Bab 18. Penelpon misterius

Drrtt...drrtt....

Hp ku berbunyi kembali dan kulihat ada telpon masuk namun nomor baru....aku coba mengangkatnya

[Halo Assalamu Alaikum....maaf ini dengan siapa?] tanyaku

[Waalaikum salam....ini dengan MATA ELANG...] jawabnya

"MATA ELANG...?????" gumamku dalam hati

[Maaf, namanya mata elang ya?] tanyaku kembali

[Ohhh...itu nama lain aku untuk kepentingan lain...] jawabnya

[Aku mohon maaf ya bukan nya aku sombong atau bagaimana, tapi aku tidak punya kenalan atau teman bernama seperti itu...kalo boleh tau untuk apa anda menelpon aku?]

[Apakah kamu baik-baik saja Arin?]tanyanya lagi

[Aku baik-baik saja, tapi maaf sekali lagi aku tanya ada kepentingan apa menelpon ku dan anda siapa sebenarnya?]

[Kalo kamu baik-baik saja kenapa harus melakukan visum dirumah sakit] tanya nya kembali tanpa mau menjawab pertanyaanku.

Lho kok dia tahu aku visum dirumah sakit ya???sedangkan yang tahu masalah ini hanya Astrid dan kak Fai, apakah mata elang ini kak Fai??? Sepertinya aku kayaknya familiar deh sama suaranya tapi aku lupa siapa ya???gumamku dalam hati.

[Maaf ya aku tidak mengerti dengan maksud anda masalah visum dan aku tidak mengenal anda.....assalamu alaikum] jawabku dan langsung kututup telpon tersebut.

Astagfirullah....ada-ada saja masalah yang timbul, belum selesai satu ada lagi penelpon tidak jelas siapa, namun mengetahui tentang yang terjadi padaku.

Dari suaranya sih familiar sekali, namun bukan suara kak Fai, tapi yang tahu masalah ini hanya mereka berdua yaitu Astrid dan kak Fai.

Sedangkan kalo Astrid dia pasti bisa menjaga rahasia ini, dan dia juga mau cerita ke siapa.

Aduh kepalaku makin pusing saja gara-gara penelpon si MATA ELANG ini, aku takut semakin banyak yang mengetahui masalah visum tersebut, maka akan semakin sulit nanti aku akan meninggalkan kota ini jika Ayahnya anak-anak mengetahui rencanaku.

Tanpa kusadari sejak tadi kakak Gala sudah ada didekatku dan memperhatikanku yang lagi melamun memikirkan penelpon tersebut.

" Kamu baru datang nak....kok Bunda tidak dengar salam nya?" tanyaku pada Gala

"Bagaimana Bunda mau dengar, sedangkan Bunda asyik melamun sampai aku datang, beri salam, dan duduk didekat Bunda tapi Bunda sama sekali tidak merespon, jadi Gala diam saja takutnya Gala sentuh atau panggil Bunda malah bunda kaget, jadi Gala pilih diam saja sampe Bunda kembali ke alam nyata...hehehe" jelas anakku sambil tertawa.

"Masa sih nak...sampe segitunya Bunda melamun ya, sehingga bunda tidak menyadari kehadiran kamu" cicitku sambil menggaruk kening aku yang tidak gatal

"Ihhh Bunda tidak percaya ya sama Gala hehehe" sahut anakku dan masih tertawa melihat diriku yang masih bingung sendiri.

"Iya deh Bunda percaya kok nak" kataku kembali

"Bunda melamunkan apa sih serius begitu sampai tidak sadar keadaan sekitar?" tanya anakku penasaran

"Oh itu tadi nak Bunda lagi pikirkan puding apa yang mau Bunda buatkan untuk tante Astrid besok" kataku dengan alasan pikirkan puding padahal memikirkan penelpon misterius.

Beberapa saat kemudian aku mendengar suara mobil didepan, dan kayaknya anak-anakku sudah datang dari rumah kakeknya, aku kedepan sedangkan Gala aku lihat dia segera masuk ke kamarnya mendengar suara mobil datang.

Hmmm....anakku masih dengan perasaan yang belum bisa dia hilangkan jika melihat Ayahnya, sehingga dia seolah-olah menghindari Ayahnya terus.

Sesampai didepan kuliat kakak Rumi dan adek Al sudah turun dari mobil dan langsung berlari ke arahku setelah mereka melihatku.

"Bunda sayang" teriak mereka berdua

Aku langsung duduk dengan lutut menumpu ke lantai agar aku dapat memeluk kedua anakku

"Sayang-sayang nya bunda...dari mana nak" tanyaku ke mereka padahal aku sudah tahu mereka dari mana.

"Dari rumah kakek Bunda" jawab kakak Rumi sambil duduk dipangkuanku.

"Ayo masuk nak kita mandi dulu trus kita makan, tadi bunda masak mie goreng kesukaan kalian...mau?" tanyaku dan langsung mereka serempak mengatakan maauuuu.

Aku dan anak - anak masuk kedalam rumah, tanpa aku mempedulikan Ayah mereka yang berjalan kearah kami.

Aku langsung memandikan mereka berdua, karena sudah sore sekali dan sebentar lagi waktu maghrib tiba.

Setelah mereka mandi dan berpakaian, aku mengajak mereka untuk makan dimeja makan dan kakak Gala juga ikut kemeja makan walau tidak makan, tapi dia hanya ingin menemani adik - adiknya di meja makan.

"kakak Gala tidak ke masjid nak untuk sholat maghrib itu masjidnya sudah bunyi" tanyaku ke kakak Gala

"Sebentar lagi Bunda selesai adik-adik makan aku ke masjid" jawab Gala

Setelah adik-adik nya selesai makan, Gala segera ambil wudhu, terus pergi ke masjid untuk melakukan sholat magrib.

Aku pun melaksanakan kewajibanku kepada Sang Pencipta dikamar anak-anak karena disana sudah ada alat sholatku kusimpan.

Aku malas kekamar kami kalo Ayahnya anak-anak ada disana, karena untuk melihatnya saja aku sudah muak apalagi sekedar mau berbicara.

Ditempat lain yakni dirumah astrid...

Setelah mengirim DM dan menelpon seseorang, Farid merasa kesal sekali karena orang yang dia telpon menutup telponnya secara sepihak.

"Akhhh kenapa dia menutup telponnya....padahal aku masih ingin mendengar suaranya dan berbicara denganmu" gerutu Farid seorang diri dikamarnya

"Kenapa ya aku merasa dia sedang tidak baik-baik saja disana" cicit Farid lagi

"Aku harus cari tau tentang dia sekarang, aku khawatir dia kenapa -kenapa" Farid masih berbicara dengan sendiri.

Akhirnya Farid keluar dari kamarnya, dan ke kamar Astrid untuk menemui astrid karena ada hal penting yang ingin dia tanyakan.

Tok..tok...tok

Farid mengetuk pintu kamar astrid, namun tidak ada jawaban dan sepertinya astrid benar-benar sedang bobo cantik seperti yang dia katakan tadi.

" Aku harus bicara sama Astrid sekarang karena nanti malam aku ada tugas luar"

Tok...tok...tok

Farid mencoba  kembali untuk mengetuk pintu kamar Astrid, namun sia - sia karena tetap sama tidak ada sahutan juga dari dalam.

Ternyata yang kamarnya diketuk terus dari luar oleh Farid, sejak tadi lagi asyik nonton drakor sambil memakai head sheet makanya dia tidak mendengarkan ketukan pintu kamarnya....OMG Astrid seandainya Farid tau kelakuan kamu didalam kamarmu saat ini, pastinya dia akan mencak mencak sama kamu...author ikut komentar hahahaha

Sementara diluar Farid masih misuh-misuh sendiri didepan kamar Astrid, sehingga membuat mamanya yang mau kekamar Astrid jadi heran melihat anak lelakinya berbicara sendiri didepan kamar adiknya.

"Kamu kenapa berbicara sendiri didepan kamar adikmu nak?" tanya mama nya Farid

Farid sampe terkejut, karena tiba-tiba mama nya ada dibelakangnya mengagetkannya.

"Astagfirullah mama.....kenapa tiba-tiba muncul dibelakang aku sih, aku jadi kaget" protes Farid

"Ya Allah nak kamu nya yang kenapa misuh - misuh sendiri tidak jelas begitu disini" jawab mama Farid lagi.

"Ini ma...aku dari tadi ketuk - ketuk kamar Astrid tapi tidak ada jawaban dari dalam, apa dia masih tidur ya? jelas Farid ke mamanya

"Coba mama liat ya mudah-mudahan pintunya tidak dikunci" jawab mama nya

Ya Farid tidak mau langsung -langsung masuk kekamar adiknya, karena biar bagaimana adiknya juga butuh privacy dan apalagi kamar anak perempuan.

Mama farid mencoba membuka pintu kamar anak perempuan nya, dan ternyata benar tidak dikunci, dan mama langsung masuk dan ternyata yang empunya kamar lagi asyik nonton di tempat tidurnya.

Mama memberi kode ke Farid untuk masuk , dan ketika Farid masuk dia langsung spontan teriak ketika melihat apa yang lagi Astrid perbuat...

"Astagfirullah....ASTRID WULANDARI"

Episodes
1 Bab 1. Trauma Kembali
2 Bab 2. Keputusan
3 Bab 3. Perkara Telur
4 Bab 4. Tamparan Lagi
5 Bab 5. Kemarahan Astrid
6 Bab 6. Visum
7 Bab 7. Sang Mantan
8 Bab 8. Awal Pertemuan
9 Bab 9. Awal Pertemuan Bag. 2
10 Bab 10. Kandas Karena Gelar
11 Bab 11. Berpisah Demi Harga Diri
12 Bab 12. Pertengkaran Di Supermaket
13 Bab 13. Ghibah
14 Bab 14. Sakit Hati Gala
15 Bab 15. Kegelisahan dan Rasa Takut Gala
16 Bab 16. Mata Elang
17 Bab 17. Astrid Vs Farid
18 Bab 18. Penelpon misterius
19 Bab 19. Suara Itu.....???
20 Bab 20. Kecurigaan Arina
21 Bab 21. Astrid Merasa Bersalah
22 Bab 22. Tentang Perasaan Farid
23 Bab 23. Sifat Aslinya
24 Bab 24. Puding Cinta
25 Bab 25. Sama-sama belum ada jodoh
26 Bab 26. Ulah Farid...Rejeki Buat Arina
27 Bab 27. Sahabat Rasa Saudara
28 Bab 28. Hot Daddy
29 Bab 29. Suami arina selingkuh???
30 Bab 30. Nasehat Papa
31 Bab 31. Diamnya Arina
32 Bab 32. Pengakuan Si Mata Elang
33 Bab 33. Kebahagiaanku saat ini adalah anak-anakku
34 Bab 34. Suami Arina selingkuh
35 Bab 35. Toko Mainan Yang Sama
36 Bab 36. Bertemu Lagi Dengannya
37 Bab 37. Pelakor Teriak Pelakor
38 Bab 38. Adik ketemu Gede
39 Bab 39. Farid vs Istri Faizal
40 Bab 40. Video Viral
41 Bab 41. Kok Aku Yang Salah???
42 Bab 42. Dia Pernah Bersama Suamiku
43 Bab 43. Ketakutan Dani Indrawan
44 Bab 44. Tetap Akan Pergi Bersama anak-anak
45 Bab 45. Dani Mencari Tahu Penyebabnya
46 Bab 46. Pertemuan yang kedua
47 Bab 47. Ratu Drama
48 Bab 48. Maju kena Mundur kena
49 Bab 49. Talak Terucap
50 Bab 50. Suami tak peka
51 Bab 51. Arina Packing
52 Bab 52. Rencana Siska Gagal
53 Bab 53. Bahasa Kekinian / Bahasa Gaul
54 Bab 54. Kesedihan Astrid
55 Bab 55. Kekecewaan Arina
56 Bab 56. Kesedihan di Bandara
57 Bab 57. Melepas Kepergian Arina
58 Bab 58. Pandangan Pertama....Sesuatu
59 Bab 59. Di Pesawat yang sama
60 Bab 60. Anak-anak Makin Akrab
61 Bab 61. Cerita dari Gala
62 Bab 62. Selamat Datang Dikota Rempah
63 Bab 63. Sama-sama melangitkan doanya
64 Bab 64. Suara Merdu Gala Menghipnotis Jamaah Masjid
65 Bab 65. Om Ganteng
66 Bab 66. Surat dari Arina
67 Bab 67. Dikerjai Yudha
68 Bab 68. Nasi Goreng Dari Orang Special
69 Bab 69. Pelangi diwajah komandan
70 Bab 70. Kedatangan Siska
71 Bab 71. Saling Mengancam
72 Bab 72. Sesama jomblo
73 Bab 73. Pemain Lama....Dia Lagi
74 Bab 74. Tertangkap
75 Bab 75. Hot News
76 Bab 76. Kedatangan Pencari Berita
77 Bab 77. Mencari Arina
78 Bab 78. Satu persatu masalah selesai
79 Bab 79. Status Baru
80 Bab 80. Berbagi Makanan
81 Bab 81. Arina, Kamu dimana?
82 Bab 82. Aku Di sini
83 Bab 83. Itu Takdir bukan Aib
84 Bab 84. Restu Gala buat Om ganteng
85 Bab 85. Siapa Yang Mau Dilamar?
86 Bab 86. Telpon dari kakeknya anak-anak
87 Bab 87. Bucin Akut
88 Bab 88. Sebanyak itu???
89 Bab 89. Kontrak Rumah
90 Bab 90. Jatuh Sakit
91 Bab 91. Penyesalan Yudha
92 Bab 92. Permintaan maaf Yudha
93 Bab 93. Rencana kejutan buat Arina
94 Bab 94. Menjemput Nebu
95 Bab 95. Jurus Sat set nya Yudha
96 Bab 96. Jatuh hati Pada pandangan pertama
97 Bab 97. Dua pengagum Arina Bertemu.
98 Bab 98. Astrid Keceplosan Lagi.
99 Bab 99. Kedatangan Nebu
100 Bab 100. Suprise Buat Arina
101 Bab 101. Di lamar
102 Bab 102. Pesan dari Astrid
103 Bab 103. Yudha hanya suka Janda 3 anak
104 Bab 104. Pewaris Tunggal
105 Bab 105. Kekecewaan Astrid
106 Bab 106. Patah Hati Bersama
107 Bab 107. Nasehat Ibu dan Keputusan Arina
108 Bab 108. Mas Hanif....Siapa Dia?
109 Bab 109. Bicara Dari Hati Ke Hati
110 Bab 110. Pindah ke Rumah Kontrakan
111 Bab 111. Senjata Makan Tuan
112 Bab 112. Getaran aneh
113 Bab 113. Kecelakaan
114 Bab 114. Transfusi Darah
115 Bab 115. Sadar
116 Bab 116. Arina Cari Muka????
117 Bab 117. Pertemuan pertama Afni dan Yudha
118 Bab 118. Penyesalan Afni
119 Bab 119. Kecemasan Yudha
120 Bab 120. Cerita Yudha
121 Bab 121. Arina Insecure
122 Bab 122. Ancaman Yudha
123 Bab 123. Dokter Fani merasa bersalah
124 Bab124. Ke Butik
125 Bab 125. Kedatangan nenek Meli
126 Bab 126. Bertemu Ulat Bulu
127 Bab 127. Menghempas Ulat Bulu Dengan Cantik
128 Bab 128. Proses Menuju Kata "SAH"
129 Bab 129. Haruskah Di Batalkan???
130 Bab 130. Pesona Yudha Tak Ada Lawan
131 Bab 131. Lamaran
132 Bab 132. Lamaran 2
133 Bab 133. Uang Panaik
134 Bab 134. Proses Pengajuan Nikah Dinas
135 Bab 135. Mengunjungi Kota Cinta Habibie Ainun
136 Bab 136. Keluarga Dari Sulawesi Tiba di Kota Rempah
137 Bab 137. Banyak Cinta di Kota Rempah
138 Bab 138. Astrid di Khitbah.
139 Bab 139. Gara-gara Kata Menembak
140 Bab 140. Persiapan Akad Nikah
141 Bab 141. SAH
142 Bab 142. Sungkeman
143 Bab 143. Tamu Tak Diundang
144 Bab 144. Ulat Bulu Berulah
145 Bab 145. Jawaban Yang Sama
146 Bab 146. Musyawarah Ke Pelaminan
147 Bab 147. Pemanasan ala Kapten Yudha
148 Bab 148. Pemanasan telah selesai
149 Bab 149. Ayah Aku Rindu
150 Bab 150. Gara-gara Boleh Pinjam Seratus
151 Bab 151. Kebaikan berbalas kebaikan
152 Bab 152. Akhirnya....
153 Bab 153. Seperti Macan Tutul
154 Bab 154. Nafkah dari Suami
155 Bab 155. Papa Ganteng seorang Hafiz
156 Bab 156. Malunya Sampai Akhirat
157 Bab 157. Bukan Perempuan Biasa
158 Bab 158. Rezeki Anak-anak Arina
159 Bab 159. Kulkas 1000 pintu
160 Bab 160. Kulkas Jadi-Jadian
161 Bab 161. Hukuman Duo Racun
162 Bab 162. My Love
163 Bab 163. Ulat Bulu Lagi
164 Bab 164. Perkara Belut
165 Bab 165. Masih masalah Jin bertopeng monyet
166 Bab 166. Komandan Tak Bisa, Anak Buah pun jadi.
167 Bab 167. Ipar Adalah Maut
168 Bab 168. Sahabat Setia Selamanya
169 Bab 169. Malam Kedua Pengantin Baru
170 Bab 170. Sebuah Ancaman
171 Bab 171. Jalan - jalan di Kota Rempah
172 Bab 172. Jalan - jalan di Kota Rempah bag. 2
173 Bab 173. Gara-gara Sariawan
174 Bab 174. Istri Pertama dan Istri Kedua
175 Bab 175. Bertemu Kapolres
176 Bab 176. Cinta menjadi Obsesi
177 Bab 177. Tamparan Buat Afni
178 Bab 178. Ganteng Selangit dan Ganteng Sedunia
179 Bab 179. Welcome To Daeng City
180 Bab 180. Ilmu Baru Yudha
181 Bab 181. Kena Mental Dari Princess
182 Bab 182. Bertemu Ayah
183 Bab 183. Hadiah Buat Ayah
184 Bab 184. Pesan Dani buat Deni
185 Bab 185. Ulat Bulu terlihat di Kota Daeng
186 Bab 186. Ambisi Ulat Bulu
187 Bab 187. Siapa yang Tertembak?
188 Bab 188. Willy Tertembak
189 Bab 189. Kritis
190 Bab 190. Willy Telah Pergi...
191 Bab 191. Sadar
192 Bab 192. Kesedihan Papa Afni
193 Bab 193. Kedatangan Orang Tua Afni
194 Bab 194. Jangan Ya Dek Ya
195 Bab 195. Calon Ulat Bulu lagi
196 Bab 196. Sakit Hati Arimbi
197 Bab 197. Modus Ulat Bulu Menjadi Derita
198 Bab 198. Makhluk Tak Kasat Mata
199 Bab 199. Lamaran Hanif
200 Bab 200. Malam Indah Lagi
201 Bab 201. Hampir Kesiangan
202 Bab 202. Cinta Terpendam Damar
203 Bab 203. Namanya Si Centil, bukan Ntal Ntil
204 Bab 204. Kabar Gembira Buat Rama
205 Bab 205. Siska.....
206 Bab 206. Siska berulah lagi
207 Bab 207. Kedatangan Rekan Kerja Di Rumah Sakit
208 Bab 208. Si Burung Camar
209 Bab 209. Sayang - Sayangku
210 Bab 210. Perkara Bawang
211 Bab 211. Pulang ke Kota Rempah
212 Bab 212. Rama Dikerjain Deni
213 Bab 213. Drama Rama tengah Malam
214 Bab 214. Orang Misterius
Episodes

Updated 214 Episodes

1
Bab 1. Trauma Kembali
2
Bab 2. Keputusan
3
Bab 3. Perkara Telur
4
Bab 4. Tamparan Lagi
5
Bab 5. Kemarahan Astrid
6
Bab 6. Visum
7
Bab 7. Sang Mantan
8
Bab 8. Awal Pertemuan
9
Bab 9. Awal Pertemuan Bag. 2
10
Bab 10. Kandas Karena Gelar
11
Bab 11. Berpisah Demi Harga Diri
12
Bab 12. Pertengkaran Di Supermaket
13
Bab 13. Ghibah
14
Bab 14. Sakit Hati Gala
15
Bab 15. Kegelisahan dan Rasa Takut Gala
16
Bab 16. Mata Elang
17
Bab 17. Astrid Vs Farid
18
Bab 18. Penelpon misterius
19
Bab 19. Suara Itu.....???
20
Bab 20. Kecurigaan Arina
21
Bab 21. Astrid Merasa Bersalah
22
Bab 22. Tentang Perasaan Farid
23
Bab 23. Sifat Aslinya
24
Bab 24. Puding Cinta
25
Bab 25. Sama-sama belum ada jodoh
26
Bab 26. Ulah Farid...Rejeki Buat Arina
27
Bab 27. Sahabat Rasa Saudara
28
Bab 28. Hot Daddy
29
Bab 29. Suami arina selingkuh???
30
Bab 30. Nasehat Papa
31
Bab 31. Diamnya Arina
32
Bab 32. Pengakuan Si Mata Elang
33
Bab 33. Kebahagiaanku saat ini adalah anak-anakku
34
Bab 34. Suami Arina selingkuh
35
Bab 35. Toko Mainan Yang Sama
36
Bab 36. Bertemu Lagi Dengannya
37
Bab 37. Pelakor Teriak Pelakor
38
Bab 38. Adik ketemu Gede
39
Bab 39. Farid vs Istri Faizal
40
Bab 40. Video Viral
41
Bab 41. Kok Aku Yang Salah???
42
Bab 42. Dia Pernah Bersama Suamiku
43
Bab 43. Ketakutan Dani Indrawan
44
Bab 44. Tetap Akan Pergi Bersama anak-anak
45
Bab 45. Dani Mencari Tahu Penyebabnya
46
Bab 46. Pertemuan yang kedua
47
Bab 47. Ratu Drama
48
Bab 48. Maju kena Mundur kena
49
Bab 49. Talak Terucap
50
Bab 50. Suami tak peka
51
Bab 51. Arina Packing
52
Bab 52. Rencana Siska Gagal
53
Bab 53. Bahasa Kekinian / Bahasa Gaul
54
Bab 54. Kesedihan Astrid
55
Bab 55. Kekecewaan Arina
56
Bab 56. Kesedihan di Bandara
57
Bab 57. Melepas Kepergian Arina
58
Bab 58. Pandangan Pertama....Sesuatu
59
Bab 59. Di Pesawat yang sama
60
Bab 60. Anak-anak Makin Akrab
61
Bab 61. Cerita dari Gala
62
Bab 62. Selamat Datang Dikota Rempah
63
Bab 63. Sama-sama melangitkan doanya
64
Bab 64. Suara Merdu Gala Menghipnotis Jamaah Masjid
65
Bab 65. Om Ganteng
66
Bab 66. Surat dari Arina
67
Bab 67. Dikerjai Yudha
68
Bab 68. Nasi Goreng Dari Orang Special
69
Bab 69. Pelangi diwajah komandan
70
Bab 70. Kedatangan Siska
71
Bab 71. Saling Mengancam
72
Bab 72. Sesama jomblo
73
Bab 73. Pemain Lama....Dia Lagi
74
Bab 74. Tertangkap
75
Bab 75. Hot News
76
Bab 76. Kedatangan Pencari Berita
77
Bab 77. Mencari Arina
78
Bab 78. Satu persatu masalah selesai
79
Bab 79. Status Baru
80
Bab 80. Berbagi Makanan
81
Bab 81. Arina, Kamu dimana?
82
Bab 82. Aku Di sini
83
Bab 83. Itu Takdir bukan Aib
84
Bab 84. Restu Gala buat Om ganteng
85
Bab 85. Siapa Yang Mau Dilamar?
86
Bab 86. Telpon dari kakeknya anak-anak
87
Bab 87. Bucin Akut
88
Bab 88. Sebanyak itu???
89
Bab 89. Kontrak Rumah
90
Bab 90. Jatuh Sakit
91
Bab 91. Penyesalan Yudha
92
Bab 92. Permintaan maaf Yudha
93
Bab 93. Rencana kejutan buat Arina
94
Bab 94. Menjemput Nebu
95
Bab 95. Jurus Sat set nya Yudha
96
Bab 96. Jatuh hati Pada pandangan pertama
97
Bab 97. Dua pengagum Arina Bertemu.
98
Bab 98. Astrid Keceplosan Lagi.
99
Bab 99. Kedatangan Nebu
100
Bab 100. Suprise Buat Arina
101
Bab 101. Di lamar
102
Bab 102. Pesan dari Astrid
103
Bab 103. Yudha hanya suka Janda 3 anak
104
Bab 104. Pewaris Tunggal
105
Bab 105. Kekecewaan Astrid
106
Bab 106. Patah Hati Bersama
107
Bab 107. Nasehat Ibu dan Keputusan Arina
108
Bab 108. Mas Hanif....Siapa Dia?
109
Bab 109. Bicara Dari Hati Ke Hati
110
Bab 110. Pindah ke Rumah Kontrakan
111
Bab 111. Senjata Makan Tuan
112
Bab 112. Getaran aneh
113
Bab 113. Kecelakaan
114
Bab 114. Transfusi Darah
115
Bab 115. Sadar
116
Bab 116. Arina Cari Muka????
117
Bab 117. Pertemuan pertama Afni dan Yudha
118
Bab 118. Penyesalan Afni
119
Bab 119. Kecemasan Yudha
120
Bab 120. Cerita Yudha
121
Bab 121. Arina Insecure
122
Bab 122. Ancaman Yudha
123
Bab 123. Dokter Fani merasa bersalah
124
Bab124. Ke Butik
125
Bab 125. Kedatangan nenek Meli
126
Bab 126. Bertemu Ulat Bulu
127
Bab 127. Menghempas Ulat Bulu Dengan Cantik
128
Bab 128. Proses Menuju Kata "SAH"
129
Bab 129. Haruskah Di Batalkan???
130
Bab 130. Pesona Yudha Tak Ada Lawan
131
Bab 131. Lamaran
132
Bab 132. Lamaran 2
133
Bab 133. Uang Panaik
134
Bab 134. Proses Pengajuan Nikah Dinas
135
Bab 135. Mengunjungi Kota Cinta Habibie Ainun
136
Bab 136. Keluarga Dari Sulawesi Tiba di Kota Rempah
137
Bab 137. Banyak Cinta di Kota Rempah
138
Bab 138. Astrid di Khitbah.
139
Bab 139. Gara-gara Kata Menembak
140
Bab 140. Persiapan Akad Nikah
141
Bab 141. SAH
142
Bab 142. Sungkeman
143
Bab 143. Tamu Tak Diundang
144
Bab 144. Ulat Bulu Berulah
145
Bab 145. Jawaban Yang Sama
146
Bab 146. Musyawarah Ke Pelaminan
147
Bab 147. Pemanasan ala Kapten Yudha
148
Bab 148. Pemanasan telah selesai
149
Bab 149. Ayah Aku Rindu
150
Bab 150. Gara-gara Boleh Pinjam Seratus
151
Bab 151. Kebaikan berbalas kebaikan
152
Bab 152. Akhirnya....
153
Bab 153. Seperti Macan Tutul
154
Bab 154. Nafkah dari Suami
155
Bab 155. Papa Ganteng seorang Hafiz
156
Bab 156. Malunya Sampai Akhirat
157
Bab 157. Bukan Perempuan Biasa
158
Bab 158. Rezeki Anak-anak Arina
159
Bab 159. Kulkas 1000 pintu
160
Bab 160. Kulkas Jadi-Jadian
161
Bab 161. Hukuman Duo Racun
162
Bab 162. My Love
163
Bab 163. Ulat Bulu Lagi
164
Bab 164. Perkara Belut
165
Bab 165. Masih masalah Jin bertopeng monyet
166
Bab 166. Komandan Tak Bisa, Anak Buah pun jadi.
167
Bab 167. Ipar Adalah Maut
168
Bab 168. Sahabat Setia Selamanya
169
Bab 169. Malam Kedua Pengantin Baru
170
Bab 170. Sebuah Ancaman
171
Bab 171. Jalan - jalan di Kota Rempah
172
Bab 172. Jalan - jalan di Kota Rempah bag. 2
173
Bab 173. Gara-gara Sariawan
174
Bab 174. Istri Pertama dan Istri Kedua
175
Bab 175. Bertemu Kapolres
176
Bab 176. Cinta menjadi Obsesi
177
Bab 177. Tamparan Buat Afni
178
Bab 178. Ganteng Selangit dan Ganteng Sedunia
179
Bab 179. Welcome To Daeng City
180
Bab 180. Ilmu Baru Yudha
181
Bab 181. Kena Mental Dari Princess
182
Bab 182. Bertemu Ayah
183
Bab 183. Hadiah Buat Ayah
184
Bab 184. Pesan Dani buat Deni
185
Bab 185. Ulat Bulu terlihat di Kota Daeng
186
Bab 186. Ambisi Ulat Bulu
187
Bab 187. Siapa yang Tertembak?
188
Bab 188. Willy Tertembak
189
Bab 189. Kritis
190
Bab 190. Willy Telah Pergi...
191
Bab 191. Sadar
192
Bab 192. Kesedihan Papa Afni
193
Bab 193. Kedatangan Orang Tua Afni
194
Bab 194. Jangan Ya Dek Ya
195
Bab 195. Calon Ulat Bulu lagi
196
Bab 196. Sakit Hati Arimbi
197
Bab 197. Modus Ulat Bulu Menjadi Derita
198
Bab 198. Makhluk Tak Kasat Mata
199
Bab 199. Lamaran Hanif
200
Bab 200. Malam Indah Lagi
201
Bab 201. Hampir Kesiangan
202
Bab 202. Cinta Terpendam Damar
203
Bab 203. Namanya Si Centil, bukan Ntal Ntil
204
Bab 204. Kabar Gembira Buat Rama
205
Bab 205. Siska.....
206
Bab 206. Siska berulah lagi
207
Bab 207. Kedatangan Rekan Kerja Di Rumah Sakit
208
Bab 208. Si Burung Camar
209
Bab 209. Sayang - Sayangku
210
Bab 210. Perkara Bawang
211
Bab 211. Pulang ke Kota Rempah
212
Bab 212. Rama Dikerjain Deni
213
Bab 213. Drama Rama tengah Malam
214
Bab 214. Orang Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!