14. Tamu Tak Diundang

Hanung sudah mengganti pakaiannya dengan gamis yang lebih nyaman. Tetapi ia juga harus segera membersihkan wajahnya, jika tidak kulitnya yang sensitif akan terjadi breakout karena penggunaan make-up yang tidak sesuai.

"Gus, saya boleh ke rumah Umi Siti dulu tidak?" tanya Hanung saat keluar dari kamar mandi.

"Kenapa?"

"Tas saya masih tertinggal disana."

Tanpa aba-aba, Gus Zam yang telah menggunakan kaos oblong dan sarung itu pun keluar kamar membuat Hanung bingung. Karena pusat acara berada di halaman masjid, kediaman pun sepi. Membuat Gus Zam leluasa untuk keluar. Tak lama kemudian, Gus Zam datang membawa tas Hanung dan menyerahkannya.

"Terima kasih, Gus." Gus Zam mengangguk.

Hanung masuk kembali ke kamar mandi dan menghapus make-up nya dengan sabun pencuci wajah. Setelah itu ia menggunakan face cream dan berharap wajahnya tidak akan muncul breakout.

"Kalau Gus Zam mau istirahat, saya bisa keluar dulu." kata Hanung yang melihat Gus Zam merebahkan tubuhnya di sofa.

"Kamu mau kemana?"

"Saya bisa ke depan atau ke dapur." jawab Hanung hati-hati.

"Sini!" Gus Zam duduk dan menepuk ruang kosong disebelahnya.

"Apa kamu tidak nyaman bersamaku?" tanya Gus Zam setelah Hanung duduk disampingnya.

"Tidak!" seru Hanung.

"Lalu, kenapa kamu mau menunggu diluar? Kamar ini cukup luas untuk kita berdua." Hanung mengedarkan pandangannya.

Ia sudah pernah masuk sebelumnya, tetapi tidak ada waktu memperhatikan isi kamar. Dan sekarang saat ia melihatnya lagi, mengapa ada kesan berbeda dari kamar yang sebelumnya?

"Aku baru saja mengubahnya kemarin." kata Gus Zam.

"Oh!"

"Kamu bisa menggunakan lemari itu. Aku sudah meminta Kak Alifah untuk mengisinya dengan kebutuhanmu." Hanung mengangguk.

"Pantas saja, Gus Zam bisa memberikanku pakaian ini." batin Hanung.

"Terima kasih, Gus."

"Sama-sama. Kalau kamu perlu sesuatu, katakan saja. Aku akan menambahkannya nanti."

"Tidak. Ini sudah cukup, Gus."

Keduanya pun kembali saling diam. Hanung dengan mantranya sedang Gus Zam sedang berpikir bagaimana membuat Hanung nyaman. Ia terbiasa dengan orang sekitar yang mengerti dirinya, kali ini ia harus belajar untuk menyesuaikan.

Sekitar pukul 11.00 acara sudah selesai. Pihak catering dan panitia acara mulai membersihkan tempat acara. Tiba-tiba seorang santri berlari dari arah gerbang mencari Kang Rahim.

"Kenapa?" tanya Kang Rahim.

"Ada tamu tidak diundang, Kang!"

"Maksudnya?"

"Sesuai arahan, semua tamu yang datang harus menyerahkan kartu undangan. Tetapi ada Ibu-ibu dengan koper datang tanpa kartu undangan dan mengatakan yang menikah adalah anaknya. Jadi saya tahan di didepan gerbang." jelas santri tersebut.

Sebagian santri dan santriwati tahunya Ibu Jam adalah Ibu dari Hanung, benar saja tidak percaya jika ada orang yang tiba-tiba datang mengaku sebagai Ibu dari Hanung. Kang Rahim pun meminta santri tersebut mempersilahkan ibu tersebut masuk dan membawanya ke ruang tamu. Sedangkan beliau segera mengabari Pak Kyai.

Sementara Pak Kyai dan Ibu Jam menyambut Surati, Bu Nyai pergi ke kamar Gus Zam.

Saat terdengar ketukan pintu dari luar, Gus Zam tersadar dari lamunannya. Ternyata kecanggungan mereka membuat Hanung terlelap bersandar di sofa tanpa Gus Zam sadari. Gus Zam pun perlahan menutup tubuh Hanung dengan selimut sebelum membukakan pintu.

"Mana Hanung?" tanya Bu Nyai.

"Tidur." Gus Zam menggeser tubuhnya dan memperlihatkan Hanung.

"Kenapa posisinya tidak nyaman begitu?" Gus Zam hanya diam.

"Pindahkan Hanung ke tempat tidur, Nak!" perintah Bu Nyai dengan suara lirih.

Gus Zam pun perlahan mengangkat tubuh Hanung dan merebahkannya di tempat tidur. Tetapi Hanung justru terbangun dan terkejut.

"Gus!"

"Maaf!" kata Gus Zam yang menarik tangannya kembali.

"Maaf membangunkan kamu, Hanung." Bu Nyai mendekat.

"Tidak apa, Umi. Maaf, Hanung ketiduran."

"Tidak apa. Umi kesini karena ada tamu untuk kamu."

"Siapa Umi?"

"Ibu kandungmu, Nak." Hanung membeku.

"Bukan Ibu Jam?" tanya Gus Zam.

"Jam itu Ibu sambung Hanung, Dib. Kalau Hanung tidak berkenan, Umi bisa memintanya pergi." Bu Nyai melihat keraguan di wajah Hanung saat ini.

Beliau memakluminya karena Ibu Jam sudah menceritakan semuanya. Bu Nyai akan menjadi garda terdepan untuk Hanung, jika saja menantunya itu memilih untuk tidak menemui ibunya.

"Tidak apa, Umi. Hanung pergi." Hanung pun perlahan turun dari tempat tidur dan pamit ke kamar mandi sebentar.

"Kamu ikut atau disini?"

"Zam.. Ikut."

"Baiklah, tunggu disi.. Eh?" Bu Nyai seperti salah dengar.

"Kamu mau ikut?" Bu Nyai memastikan.

"Ikut."

Keajaiban demi keajaiban terjadi sejak kehadiran Hanung, membuat Bu Nyai semakin optimis dengan kesembuhan Gus Zam.

"Alhamdulillah.. Umi tunggu di ruang tamu." Bu Nyai meninggalkan kamar dengan senyum lebar.

Hanung yang baru saja keluar kamar mandi, melihat Gus Zam sudah rapi dengan kemeja, peci dan sarung.

"Ayo!" ajak Gus Zam.

Gus Zam berjalan lebih dulu memimpin jalan, diikuti Hanung. Tetapi ketika sampai diruang tamu, Gus Zam berhenti dan membuat Hanung menabraknya.

"Maaf, Gus." cicit Hanung.

"Kenapa diam disana? Sini!" Bu Nyai meminta Hanung dan Gus Zam duduk.

Hanung yang melihat Gus Zam hanya mematung, memberanikan diri memegang tangan laki-laki yang kini berstatus suaminya itu dan menariknya. Gus Zam sempat terkejut, tetapi kemudian tersenyum kecil melihat tangannya dan berjalan mengikuti Hanung.

"Apa maksud kamu menikah tanpa mengabari Ibuk?" sergah Surati saat Hanung baru saja duduk.

"Sabar, Bu." kata Ibu Jam yang juga ada disana.

"Maaf sebelumnya, bukan maksud saya tidak sopan. Abi, Umi, Ibu, dan Gus Zam, izin untuk menjawab pertanyaan." semua orang mengangguk.

"Apakah hanya kata-kata itu yang bisa keluar dari mulut Anda? Tidakkah Anda penasaran kabar saya selama ini? Kenapa baru datang sekarang dan menghakimi saya?" Surati terkejut dengan semua pertanyaan Hanung.

Putri kecil dalam ingatannya adalah putri periang dan ramah. Banyak tahun terlewat, ia seperti tidak mengenal putri yang ada di hadapannya saat ini. Nyatanya tidak hanya Surati yang terkejut, melainkan semua yang ada disana termasuk Gus Zam. Tetapi mereka tidak ikut campur dan memberikan waktu untuk Hanung.

"Kamu masih muda, seharusnya melanjutkan study bukan menikah!" kata Surati mengabaikan keraguannya.

"Menikah itu pilihan saya, bukan Anda yang menentukan atau Ibu Jam sekalipun. Kalau Anda datang hanya untuk marah, sebaiknya Anda kembali. Selama ini saya baik-baik saja tanpa Anda."

"Apakah ini ajaran Ibu tiri kamu yang katanya jebolan pesantren?" sindir Surati.

"Saya sebelumnya sudah meminta maaf kalau saya tidak sopan. Semua yang saya katakan tidak ada kaitannya dengan Ibu Jam! Jika Anda memiliki hati nurani, mengapa tidak mengunjungi saya selama ini. Atau minimal mencari tahu kabar saya? Kalau Anda saja tidak melakukannya, apa hak Anda mempertanyakan cara ajar Ibu Jam?"

"Cukup, Nak." Pak Kyai buka suara.

Hanung yang sedari tadi belum melepaskan tangannya, semakin mengeratkan genggamannya ditangan Gus Zam. Bagaimanapun, ia yang selama ini tidak bertemu dengan Surati memiliki rasa rindu dihatinya. Tetapi saat mendengar perkataan Surati, ia lebih memilih untuk tidak bertemu.

Sedangkan Gus Zam hanya memandang kearah Hanung. Ia tak tahu harus bagaimana saat ini.

Terpopuler

Comments

Ari_nurin

Ari_nurin

wah ada yg berlagak jd pahlawan .. pahlawan kesiangan 😏😂

2025-01-15

1

fsf

fsf

ngak sadar diri 😤 ibu macam apa dia

2025-02-08

1

Liana CyNx Lutfi

Liana CyNx Lutfi

seakan2 ibu kndung ingn menyalahkn ibu tiri pdahal selama plhan tahun gk prnh ingat anak kandungya

2024-10-22

1

lihat semua
Episodes
1 1. Hanung
2 2. Menabrak
3 3. Menolak Lamaran
4 4. Kedatangan Bu Nyai
5 5. Les Libur
6 6. Khitbah
7 7. Gus Zam
8 8. Hadiah
9 9. Di Boyong
10 10. Kumat
11 11. Seperti Buntut
12 12. Merubah Kamar
13 13. Gemetar
14 14. Tamu Tak Diundang
15 15. Ikut Hanung
16 16. Humairaku
17 17. Serangan Panik!
18 18. Satu Tahun
19 19. Ukiran
20 20. Doa Baik
21 21. Berangkat
22 22. Jangan Memaksakan Diri
23 23. Kasurnya Terlalu Besar
24 24. Disita
25 25. Sudah Bersuami
26 26. Lalu Siapa?
27 27. Alung
28 28. Sampai Disini
29 29. Tidak Bisa Dihubungi
30 30. Menghilang
31 31. Tunggu Aku!
32 32. Pagatan
33 33. Pasar
34 34. Menyusul
35 35. Cerita Nanti
36 36. Assalamu’alaikum Istriku
37 37. Luka
38 38. Kantor Polisi
39 39. Kecupan Di Bibir
40 40. Keputusanmu Sangat Berani
41 41. Jambi
42 42. Kembali
43 43. Hubungan Kita
44 44. Akhirnya
45 45. Kamar Hanung
46 46. Pikiran Negatif
47 47. Air Panas
48 48. Pelukan Tiba-tiba
49 49. Demam
50 50. Nambah
51 Revisi
52 51. Tidak Memerlukan Bukti
53 52. Kotak Hadiah
54 53. Humaira Berkenan
55 54. Jamu?
56 55. Cucu Perempuan
57 56. Nenek?
58 57. Sepakat
59 58. Pengecut
60 59. Hamil?
61 60. Kasih Sayang Tulus
62 61. Tertekan
63 62. Keturunan Agus
64 63. Bertanya
65 64. Sedang Sedih
66 65. Nenek!
67 66. Selamat
68 67. Umi Ikut!
69 68. Mahar
70 69. Saling Mengerti dan Melengkapi
71 70. Akan Meminang
72 71. Kalian Ini Kemana Saja!
73 72. Jus Pisang dan Pir
74 73. Akad
75 74. Hadiah
76 75. Mie Ayam
77 76. Meminta Maaf
78 77. Tidur Terlalu Lama
79 78. Awas!
80 79. Keguguran
81 80. Pikiran
82 81. Memaafkan
83 82. Menangis
84 83. Rumah Sendiri
85 84. Beli Rumah
86 85. Mengerjai
87 86. Tidak Mengizinkan
88 87. Tidur Siang
89 88. Motor Laki
90 89. Mengajari
91 90. Es Kemangi
92 91. Pelindung
93 92. Berangkat Magetan
94 93. Telaga Sarangan
95 94. Mengikhlaskan
96 95. Pemakaman
97 96. Aku Salut Denganmu
98 97. Jamu Rutin
99 98. Sukarela
100 99. Boleh
101 100. Aku Menyukainya
102 101. Gila
103 102. Merajuk
104 103. Perasaan Lega
105 104. Rendang
106 105. Mencoba Semuanya
107 106. Panen
108 107. Tidak Nyaman
109 108. Kehamilan Kedua
110 109. 4 Bulan
111 110. Daripada Melamun
112 111. Masih Kurang
113 112. Rujak
114 113. Kolam Renang
115 114. Air Ketuban
116 115. Nama
117 116. Bau Bayi
118 117. Ning Zelfa
119 118. Jawaban
120 119. Meminta Restu
121 120. Besok
122 121. Huek!
123 122. Selesai Acara
124 123. Tidak Bisa Dipercaya!
125 124. Memaafkan
126 125. Subur Sekali
127 126. Masa Lalu
128 127. Menggoda
129 128. Komunikasi
130 129. Sakit?
131 130. Mood
132 131. Gus Aidil Sudah Menikah?
133 132. Dua Kali
134 133. Memojokkan
135 134. Aku Percaya
136 135. Zainab Khanza
137 136. Pingsan
138 137. Sadar
139 138. Sudah Benar
140 139. Pamit
141 140. Kelelahan
142 141. Nasi Padang
143 142. Sayang!
144 143. Kabar Baik dan Kabar Buruk
145 144. Diberondong Cucu
146 145. Teka-teki
147 146. Membuntuti
148 147. Ngidam
149 148. Dikejutkan
150 149. Perasaan Hambar
151 150. Mendukung dan Medoakan yang Terbaik
152 151. Siap Pulang
153 152. Menantu Bodoh
154 153. Ibu Santi
155 154. Merasa Benar
156 155. Terminal Lucidity
157 156. Mukena
158 157. Merasa Kehilangan
159 158. Waktu yang Menjawab
160 159. Prematur
161 160. Arshaka Zayyan
162 161. Ngemper
163 162. Kakak Kecil
164 163. Kembar
165 164. Mencintai Kamu
166 Promo novel baru
Episodes

Updated 166 Episodes

1
1. Hanung
2
2. Menabrak
3
3. Menolak Lamaran
4
4. Kedatangan Bu Nyai
5
5. Les Libur
6
6. Khitbah
7
7. Gus Zam
8
8. Hadiah
9
9. Di Boyong
10
10. Kumat
11
11. Seperti Buntut
12
12. Merubah Kamar
13
13. Gemetar
14
14. Tamu Tak Diundang
15
15. Ikut Hanung
16
16. Humairaku
17
17. Serangan Panik!
18
18. Satu Tahun
19
19. Ukiran
20
20. Doa Baik
21
21. Berangkat
22
22. Jangan Memaksakan Diri
23
23. Kasurnya Terlalu Besar
24
24. Disita
25
25. Sudah Bersuami
26
26. Lalu Siapa?
27
27. Alung
28
28. Sampai Disini
29
29. Tidak Bisa Dihubungi
30
30. Menghilang
31
31. Tunggu Aku!
32
32. Pagatan
33
33. Pasar
34
34. Menyusul
35
35. Cerita Nanti
36
36. Assalamu’alaikum Istriku
37
37. Luka
38
38. Kantor Polisi
39
39. Kecupan Di Bibir
40
40. Keputusanmu Sangat Berani
41
41. Jambi
42
42. Kembali
43
43. Hubungan Kita
44
44. Akhirnya
45
45. Kamar Hanung
46
46. Pikiran Negatif
47
47. Air Panas
48
48. Pelukan Tiba-tiba
49
49. Demam
50
50. Nambah
51
Revisi
52
51. Tidak Memerlukan Bukti
53
52. Kotak Hadiah
54
53. Humaira Berkenan
55
54. Jamu?
56
55. Cucu Perempuan
57
56. Nenek?
58
57. Sepakat
59
58. Pengecut
60
59. Hamil?
61
60. Kasih Sayang Tulus
62
61. Tertekan
63
62. Keturunan Agus
64
63. Bertanya
65
64. Sedang Sedih
66
65. Nenek!
67
66. Selamat
68
67. Umi Ikut!
69
68. Mahar
70
69. Saling Mengerti dan Melengkapi
71
70. Akan Meminang
72
71. Kalian Ini Kemana Saja!
73
72. Jus Pisang dan Pir
74
73. Akad
75
74. Hadiah
76
75. Mie Ayam
77
76. Meminta Maaf
78
77. Tidur Terlalu Lama
79
78. Awas!
80
79. Keguguran
81
80. Pikiran
82
81. Memaafkan
83
82. Menangis
84
83. Rumah Sendiri
85
84. Beli Rumah
86
85. Mengerjai
87
86. Tidak Mengizinkan
88
87. Tidur Siang
89
88. Motor Laki
90
89. Mengajari
91
90. Es Kemangi
92
91. Pelindung
93
92. Berangkat Magetan
94
93. Telaga Sarangan
95
94. Mengikhlaskan
96
95. Pemakaman
97
96. Aku Salut Denganmu
98
97. Jamu Rutin
99
98. Sukarela
100
99. Boleh
101
100. Aku Menyukainya
102
101. Gila
103
102. Merajuk
104
103. Perasaan Lega
105
104. Rendang
106
105. Mencoba Semuanya
107
106. Panen
108
107. Tidak Nyaman
109
108. Kehamilan Kedua
110
109. 4 Bulan
111
110. Daripada Melamun
112
111. Masih Kurang
113
112. Rujak
114
113. Kolam Renang
115
114. Air Ketuban
116
115. Nama
117
116. Bau Bayi
118
117. Ning Zelfa
119
118. Jawaban
120
119. Meminta Restu
121
120. Besok
122
121. Huek!
123
122. Selesai Acara
124
123. Tidak Bisa Dipercaya!
125
124. Memaafkan
126
125. Subur Sekali
127
126. Masa Lalu
128
127. Menggoda
129
128. Komunikasi
130
129. Sakit?
131
130. Mood
132
131. Gus Aidil Sudah Menikah?
133
132. Dua Kali
134
133. Memojokkan
135
134. Aku Percaya
136
135. Zainab Khanza
137
136. Pingsan
138
137. Sadar
139
138. Sudah Benar
140
139. Pamit
141
140. Kelelahan
142
141. Nasi Padang
143
142. Sayang!
144
143. Kabar Baik dan Kabar Buruk
145
144. Diberondong Cucu
146
145. Teka-teki
147
146. Membuntuti
148
147. Ngidam
149
148. Dikejutkan
150
149. Perasaan Hambar
151
150. Mendukung dan Medoakan yang Terbaik
152
151. Siap Pulang
153
152. Menantu Bodoh
154
153. Ibu Santi
155
154. Merasa Benar
156
155. Terminal Lucidity
157
156. Mukena
158
157. Merasa Kehilangan
159
158. Waktu yang Menjawab
160
159. Prematur
161
160. Arshaka Zayyan
162
161. Ngemper
163
162. Kakak Kecil
164
163. Kembar
165
164. Mencintai Kamu
166
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!