Alan & Kenzia
"ALAN BALIKIN TAS GUE!" teriak seorang gadis sambil berlari di koridor sekolah, dia adalah kenzia alexander, si princess ketus SMA harapan. julukan itu di berikan oleh para murid disana. namun sayang, kata ketus yang melekat pada diri kenzia akan hilang ketika dia berhadapan dengan cowok bernama alan mercello danendra.
cowo rese yang hidupnya tidak tenang jika tidak merusuhi kenzia barang sehari pun.
"TANGKEP GUE DULUU NTAR BARU GUE KASIH!" balas alan.
kenzia menggeram kesal, tenaganya habis hanya untuk mengejar cowo itu. menyebalkan!
akhirnya mau tak mau kenzia mengikuti kemana pun alan berlari, hingga keduanya kini berada di tengah lapangan.
"ALAN BALIKIN ANJING TAS GUE!" kata kenzia sambil menghentikan larinya untuk mengatur nafas.
"DIBILANG TANGKEP GUE DULU, BARU GUE BALIKIN!" balas alan ikut berhenti dengan jarak yang lumayan jauh dari tempat kenzia berdiri.
kenzia tak menjawab, dia hanya menatap cowo itu penuh dendam.
"kenapa ki? ko diem? gabisa nangkep gue ya?" tanya alan lagi seraya tersenyum tengil.
ki atau biasa disebut kia adalah nama panggilan dari alan yang khusus untuk kenzia.
kenzia \= kia
"ck mati aja sana lo!" ujar kenzia kesal lalu dia kembali lagi mengejar alan.
keduanya berlarian memutari lapangan berkali-kali, sampai banyak murid yang berhenti hanya untuk menonton kejadian tersebut.
melihat hal itu tiba-tiba alan berteriak kencang.
"WOI LIAT, KENZIA SUKA SAMA GUE SAMPE GA BERENTI NGEJER NGEJER GUE DARI TADI!!"
mata kenzia melotot, "cowo stress!"
kemudian dia berhenti, melepaskan salah satu sepatunya dan melempar ke arah kepala alan dari belakang.
sepatu tersebut melayang dan...
DUAKH
berhasil mengenai sasarannya.
kenzia tersenyum puas.
mampus, suruh sapa mencari masalah!
sedangkan alan yang baru saja tertimpuk sepatu, kepalanya langsung terasa pusing hingga dia menghentikan langkahnya.
tanpa disadari, kenzia sudah berada di belakang cowo itu dan langsung merebut tas miliknya kembali.
mata alan melotot horor.
habis lah dia kali ini!
"gimana sakit?" tanya kenzia mengangkat dagunya angkuh.
"ngga, gitu doang mah berasa digigit semut."
"oh digigit semut ya?" alis kenzia naik sebelah.
lalu tanpa aba-aba..
BUGH
kenzia meninju rahang alan kuat hingga si empunya jatuh tersungkur.
murid-murid yang menonton seketika meringis.
pasti sakit!
"gimana? masih kaya digigit semut?" tanya kenzia datar.
mata alan terpejam menahan sakit, tinjuan kenzia tidak pernah main main!
salah satu tangan alan terangkat kemudian dia mengacungkan jempol ke arah kenzia.
"mantap."
...****...
Malam harinya, sepulang dari mini market netra kenzia menemukan dua anak perempuan kecil tengah memulung botol botol bekas di sebrang jalan.
merasa tidak tega, kenzia langsung menghampiri.
"permisi," sapa kenzia.
dua anak tersebut menoleh.
"eh..iya kak, ada apa ya?" tanya salah satu dari mereka.
"emm... kakak boleh tanya?"
dua anak itu mengangguk.
"boleh kak tanya aja."
"kalian kenapa belum pada pulang? ini udah malem loh."
salah satu dari mereka tersenyum, kemudian menjawab, "rongsokan kita belum banyak kak, kalau kita pulang sekarang besok pagi kita ga bisa makan, karna uang yang kita dapet belum cukup. apalagi sekarang ibu kita lagi sakit, obat untuk ibu udah habis, jadi kita harus ngumpulin lebih banyak rongsokan buat beli obatnya."
kenzia tertegun. tidak menyangka jika anak sekecil mereka harus berkerja keras demi sesuap nasi dan se kaplet obat.
sedangkan dirumah, dia dilayani oleh banyak pelayan, kebutuhan nya semua terpenuhi, bahkan barang barang yang tidak terlalu penting bisa dengan mudah kenzia dapatkan. dan pastinya dia tidak perlu susah payah bekerja seperti mereka.
sungguh kenzia sangat bersyukur mempunyai kehidupan yang sangat layak.
"terus sekarang kalian udah makan?" tanya kenzia lagi.
"udah kak tadi siang."
lagi lagi hati kenzia tertohok.
mereka makan tadi siang? sedangkan sekarang saja sudah menunjukkan pukul delapan malam.
"kita makan yuk?" ajak kenzia.
"maaf kak, tapi uang kita baru sedikit kalau semisal dipakai buat makan nanti kita ga bisa beli obat buat ibu."
astaga rasanya air mata kenzia ingin tumpah sekarang.
"ngga, biar kakak yang bayar. kalian gausah khawatir. mau ya?"
kedua anak itu akhirnya mengangguk, setelah beberapa detik terdiam.
ketiganya berjalan menuju restoran terdekat.
"kalian mau pesan apa?" tanya kenzia saat waiters menghampiri.
dua anak yang ditanya sibuk melihat buku menu, kemudian salah satu dari mereka mendongak menatap kenzia tidak enak.
"kak ini makanannya mahal mahal banget."
kenzia tersenyum kecil, senyum yang jarang sekali dia tunjukan di sekolah.
"gapapa, kalian pilih aja sepuasnya apa yang kalian mau, jangan peduliin soal harga." jawab kenzia.
anak tersebut mengangguk, kini gantian anak satunya yang bertanya.
"kak kita boleh pesen juga ga buat ibu?"
kenzia mengangguk, "boleh, pesen aja yang banyak."
mendengar itu seketika raut bahagia keduanya terpacar, mereka langsung menyebutkan menu yang di inginkan dan waiters langsung mencatatnya.
"ada lagi?" tanya si waiters.
"ngga itu aja."
"baik, silahkan di tunggu."
setelah berpamitan, waiters tersebut berjalan pergi.
"oh iya kakak belum tau nama kalian loh."
"eh iya ya, kakak kenalin nama aku dita, kalo dia dini, adik aku." ujar dita sambil menujuk gadis kecil disebelahnya.
kenzia tersenyum, "salam kenal, nama kakak kenzia."
selesai mengucapkan itu, pelayan datang sambil membawa pesanan mereka.
mata dita dan dini berbinar, tanpa menunggu lama mereka langsung menyantap makanan tersebut.
kenzia sendiri hanya menatap keduanya. ternyata rasanya menyenangkan saat kita bisa berbagi untuk orang lain.
setelah selesai makan, kenzia mengajak dita dan dini untuk membeli obat serta bahan bahan keperluan rumah, tak lupa dia juga memberikan uang saku untuk mereka.
kini ketiganya sudah sampai di depan rumah dita dan dini, kenzia sengaja mengantar mereka pulang dengan mobil, takut keduanya kenapa napa dijalan. apalagi hari sekarang sudah malam, tidak baik membiarkan anak anak pulang sendiri, terlebih mereka perempuan.
dari sini kenzia bisa melihat rumah dua anak tersebut, rumah mereka terlihat sangat kecil dibanding dengan rumahnya. jika di perkirakan rumah mereka hanyalah sebatas kamar mandi kenzia. belum lagi rumah dita dan dini sudah terlihat sangat usang seperti ingin roboh.
rumah seperti itu sudah tidak layak lagi untuk dihuni.
"kak," panggil dita.
kenzia menoleh.
"makasih banyak ya untuk hari ini, aku ga tau bales nya gimana. tapi aku doa in semoga kakak dan keluarga sehat selalu, panjang umurnya dan semoga rezekinya lancar terus."
kenzia tersenyum, "aminn, makasih banyak. salam buat ibu ya, semoga cepet sembuh. kapan kapan kakak kesini lagi untuk ketemu ibu. boleh kan?"
"boleh kak, boleh banget."
"makasih, kalau gitu kakak pulang ya? suruh ibu makan sama minum obat dulu, kalau udah kalian langsung tidur oke?"
"oke kak, hati hati di jalan ya..."
kenzia mengangguk, kemudian setelah itu ia mulai memasuki mobil dan berlalu pergi.
di dalam mobil kenzia menelpon seseorang.
"halo jasmine, gue mau lo urus keperluan sama uang bulanan untuk anak-anak dan ibunya yang baru gue temui tadi. terus besok lo dateng kerumah mereka, bujuk anak anak itu biar mau masuk sekolah lagi. soal biaya biar gue yang tanggung. bilang juga ke ibu nya kalau udah sehat suruh dateng ke cabang perusahaan alexander untuk kerja sebagai office girl."
tut.
kenzia mematikan secara sepihak panggilan tersebut, tanpa mendengar lebih dulu jawaban dari orang bernama jasmine itu.
kenzia yakin, dia pasti tengah mencak mencak karena kesal sekarang. ya, biarlah kenzia tidak peduli, yang penting ucapannya besok di jalankan oleh nya.
dan selama perjalanan pulang kenzia tidak sadar, jika seseorang dengan helm full face dan motor sport hitam melihat semua interaksi kenzia bersama kedua anak tadi dari awal hingga akhir.
dia adalah alan, si cowo rese sekaligus tetangga kenzia.
awal mula saat alan sedang di balkon kamar untuk menikmati angin malam, mobil kenzia melewati rumahnya. takut kenapa napa pada gadis itu, apalagi sekarang sudah malam, akhirnya alan mengikuti kenzia dan memperhatikan nya dari jauh.
hingga dimana kenzia menghampiri dua anak perempuan yang sedang memulung, lalu mengajaknya makan di resto, berbelanja ke supermarket dan pergi ke apotik.
dari jauh alan tak bisa berhenti tersenyum, ditambah dia beberapa kali melihat bibir kenzia tertarik membentuk bulan sabit. dimana hal tersebut sangat langka untuk di lihat.
sambil mengikuti mobil kenzia dari belakang, alan kembali membayangkan senyum kenzia tadi, lalu bibirnya bergumam, "udah cantik, pinter, baik lagi, cocok banget ga sih jadi pacar gue?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Nunuy
Ahhh kita yg sdh emak" bacanya senyum" juga thor..jd pengen muda lagi.semangattt thor lanjuttt 🤩
2025-01-08
0