Empat - Kecanduan

Hari ini pekerjaan Amara lancar, tanpa kendala apa pun. Amara langsung memahami SOP pekerjaannya, itu semua karena Amara pernah bekerja di bidang yang sama, saat dulu sebelum dia menikah dengan Alvaro. Bedanya dulu bekerja di sebuah hotel sebagai resepsionis.

“Ara, makan siang di kantin, yuk?” ajak Dewi, teman Amara yang baru saja dikenalnya tadi pagi.

Dewi sudah lebih lama bekerja di sana, Amara hari ini juga banyak diajari oleh Dewi, mana yang belum paham Amara tanyakan pada Dewi sebagai seniornya.

“Oke,” jawab Amara.

Mereka berjalan ke arah kantin. Hari ini Amara gugup, jadi tidak bawa bekal makan siang. Harusnya tadi membawanya, karena Amara ingin berhemat, apalagi ia tahu sebentar lagi pasti suaminya akan menikahi perempuan masa lalunya itu. Sampai di kantin, kantin terlihat cukup ramai, mereka harus bersabar mengantre untuk memesan makanan dan minuman. Setelah mendapatkan makanan yang mereka inginkan, mereka kebingungan karena tempat duduk penuh semua.

“Penuh, Wi,” ucap Amara.

“Iya, Ra. Bentar-bentar aku cari lagi yang kosong. Aku lihat dulu,” ucap Dewi.

“Dewi, gabung sini!” panggil seorang laki-laki pada Dewi. Mereka terlihat sedang duduk berdua, dan bangku di depan mereka kosong dua.

“Ayo gabung sana, Ra!” ajak Dewi pada Amara. Mereka langsung berjalan menuju seseorang yang tadi memaggil Dewi.

“Untung saja ada kamu, Ris. Kalau gak, mau duduk di mana aku ? Masa makan sambil  berdiri?” ucap Dewi lalu dia mendudukkan dirinya berdampingan dengan Amara.

“Teman kamu baru? Anak baru, ya?” tanya Aris.

“Oh iya, kenalin ini Amara, teman baru di resepsionis. Untung deh langsung dapat ganti, mana dia pintar pula?” ucap Dewi dengan memuji Amara.

“Apaan sih, Wi?” ucap Amara malu.

“Hai, aku Aris, teman Dewi. Ini temanku namanya Rudi,” ucap Aris dengan memperkenalkan Rudi pada Amara.

“Amara,” ucap Amara memperkenalkan diri.

“Salam kenal Amara, ayo buruan makananmu dimakan, nanti keburu jam istirahat selesai lho?” ucap Aris.

Amara mengangguk, ia menikmati makanannya. Amara hanya diam mendengarkan Dewi, Aris, dan Rudi mengobrol. Sesekali saja Amara bicara jika ditanya Aris atau Rudi.

“Gimana, Wi? Jadi gak kita pergi weekend ini? Katanya mau jalan-jalan, terus nonton, karaokean? Aku ada info room yang enak nih. Tapi nih Rudi gak mau kalau kita Cuma bertiga perginya?” ucap Aris.

“Nah ini ada Amara, ikut ya, Ra?” ajak Dewi.

“Duh, aku harus langsung pulang, aku gak bisa,” jawab Amara.

“Yah ... padahal kan kita bisa nih double date. Aku sama Dewi, kamu sama Rudi, kasihan nih jones. Jomlo ngenes!” ucap Aris dengan berkelakar.

“Apaan sih lo!” sembur Rudi.

Amara mengernyitkan keningnya, ia sampai mau tersedak saat makan tadi, saat Aris bilang double date. Buru-buru Amara minum, untuk mendorong makanan yang masih  tercekat di tenggorokannya.

“Makannya hati-hati, Ra. Gak usah gugup, masih dua puluh menit lagi jam istirahatnya,” ucap Rudi dengan perhatian.

“Gimana, Ra? Mau gak ikut?” tanya Dewi.

“Maaf sebelumnya, aku sudah menikah, aku sudah punya suami. Sepertinya gak etis kalau aku pergi dengan laki-laki lain selain suamiku,” jawab Amara yang membuat ketiga teman barunya terkejut dengan jawaban Amara.

Amara tidak mau menyembunyikan status pernikahannya. Walaupun ia tidak memberitahukan siapa sebenarnya suami Amara, akan tetapi ia tetap harus mengatakan status dia sebenarnya.

“Eh ... yang benar saja kamu, Ra? Masa kamu sudah menikah? Kamu ini masih dua puluh tiga tahun, kan? Aku nih sudah dua puluh lima tahun belum nikah lho?” ucap Dewi.

“Ya benar, aku sudah menikah. Aku sudah tiga tahun menikah, dari umur dua puluh tahun aku sudah menikah,” jelas Amara.

“Maaf ya, Ra? Aku kira kamu belum menikah, kamu masih terlihat begitu muda sekali, jadi aku tahunya kamu masih sendiri,” ucap Aris.

“Iya nih, masih kayak anak gadis. Aku sedikit tak percaya sih kamu sudah menikah?” ucap Dewi.

Amara mengambil kartu identitasnya dari dalam dompetnya, lalu menunjukkan pada Dewi, supaya Dewi melihat status pernikahannya di kartu identitasnya.

“Masa kartu identitas berbohong, Wi? Lihat statusku?”

“Iya, kawin statusnya. Umurmu masih muda banget, Ra?”

“Aku kan nikah muda, Wi?”

Mereka akhirnya percaya dengan status perkawinan Amara. Tidak menyangka saja Amara sudah menikah. Apalagi Rudi, ia benar-benar tidak percaya Amara sudah menikah, pasalnya ia tadi terkesima sejak pandangan pertama pada Amara.

Mereka melanjutkan mengobrol sampai waktu istirahat habis, dan sepertinya mereka sudah menemukan waktu dan tempat yang pas untuk mereka jalan bertiga.

^^^

Amara sampai rumah pukul lima sore. Ia langsung ke kamar, membersihkan dirinya dan setelahnya, ia langsung rebahan di tempat tidur. Amara merasakan badannya pegal, mungkin karena baru mulai bekerja lagi, jadi rasanya lelah sekali. Amara ketiduran, sampai ia melupakan makan malamnya, dan tidak tahu kalau suaminya sudah pulang dari kantor.

Alvaro baru saja pulang dari kantor. Ia langsung melepaskan semua pakaiannya, lalu menaruhnya ke dalam keranjang baju kotor, dan begegas mengambil handuk lalu mandi. Tapi, Alvaro mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar mandi. Sebelum masuk ke dalam kamar mandi, ia melihat Amara yang tidur begitu pulas, wajahnya damai sekali saat tidur.

“Kamu pasti lelah ya, Ra?” ucap Alvaro, lalu setelahnya ia pergi ke kamar mandi.

Setelah lama berada di kamar mandi, melakukan ritual mandinya, Alvaro keluar dengan handuk terlilit di pinggangnya. Alvaro menelan salivanya saat melihat posisi tidur Amara yang sudah berubah, ditambah gaun tidurnya tersingkap ke atas, hingga menampakkan paha mulusnya, dan celana dalam dengan warna senada gaun tidurnya. Tak hanya melihat itu, Alvaro matanya semakin naik melihat dada Amara yang membusung menantang dirinya. Payu dara nya mencuat dari penutupnya hingga membuat sang adik kecil mengeras. Berkali-kali Alvaro menelan salivanya.

Tak dipungkiri, Alvaro sudah merasakan kecanduan tubuh Amara yang mulus dan seksi. Alvaro sudah tergila-gila akan tubuh istrinya, tapi hatinya masih kebingungan. Ia tidak tahu dirinya sudah mencintai Amara atau belum, tapi ia sangat kecanduan tubuh istrinya itu.

“Shit!!! Kau membuatku gila, Amara! Kamu membuatku kecancduan! Kau menantangku!” umpat Alvaro, saat paha mulus Amara terbuka, dan memperlihatkan belahan di antara pahanya.

Alvaro langsung naik ke atas tempat tidur, ia memosisikan tubuhnya di samping Amara. Tak mau lama-lama, Alvaro langsung meng hisap dada Amara yang mencuat, menantangnya. Tangannya juga tak mau diam, tangannya mengusap lembut paha mulus Amara, hingga ia menemukan lembah yang lembab kesuakaannya, yang sudah menjadi candu untuknya.

Amara semakin mengeliatkan tubuhnya, dengan mata terpejam, tapi mulutnya mulai meracau, mengeluarkan desahan lembut dan lirih, yang membuat Alvaro menjadi semangat menjelajahi tubuh Amara.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Diiiiihhhh ... dasar buaya yaa... dikasih daging langsung kelaparan 🤨
kecanduan... tapi gak bisa hargain Amara... bullshit 😤

2024-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 Satu - Izinkan Suamimu Menikah Lagi
2 Dua - Izin Untuk Bekerja
3 Tiga - Belajar Untuk Melepaskan
4 Empat - Kecanduan
5 Lima - Habis Manis Sepah Dibuang
6 Enam - Cuek
7 Tujuh - Seperti Remaja Puber
8 Delapan - Dia Prioritas Utamamu
9 Sembilan - Keputusan Ada Pada Kamu
10 Sepuluh - Ceraikan Aku!
11 Sebelas - Keberuntungan Alvaro
12 Dua Belas - Terpaksa Memasak
13 Tiga Belas - Aku Hanya Ingin Ditemani Istriku
14 Empat Belas - Apa Perkataanmu Bisa Dipercaya?
15 Lima Belas - Memberikan Kesempatan Kedua
16 Enam Belas - Aku Percaya Suamiku
17 Tujuh Belas - Aku Mau Sama Om!
18 Delapan Belas - Aku Sayang Kamu
19 Sembilan Belas - Aku Ingin Makan Di samping Istriku
20 Dua Puluh - Huru-Hara
21 Dua Puluh Satu - Lebih Baik Aku Tidak Memiliki Anak
22 Dua Puluh Dua - Libur Diperpanjang
23 Dua Puluh Tiga - Kita Tes DNA
24 Dua Puluh Empat - Aku Tidak Semiskin Itu
25 25
26 Dua Puluh Enam - Jangan Sentuh Saya!
27 Pengumuman Cerita Baru
28 Dua Puluh Tujuh - Tetaplah Menjadi Dirimu Yang Dulu
29 Dua Puluh Delapan -
30 Dua Puluh Sembilan - Aku Tidak Mau Jadi Wanita Lemah
31 Tiga Puluh - Biar Kamu Percaya!
32 Tiga Puluh Satu - Aku Lelah!
33 Tiga Puluh Dua - Kamu Harus Selingkuh!
34 Tiga Puluh Tiga - Kenapa Harus Malu?
35 Tiga Puluh Empat - Lebih Mementingkan Orang Lain
36 Tiga Puluh Lima - Aku Mau Kamu Jadi Kakak Iparku
37 Tiga Puluh Enam - Kegelisahan Alvaro
38 Tiga Puluh Tujuh - Tidak Usah Peduli Dengan Mereka Lagi
39 Tiga Puluh Delapan - Selamat Tinggal
40 Tiga Puluh Sembilan - Aku Beri Kamu Waktu!
41 PENGUMUMAN CERITA BARU
42 Empat Puluh - Selamat Tinggal
43 Empat Puluh Satu - Alvaro Yang Frustrasi
44 Empat Puluh Dua - Mengajak Liburan Alea
45 Empat Puluh Tiga - Ancaman Alvaro
46 Empat Puluh Empat - Selesaikan Masalahmu
47 Empat Puluh Lima - Tidak Bisa Diganggu Gugat!
48 Empat Puluh Enam
49 Empat Puluh Tujuh - Berikan Aku Kesempatan
50 Empat Puluh Delapan - Berpisah
51 Empat Puluh Sembilan - Terungkap
52 Lima Puluh - Bertemu
53 Lima Puluh Satu - Aku Mau Melamar Seseorang
54 Lima Puluh Dua - Bahagia
55 Pengumuman Cerita Baru
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Satu - Izinkan Suamimu Menikah Lagi
2
Dua - Izin Untuk Bekerja
3
Tiga - Belajar Untuk Melepaskan
4
Empat - Kecanduan
5
Lima - Habis Manis Sepah Dibuang
6
Enam - Cuek
7
Tujuh - Seperti Remaja Puber
8
Delapan - Dia Prioritas Utamamu
9
Sembilan - Keputusan Ada Pada Kamu
10
Sepuluh - Ceraikan Aku!
11
Sebelas - Keberuntungan Alvaro
12
Dua Belas - Terpaksa Memasak
13
Tiga Belas - Aku Hanya Ingin Ditemani Istriku
14
Empat Belas - Apa Perkataanmu Bisa Dipercaya?
15
Lima Belas - Memberikan Kesempatan Kedua
16
Enam Belas - Aku Percaya Suamiku
17
Tujuh Belas - Aku Mau Sama Om!
18
Delapan Belas - Aku Sayang Kamu
19
Sembilan Belas - Aku Ingin Makan Di samping Istriku
20
Dua Puluh - Huru-Hara
21
Dua Puluh Satu - Lebih Baik Aku Tidak Memiliki Anak
22
Dua Puluh Dua - Libur Diperpanjang
23
Dua Puluh Tiga - Kita Tes DNA
24
Dua Puluh Empat - Aku Tidak Semiskin Itu
25
25
26
Dua Puluh Enam - Jangan Sentuh Saya!
27
Pengumuman Cerita Baru
28
Dua Puluh Tujuh - Tetaplah Menjadi Dirimu Yang Dulu
29
Dua Puluh Delapan -
30
Dua Puluh Sembilan - Aku Tidak Mau Jadi Wanita Lemah
31
Tiga Puluh - Biar Kamu Percaya!
32
Tiga Puluh Satu - Aku Lelah!
33
Tiga Puluh Dua - Kamu Harus Selingkuh!
34
Tiga Puluh Tiga - Kenapa Harus Malu?
35
Tiga Puluh Empat - Lebih Mementingkan Orang Lain
36
Tiga Puluh Lima - Aku Mau Kamu Jadi Kakak Iparku
37
Tiga Puluh Enam - Kegelisahan Alvaro
38
Tiga Puluh Tujuh - Tidak Usah Peduli Dengan Mereka Lagi
39
Tiga Puluh Delapan - Selamat Tinggal
40
Tiga Puluh Sembilan - Aku Beri Kamu Waktu!
41
PENGUMUMAN CERITA BARU
42
Empat Puluh - Selamat Tinggal
43
Empat Puluh Satu - Alvaro Yang Frustrasi
44
Empat Puluh Dua - Mengajak Liburan Alea
45
Empat Puluh Tiga - Ancaman Alvaro
46
Empat Puluh Empat - Selesaikan Masalahmu
47
Empat Puluh Lima - Tidak Bisa Diganggu Gugat!
48
Empat Puluh Enam
49
Empat Puluh Tujuh - Berikan Aku Kesempatan
50
Empat Puluh Delapan - Berpisah
51
Empat Puluh Sembilan - Terungkap
52
Lima Puluh - Bertemu
53
Lima Puluh Satu - Aku Mau Melamar Seseorang
54
Lima Puluh Dua - Bahagia
55
Pengumuman Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!