Rumah sakit

Di ruangan terlihat seorang pemuda duduk di ranjang rumah sakit menatap kosong. Pikirannya mengudara ke suatu hal.

“Van, waktunya minum obat,” ucap Raline menyodorkan pil ke arah pemuda itu.

Sejak Devan mendapatkan perawatan di rumah sakit perempuan itu selalu berada di sampingnya.

“Ini minumlah.”

Devan menerima obat dari Raline kemudian menelannya. Setelahnya menerima sodoran gelas berisi air putih.

“Terima kasih,” ucap Devan.

Raline tersenyum lembut.

“Aku menyusahkanmu lagi. Tiga tahun yang lalu saat aku kecelakaan kau juga bersamaku. Kau merawatku. Bahkan ikut pindah denganku ke Jerman. Kau selalu ada untukku. Kau adalah sahabat terbaikku,” ucap Devan dengan senyum getir.

Ya tiga tahun yang lalu saat kecelakaan itu terjadi Ralinelah yang terus bersama dengannya hingga melakukan pengobatan di Jerman. Perempuan itu selalu bersama dengannya. Devan berhutang budi pada Raline, karena itulah sebagai bentuk terima kasih Devan, ia tidak pernah menolak apa-pun permintaan atau pun perkataan Raline, ia sangat patuh.

“Sudah tidak apa-apa, jangan bahas itu lagi. Itu wajar kita sudah bersahabat sejak kecil.”

Devan mengukir senyum kecil.

Tak lama pandangannya teralihkan ke arah pintu. Entah mengapa sejak tadi perasaannya gelisah. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.

***

Sementara itu Jasmine menjalani hari seperti biasa. Saat ini dia berada di kampus. Sedikit tenang karena Devan tidak ada, pemuda itu sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Namun walau seperti itu Jasmine sangat prihatin dan cemas dengan apa yang terjadi pada pemuda suka menindas itu.

“Mimin!” teriak seorang perempuan membuyarkan lamunannya. Siapa lagi jika bukan perempuan bermake up tebal, Luna yang sedang memasang wajah marah karena batalnya jalan-jalan kemarin.

“Kenapa kau tidak datang! kau tiba-tiba membatalkan janji ketemuan kita!” gerutu Luna sembari memukul-mukul bahu Jasmine kesal. Oh bagaimana tidak kesal dia sudah menunggu Jasmine malah mengabarkan tidak bisa datang.

“Aduh,” ringis Jasmine.

“Maaf Lun aku ada tugas dadakan,” terang Jasmine.

Luna menghentikan aksinya.

“Kau tahu, aku sudah menunggumu lama!” omel Luna.

“Maaf!” ucap Jasmine merasa bersalah. Uhg, ini semua karena Devan.

Luna melengos, membuang muka. Masih kesal.

“Maaf, enak saja,” ucapnya.

Jasmine meraih tangan Luna. “Lun, maaf,” ujar Jasmine membuat wajah sememelas mungkin.

Luna membuang napas kasar.

“Ya baiklah. Aku akan memaafkanmu asal ....”

“Asal apa Lun,” sambar Jasmine.

Luna kemudian mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Lalu memberikan pada Jasmine.

“Bantu aku jualkan dan promosikan obat pelangsingku,” ujar Luna.

“Obat pelangsing! Apalagi ini Lun?” sentak Jasmine tak percaya. Sahabatnya ini memang unik.

“Bantu aku menjual obat pelangsing ini. Live in di fb mu ya.”

“Hei. Kenapa harus obat pelangsing sih. Apa mungkin laku!” serunya.

“Pasti laku Min. Cream wajah aku kemarin aja lumayan laku karena kamu. Pasti obat pelangsing ini juga laku,” yakin Luna.

Walau Jasmine jarang live, tapi Jasmine selalu memposting cream wajah Luna itu di media sosialnya. Hingga mulai ada pemesan.

“Obat pelangsing bagus banget khasiatnya. Ini obat hasil kerja samaku dengan orang Korea. Oh iya katakan pada emak-emak obat ini bisa bikin badan kurus kaya papan makam,” jelas Luna.

Jasmine tercengang mendengar ucapan Luna.

“Kurus kaya papan makam. Ih, serem banget Lun,” decak Jasmine.

“Sudah katakan saja seperti itu. Emak-emak pasti tertarik.”

“Tapi, Lun.”

“ Mau dimaafin ngak nih?”

“Ya baiklah,” mengiyakan.

“Gitu dong. Semangat Min. Ingat kalung nenekmu yang ingin kau tebus, semakin banyak produkku yang terjual, semakin banyak cuan, semakin cepat juga kau menebusnya di pegadaian,” ucap Luna dengan senyuman.

Jasmine terdiam.

"Benar juga. Lagi pula aku punya sedikit waktu, tuan Devan sedang berada di rumah sakit, aku bebas,” batin Jasmine.

“Oh. Iya. Bagaimana keadaannya? Semoga tuan Devan baik-baik saja,” batin Jasmine cemas. Walau dia selalu di tindas oleh pemuda itu. Tapi perasaan tak tega melikupi hatinya ketika keadaan tuannya tidak baik-baik saja.

Jasmine pun tidak bisa seenaknya untuk menemui Devan. Siapalah dia hanya pelayan biasa. Apalagi dia di perintahkan oleh bibi Anna untuk tetap menjalankan tugas seperti biasa. Akan mencolok jika dia datang ke rumah sakit tanpa perintah.

***

Di ruang perawatan. Devan dan Raline berbincang mengenang persahabatan mereka sejak dulu. Sesekali Devan menatap ke arah pintu. Seperti sedang menunggu seseorang.

Sudah berkali-kali pintu terbuka, namun hatinya hanya di balut kecewa tak seperti yang ia harapkan.

Suara derit pintu ruangan terdengar membuat netra Devan terarakan cepat. Ia harap-harap cemas. Semoga sesuai dengan harapannya.

Raut wajah Devan datar saat melihat yang masuk seorang perempuan paruh baya.

“Bibi Anna!” sapa Raline.

“Bagaimana keadaan tuan?” tanya bibi Anna.

“Aku baik-baik saja,” balas Devan malas.

Devan berdecak kesal dalam hati.

“Di mana dia? Aku sedang di rumah sakit. Tapi dia malah sekali pun tidak datang menjengukku,” batin Devan mengerucutkan bibirnya.

Yaelah sewot ngak di jenguk ama Mimin. Di cariin juga ternyata. Tega sih.

Like, Coment ...

Terpopuler

Comments

febby fadila

febby fadila

ngapain cari orangx klw nggak menganggap dia ada... hadeee

2025-01-04

0

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

kan kamu tidak menganggapnya ada gimana sihh Van

2024-11-21

0

HerniGustina Eny

HerniGustina Eny

sadis x tuh xowok

2024-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Terciduk
3 Pernikahan
4 Batasan
5 Mencari
6 Tentang Jasmine
7 Usaha Baru
8 Panggilan
9 Penawaran
10 Tak akan menyerah
11 Dimana kau?
12 Pesan
13 Rencana Jalan
14 Ikut
15 Tragedi
16 Rumah sakit
17 Tentang Jasmine
18 Pulang
19 Omelan
20 Mengantar Pesanan
21 Mimin dan Nathan
22 Tahan
23 Pesanan bersyarat
24 Abai
25 Pertanyaan
26 Jawaban
27 Jalan
28 Perasaan Devan
29 Ingin Pamit
30 Kamar
31 Jasmine pulang
32 Ada apa dengannya?
33 Mengetahui
34 Menggalau
35 Sepi
36 Pesan nenek
37 Bosan
38 Kembali
39 Di kamar
40 Kamar Devan
41 Ciuman
42 Ada apa dengannya?
43 Kamar Jasmine
44 di tengah
45 Istri
46 Ajakan Devan
47 Tantangan
48 Penawaran
49 Jawaban
50 Hotel
51 Makan bersama
52 terkejut
53 Bersama
54 masih bersama
55 menjaga
56 Di jemput
57 Membantu
58 Kesepakatan
59 Membantu istri
60 Di goda
61 Kabar Pulang
62 Terbongkar
63 Penjelasan
64 Kamar Devan
65 Hubungan
66 Tamu
67 Saingan
68 Perkelahiaan
69 Rahasia
70 Target Berhasil
71 Ruang makan
72 Kabar
73 Menunggu
74 Pergi lagi
75 Nenek tahu
76 Meminta waktu
77 Kabar Nenek
78 Hancur
79 Sebelum Pulang
80 Kesedihan
81 Pergi
82 Akhirnya tahu
83 Surat
84 Menerima kemarahan
85 Di kampung
86 Kalung emas terungkap
87 Penjelasan
88 Terus mencari
89 Kerja Keras
90 Demi Kalung
91 Memikirkan cara
92 Bantuan Rena
93 Bertemu
94 Tak akan menyerah
95 Isi hati Devan
96 Amarah Jasmine
97 Keputusan Jasmine
98 Jangan pergi
99 Rumah sakit
100 Kembali
101 Cerita
102 Pelaku
103 Rumah Baru
104 Perasaan Jasmine
105 Sakit aneh
106 Kehamilan
107 Tamat
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Awal Mula
2
Terciduk
3
Pernikahan
4
Batasan
5
Mencari
6
Tentang Jasmine
7
Usaha Baru
8
Panggilan
9
Penawaran
10
Tak akan menyerah
11
Dimana kau?
12
Pesan
13
Rencana Jalan
14
Ikut
15
Tragedi
16
Rumah sakit
17
Tentang Jasmine
18
Pulang
19
Omelan
20
Mengantar Pesanan
21
Mimin dan Nathan
22
Tahan
23
Pesanan bersyarat
24
Abai
25
Pertanyaan
26
Jawaban
27
Jalan
28
Perasaan Devan
29
Ingin Pamit
30
Kamar
31
Jasmine pulang
32
Ada apa dengannya?
33
Mengetahui
34
Menggalau
35
Sepi
36
Pesan nenek
37
Bosan
38
Kembali
39
Di kamar
40
Kamar Devan
41
Ciuman
42
Ada apa dengannya?
43
Kamar Jasmine
44
di tengah
45
Istri
46
Ajakan Devan
47
Tantangan
48
Penawaran
49
Jawaban
50
Hotel
51
Makan bersama
52
terkejut
53
Bersama
54
masih bersama
55
menjaga
56
Di jemput
57
Membantu
58
Kesepakatan
59
Membantu istri
60
Di goda
61
Kabar Pulang
62
Terbongkar
63
Penjelasan
64
Kamar Devan
65
Hubungan
66
Tamu
67
Saingan
68
Perkelahiaan
69
Rahasia
70
Target Berhasil
71
Ruang makan
72
Kabar
73
Menunggu
74
Pergi lagi
75
Nenek tahu
76
Meminta waktu
77
Kabar Nenek
78
Hancur
79
Sebelum Pulang
80
Kesedihan
81
Pergi
82
Akhirnya tahu
83
Surat
84
Menerima kemarahan
85
Di kampung
86
Kalung emas terungkap
87
Penjelasan
88
Terus mencari
89
Kerja Keras
90
Demi Kalung
91
Memikirkan cara
92
Bantuan Rena
93
Bertemu
94
Tak akan menyerah
95
Isi hati Devan
96
Amarah Jasmine
97
Keputusan Jasmine
98
Jangan pergi
99
Rumah sakit
100
Kembali
101
Cerita
102
Pelaku
103
Rumah Baru
104
Perasaan Jasmine
105
Sakit aneh
106
Kehamilan
107
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!