Dimana kau?

“Cepat rapikan! Jangan sampai berantakan. Sedikit saja susunannya tidak rata. Kau akan mengulanginya lagi,” teriak Devan dari sofa, sebelah sudut bibirnya terangkat tersenyum puas.

“Baik tuan,” balas Jasmine lemah.

Jasmine saat ini berada di walkin closet merapikan pakaian tuan menyebalkan itu. Sudah sejak tadi dia melakukannya. Oh sungguh sangat melelahkan. Merapikan pakaian di beberapa lemari.

Telah berhari-hari Jasmine mengerjakan semua perintah dari Devan. Tubuhnya terasa remuk begitu banyak perintah untuknya. Sejak menolak permintaan Devan untuk menandatangani surat perpisahan. Sejak itulah seolah gerbang neraka terbuka untuk Jasmine. Hidup perempuan cantik ini menjadi semakin sulit.

Waktu telah menunjukkan pukul 12 malam. Jasmine menarik napas lega. Akhirnya semua telah rapi.

Perempuan cantik ini pun keluar dari ruangan bergegas melapor. Dia sudah sangat mengantuk, ingin segera meluruskan punggungnya di kamar. Rasanya pinggang Jasmine ingin patah karena merapikan ruangan pakaian Devan.

“Sudah tuan,” lapor Jasmine pada Devan yang duduk di sofa masih dengan laptop.

Ya pemuda itu juga memiliki banyak pekerjaan kantor.

Devan mengarahkan pandangannya pada ruangan yang telah di rapikan oleh Jasmine.

“Saya permisi tuan,” pamit Jasmine membungkukkan tubuhnya. Setelah merasa tugas telah selesai.

Namun langkahnya terhenti saat Devan mencegah.

“Hei! Siapa yang menyuruhmu pergi dari sini,” seru Devan lagi tersenyum iblis dengan rencana yang akan dia lakukan pada pelayan ini.

“Semua sudah saya kerjakan tuan, kamar Anda telah rapi,” lapor Jasmine merasa sudah tidak ada perkerjaan untuknya lagi. Seluruh isi kamar telah ia bersihkan tadi.

“Siapa bilang tugasmu telah selesai.”

Devan kemudian bergeser dari depan laptopnya.

“Salin ini. Ketik semua laporan ini,” titah Devan.

What.

Jasmine tercengang tak percaya. Dia masih di beri pekerjaan di malam yang telah larut.

“Saya tuan,” Jasmine menunjuk dirinya.

“Tangan dan mataku telah lelah. Gantikan aku.” Devan merenggangkan tubuhnya yang lelah kemudian bersandar di punggung sofa.

“Cepat apa yang kau tunggu.”

“Baiklah tuan.” Jasmine mengerucutkan bibirnya.

“Ya ampun aku sudah sangat mengantuk sekali, jam berapa ini dia masih memberi tugas. Mengapa dia tidak mengantuk. Matanya masih cerah banget kaya senter Jepang,” batin Jasmine bergumel. Ya hanya itu yang bisa dia lakukan mengomel dalam hati.

Jasmine pun beralih duduk di lantai, mengatur posisi laptop menghadap padanya lalu mulai membuka berkas yang di perintahkan oleh Devan.

Devan memperhatikan gerak-gerik Jasmine.

“Ketik yang benar jika salah satu huruf saja kau akan mendapatkan akibatnya,” ancam Devan.

“Baik tuan,” ucap Jasmine.

Devan bangun dari duduknya. Dia menuju ke kamar mandi, mempersiapkan diri untuk tidur.

“Kerjakanlah. Ketik dan salin laporan itu sampai jarimu keram. Sebenarnya laporan itu hanya perlu di revisi Bukan di salin,” batin Devan merasa puas. “Lumayan juga punya pelayan yang kuliah.”

Jasmine mengetik laporan itu dengan mata mulai sendu meredup. Uhh mengantuk sekali dia.

Terus mengetik di tombol hingga. Tak lama kelopak mata Jasmine mulai tertutup. Dia sudah tidak tahan lagi. Ia mulai masuk ke alam mimpi.

Devan keluar dari kamar mandi telah berganti pakaian dengan piama tidur. Pemuda itu mengarahkan pandangannya ke arah sofa. Ia berdecak saat ia melihat Jasmine telah menempelkan wajahnya di meja tertidur di hadapan laptop yang menyala.

Devan melangkah mendekat ke arah Jasmine.

“Dia tidur,” sinis Devan dengan tangan terlipat di dada.

“Pelayan! Kau tidur!” sentak Devan dengan suara menggelegar membuat Jasmine yang telah masuk ke alam mimpi terjengkit kaget mendengar teriakan Devan.

“Tolong. Kalung emas nenek saya jangan di lelang. Saya akan bayar,” ucap Jasmine dengan cepat dan sedikit ketakutan. Ia bangun duduk tegak, matanya masih tertutup. Uhh dia menjadi merancau saking kagetnya.

Jasmine lalu mengarahkan pandangan pada sumber suara. Menatap pemuda tampan dengan pakaian tidur.

“Aku memberimu tugas kau malah tidur.”

“Maaf tuan saya tidak sengaja,” ucap Jasmine mengatur napas. Uhh, jantungnya seakan lompat keluar. Namun benar matanya tak bisa di ajak bekerja sama.

“Sudah, pergi dari sini!” usir Devan.

Jasmine pun bangkit dari duduknya. Yes dia sudah boleh pergi.

“Terima kasih tuan,” ujar Jasmine dengan mata masih redup.

Dengan langkah linglung Jasmine keluar dari kamar. Sembari menutup kelopak matanya yang bak di lem tak bisa terpisah.

Tak lama suara benturan keras terdengar.

Bruk ...

Jasmine terbentur pintu kamar yang masih tertutup.

“Aww,” keluh Jasmine memegangi keningnya yang terasa panas. Kelopak matanya tertutup rapat seketika terbuka.

“Kau tidak punya mata ya!” tegur Devan yang melihat kecerobohan Jasmine.

Jasmine berbalik sejenak menatap Devan.

“Maaf tuan,” ucapnya kemudian membuka pintu kamar lalu keluar dari ruangan sialan itu.

Devan menarik ke dua sudut bibirnya membuat lengkungan senyuman setelah kepergian perempuan itu.

“Konyol sekali dia, itu pasti sakit, besok pasti biru,” gumam Devan tersenyum lucu.

Devan terdiam, ia terkenang dengan rancauan Jasmine saat terbangun tadi.

“Kalung emas,” guman Devan seketika mengingat perempuan berkalung emas berliontin kupu-kupu yang telah menolongnya.

“Di mana kau?” gumam Devan.

Episodes
1 Awal Mula
2 Terciduk
3 Pernikahan
4 Batasan
5 Mencari
6 Tentang Jasmine
7 Usaha Baru
8 Panggilan
9 Penawaran
10 Tak akan menyerah
11 Dimana kau?
12 Pesan
13 Rencana Jalan
14 Ikut
15 Tragedi
16 Rumah sakit
17 Tentang Jasmine
18 Pulang
19 Omelan
20 Mengantar Pesanan
21 Mimin dan Nathan
22 Tahan
23 Pesanan bersyarat
24 Abai
25 Pertanyaan
26 Jawaban
27 Jalan
28 Perasaan Devan
29 Ingin Pamit
30 Kamar
31 Jasmine pulang
32 Ada apa dengannya?
33 Mengetahui
34 Menggalau
35 Sepi
36 Pesan nenek
37 Bosan
38 Kembali
39 Di kamar
40 Kamar Devan
41 Ciuman
42 Ada apa dengannya?
43 Kamar Jasmine
44 di tengah
45 Istri
46 Ajakan Devan
47 Tantangan
48 Penawaran
49 Jawaban
50 Hotel
51 Makan bersama
52 terkejut
53 Bersama
54 masih bersama
55 menjaga
56 Di jemput
57 Membantu
58 Kesepakatan
59 Membantu istri
60 Di goda
61 Kabar Pulang
62 Terbongkar
63 Penjelasan
64 Kamar Devan
65 Hubungan
66 Tamu
67 Saingan
68 Perkelahiaan
69 Rahasia
70 Target Berhasil
71 Ruang makan
72 Kabar
73 Menunggu
74 Pergi lagi
75 Nenek tahu
76 Meminta waktu
77 Kabar Nenek
78 Hancur
79 Sebelum Pulang
80 Kesedihan
81 Pergi
82 Akhirnya tahu
83 Surat
84 Menerima kemarahan
85 Di kampung
86 Kalung emas terungkap
87 Penjelasan
88 Terus mencari
89 Kerja Keras
90 Demi Kalung
91 Memikirkan cara
92 Bantuan Rena
93 Bertemu
94 Tak akan menyerah
95 Isi hati Devan
96 Amarah Jasmine
97 Keputusan Jasmine
98 Jangan pergi
99 Rumah sakit
100 Kembali
101 Cerita
102 Pelaku
103 Rumah Baru
104 Perasaan Jasmine
105 Sakit aneh
106 Kehamilan
107 Tamat
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Awal Mula
2
Terciduk
3
Pernikahan
4
Batasan
5
Mencari
6
Tentang Jasmine
7
Usaha Baru
8
Panggilan
9
Penawaran
10
Tak akan menyerah
11
Dimana kau?
12
Pesan
13
Rencana Jalan
14
Ikut
15
Tragedi
16
Rumah sakit
17
Tentang Jasmine
18
Pulang
19
Omelan
20
Mengantar Pesanan
21
Mimin dan Nathan
22
Tahan
23
Pesanan bersyarat
24
Abai
25
Pertanyaan
26
Jawaban
27
Jalan
28
Perasaan Devan
29
Ingin Pamit
30
Kamar
31
Jasmine pulang
32
Ada apa dengannya?
33
Mengetahui
34
Menggalau
35
Sepi
36
Pesan nenek
37
Bosan
38
Kembali
39
Di kamar
40
Kamar Devan
41
Ciuman
42
Ada apa dengannya?
43
Kamar Jasmine
44
di tengah
45
Istri
46
Ajakan Devan
47
Tantangan
48
Penawaran
49
Jawaban
50
Hotel
51
Makan bersama
52
terkejut
53
Bersama
54
masih bersama
55
menjaga
56
Di jemput
57
Membantu
58
Kesepakatan
59
Membantu istri
60
Di goda
61
Kabar Pulang
62
Terbongkar
63
Penjelasan
64
Kamar Devan
65
Hubungan
66
Tamu
67
Saingan
68
Perkelahiaan
69
Rahasia
70
Target Berhasil
71
Ruang makan
72
Kabar
73
Menunggu
74
Pergi lagi
75
Nenek tahu
76
Meminta waktu
77
Kabar Nenek
78
Hancur
79
Sebelum Pulang
80
Kesedihan
81
Pergi
82
Akhirnya tahu
83
Surat
84
Menerima kemarahan
85
Di kampung
86
Kalung emas terungkap
87
Penjelasan
88
Terus mencari
89
Kerja Keras
90
Demi Kalung
91
Memikirkan cara
92
Bantuan Rena
93
Bertemu
94
Tak akan menyerah
95
Isi hati Devan
96
Amarah Jasmine
97
Keputusan Jasmine
98
Jangan pergi
99
Rumah sakit
100
Kembali
101
Cerita
102
Pelaku
103
Rumah Baru
104
Perasaan Jasmine
105
Sakit aneh
106
Kehamilan
107
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!