Pesan

Jasmine baru saja keluar dari ruang kelas memasang wajah tak bersemangat.

“Aww,” ringis Jasmine memegang dahinya yang terasa nyeri setelah semalam terbentur di pintu kamar Devan. Ugh bisa-bisanya dia berjalan sambil menutup mata dan parahnya lagi ia sempat tertidur di kamar pemuda galak itu. Ahh mengerikan.

Tuan Devan. Oh, mengingat pemuda itu. Jasmine teringat sesuatu.

Jasmine melangkah tergesa-gesa. Perempuan cantik ini harus ke suatu tempat untuk bertemu seseorang sebelum dia kembali ke rumah Raditya. Dan menghabiskan seluruh waktunya untuk menjadi budak Devan.

Astaga, hidup Jasmine jadi berantakan karena Devan. Semua tidak berjalan dengan baik.

Langkah cepat Jasmine terhenti saat perempuan cantik bermake up tebal mendekat lalu merangkul lengannya.

“Woy Min. Mau kemana? Buru-buru banget. Kaya emak balik rumah, lupa matiin kompor,” ujar Luna.

“Lun. Aku ada urusan,” jelas Jasmine.

“Min ikut aku yuk!” ujar Luna menggiring langkah Jasmine untuk ikut.

“Kemana?” tanya Jasmine.

“Hari ini aku traktir mekdi. Karena kau telah mempromosikan cream wajahku di medsosmu,” jelas Luna.

Mekdi. Ayam goreng.

Raut wajah Jasmine seketika berubah senang mendengar nama makanan kesukaannya.

Wah asik, decak Jasmine dalam hati, membayangkan ayam goreng berbalut tepung yang renyah berterbangan di atas kepala. Sungguh air liurnya sudah ingin menetes.

“Ayo. Aku sudah lapar,” Luna menarik tangan Jasmine yang kini diam terlihat mengulas senyum sambil memikirkan sesuatu. Jasmine kan, tidak pernah menolak ayam goreng.

Jasmine mengikuti tarikan Luna bak terbius, namun baru beberapa langkah Jasmine tersadar. Ah, dia tidak punya banyak waktu. Dia harus mengurus sesuatu.

“Ada apa? Aku sudah sangat lapar,” tanya Luna saat Jasmine berhenti di tempat.

“Sorry Lun. Hari ini aku ngak bisa,” jelas Jasmine kini gurat wajahnya berubah seperti semula. Bagaimana tidak dia harus melewatkan traktiran Luna. Rasanya tak rela.

“Ya Min,” protes Luna.

“Tidak bisa Lun. Ada yang harus aku sampaikan padanya dan akhir-akhir ini aku sangat sibuk. Aku tidak punya banyak waktu," ujar Jasmine.

“Ya, Min,” protes Luna mengiba.

“Traktirannya di undur aja ya, weekend aku punya banyak waktu,” kata Jasmine.

“Weekend. Baiklah. Sekalian temanin aku belanja,” putus Luna.

“Baiklah. Aku pergi dulu,” ujar Jasmine tanpa basa-basi lagi, meninggalkan Luna dengan langkah tergesa-gesa.

Luna menggelengkan kepala pelan melihat Jasmine berjalan cepat bak di kejar penagih pinjol.

***

Jasmine berdiri di depan sebuah ruko berlantai dua. Lengkungan senyuman menghiasi wajah Jasmine saat melihat pemuda tampan berwajah oriental, duduk di meja kasir. Dia adalah Nathan Wang. Si pemilik ruko sekaligus bos kedua untuk Jasmine.

“Sore Ko,” sapa Jasmine yang kini telah berada di depan meja kasir.

Pemuda tinggi 185 cm dan berdarah Chiness itu mengulas senyum saat tatapannya mengarah pada Jasmine.

“Mimin,” sapa Nathan ramah. Namun pemuda itu bangun dari duduknya memasang wajah panik saat netranya menatap ke arah dahi Jasmine yang membiru.

“Mimin dahimu kenapa?” tanya Nathan cemas.

Jasmine replek memegang dahinya. “Oh, ini aku tidak sengaja terbentur Ko,” jawab Jasmine dengan cengiran.

“Terbentur. Kau seharusnya hati-hati. Itu pasti nyeri,” cerocos Nathan mendekat ke arah Jasmine mengamati dahi perempuan itu.

“Hanya sedikit Ko,” ujar Jasmine.

“Tunggu di sini. Aku ambilkan salep pereda nyeri untukmu.” Nathan mengarahkan tubuh Jasmine duduk di kursi kemudian mencari sesuatu di laci meja.

Tak beberapa lama salep telah berada di tangan Nathan.

“Tidak perlu Ko,” balas Jasmine merasa tak enak.

“Sudah ini harus di obati,” kekehnya, pemuda berkulit putih bersih bak susu itu pun langsung mengoleskan salep di dahi Jasmine.

Jasmine terdiam menerima perlakuan Nathan. Uhg, pemuda ini memang lembut dan sangat perhatian bertolak belakang sekali dengan Devan padahal mereka seumuran.

Ya ampun Devan. Dia baru ingat tujuannya datang kemari.

Setelah beberapa saat Nathan telah selesai mengoles salep di luka Jasmine.

“Min. Akhir-akhir ini aku tidak pernah melihatmu live lagi di medsos,” ujar Nathan. Ya, dia salah satu penonton setia live Jasmine.

“Oh. Iya Ko. Maaf Untuk sementara aku tidak bisa berjualan online. Aku sedikit sibuk, di kampus lagi banyak tugas,” dusta Jasmine. Tidak mungkin dia mengatakan waktunya habis karena di tindas oleh Devan.

Nathan mengukir senyum, menepuk kepala Jasmine.

“Tidak masalah Min, selama ini kau sudah bekerja keras. Istirahatlah, jangan memaksakan diri. Jangan sampai kau kelelahan dan sakit. Kau bisa memulainya lagi kapan pun kau ada waktu,” kata Nathan lembut.

“Terima kasih Ko, sudah mengerti.”

Obrolan Jasmine dan Nathan terhenti saat sebuah notifikasi pesan masuk ke dalam ponsel Jasmine.

Jasmine pun meraih ponsel di tasnya kemudian membacanya.

Perempuan itu menarik napas berat saat membaca pesan laknat dan menyebalkan.

Pulang dan cuci semua mobil di garasi.

Isi pesan dari Devan.

Oh astaga. Dia benar-benar tidak bisa hidup dengan tenang. baru juga terbebas sebentar.

Jasmine kembali memasukkan ponsel ke tas.

“Ko Aku harus pulang,” ujar Jasmine beranjak cepat.

“Ada apa? Pesan dari siapa?” tanya Nathan melihat perempuan ini begitu terburu-buru setelah membaca pesan di ponselnya.

“Dari bibi Anna. Di rumah sedang banyak kerjaan. Aku harus pulang," jelas Jasmine lagi-lagi berkilah.

“Baiklah. Aku akan mengantarmu,” ucapnya.

“Tidak perlu Ko,” balas Jasmine. Melambaikan kedua tangan tanda menolak.

“Tidak aku akan mengantarmu, aku mencemaskanmu, lihat lukamu itu,” kekeh Nathan.

Jasmine menggaruk tengkuknya yang tak gatal, tersenyum canggung. Merasa tak enak hati Nathan meluangkan waktu untuk mengantarnya. Ah dia jadi merepotkan. Tapi Nathan memang sejak dulu sangat perhatian padanya.

***

Kendaraan Nathan telah berada di samping pos penjagaan tempat dia biasa menurunkan Jasmine saat mengantar perempuan itu pulang.

“Terima kasih Ko,” ucap Jasmine.

“Emm.” Nathan menangguk.

Nathan lalu mengedarkan pandangan pada rumah.

“Dia belum kembali?” wajah Nathan berubah datar tanpa senyum lagi.

“Belum,” jawab Jasmine singkat.

“Untuk beberapa saat dia akan terbebas dari hinaan Devan,” ujar pemuda itu lagi.

“Ko,” sela Jasmine memegang lengan Nathan sembari memasang wajah prihatin.

“Setiap hari Devan akan melakukan itu pada ibu. Dan bodohnya dia terus saja bertahan dengan hinaan itu.”

“Ko. Ibumu perempuan yang kuat dan sabar,” jelas Jasmine.

Ya, Nathan adalah anak kandung dari Maylin. Namun pemuda itu tak ingin tinggal bersama dengan keluarga baru ibunya, dia memilih tinggal di ruko peninggalan neneknya. Nathan tak sanggup memiliki saudara tiri galak dan kejam seperti Devan yang selalu menghina mereka.

Suasana hening hingga tak lama.

Astaga Jasmine telah terlambat.

“Terima kasih Ko sudah mengantarkanku, aku masuk dulu. Aku buru-buru,” ucap Jasmine.

“Baiklah. Ingat selalu pesanku! Jangan pernah muncul apalagi dekat dengan Devan, dia suka berbuat sesuka hati. Aku tidak mau kau menerima perlakuan buruk darinya,” pesan Nathan sangat tahu watak saudara tirinya itu.

Jasmine terdiam mematung.

“Kau benar Ko. Seharusnya aku tidak pernah bertemu dengannya, dia sangat arogant. Tapi sial, aku malah menikah dengannya, bagaimana menjauh darinya?” batin Jasmine frustrasi bertemu dengan Devan adalah kesalahan.

Sementara itu di sudut lain rumah.

Di balkon kamar, sepasang mata sejak tadi mengamati ke duanya berbincang.

“Nathan Wang,” gumam Devan.

“Dia bersama dengan pelayan itu.”

“Mereka saling kenal?” Devan bertanya-tanya sorot matanya menatap tajam bak belati. Pada pemuda yang bersama dengan Jasmine.

Terpopuler

Comments

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

cemburu Devan, kalau Jasmine kau usir masih ada yang nampung yaa

2024-11-21

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Terciduk
3 Pernikahan
4 Batasan
5 Mencari
6 Tentang Jasmine
7 Usaha Baru
8 Panggilan
9 Penawaran
10 Tak akan menyerah
11 Dimana kau?
12 Pesan
13 Rencana Jalan
14 Ikut
15 Tragedi
16 Rumah sakit
17 Tentang Jasmine
18 Pulang
19 Omelan
20 Mengantar Pesanan
21 Mimin dan Nathan
22 Tahan
23 Pesanan bersyarat
24 Abai
25 Pertanyaan
26 Jawaban
27 Jalan
28 Perasaan Devan
29 Ingin Pamit
30 Kamar
31 Jasmine pulang
32 Ada apa dengannya?
33 Mengetahui
34 Menggalau
35 Sepi
36 Pesan nenek
37 Bosan
38 Kembali
39 Di kamar
40 Kamar Devan
41 Ciuman
42 Ada apa dengannya?
43 Kamar Jasmine
44 di tengah
45 Istri
46 Ajakan Devan
47 Tantangan
48 Penawaran
49 Jawaban
50 Hotel
51 Makan bersama
52 terkejut
53 Bersama
54 masih bersama
55 menjaga
56 Di jemput
57 Membantu
58 Kesepakatan
59 Membantu istri
60 Di goda
61 Kabar Pulang
62 Terbongkar
63 Penjelasan
64 Kamar Devan
65 Hubungan
66 Tamu
67 Saingan
68 Perkelahiaan
69 Rahasia
70 Target Berhasil
71 Ruang makan
72 Kabar
73 Menunggu
74 Pergi lagi
75 Nenek tahu
76 Meminta waktu
77 Kabar Nenek
78 Hancur
79 Sebelum Pulang
80 Kesedihan
81 Pergi
82 Akhirnya tahu
83 Surat
84 Menerima kemarahan
85 Di kampung
86 Kalung emas terungkap
87 Penjelasan
88 Terus mencari
89 Kerja Keras
90 Demi Kalung
91 Memikirkan cara
92 Bantuan Rena
93 Bertemu
94 Tak akan menyerah
95 Isi hati Devan
96 Amarah Jasmine
97 Keputusan Jasmine
98 Jangan pergi
99 Rumah sakit
100 Kembali
101 Cerita
102 Pelaku
103 Rumah Baru
104 Perasaan Jasmine
105 Sakit aneh
106 Kehamilan
107 Tamat
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Awal Mula
2
Terciduk
3
Pernikahan
4
Batasan
5
Mencari
6
Tentang Jasmine
7
Usaha Baru
8
Panggilan
9
Penawaran
10
Tak akan menyerah
11
Dimana kau?
12
Pesan
13
Rencana Jalan
14
Ikut
15
Tragedi
16
Rumah sakit
17
Tentang Jasmine
18
Pulang
19
Omelan
20
Mengantar Pesanan
21
Mimin dan Nathan
22
Tahan
23
Pesanan bersyarat
24
Abai
25
Pertanyaan
26
Jawaban
27
Jalan
28
Perasaan Devan
29
Ingin Pamit
30
Kamar
31
Jasmine pulang
32
Ada apa dengannya?
33
Mengetahui
34
Menggalau
35
Sepi
36
Pesan nenek
37
Bosan
38
Kembali
39
Di kamar
40
Kamar Devan
41
Ciuman
42
Ada apa dengannya?
43
Kamar Jasmine
44
di tengah
45
Istri
46
Ajakan Devan
47
Tantangan
48
Penawaran
49
Jawaban
50
Hotel
51
Makan bersama
52
terkejut
53
Bersama
54
masih bersama
55
menjaga
56
Di jemput
57
Membantu
58
Kesepakatan
59
Membantu istri
60
Di goda
61
Kabar Pulang
62
Terbongkar
63
Penjelasan
64
Kamar Devan
65
Hubungan
66
Tamu
67
Saingan
68
Perkelahiaan
69
Rahasia
70
Target Berhasil
71
Ruang makan
72
Kabar
73
Menunggu
74
Pergi lagi
75
Nenek tahu
76
Meminta waktu
77
Kabar Nenek
78
Hancur
79
Sebelum Pulang
80
Kesedihan
81
Pergi
82
Akhirnya tahu
83
Surat
84
Menerima kemarahan
85
Di kampung
86
Kalung emas terungkap
87
Penjelasan
88
Terus mencari
89
Kerja Keras
90
Demi Kalung
91
Memikirkan cara
92
Bantuan Rena
93
Bertemu
94
Tak akan menyerah
95
Isi hati Devan
96
Amarah Jasmine
97
Keputusan Jasmine
98
Jangan pergi
99
Rumah sakit
100
Kembali
101
Cerita
102
Pelaku
103
Rumah Baru
104
Perasaan Jasmine
105
Sakit aneh
106
Kehamilan
107
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!