah kenzia, karena kenzia adalah ratu sekolah.
"gausah gue bisa nanganin sendiri."
"okay, kalo kurang pasukan panggil gue ya? tangan gue gatel udah lama ga jambak rambut orang."
"udah lama..?" dahi kenzia mengerut.
"...padahal baru tiga hari yang lalu lo jambakin anak orang sampe botak."
resha terkekeh, "lama itu, kan udah lewat berapa jam."
"terserah, tapi gue peringatin jangan sering sering lo begitu, karna tabur tuai itu nyata. lo gamau kan semua kelakuan buruk lo sekarang balik ke diri lo sendiri? bukan sekarang tapi nanti."
"masih nanti kan? yaudah santai." balas resha mengibaskan rambutnya tak peduli.
"gue serius res."
"iya iya kenzi sayang, gue tau kok lo ga bercanda."
"hm, gue balik duluan." ujar kenzia saat menatap rombongan alan berjalan ke arah mejanya.
kemudian dia berdiri lalu mulai beranjak pergi.
alan mengernyit bingung melihatnya, tumben sekali gadis itu langsung pergi, padahal makanan miliknya saja belum habis.
penasaran, alan mencegat kenzia dengan cara mencengkram pelan lengannya.
"eh eh lo mau kemana? gue belum makan masa lo udah pergi." ujar alan.
gadis itu menoleh, menaikan satu alisnya, "urusan sama gue apa?"
"y-ya temenin gue makan lah."
"ada resha, kenan sama arkan."
"tapi gue maunya lo."
"gue yang gamau."
"udah ah lepas!" kenzia melepas paksa lengan yang di cengkram oleh alan lalu berlalu begitu saja dengan wajah yang amat super datar.
alan mengerutkan dahinya bingung, kemudian dia segera mendudukkan diri di samping kenan.
mata alan menatap resha bertanya-tanya.
"kia kenapa?" tanyanya pada resha bingung.
resha mengedikkan bahunya, "mana saya tau, saya kan ikan."
alan menghela nafas, "serius res."
"gue ga tau lan, mungkin dia lagi badmood." ujar resha berbohong.
"tapi dia ga mungkin badmood, kalo ga ada alasannya."
"ya mana gue tau bambang, tanya aja sono sama kenzi nya langsung."
alan mengacak rambutnya kesal, lalu netranya menatap bekal yang diberikan oleh gadis yang tidak dia ketahui namanya tadi.
dahi alan mengkerut.
tidak mungkin kenzia cemburu lalu badmood karna bekal ini kan?
ah tidak tidak.
kenzia bukan orang yang seperti itu, lagian mana mungkin dia cemburu.
dia kan sangat membenci alan, terlebih dirinya adalah cowo yang mendapat gelar rese di hidup gadis itu.
jadi...
sangat tidak mungkin kan?
...****...
sepulang sekolah...
"mi"
"mami" panggil kenzia ketika sudah memasuki rumah.
"iya sayang, kenapa?" lucina, mami dari kenzia dan kenan buru-buru berjalan menghampiri.
"capek ya? naik dulu keatas gih, bersih bersih. nanti mami anter jus alpukat ke kamar, sekalian cerita gimana sekolahnya hari ini, pasti banyak kan yang mau diceritain?" ujar lucina lagi.
kenzia tersenyum, bersyukur mendapatkan lucina sebagai ibunya.
"iya, tapi bentar mi,"
"kenapa sayang?"
"tolong ajarin zia masak dong, zia besok mau bawa bekal, yang hasil dari masakan zia sendiri."
"hah?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments