Lima - Habis Manis Sepah Dibuang

Amara semakin sadar, kalau dirinya tidak mimpi saat tangannya sudah memegang sesuatu yang tegak dan keras. Entah bagaimana ceritanya, Amara yang masih memejamkan matanya, tapi tangannya aktif memegangi milik Alvaro hingga Alvaro mengerang penuh kenikmatan.

“Aku tidak tahan, Ra,” bisik Varo.

Amara yang sadar suara Alvaro, ia membuka matanya perlahan. Betapa terkejutnya saat Amara mendapati tubuh suaminya yang sudah polos, pun tubuhnya juga sudah polos.

“Mas .... i—ini?”

“Aku ingin, Ra. Pahamu menggodaku,” bisik Alvaro lembut.

“Mas ... ta—tapi aku lelah .... aahhhh ....”

“Nikmati saja, Ara. Kau juga suka, bukan?”

“Mas .....” Amara mendorong dada Alvaro, tapi Alvaro semakin kuat menguasai tubuh Amara yang berada di bawahnya.

“Sebentar ya, Ra? Aku ingin sekali,” bisik Alvaro sambil membenamkan bagian inti tubuhnya pada inti tubuh Amara.

“Janji sebentar saja ya,  Mas? Ahhhh ....”

Amara sudah tidak bisa menahan desahannya. Ia benar-benar menikmati permainan malam ini dengan Alvaro. Amara merasa malam ini Alvaro begitu bergairah.

^^^

Permainan mereka selesai hingga pukul dua dini hari. Tidak ada yang sebentar bagi Alvaro. Sebentarnya Alvaro itu sama dengan lima kali bermain ranjang dengan istrinya, sampai istrinya kewalahan dengan permainannya. Akan tetapi, Amara tidak bisa menolaknya, itu sudah kewajiban yang harus Amara lakukan.

Kondisi ranjang benar-benar mengenaskan. Sprei terlepas dari kasur, baju dan handuk berserakan. Bahkan baju Amara hancur tak berbentuk, karena dengan penuh gairah Alvaro merobeknya.

Amara bergegas ke kamar mandi, ia langsung membersihkan dirinya. Setelah selesai mandi Amara mengambil pakaian. Ia ambil daster tanpa lengan. Namun, dengan buru-buru Amara memakainya, karena ia merasakan lapar menghampiri perutnya. Sampai Amara lupa tidak memakai pakaian dalam.

Amara langsung menuju ke dapur untuk mencari makanan. Mungkin tadi Bi Asih sudah membuatkan makan malam, akan tetapi Amara ketiduran karena lelah, sampai melupakan jam makan malamnnya. Amara menyalakan lampu dapur, ia langsung membuka lemari yang digunakan untuk menaruh makanan. Benar Bi Asih sudah masak, dan masakannya terlihat masih utuh. Ada ayam kecap, udang sambal, dan sayur sop.

Saat mengambil piring di rak piring, Amara dikagetkan dengan seseorang yang memeluknya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Alvaro.

“Mas ....!” pekik Amara.

“Kenapa malah di dapur, sih?” tanya Alvaro.

“Aku lapar, Mas,” jawab Amara.

“Sama, aku juga sangat lapar. Sampai aku ingin memakan kamu lagi, Ra,” ucapnya sambil mengendus leher belakang Amara yang membuat bulu roma Amara berdiri, dan aliran darahnya semakin deras, ditambah Alvaro meremas kedua bukit kembar Amara yang tanpa penutupnya itu.

“Ahhh ... Mas ... tadi kan sudah lima kali?” ucap Amara dengan sedikit mendesah.

“Belum delapan kali, aku masih sangat ingin,” bisiknya. “Ayolah Amara ... lihatlah dia berdiri lagi,” ucapnya dengan terus mengusap dan meremas lembut dada Amara.

“Mas .... aku lapar, ahhh ....”

“Satu  kali lagi, aku yakin kamu juga masih ingin.”

Amara tidak bisa menolaknya, sentuhan Alvaro melemahkan kerja saraf otaknya, hingga ia tidak bisa berpikir jernih lagi untuk menolak ajakan suaminya. Begitulah Alvaro saat ingin bercinta. Dia begitu lembut, manis, dan bergairah. Namun, seusai bercinta ia kembali menjadi Alvaro yang dingin, angkuh, dan cuek. Yang membuat Amara bingung dengan sikap Alvaro. Sering Amara bertanya-tanya dalam hatinya, apa suaminya itu memiliki dua kepribadian?

Alvaro mengangkat tubuh Amara setelah berhasil melepaskan daster yang Amara gunakan dan melemparnya sembarangan. Alvaro tidak ragu untuk bercinta dengan istrinya di dapur, karena semua asisten rumah tangganya sudah tidak berada di rumahnya. Mereka sudah meninggalkan rumah Alvaro sejak pukul sepuluh malam. Semua asistennya tinggal di rumah sebelah milik Alvaro, karena Alvaro sengaja membuatkan rumah tinggal untuk mereka.

Alvaro menggendong tubuh Amara di depan, dan menyuruh Amara menggerakkan tubuhnya maju mundur. “Ya begitu, Amara .... Good, Amara, aku suka,” racau Alvaro saat Amara menggerakkan tubuhnya di depan dengan posisi digendong Alvaro.

“Shit .... kamu membuatku gila, Ara! Kau hebat!” erangnya.

Alvaro menaruh tubuh Amara di atas meja makan. Ia langsung menyatukan permainan lagi dengan begitu bergairah. Kurang lebih satu jam mereka baru menyelesaikan permainannya itu.

Alvaro membersihkan sisa-sisa permainan panasnya di area inti miliknya dan milik Amara dengan menggunakan tissue. Setelahnya ia mendudukkan Amara di kursi, lalu menyiapkan makanan untuk dirinya dan Amara.

“Kamu pasti sudah sangat lapar, aku juga lapar, kita makan dulu,” ucap Alvaro setelah mengambilkan makanan untuk Amara.

Mereka makan dalam kesunyian, hanya denting alat makan yang sedikit terdengar. Di saat sedang menikmati makanan mereka, terdengar getaran ponsel milik Alvaro. Alvaro segera meraih ponselnya itu, lalu melihat layar poselnya, siapa yang menelefonnya.

“Ya, hallo! Ada apa?”

“.....”

“Hmmm ... aku akan ke sana sekarang, kamu jangan ke mana-mana, tetap berada di dalam rumah, jangan sekali pun kamu membuka pintu! Aku ke sana sekarang!”

Alvaro terlihat begitu khawatir saat menjawab penelepon itu. Entah siapa, Amara tidak berani bertanya, tapi ia paksakan tanya pada Alvaro siapa yang menelefon suaminya tengah malam.

“Siapa?”

“Cindi. Aku akan ke rumahnya, setelah selesai makan kamu tidurlah,” jawab Alvaro.

Amara tersenyum getir. Bisa-bisanya suaminya sekhawatir itu pada perempuan lain yang bukan siapa-siapanya, sampai di bela-belain akan ke rumahnya sekarang juga.

“Mau apa ke sana? Jangan ke sana!” ucap Amara.

Entah keberanian dari mana, Amara bisa melontarkan kata larangan itu pada suaminya.

“Cindi sedang membutuhkan aku. Aku sebentar saja. Kamu lebih baik tidur setelah ini.”

Setelah itu Alvaro bergegas ke kamar untuk memakai pakaiannya. Amara hanya menatap punggung Alvaro yang berjalan meninggalkannya. Tak lama kemudia, Alvaro kembali menghampiri Amara dengan tangannya terlihat sedang memegang kunci mobilnya.

“Aku pergi dulu, Ra,” pamitnya.

“Aku tidak mengizinkamu, Mas!” tegas Amara.

“Dia membutuhkan aku, Ra!”

“Apa baik seorang pria beristri, menghampiri seorang perempuan di rumahnya tengah malam begini?” ucap Amara dengan nada tinggi.

“Kamu jangan kekanak-kanakkan gini dong, Ra! Aku hanya bantu dia, dia itu lagi butuh aku, Ra!” ucap Alvaro tak kalah serunya.

“Oh kamu anggap aku kekanak-kanakkan gitu? Ya sudah sana pergi, dan setelah ini aku tak akan melarangmu lagi, terserah kamu mau apa, aku tidak akan pernah melarangmu lagi. Lakukan apa pun sesuka hatimu!” ucap Amara.

Ucapan Amara membuat Alvaro diam sejenak, tapi hanya sejenak. Setalah melihat lagi ada panggilan masuk dari Cindi, ia langsung melangkahkan kakinya dengan cepat meninggalkan Amara yang sedang menangis di depan meja makan.

“Baik, kalau ini memang pilihan kamu, Mas,” lirih Amara.

Habis manis sepah dibuang. Itu yang Amara rasakan saat ini. Miris sekali hidupnya. Ia hanya menjadi pelampiasan hasrat suaminya saja. Setelah itu dibuang begitu saja.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

segera dibikin nyesel laki kaya gtu mahhh, Amara 👍😡😡

2024-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 Satu - Izinkan Suamimu Menikah Lagi
2 Dua - Izin Untuk Bekerja
3 Tiga - Belajar Untuk Melepaskan
4 Empat - Kecanduan
5 Lima - Habis Manis Sepah Dibuang
6 Enam - Cuek
7 Tujuh - Seperti Remaja Puber
8 Delapan - Dia Prioritas Utamamu
9 Sembilan - Keputusan Ada Pada Kamu
10 Sepuluh - Ceraikan Aku!
11 Sebelas - Keberuntungan Alvaro
12 Dua Belas - Terpaksa Memasak
13 Tiga Belas - Aku Hanya Ingin Ditemani Istriku
14 Empat Belas - Apa Perkataanmu Bisa Dipercaya?
15 Lima Belas - Memberikan Kesempatan Kedua
16 Enam Belas - Aku Percaya Suamiku
17 Tujuh Belas - Aku Mau Sama Om!
18 Delapan Belas - Aku Sayang Kamu
19 Sembilan Belas - Aku Ingin Makan Di samping Istriku
20 Dua Puluh - Huru-Hara
21 Dua Puluh Satu - Lebih Baik Aku Tidak Memiliki Anak
22 Dua Puluh Dua - Libur Diperpanjang
23 Dua Puluh Tiga - Kita Tes DNA
24 Dua Puluh Empat - Aku Tidak Semiskin Itu
25 25
26 Dua Puluh Enam - Jangan Sentuh Saya!
27 Pengumuman Cerita Baru
28 Dua Puluh Tujuh - Tetaplah Menjadi Dirimu Yang Dulu
29 Dua Puluh Delapan -
30 Dua Puluh Sembilan - Aku Tidak Mau Jadi Wanita Lemah
31 Tiga Puluh - Biar Kamu Percaya!
32 Tiga Puluh Satu - Aku Lelah!
33 Tiga Puluh Dua - Kamu Harus Selingkuh!
34 Tiga Puluh Tiga - Kenapa Harus Malu?
35 Tiga Puluh Empat - Lebih Mementingkan Orang Lain
36 Tiga Puluh Lima - Aku Mau Kamu Jadi Kakak Iparku
37 Tiga Puluh Enam - Kegelisahan Alvaro
38 Tiga Puluh Tujuh - Tidak Usah Peduli Dengan Mereka Lagi
39 Tiga Puluh Delapan - Selamat Tinggal
40 Tiga Puluh Sembilan - Aku Beri Kamu Waktu!
41 PENGUMUMAN CERITA BARU
42 Empat Puluh - Selamat Tinggal
43 Empat Puluh Satu - Alvaro Yang Frustrasi
44 Empat Puluh Dua - Mengajak Liburan Alea
45 Empat Puluh Tiga - Ancaman Alvaro
46 Empat Puluh Empat - Selesaikan Masalahmu
47 Empat Puluh Lima - Tidak Bisa Diganggu Gugat!
48 Empat Puluh Enam
49 Empat Puluh Tujuh - Berikan Aku Kesempatan
50 Empat Puluh Delapan - Berpisah
51 Empat Puluh Sembilan - Terungkap
52 Lima Puluh - Bertemu
53 Lima Puluh Satu - Aku Mau Melamar Seseorang
54 Lima Puluh Dua - Bahagia
55 Pengumuman Cerita Baru
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Satu - Izinkan Suamimu Menikah Lagi
2
Dua - Izin Untuk Bekerja
3
Tiga - Belajar Untuk Melepaskan
4
Empat - Kecanduan
5
Lima - Habis Manis Sepah Dibuang
6
Enam - Cuek
7
Tujuh - Seperti Remaja Puber
8
Delapan - Dia Prioritas Utamamu
9
Sembilan - Keputusan Ada Pada Kamu
10
Sepuluh - Ceraikan Aku!
11
Sebelas - Keberuntungan Alvaro
12
Dua Belas - Terpaksa Memasak
13
Tiga Belas - Aku Hanya Ingin Ditemani Istriku
14
Empat Belas - Apa Perkataanmu Bisa Dipercaya?
15
Lima Belas - Memberikan Kesempatan Kedua
16
Enam Belas - Aku Percaya Suamiku
17
Tujuh Belas - Aku Mau Sama Om!
18
Delapan Belas - Aku Sayang Kamu
19
Sembilan Belas - Aku Ingin Makan Di samping Istriku
20
Dua Puluh - Huru-Hara
21
Dua Puluh Satu - Lebih Baik Aku Tidak Memiliki Anak
22
Dua Puluh Dua - Libur Diperpanjang
23
Dua Puluh Tiga - Kita Tes DNA
24
Dua Puluh Empat - Aku Tidak Semiskin Itu
25
25
26
Dua Puluh Enam - Jangan Sentuh Saya!
27
Pengumuman Cerita Baru
28
Dua Puluh Tujuh - Tetaplah Menjadi Dirimu Yang Dulu
29
Dua Puluh Delapan -
30
Dua Puluh Sembilan - Aku Tidak Mau Jadi Wanita Lemah
31
Tiga Puluh - Biar Kamu Percaya!
32
Tiga Puluh Satu - Aku Lelah!
33
Tiga Puluh Dua - Kamu Harus Selingkuh!
34
Tiga Puluh Tiga - Kenapa Harus Malu?
35
Tiga Puluh Empat - Lebih Mementingkan Orang Lain
36
Tiga Puluh Lima - Aku Mau Kamu Jadi Kakak Iparku
37
Tiga Puluh Enam - Kegelisahan Alvaro
38
Tiga Puluh Tujuh - Tidak Usah Peduli Dengan Mereka Lagi
39
Tiga Puluh Delapan - Selamat Tinggal
40
Tiga Puluh Sembilan - Aku Beri Kamu Waktu!
41
PENGUMUMAN CERITA BARU
42
Empat Puluh - Selamat Tinggal
43
Empat Puluh Satu - Alvaro Yang Frustrasi
44
Empat Puluh Dua - Mengajak Liburan Alea
45
Empat Puluh Tiga - Ancaman Alvaro
46
Empat Puluh Empat - Selesaikan Masalahmu
47
Empat Puluh Lima - Tidak Bisa Diganggu Gugat!
48
Empat Puluh Enam
49
Empat Puluh Tujuh - Berikan Aku Kesempatan
50
Empat Puluh Delapan - Berpisah
51
Empat Puluh Sembilan - Terungkap
52
Lima Puluh - Bertemu
53
Lima Puluh Satu - Aku Mau Melamar Seseorang
54
Lima Puluh Dua - Bahagia
55
Pengumuman Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!