bab 3 : dibawah tekanan

Malam itu, suasana di club terasa lebih sibuk dari biasanya. Lampu-lampu berkelap-kelip menghiasi ruangan, sementara alunan musik menyelimuti setiap sudut. Tiara berdiri di belakang, menunggu instruksi dari manajernya seperti biasa. Namun, malam ini terasa berbeda. Manajernya, Pak Arif, memanggil Tiara dengan nada serius.

"Tiara, malam ini kamu bantu Diana menjamu tamu VIP," kata Pak Arif dengan tatapan tajam.

"VIP, Pak?" Tiara merasakan kegelisahan di dadanya.

"Ya, malam ini akan ada tamu penting. Kamu harus ikut bantu Diana. Jangan macam-macam, ya. Pastikan tamu-tamu kita puas."

Tiara terdiam sejenak. Ia ingin menolak, namun bayangan kehilangan pekerjaan yang sudah memberinya sedikit harapan langsung terlintas di pikirannya. Dengan berat hati, ia akhirnya mengangguk. “Baik, Pak.”

Diana menyambut Tiara dengan senyum tipis sebelum akhirnya mereka mulai bersiap menyambut tamu VIP tersebut. Diana sudah terbiasa dengan situasi ini, tapi bagi Tiara, malam itu adalah pertama kalinya ia harus menghadapi tamu penting secara langsung. Keduanya melangkah masuk ke ruangan VIP yang terpisah dari area utama club. Meja sudah penuh dengan makanan dan minuman mahal, sementara tamu yang duduk di sana tampak santai, tertawa keras dengan obrolan mereka yang seolah tak berujung.

Begitu Tiara masuk, salah satu tamu VIP langsung memperhatikannya. Tatapan pria itu membuat Tiara merasa tidak nyaman sejak awal. Tiara berusaha tersenyum tipis, mencoba menjaga sikap profesionalnya. Meskipun di dalam hatinya, ada perasaan takut mulai merayap.

Sepanjang malam, Tiara berusaha menjalankan tugasnya dengan baik, mengikuti Diana yang dengan luwes mengobrol dengan para tamu. Namun, tak lama, salah satu tamu mulai mengarahkan perhatiannya pada Tiara. Setiap kali ia lewat untuk menuangkan minuman, tangan tamu itu tak henti-hentinya menyentuh tangan Tiara, menyapu pelan dengan sentuhan yang tidak diinginkan. Tiara menahan napas, tangannya gemetar, tapi ia tetap tersenyum.

"Kamu manis sekali malam ini, siapa namamu?" ujar tamu itu sambil tersenyum, tangannya terus menyentuh jemari Tiara dengan lembut, namun terasa sangat mengganggu.

"Tiara," ucapnya pelan.

Tiara merasakan jantungnya berdebar kencang. Hatinya semakin kacau. Di satu sisi, ia merasa dilecehkan; sentuhan-sentuhan itu jelas tidak menyenangkan. Namun, di sisi lain, ia tahu jika ia menolak atau menunjukkan ketidaknyamanan, semuanya bisa berakhir buruk. Uang yang diberikan oleh tamu-tamu ini terlalu besar untuk ditolak, terutama mengingat kebutuhan keluarganya yang sangat mendesak.

Diana sesekali melirik Tiara, seolah mengisyaratkan bahwa semua ini adalah hal yang biasa dalam pekerjaan mereka. Tapi bagi Tiara, setiap sentuhan dari tamu VIP itu semakin membuat hatinya tertekan. Malam itu terasa sangat panjang, dan semakin lama, tekanan yang ia rasakan semakin berat.

Ketika tamu VIP itu kembali menarik tangannya dengan sentuhan lembut, kali ini Tiara tidak bisa lagi menyembunyikan kegelisahannya. Namun, ia tetap memaksa dirinya untuk tersenyum, meski hatinya terasa hancur. Di dalam pikirannya, hanya ada satu hal yang terpikirkan: ia harus bertahan, demi keluarganya.

Suasana ruangan VIP semakin bising. Tawa keras dan musik yang mengalun memadukan rasa tegang dalam hati Tiara. Ia terus berusaha tersenyum, meski pikirannya penuh dengan kebingungan. Diana, yang sejak awal terlihat santai, kini sudah duduk di pangkuan Pak Martin, salah satu tamu yang ada di ruangan tersebut. Ia bernyanyi dengan nada menggoda, diselingi tawa dan sedikit gerakan nakal yang membuat Pak Martin semakin tergelak. Tiara menyaksikan adegan itu dengan jantung berdebar.

Salah satu tamu, bernama Fajar, menatap ke arahnya dengan pandangan yang tak bisa dihindari. "Sini, duduk di samping aku," katanya sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya.

Tiara terdiam. Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya. Ia menatap Diana dengan harapan bisa meminta bantuan, tapi Diana hanya memberikan tatapan tajam, seolah memerintahkannya untuk menurut.

Dengan berat hati dan tanpa pilihan, Tiara berjalan mendekat dan duduk di sampingnya. Pria itu tersenyum puas, merangkul bahu Tiara tanpa ragu. Tiara berusaha menahan napas, mencoba mengalihkan pikiran dari rasa risih yang semakin mendominasi.

Sementara itu, Diana terus bernyanyi sambil menggoda Pak Martin dengan canda tawa dan jogetan kecil yang semakin membuat suasana memanas. Tiara melirik ke arah Diana, berharap ada cara untuk melepaskan diri, namun tatapan Diana seakan memberitahu bahwa ini adalah bagian dari pekerjaan.

Kini Fajar semakin akrab dengan Tiara. Ia mulai memainkan jarinya di sepanjang lengannya. Tiara menggigit bibir, berusaha menahan rasa tidak nyaman yang semakin menggerogoti dirinya. Detik demi detik terasa semakin lambat. Tiara tahu, ia tidak boleh menolak, karena ini adalah tamu VIP. Tamu yang tidak boleh dikecewakan.

Senyuman Fajar semakin melebar ketika ia menarik Tiara lebih dekat. Tanpa peringatan, ia menunduk dan mengecup pipi Tiara dengan ringan. Tangannya yang sedari tadi merangkul perlahan mulai nakal. Beberapa kali tangannya terasa menyentuh dan sedikit meremas semangkanya. Tiara menegang, namun tetap diam, takut akan konsekuensi jika ia menolak.

"Kamu cantik, besar dan kenyal. Makasih ya udah buat aku bahagia," kata Fajar sambil terkekeh.

Tiara hanya mengangguk pelan, meski hatinya penuh dengan rasa risih yang menyesakkan. Saat ciuman ringan itu kembali mendarat di pipinya, Tiara merasakan keinginan kuat untuk segera keluar dari ruangan itu. Namun, ia tahu, semua ini belum berakhir.

Setelah beberapa saat yang terasa seperti selamanya, akhirnya waktu bersenang-senang itu selesai. Fajar melepaskan rangkulannya, berdiri dengan tawa puas. "Terima kasih untuk malam yang luar biasa ini," katanya sambil mengedipkan mata ke arah Tiara.

Tiara segera bangkit, tak ingin berlama-lama di sana. Ia kembali ke ruang ganti dengan langkah cepat, rasa kesal dan jijik membanjiri hatinya. Begitu sampai di ruang ganti, Diana menyusulnya dengan senyum tipis di wajahnya.

"Kamu mesti membiasakan diri, Ra. Dulu aku juga sama, risih dan merasa jijik, tapi ya mau gimana, ini udah bagian dari pekerjaan. Kalau kita nggak mau adaptasi, kita nggak bakal bisa kerja di sini. Lagian, uangnya juga lumayan kan? Lagian, di mana ada kerjaan yang segampang ini, nemenin duduk doang terus dapat duit."

Tiara diam. Hatinya berperang antara rasa benci pada situasi ini dan rasa tanggung jawabnya kepada keluarga. Ia tak punya pilihan. Dengan perasaan yang campur aduk, ia hanya mengangguk lemah kepada Diana, lalu mengganti pakaian kerjanya.

Malam itu, Tiara pulang dengan pikiran yang penuh kekacauan. Tubuhnya lelah, pikirannya tak bisa tenang. Begitu sampai di rumah, ia melihat ibunya sudah tertidur pulas di kasur tua mereka. Tiara mengeluarkan uang yang ia dapatkan malam itu, dan dengan hati-hati, ia menyelipkannya di bawah bantal ibunya. Ini satu-satunya cara yang ia tahu untuk membantu keluarganya bertahan hidup.

Tiara menatap langit-langit kamar dengan perasaan tak menentu sebelum akhirnya perlahan-lahan terlelap dalam kelelahan.

Terpopuler

Comments

NT.RM

NT.RM

hidup sepahit itu kah? Kasian Tiara

2024-11-08

1

lihat semua
Episodes
1 bab 1 : hangat dalam kesederhanaan
2 bab 2 : dibalik kebohongan
3 bab 3 : dibawah tekanan
4 bab 4 : rupanya raka tau
5 bab 5
6 bab 6 : perihnya penyesalan
7 bab 7 : luka yang sama
8 bab 8 : mimpi ditengah realita
9 bab 9 : jebakan sang produser
10 bab 10 : Pelukan Diam dalam Gelap
11 bab 11 : keputusan dan benih cinta
12 bab 12 : ternyata mimpi
13 Bab 13 : Dekapan raka membuatnya jatuh cinta
14 bab 14 : cinta raka dan mimpi dimasa lalu
15 bab 15 : menggapai mimpi
16 bab 16 : Mimpi dan bahaya yang mengintai
17 bab 17 : lanjutan
18 bab 18 : Jejak Samar dalam Gelap
19 bab 19 : Di Bawah Bayang-bayang
20 bab 20 : di ujung pelarian
21 Bab 21 : Di Tengah Derasnya Arus
22 bab 22 : Di Bawah Bayangan Ketakutan
23 bab 23 : Jebakan yang Tersembunyi
24 bab 24 : Misi Rahasia Pak Arif
25 bab 25 : Eksekusi Strategi Tama
26 bab 26 : bayu, bagus & ramon si pembuat kacau
27 bab 27 : ramon jadi tumbal pengalihan
28 bab 28 : semua selamat
29 bab 29 : berita yang membuat tiara kaget
30 bab 30 : ketakutan tiara & hendra yang meninggal
31 bab 31 : perburuan mike sang pemimpin jaringan narkotika internasional
32 bab 32 : selly ternyata...
33 bab 33 : babak akhir pertarungan
34 bab 34 : Awal Baru untuk Tiara & Putri
35 bab 35 : keringat penuh makna
36 Bab 36 : Audisi Penentu
37 Bab 37 : Kisah Arman: Luka yang Tak Terlihat
38 Bab 38 : Suasana di kafe terasa hangat.
39 Bab 39 : kemunculan sosok bertopeng
40 Bab 40 : Malam yang Tegang di Rumah Tiara
41 Bab 41 : Ketegangan di Markas: Ramon Menanggung Hukuman
42 bab 42 : Pertemuan yang menguras emosi
43 bab 43 : Malam Mencekam di Jalan Menuju Villa
44 bab 44 : Kehadiran Tim Cyber89
45 perpisahan yang tak di harapkan
46 bab 46 : sanssn mengambil alih ruang kontrol
47 bab 47 : pengkhianatan dan kenyataan yang mengejutkan
48 bab 48: Momen yang Penuh Kejutan dan Haru
49 bab 49 : Ririn disandera, sansan tersungkur
50 bab 50 : Tiara selamat, Ririn kembali & kami menepi
51 bab 51 : Pantai & cinta
52 bab 52
53 bab 53 : Strategi johan & misteri hutan larangan
Episodes

Updated 53 Episodes

1
bab 1 : hangat dalam kesederhanaan
2
bab 2 : dibalik kebohongan
3
bab 3 : dibawah tekanan
4
bab 4 : rupanya raka tau
5
bab 5
6
bab 6 : perihnya penyesalan
7
bab 7 : luka yang sama
8
bab 8 : mimpi ditengah realita
9
bab 9 : jebakan sang produser
10
bab 10 : Pelukan Diam dalam Gelap
11
bab 11 : keputusan dan benih cinta
12
bab 12 : ternyata mimpi
13
Bab 13 : Dekapan raka membuatnya jatuh cinta
14
bab 14 : cinta raka dan mimpi dimasa lalu
15
bab 15 : menggapai mimpi
16
bab 16 : Mimpi dan bahaya yang mengintai
17
bab 17 : lanjutan
18
bab 18 : Jejak Samar dalam Gelap
19
bab 19 : Di Bawah Bayang-bayang
20
bab 20 : di ujung pelarian
21
Bab 21 : Di Tengah Derasnya Arus
22
bab 22 : Di Bawah Bayangan Ketakutan
23
bab 23 : Jebakan yang Tersembunyi
24
bab 24 : Misi Rahasia Pak Arif
25
bab 25 : Eksekusi Strategi Tama
26
bab 26 : bayu, bagus & ramon si pembuat kacau
27
bab 27 : ramon jadi tumbal pengalihan
28
bab 28 : semua selamat
29
bab 29 : berita yang membuat tiara kaget
30
bab 30 : ketakutan tiara & hendra yang meninggal
31
bab 31 : perburuan mike sang pemimpin jaringan narkotika internasional
32
bab 32 : selly ternyata...
33
bab 33 : babak akhir pertarungan
34
bab 34 : Awal Baru untuk Tiara & Putri
35
bab 35 : keringat penuh makna
36
Bab 36 : Audisi Penentu
37
Bab 37 : Kisah Arman: Luka yang Tak Terlihat
38
Bab 38 : Suasana di kafe terasa hangat.
39
Bab 39 : kemunculan sosok bertopeng
40
Bab 40 : Malam yang Tegang di Rumah Tiara
41
Bab 41 : Ketegangan di Markas: Ramon Menanggung Hukuman
42
bab 42 : Pertemuan yang menguras emosi
43
bab 43 : Malam Mencekam di Jalan Menuju Villa
44
bab 44 : Kehadiran Tim Cyber89
45
perpisahan yang tak di harapkan
46
bab 46 : sanssn mengambil alih ruang kontrol
47
bab 47 : pengkhianatan dan kenyataan yang mengejutkan
48
bab 48: Momen yang Penuh Kejutan dan Haru
49
bab 49 : Ririn disandera, sansan tersungkur
50
bab 50 : Tiara selamat, Ririn kembali & kami menepi
51
bab 51 : Pantai & cinta
52
bab 52
53
bab 53 : Strategi johan & misteri hutan larangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!