Bab 13 - Kedatangan Oma

Semenjak kejadian malam itu, Arneta menjauhkan diri dari keluarga El. Terutama Oma Sukma dan Tante Lia. Setiap kali ada pertemuan keluarga, Arneta selalu mencari alasan untuk tidak pergi. Terkecuali jika hanya berkunjung ke kediaman mertuanya. Karena di sana tidak ada Tante Lia dan Oma Sukma karena Oma Sukma memilih tinggal di rumah Tante Lia.

El sama sekali tidak peduli dengan sikap Arneta itu. Menurutnya, akan lebih bagus bila Arneta tidak ikut ke acara keluarganya. Karena hanya akan membuatnya malu saja. Tidak ada juga perdebatan yang terjadi bila Arneta tidak ikut bersamanya.

"Jadi kapan kamu berencana menceraikan Arneta, El?" Malam itu, di saat El datang berkunjung ke kediaman Tante Lia. Oma Sukma mempertanyakan hal yang sama seperti yang ia tanyakan sebelumnya pada El.

"Sebentar lagi, Oma. Aku gak bisa tergesa-gesa juga menceraikannya. Oma tahu sendiri ancaman Papa kepadaku."

Oma Sukma terdiam dengan wajah yang kurang bersahabat. Anak pertamanya itu memang menentang El menceraikan Arneta. Apa lagi karena alasan yang tidak logis. Oma Sukma pun tidak punya senjata untuk menekan Tuan Keenan agar membiarkan El menceraikan Arneta karena seluruh harta Tuan Keenan tidak didasari atas pemberiannya.

"Oma tu lebih suka kamu sama Cahya. Anaknya baik, cantik, sepadan pula sama kita. Ya... walau pun sebenarnya kamu masih cintanya sama Sheina." Kata Oma Sukma. Dia memang sudah mengenal sosok Cahya saat ia tidak sengaja bertemu El dan Cahya yang sedang makan berdua di sebuah kafe. Oma Sukma yang saat itu datang bersama dengan Tante Lia jadi berkenalan dengan Cahya dan berbincang banyak dengannya.

El menghela napas dalam-dalam. Dia tahu jika Oma Sukma dan Tante Lia lebih menyukai Cahya dibandingkan Arneta. Namun, El tidak menyukainya. Sampai kapan pun, El akan tetap mencintai Sheina. Walau pun keberadaan wanita itu tidak ia ketahui dimana keberadaannya.

El memutuskan percakapan mereka tentang Cahya. Dia segera berpamitan pulang ke rumahnya dengan sebuah alasan. Oma Sukma pun terpaksa mengizinkannya walau sebenarnya ia belum puas berbicara dengan El.

"Lia, Mama minta kamu bujuk Keenan buat membiarkan El menceraikan Arneta. Dia itu wanita murahan. Gak pantas masuk ke dalam keluarga kita!"

Tante Lia menghela napas sejenak. "Mama tahu sendiri gimama Kak Keenan. Dia gak bisa diatur, Mah. Kak Keenan juga gak peduli dengan latar belakang Arneta."

Oma Sukma merasa geram. "Pasti otaknya Keenan sudah dicuci oleh wanita murahan itu. Makanya Keenan gak peduli dengan masa lalunya yang kelam!" Semakin hari, semakin ada saja yang membuatnya kesal pada Arneta. Walau pun Arneta tidak pernah berbuat hal buruk kepada dirinya.

Pukul sepuh malam, El sudah tiba di kediamannya. Hal pertama yang ia cari saat masuk ke dalam rumah adalah Arneta. Entah kenapa dia ingin melihat wanita itu. Beberapa hari belakangan ini, mereka memang jarang bertemu karena Arneta pergi kerja lebih pagi dan pulang sudah hampir malam.

"El!" Arneta yang baru saja hendak meneguk air putih terkejut melihat kedatangan El secara tiba-tiba ke dalam dapur.

El menatap dingin wajahnya. Dia tidak bersuara sedikit pun. El hanya mengamati wajahnya sejenak kemudian berlalu pergi dari hadapan Arneta.

"Dia mau apa tadi ke sini. Kenapa sekarang langsung pergi saja?" Arneta jadi bertanya-tanya.

Sementara El yang kini sudah melangkah menaiki anak tangga, tengah memikirkan sikap Arneta selama mereka menikah. "Kenapa dia tidak pernah memperlihatkan sikap buruknya kepadaku. Dia bahkan selalu bersabar setiap kali aku menghinanya." Entah mengapa hal tersebut tiba-tiba saja terbesit di benak El.

"Sialan. Kenapa aku jadi mikirin dia. Tentu saja dia banyak bersabar kepadaku. Karena dia sudah mendapatkan banyak uang dari Papa!" El jadi berpikiran buruk kembali. Entah sampai kapan dia bisa berpikiran baik kepada istrinya itu.

Hari-hari berlalu, tidak ada kemajuan dari hubungan El dan Arneta. Keduanya masih saja asing bagaikan bukan pasangan suami istri. Berbeda dengan hubungannya dengan Arneta, hubungannya dan Cahya justru semakin dekat saja. Bahkan tak jarang, El mengajak Cahya berkunjung ke kediaman Tante Lia atas permintaan Tante Lia dan Oma Sukma.

Walau mengetahui kedekatan El dengan Cahya, tidak membuat Arneta merasa cemburu. Arneta sadar diri statusnya apa dan siapa dirinya. Cahya memang memiliki segalanya dibandingkan dirinya. Dan El, memang pantas lebih menyukai Cahya dibandingkan dirinya.

Sore itu, tanpa diduga Oma Sukma datang ke kediaman mereka dengan membawa Cahya. Arneta yang ingin bersiap pergi ke rumah kontrakannya pun terkesiap melihat kedatangan kedua wanita itu.

"Oma, Cahya?" Lirih Arneta dalam hati. Dia jadi bertanya-tanya bagaimana bisa Oma Sukma datang bersama Cahya. Dan bagaimana mereka bisa terlihat sangat dekat.

"El!!" Oma Sukma berteriak memanggil nama sang cucu. Dia sama sekali tidak memperdulikan keberadaan Arneta di dekat mereka.

Arneta hendak menyalimi tangan Oma Sukma. Namun, wanita itu mengabaikannya bahkan seperti tidak melihat keberadaannya.

"Arneta..." Cahya tersenyum manis kepadanya. Cahya segera mengulurkan tangan pada Arneta untuk bersalaman.

Tak lama berselang, El nampak menuruni tangga dengan tergopoh-gopoh. Pria itu mengulas senyum saat melihat keberadaan Oma Sukma dan Cahya di rumahnya.

"Oma, kenapa datang ke sini gak bilang-bilang?" El sudah menyalimi tangan Oma Sukma. Tak lupa tersenyum pada Cahya yang nampak sangat cantik dengan midi dress bewarna biru yang melekat indah di tubuhnya.

"Iya. Kebetulan tadi Oma lagi jalan-jalan sama Cahya. Jadi Oma pengen mampir ke sini deh sekalian."

Arneta hanya diam mendengarkan percakapan mereka. Keberadaannya di sana sudah seperti makhluk astral yang tidak kasat mata sehingga tidak dapat dilihat oleh Oma Sukma dan El.

"Oma mau minum apa?" Arneta akhirnya bersuara juga. Walau pun tidak terlihat keberadaannya, setidaknya dia harus menawarkan minum pada tamunya.

Oma Sukma hanya melirik sinis sekilas kepada dirinya. Kemudian kembali fokus berbicara pada El. Menceritakan kegiatannya tadi siang bersama Cahya.

"Gak perlu repot-repot, Arneta. Aku dan Oma udah minum dari luar." Cahya mengambil alih jawaban Oma Suka. Seperti biasanya, dia terlihat tersenyum saat berbicara dengan Arneta. Tidak terlihat sama sekali keburukan dari wajah Cahya dan sikapnya. Dia juga tidak bersikap seperti pelakor pada umumnya.

Arneta mengangguk saja. Menyadari keberadaannya di sana tidak diharapkan oleh mereka, Arneta lekas berpamitan untuk pergi. Lagi pula dia sudah tidak sabar bertemu dengan ibunya. Apa lagi firasatnya tentang ibunya semakin tidak enak akhir-akhir ini.

"Lihatlah istri kamu itu. Sungguh tidak sopan. Masa dia pergi di saat Oma ada di sini?!" Oma Sukma menatap sinis kepergian Arneta. Cucu menantu yang sangat tidak diharapkannya.

Terpopuler

Comments

Nicky Nick

Nicky Nick

duuh nenek gambreng dah tua mlah bertingkah

2025-01-23

2

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Ikut sesek rasanya....😥😥😥😥😥

2025-01-05

1

Runik Runma

Runik Runma

dasar Oma luknut

2024-12-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Tawaran Tuan Keenan
2 Bab 2 - Bukan Wanita Malam
3 Bab 3 - Jangan Sentuh Aku!
4 Bab 4 - Cahya...
5 Bab 5 - Sikapnya Yang Mudah Berubah
6 Bab 6 - Bolehkah Ibu Tinggal Bersamamu?
7 Bab 7 - Perempuan Hina
8 Bab 8 - Ibu Akhirnya Tahu
9 Bab 9 - Andika Membuat Ulah
10 Bab 10 - Undangan Ulang Tahun
11 Bab 11 - Aura Kebencian Oma Sukma
12 Bab 12 - Melawan!!
13 Bab 13 - Kedatangan Oma
14 Bab 14 - Kehilangan Ibu
15 Bab 15 - Kini Aku Sendirian
16 Bab 16 - Kamu Terlihat Perduli
17 Bab 17 - El Mulai Perhatian
18 Bab 18 - Dugaan Yang Salah
19 Bab 19 - Salah Fokus
20 Bab 20 - Dia Tidak Kesal
21 Bab 21 - Hanya Ingin Menyentuh Sheina
22 Bab 22 - Siapa Yang Benar?
23 Bab 23 - Arneta Sakit
24 Bab 24 - Ketahuan?
25 Bab 25 - Tidur Di Kamar Yang Sama!!
26 Bab 26 - Undangan Reuni
27 Bab 27 - Menghadiri Undangan Reuni
28 Bab 28 - Dalam Bahaya
29 Bab 29 - Ada Aku Di Sini
30 Bab 30 - Tidak Akan Tinggal Diam
31 Bab 31 - Dugaan Yang Salah
32 Bab 32 - Bukan Mama, Tapi Kamu!
33 Bab 33 - Bersandar Di Pundakmu
34 Bab 34 - Evan Kembali
35 Bab 35 - Rasa Tidak Suka
36 Bab 36 - Kebenaran Terungkap
37 Bab 37 - Pemimpin Baru
38 Bab 38 - Kenapa Mereka Berbeda?
39 Bab 39 - Jengkel!!
40 Bab 40 - Cemburu Menguras Hati
41 Bab 41 - Ada Apa Dengannya?
42 Bab 42 - Dia Tidak Seburuk Itu
43 Bab 43 - Memulai Hubungan Yang Lebih Baik
44 Bab 44 - Ajakan Makan Siang
45 Bab 45 - El Tidak Mencintaiku
46 Bab 46 - Aku Yang Salah
47 Bab 47 - Merindukan Pelukan Ibu
48 Bab 48 - Pertarungan Mulut
49 Bab 49 - Bahagia Bersamanya
50 Bab 50 - Membuka Lembaran Baru
51 Bab 51 - Cinta Sendiri
52 Bab 52 - Mengakhirinya
53 Bab 53 - Menyelesaikan Masalah
54 Bab 54 - Bolehkah Berpisah
55 Bab 55 - Mari Kita Berpisah
56 Bab 56 - Nafkah Batin Dariku
57 Bab 57 - Tidak Akan Berpisah
58 Bab 58 - Dimabuk Cinta
59 Bab 59 - Pandai Bersandiwara
60 Bab 60 - Tenanglah Di Atas Sana, Ibu
61 Bab 61 - Apa Jawabannya?
62 Bab 62 - Lagi-lagi Oma
63 Bab 63 - Bukan Wanita Murahan
64 Bab 64 - Suami Perhatian
65 Bab 65 - Dia Adalah Kakak Yang Baik
66 Bab 66 - Nara...
67 Bab 67 - Cerita Nara
68 Bab 68 - Kesedihan Nara
69 Bab 69 - Akhir Pertemuan
70 Bab 70 - Ingin Bertemu Kembali
71 Bab 71 - Bukan Orang Yang Sama
72 Bab 72 - Perdebatan Permintaan Nara
73 Bab 73 - Pertemuan
74 Bab 74 - Alasan Meninggalkan Kamu
75 Bab 75 - Ternyata Wanita Itu Nara
76 Bab 76 - Wanita Masa Depanku
77 Bab 77 - Aku Ingin Kembali Bersamanya
78 Bab 78 - Aku Adalah Istri El
79 Bab 79 - Pembicaraan Ketiga Wanita
80 Bab 80 - Tinggalkan Cucu Saya!
81 Bab 81 - Apakah Aku Mampu?
82 Bab 82 - Temui Nara, El
83 Bab 83 - Kebersamaan Dengan Mantan
84 Bab 84 - Mencoba Baik-baik Saja
85 Bab 85 - Mulai Terpengaruh
86 Bab 86 - Salah Paham
87 Bab 87 - Perdebatan Suami Istri
88 Bab 88 - Haruskah Berpisah?
89 Bab 89 - Aku Ingin Pisah
90 Bab 90 - Pergi Meninggalkan Rumah
91 Bab 91 - Dimana Ibu?
92 Bab 92 - Kamu Dimana?
93 Bab 93 - Mengundurkan Diri
94 Bab 94 - Wanita Yang Paling Penting
95 Bab 95 - Aku Mencintaimu
96 Bab 96 - Kesempatan Untukmu
97 Bab 97 - Kenapa Datang Bersama?
98 Bab 98 - Permasalahan Berakhir
99 Bab 99 - Kembali Bersama Dan Bahagia
100 Bab 100 - Undangan Makan Malam
101 Bab 101 - Tiada Dendam Di Hati
102 Bab 102 - Sakit Apa Istriku?
103 Bab 103 - Hamil
104 Bab 104 - Kebahagiaan Untuk Sheina
105 Bab 105 - Menjelang Waktu Persalinan
106 Bab 106 - Kebahagiaan Arneta
107 Semalam Bersama Calon Mertua
108 Scandal With Arrogant CEO
109 Dean dan Jennaira
110 PROMO KARYA BARU - PERNIKAHAN MEMBUATLUKA
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1 - Tawaran Tuan Keenan
2
Bab 2 - Bukan Wanita Malam
3
Bab 3 - Jangan Sentuh Aku!
4
Bab 4 - Cahya...
5
Bab 5 - Sikapnya Yang Mudah Berubah
6
Bab 6 - Bolehkah Ibu Tinggal Bersamamu?
7
Bab 7 - Perempuan Hina
8
Bab 8 - Ibu Akhirnya Tahu
9
Bab 9 - Andika Membuat Ulah
10
Bab 10 - Undangan Ulang Tahun
11
Bab 11 - Aura Kebencian Oma Sukma
12
Bab 12 - Melawan!!
13
Bab 13 - Kedatangan Oma
14
Bab 14 - Kehilangan Ibu
15
Bab 15 - Kini Aku Sendirian
16
Bab 16 - Kamu Terlihat Perduli
17
Bab 17 - El Mulai Perhatian
18
Bab 18 - Dugaan Yang Salah
19
Bab 19 - Salah Fokus
20
Bab 20 - Dia Tidak Kesal
21
Bab 21 - Hanya Ingin Menyentuh Sheina
22
Bab 22 - Siapa Yang Benar?
23
Bab 23 - Arneta Sakit
24
Bab 24 - Ketahuan?
25
Bab 25 - Tidur Di Kamar Yang Sama!!
26
Bab 26 - Undangan Reuni
27
Bab 27 - Menghadiri Undangan Reuni
28
Bab 28 - Dalam Bahaya
29
Bab 29 - Ada Aku Di Sini
30
Bab 30 - Tidak Akan Tinggal Diam
31
Bab 31 - Dugaan Yang Salah
32
Bab 32 - Bukan Mama, Tapi Kamu!
33
Bab 33 - Bersandar Di Pundakmu
34
Bab 34 - Evan Kembali
35
Bab 35 - Rasa Tidak Suka
36
Bab 36 - Kebenaran Terungkap
37
Bab 37 - Pemimpin Baru
38
Bab 38 - Kenapa Mereka Berbeda?
39
Bab 39 - Jengkel!!
40
Bab 40 - Cemburu Menguras Hati
41
Bab 41 - Ada Apa Dengannya?
42
Bab 42 - Dia Tidak Seburuk Itu
43
Bab 43 - Memulai Hubungan Yang Lebih Baik
44
Bab 44 - Ajakan Makan Siang
45
Bab 45 - El Tidak Mencintaiku
46
Bab 46 - Aku Yang Salah
47
Bab 47 - Merindukan Pelukan Ibu
48
Bab 48 - Pertarungan Mulut
49
Bab 49 - Bahagia Bersamanya
50
Bab 50 - Membuka Lembaran Baru
51
Bab 51 - Cinta Sendiri
52
Bab 52 - Mengakhirinya
53
Bab 53 - Menyelesaikan Masalah
54
Bab 54 - Bolehkah Berpisah
55
Bab 55 - Mari Kita Berpisah
56
Bab 56 - Nafkah Batin Dariku
57
Bab 57 - Tidak Akan Berpisah
58
Bab 58 - Dimabuk Cinta
59
Bab 59 - Pandai Bersandiwara
60
Bab 60 - Tenanglah Di Atas Sana, Ibu
61
Bab 61 - Apa Jawabannya?
62
Bab 62 - Lagi-lagi Oma
63
Bab 63 - Bukan Wanita Murahan
64
Bab 64 - Suami Perhatian
65
Bab 65 - Dia Adalah Kakak Yang Baik
66
Bab 66 - Nara...
67
Bab 67 - Cerita Nara
68
Bab 68 - Kesedihan Nara
69
Bab 69 - Akhir Pertemuan
70
Bab 70 - Ingin Bertemu Kembali
71
Bab 71 - Bukan Orang Yang Sama
72
Bab 72 - Perdebatan Permintaan Nara
73
Bab 73 - Pertemuan
74
Bab 74 - Alasan Meninggalkan Kamu
75
Bab 75 - Ternyata Wanita Itu Nara
76
Bab 76 - Wanita Masa Depanku
77
Bab 77 - Aku Ingin Kembali Bersamanya
78
Bab 78 - Aku Adalah Istri El
79
Bab 79 - Pembicaraan Ketiga Wanita
80
Bab 80 - Tinggalkan Cucu Saya!
81
Bab 81 - Apakah Aku Mampu?
82
Bab 82 - Temui Nara, El
83
Bab 83 - Kebersamaan Dengan Mantan
84
Bab 84 - Mencoba Baik-baik Saja
85
Bab 85 - Mulai Terpengaruh
86
Bab 86 - Salah Paham
87
Bab 87 - Perdebatan Suami Istri
88
Bab 88 - Haruskah Berpisah?
89
Bab 89 - Aku Ingin Pisah
90
Bab 90 - Pergi Meninggalkan Rumah
91
Bab 91 - Dimana Ibu?
92
Bab 92 - Kamu Dimana?
93
Bab 93 - Mengundurkan Diri
94
Bab 94 - Wanita Yang Paling Penting
95
Bab 95 - Aku Mencintaimu
96
Bab 96 - Kesempatan Untukmu
97
Bab 97 - Kenapa Datang Bersama?
98
Bab 98 - Permasalahan Berakhir
99
Bab 99 - Kembali Bersama Dan Bahagia
100
Bab 100 - Undangan Makan Malam
101
Bab 101 - Tiada Dendam Di Hati
102
Bab 102 - Sakit Apa Istriku?
103
Bab 103 - Hamil
104
Bab 104 - Kebahagiaan Untuk Sheina
105
Bab 105 - Menjelang Waktu Persalinan
106
Bab 106 - Kebahagiaan Arneta
107
Semalam Bersama Calon Mertua
108
Scandal With Arrogant CEO
109
Dean dan Jennaira
110
PROMO KARYA BARU - PERNIKAHAN MEMBUATLUKA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!