Episode 4.

Sesaat Valerie tertegun memandang Nathan, ia membeku di tempatnya tidak dapat menjawab Nathan.

Selama ia berpacaran dengan Nico, sekalipun Nathan tidak pernah memanggil namanya, dan bahkan menatapnya dengan lekat seperti saat ini.

"Pa.. Paman?" Valerie mengedipkan matanya, tersadar dengan rasa terkejutnya.

Dengan cepat Valerie bangun dari duduknya, dan berdiri tegak di tempatnya, dengan tangan terjatuh di sisi kiri dan kanan tubuhnya.

"Kenapa kamu di sini?" tanya Nathan.

Valerie kembali tertegun, itu kalimat terpanjang yang pernah Nathan lontarkan kepadanya.

"Maaf, aku akan pergi! ta.. tadi aku duduk sebentar, karena tidak menemukan taksi lewat di sini!" kata Valerie gugup, sembari mengelap pipinya yang basah oleh air matanya.

Valerie pun melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana, dan...

Brukk!!

Tiba-tiba kakinya tersandung, dan ia pun terjatuh ke tanah, sehingga lututnya mencium tanah.

"Akh!!" Valerie terkejut dan meringis kesakitan.

"Kenapa kamu terlihat panik?" tanya Nathan, lalu bergegas membantu Valerie untuk berdiri.

Tapi, dengan cepat Valerie menepis tangan Nathan, "A.. aku bisa sendiri, Pa.. paman!"

Valerie merasa sangat canggung sekali, Nathan yang tiba-tiba begitu ramah padanya, membuat ia merasa merinding.

Valerie selama dua tahun pacaran, belum pernah saling bicara dengan Nathan. Aura Nathan yang dingin, selalu menakutkan di mata Valerie.

Valerie mencoba berdiri lagi, tapi ia merasakan lututnya sangat sakit, dan ia kembali terjatuh ke tanah.

Tanpa bicara Nathan mengulurkan tangannya kembali, dan sekali angkat tubuh mungil Valerie di bopong Nathan.

"Aaa..!" Valerie menjerit, karena terkejut tiba-tiba di angkat Nathan.

Nathan meletakkan tubuh mungil Valerie di bangku jalan, lalu memeriksa lutut Valerie.

Nathan melihat lutut Valerie ternyata lecet, dan mengeluarkan darah. Nathan dengan cepat merogoh saku di balik jasnya.

Ia mengambil saputangannya. Saat ia akan mengelap darah pada luka lecet Valerie, tangan Valerie dengan cepat memegang tangan Nathan.

"Jangan! a.. aku punya tissue" ujar Valerie pelan, karena takut melihat tatapan mata Nathan yang dingin.

Nathan menyingkirkan tangan kecil Valerie, yang menahan tangannya untuk mengelap luka Valerie.

"Diamlah, jangan bergerak!" kata suara bariton itu dengan datar.

Valerie menelan ludahnya gugup, dadanya berdebar ketakutan, karena aura dingin Nathan yang terasa mencekamnya.

"Luka mu perlu di obati!" ujar Nathan, masih dengan wajah datarnya, ia tanpa mengatakan apa pun, kembali mengangkat tubuh mungil Valerie.

"Aa.. Pa.. Paman.. " Valerie kembali terkejut, dan reflek tanpa sadar mengalungkan lengannya ke seputar leher Nathan.

Nathan membawa Valerie ke mobilnya, dan Asisten nya dengan sigap membuka pintu mobil.

Tubuh tinggi Nathan, perlahan membungkuk saat akan masuk ke dalam mobil, tanpa melepaskan Valerie dalam bopongan nya.

Valerie hanya bisa diam saja, saat di bawa masuk ke dalam mobil, tanpa di lepaskan Nathan dari bopongan nya.

"Cari klinik terdekat!" sahut Nathan kepada sopir sekaligus Asistennya.

"Baik, Tuan!"

"Pa.. Paman lukaku tidak seberapa, lebih baik aku di bawa pulang saja!" ujar Valerie merasa tidak enak hati, karena Nathan masih belum melepaskan dirinya setelah masuk ke dalam mobil.

"Jangan banyak bergerak, lutut mu nanti membengkak!" suara datar Nathan membuat Valerie terdiam.

Valerie semakin merasa canggung, dengan keadaan dirinya yang tidak di lepaskan Nathan.

"Paman, a.. aku duduk mau duduk sendiri" kata Valerie pelan, dan melepaskan tangannya dari memeluk leher Nathan.

"Jangan bergerak terus, lutut kamu tidak boleh di bawa bergerak, nanti jadi bengkak!"

Raut wajah Valerie menciut, mendengar nada suara Nathan yang dingin. Ia merasa, Nathan terlalu melebihkan luka lecet pada lututnya.

Valerie sudah terbiasa mengalami luka lecet, dan tidak merasa begitu panik melihat luka pada kulitnya.

Valerie terpaksa diam saja dalam pangkuan Nathan, tidak berani lagi buka suara, walau ia semakin merasa canggung dengan keadaan mereka tersebut.

Tidak berapa lama, mobil berhenti di parkiran klinik terdekat, dan Nathan kembali membopong Valerie keluar dari dalam mobil.

Nathan membawa Valerie ke ruang UGD, dan kemudian di periksa oleh Dokter umum.

Nathan tetap berdiri di samping tempat tidur pasien, untuk melihat Dokter menangani luka pada lutut Valerie.

Mata Nathan terpaku pada kaki Valerie, ternyata ada beberapa bekas luka di sekitar lutut Valerie.

Mungkin karena lampu jalan tadi begitu remang, ia tidak melihat ada bekas luka di sekitar lutut Valerie.

Nathan kemudian memandang wajah Valerie, yang terlihat mengerutkan keningnya, saat Dokter membersihkan lukanya dengan alkohol.

Apakah dia sering terjatuh? pikir Nathan, mengerutkan keningnya menatap wajah Valerie.

Ia merasa, kalau kaki Valerie bermasalah, tidak dapat berjalan dengan baik, hingga sering mendapat luka pada sekitar lutut Valerie.

Bersambung.......

Terpopuler

Comments

Virgo Girl

Virgo Girl

Kasihan Val bakal sering jantungan deket Uncle Nathan 😄😄

2025-03-18

2

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

Dari mata turun kehati....

2025-01-14

0

🥀

🥀

QqaA l aaaqqq a2

2025-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1.
2 Episode 2.
3 Episode 3.
4 Episode 4.
5 Episode 5.
6 Episode 6.
7 Episode 7.
8 Episode 8.
9 Episode 9.
10 Episode 10.
11 Episode 11.
12 Episode 12.
13 Episode 13.
14 Episode 14.
15 Episode 15.
16 Episode 16.
17 Episode 17.
18 Episode 18.
19 Episode 19.
20 Episode 20.
21 Episode 21.
22 Episode 22.
23 Episode 23.
24 Episode 24.
25 Episode 25.
26 Episode 26.
27 Episode 27.
28 Episode 28.
29 Episode 29.
30 Episode 30.
31 Episode 31.
32 Episode 32.
33 Episode 33.
34 Episode 34.
35 Episode 35.
36 Episode 36.
37 Episode 37.
38 Episode 38.
39 Episode 39.
40 Episode 40.
41 Episode 41.
42 Episode 42.
43 Episode 43.
44 Episode 44.
45 Episode 45.
46 Episode 46.
47 Episode 47.
48 Episode 48.
49 Episode 49.
50 Episode 50.
51 Episode 51.
52 Episode 52.
53 Episode 53.
54 Episode 54.
55 Episode 55.
56 Episode 56.
57 Episode 57.
58 Episode 58.
59 Episode 59.
60 Episode 60.
61 Episode 61.
62 Episode 62.
63 Episode 63.
64 Episode 64.
65 Episode 65.
66 Episode 66.
67 Episode 67.
68 Episode 68.
69 Episode 69.
70 Episode 70.
71 Episode 71.
72 Episode 72.
73 Episode 73.
74 Episode 74.
75 Episode 75.
76 Episode 76.
77 Episode 77.
78 Episode 78.
79 Episode 79.
80 Episode 80.
81 Episode 81.
82 Episode 82.
83 Episode 83.
84 Episode 84.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Episode 1.
2
Episode 2.
3
Episode 3.
4
Episode 4.
5
Episode 5.
6
Episode 6.
7
Episode 7.
8
Episode 8.
9
Episode 9.
10
Episode 10.
11
Episode 11.
12
Episode 12.
13
Episode 13.
14
Episode 14.
15
Episode 15.
16
Episode 16.
17
Episode 17.
18
Episode 18.
19
Episode 19.
20
Episode 20.
21
Episode 21.
22
Episode 22.
23
Episode 23.
24
Episode 24.
25
Episode 25.
26
Episode 26.
27
Episode 27.
28
Episode 28.
29
Episode 29.
30
Episode 30.
31
Episode 31.
32
Episode 32.
33
Episode 33.
34
Episode 34.
35
Episode 35.
36
Episode 36.
37
Episode 37.
38
Episode 38.
39
Episode 39.
40
Episode 40.
41
Episode 41.
42
Episode 42.
43
Episode 43.
44
Episode 44.
45
Episode 45.
46
Episode 46.
47
Episode 47.
48
Episode 48.
49
Episode 49.
50
Episode 50.
51
Episode 51.
52
Episode 52.
53
Episode 53.
54
Episode 54.
55
Episode 55.
56
Episode 56.
57
Episode 57.
58
Episode 58.
59
Episode 59.
60
Episode 60.
61
Episode 61.
62
Episode 62.
63
Episode 63.
64
Episode 64.
65
Episode 65.
66
Episode 66.
67
Episode 67.
68
Episode 68.
69
Episode 69.
70
Episode 70.
71
Episode 71.
72
Episode 72.
73
Episode 73.
74
Episode 74.
75
Episode 75.
76
Episode 76.
77
Episode 77.
78
Episode 78.
79
Episode 79.
80
Episode 80.
81
Episode 81.
82
Episode 82.
83
Episode 83.
84
Episode 84.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!