20. Sang Penolong

Helena langsung menatap tajam ke arah kakeknya. Perkataan Sang Kakek membuat nya bingung. Dia belum mengungkapkan tentang perasaan nya pada pemuda tampan yang terbaring belum sadarkan diri. Namun, Sang Kakek sudah memperingatinya dengan keras. Bahwa dia nggak boleh mencintai pemuda itu.

Seolah-olah Sang Kakek memiliki kekuatan meramal masa depan. Mulut Helena yang tadinya terkatup rapat, terbuka sedikit akibat rasa tak percayanya. Ingin sekali dia bertanya banyak hal. Apakah benar Sang Kakek memiliki kemampuan meramal masa depan?

"Ada apa Helena?"

Tanya Sang Kakek begitu selesai menyantap buburnya. Beliau melihat perubahan sikap yang aneh pada cucunya. Helena tidak segera menjawab pertanyaan itu. Dia mendadak berdiri dan agak dongkol pada kakeknya.

"Ucapan mu aneh, Kakek!! Siapa yang mencintai orang yang nggak jelas ini? Aku nggak mungkin mencintainya, jadi jangan aneh-aneh bicara mu Kek!!"

Jawab Helena dengan wajah cantik juteknya. Wajah putih nan cantik itu tampak bersungut-sungut menampilkan bibir monyongnya dan tatapan mata jengkel. Kemudian dia melangkah kan kakinya keluar dari ruangan itu. Sang Kakek hanya tersenyum dan kadang terkekeh sendiri.

"Helena.... Helena, kamu belum menyadari perasaan mu. Jangan mencintainya, kau akan sedih cucuku."

Sang Kakek langsung mengoleskan obat lagi pada luka-luka yang di derita oleh Lou. Berkat obat atau ramuan yang dioleskan Sang Kakek, luka yang basah dan berdarah itu berubah mengering. Kini, menunggu Lou sadar. Berharap keajaiban itu terjadi. Hampir seharian, Kakek menjaganya. Tanpa pergi ke kebun untuk bercocok tanam maupun mencari tumbuhan obat.

"Dia belum juga sadar ya Kek? Bagaimana jika dia mati? Kita pasti dapat masalah, Kek."

Kata Helena yang baru masuk dan dia capek harus berkali-kali menghangatkan buburnya. Badannya pun terasa pegal, karena hari ini Sang Kakek menyuruhnya ini-itu tiada henti. Jika dia mengingat larangan Sang Kakek, kadang ada rasa malas menjalankan semua perintahnya.

"Jangan bicara seperti itu, belum takdirnya dia mati. Takdir besar sudah menunggunya."

Lagi-lagi jawaban Sang Kakek terasa tidak masuk akal bagi Helena. Takdir besar apa? Kenapa dirinya tidak boleh mencintainya? Apa hubungannya dengan Naga? Pertanyaan itu muncul di benak Helena. Dia menganggap ucapan kakeknya semakin melantur saja.

"Kakek bicara aneh lagi, deh. Jika Kakek bisa melihat masa depannya, kenapa Kakek nggak sekalian meramal masa depanku? Aku ingin pergi ke kota, Kek! Aku sudah bosan tinggal di pedalaman hutan begini!"

Ada rasa jengkel, sehingga nada bicara Helena agak meninggi. Sang Kakek pun menatapnya sedih, beliau tak menyangka cucu kesayangan nya akan bicara begitu. Beliau juga sudah bisa meramalkan masa depan cucunya itu. Takdir cintanya, adalah mencintai pria yang tak seharusnya boleh dicintai. Takdir Lou adalah reinkarnasi dari kekasih seorang Dewi. Hal itulah yang ditakutkan oleh Sang Kakek, bila cucunya nggak bisa dicegah.

"Helena tega meninggalkan Kakek hidup sendirian??" Tanyanya dengan sedih.

"Sebenarnya sih nggak tega. Tapi, aku ingin melihat dunia luar Kek. Aku ingin tahu, kehidupan di sebuah kota. Aku ingin mencari pekerjaan."

Helena pun menjawab dengan serius. Ada kesungguhan dalam ucapannya itu. Sang Kakek nggak bisa bicara lagi. Beliau langsung mengalihkan pandangannya ke tubuh Lou. Sang Kakek melihat sekilas, jari-jari Lou bergerak pelan.

"Tolong, Carikan ramuan obat untuk diminumnya. Campur semua yang ada di keranjang. Ambil daunnya tiap tiga helai, Helena!"

Perintah Sang Kakek tiba-tiba. Helena tak mengerti, namun segera menjalankan perintah itu. Dia keluar dari ruangan tersebut dan menuju ke keranjang obat yang ditaruh kakeknya di sebelah pintu dapur.

Firasat Sang Kakek benar, ada tanda-tanda Lou sadar. Meskipun lemah, jari-jari tangan Lou terlihat bergerak. Dan perlahan, mata pemuda itu terbuka. Saat terbuka, matanya mengamati sekelilingnya. Dia menatap ke langit-langit kamar yang terbuat dari anyaman bambu.

"Ugh....di manakah aku? Apakah ini tempat kematian? A....duh! Tidak!! Aku masih merasakan rasa sakit. Ugh....aku masih hidup rupanya. Tapi....ini di mana? Kenapa aku bisa ada di sini? Di atas ranjang di sebuah kamar??"

Batin Lou, yang belum mampu membuka mulutnya. Hanya matanya yang menoleh ke kiri dan ke kanan mengamati sekitarnya. Saat matanya berpapasan dengan seorang pria tua, dengan uban penuh di kepala....Lou tersenyum sopan dengan mengangguk kan kepala sedikit.

"Sudah sadar, Anak Muda?"

Tanya pria tua itu begitu melihat sikap Lou yang berusaha menghormati nya. Meskipun badannya lemah dan nggak memiliki tenaga, pemuda itu masih memiliki sopan santun. Hal itu membuat Kakek senang.

"......" Tanpa bisa menjawab dengan kata-kata, Lou menganggukkan kepalanya dan berusaha bangun dari tidurnya. Tapi, badannya merasakan sakit yang teramat sangat. Bahkan kepalanya terasa sakit sekali. Tangannya kuat menekan kepalanya. Kakek pun langsung menolongnya dengan mengusap kepala Lou.

"Jangan terlalu dipaksa, nanti lukanya berdarah lagi."

Cegah Sang Kakek sambil membantu Lou membaringkan badannya lagi. Lou pun menurut, tanpa memberontak. Dan rasa sakit di kepalanya menghilang.

"Kakek, ini ramuan obat yang Kakek minta!"

Helena masuk dengan tergesa-gesa sambil membawa secangkir ramuan di tangannya. Helena agak terkejut, saat melihat Lou membuka mata. Berarti pemuda itu selamat dan sudah sadar. Entah kenapa, hatinya merasa lega. Bahkan rasa senang yang sulit dijabarkan dia rasakan saat itu.

"Ayo, minumlah...." Kata Sang Kakek begitu menerima cangkir dari tangan cucu cantiknya. Beliau membantu Lou bangun.

Lou agak menolak minum ramuan itu. Dia ingin menjadi seorang Dokter. Tapi dia memiliki sifat, sulit minum jamu atau pun ramuan. Dia lebih memilih makan pil atau kapsul obat yang langsung ditelan. Kakek pun menyadari nya, dengan nada agak memaksa....Sang Kakek bicara.

"Luka luarmu bisa sembuh dengan ramuan yang ku oleskan! Tapi, luka dalam mu parah!! Harus minum air ramuan ini! Ayo, minumlah...."

Kata Sang Kakek dengan serius, Helena merasa kasihan pada Lou yang terlihat terpaksa meneguk cangkir minuman itu. Tanpa ragu lagi, Lou pun meminumnya. Tapi, segera dimuntahkan!!

"Huek!! Huek!! Pahit Kek! Ini ramuan apa??" Tanya Lou dengan suara lemah nggak punya energi sedikit pun.

"Bodoh!! Susah payah aku temukan bahan-bahan obat ini untukmu malah dibuang sia-sia!! Ayo, minum lagi!! Ramuan ini sangat bermanfaat untuk mengobati luka dalam mu!! Cucuku sudah susah payah membuatkannya untukmu!!"

Omelan Sang Kakek nggak mau berhenti. Helena yang mendengar Omelan kakeknya, hanya bisa diam sambil menatap kasihan ke wajah Lou. Sedangkan Lou, seperti pasrah dan tidak punya tenaga untuk berkomentar. Sang Kakek pun melanjutkan omelannya.

"Kau seperti bunga layu!! Tidak memiliki tenaga sedikit pun!! Ramuan ini juga berfungsi memulihkan tenagamu. Dan juga untuk menghilangkan rasa sakit di kepalamu dan tubuhmu!! Kamu masih ingin hidup kan?! Kemungkinan ada gumpalan darah di kepala. Coba gerakkan kepalamu...."

Omelan itu berubah sebuah perintah. Helena yang ada di samping kakeknya, ikut merasa cemas. Sedangkan Lou, yang sulit untuk bicara hanya bisa menatap mereka bergantian. Dia pun melaksanakan perintah itu.

"Aaaaaaaarg.....!!!

Teriakan keras keluar dari mulutnya. Entah apa yang terjadi pada kepalanya. Lou menjerit histeris, hingga membuat Helena kaget dan syok mendengar jeritannya. Mungkinkan Lou amnesia?

Episodes
1 1.Dua Sahabat
2 2.Pertengkaran
3 3.Sarang Mafia
4 4. Pemberontakan
5 5.Buah Simalakama
6 6.Gudang Senjata
7 7.Namamu Tiger Ba
8 8.Patner Tiger Hou
9 9. Bibi Chan
10 10. Pembalasan Dendam
11 11.Cheff Hidup
12 12.Kasih sayang Ibu
13 13. Pembelaan Bibi Chan
14 14. Siapa Bibi Chan?
15 15.Perseteruan
16 16.Tidak Bisa Mundur Lagi
17 17.Cahaya Dan Bayangan
18 18. Nasib Lou Meiyer Antaga
19 19.Lou Sekarat
20 20. Sang Penolong
21 21. Lou Amnesia
22 22. Buih-buih Cinta
23 23. Bidadari Helena
24 24.Harapan
25 25. Masa Kritis
26 26.Saingan Muncul
27 27.Kecemburuan
28 28. Kecemasan Seorang Ibu
29 29. Kesedihan Bibi Chan
30 30. Kepedulian Tiger Hou
31 31. Nona Tercinta Elisabeth Eiger
32 32. Pertarungan Dua Master Terhebat
33 33. Dilema Pertarungan Dan Bahama
34 34. Pertolongan Master Kungfu
35 35. Penyelamatan Tiger Ba
36 36. Ingatan Sang Pewaris Antaga
37 37. Pertarungan Antara Hidup dan Mati
38 38.Ingatan Lou Kembali
39 39. Cinta Itu Indah
40 40. Siasat Licik Ibu Dida
41 41. Luput Dari Petaka
42 42. Helena Dalam Bahaya
43 43. Bunga Suci Yang Ternoda
44 44. Kemarahan Dan Penyesalan
45 45. Pindah Ke Kota
46 46.Luka Dalam Noda
47 47. Golongan Darah Langkah
48 48. Meraih Mimpi Sang Dewi
49 49.Duri Dalam Daging
50 50. Kehadiran Sang Dewi
51 51. Kecemburuan Dalam Kasih Sayang
52 52. Kisah Cinta Bersemi
53 53. Cinta Dalam Kepedihan
54 54.Munculnya Api Dendam
55 55. Kemunculan Sang Raja Antaga
56 56. Kerinduan Yang Terpendam
57 57.Penculikan Saksi Utama
58 58. Kemunculan Sang Naga Wanita
59 59. Kisah Masa Lalu part Violetta
60 60. Kisah Masa Lalu part Takdir Bicara
61 61. Kisah Masa Lalu part Tuan Muda Antaga
Episodes

Updated 61 Episodes

1
1.Dua Sahabat
2
2.Pertengkaran
3
3.Sarang Mafia
4
4. Pemberontakan
5
5.Buah Simalakama
6
6.Gudang Senjata
7
7.Namamu Tiger Ba
8
8.Patner Tiger Hou
9
9. Bibi Chan
10
10. Pembalasan Dendam
11
11.Cheff Hidup
12
12.Kasih sayang Ibu
13
13. Pembelaan Bibi Chan
14
14. Siapa Bibi Chan?
15
15.Perseteruan
16
16.Tidak Bisa Mundur Lagi
17
17.Cahaya Dan Bayangan
18
18. Nasib Lou Meiyer Antaga
19
19.Lou Sekarat
20
20. Sang Penolong
21
21. Lou Amnesia
22
22. Buih-buih Cinta
23
23. Bidadari Helena
24
24.Harapan
25
25. Masa Kritis
26
26.Saingan Muncul
27
27.Kecemburuan
28
28. Kecemasan Seorang Ibu
29
29. Kesedihan Bibi Chan
30
30. Kepedulian Tiger Hou
31
31. Nona Tercinta Elisabeth Eiger
32
32. Pertarungan Dua Master Terhebat
33
33. Dilema Pertarungan Dan Bahama
34
34. Pertolongan Master Kungfu
35
35. Penyelamatan Tiger Ba
36
36. Ingatan Sang Pewaris Antaga
37
37. Pertarungan Antara Hidup dan Mati
38
38.Ingatan Lou Kembali
39
39. Cinta Itu Indah
40
40. Siasat Licik Ibu Dida
41
41. Luput Dari Petaka
42
42. Helena Dalam Bahaya
43
43. Bunga Suci Yang Ternoda
44
44. Kemarahan Dan Penyesalan
45
45. Pindah Ke Kota
46
46.Luka Dalam Noda
47
47. Golongan Darah Langkah
48
48. Meraih Mimpi Sang Dewi
49
49.Duri Dalam Daging
50
50. Kehadiran Sang Dewi
51
51. Kecemburuan Dalam Kasih Sayang
52
52. Kisah Cinta Bersemi
53
53. Cinta Dalam Kepedihan
54
54.Munculnya Api Dendam
55
55. Kemunculan Sang Raja Antaga
56
56. Kerinduan Yang Terpendam
57
57.Penculikan Saksi Utama
58
58. Kemunculan Sang Naga Wanita
59
59. Kisah Masa Lalu part Violetta
60
60. Kisah Masa Lalu part Takdir Bicara
61
61. Kisah Masa Lalu part Tuan Muda Antaga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!