Memendam rasa sakit

"Mas! Kamu sedang melihat apa sih? Kenapa kamu tegang begitu?" tanya Gladis saat dirinya sudah berdiri tepat di hadapan Evan, suaminya. Ingin mengetahui apa sebenarnya yang ada di dalam ponsel suaminya, sehingga membuat senjata suaminya itu nampak berdiri tegak seperti tiang listrik di jalanan.

Hati Gladis sangat gelisah, perasaannya kacau, dadanya terasa sesak, aliran darahnya berdesir hebat, saat ia membayangkan hal yang menjijikkan tengah di lihat oleh suaminya tersebut. Ekor matanya menatap lekat ponsel sang suami yang saat ini sudah tidak lagi menyala seperti tadi. Gladis merasa kecewa, karena belum sempat ia melihat apa yang ada di dalam ponsel suaminya, tetapi ponsel itu sudah mati. Lebih tepatnya di matikan oleh suaminya. Tidak ingin Gladis melihat photo Amelia yang hanya mengenakan kacamata serta kain segita yang menutupi bagian sensitifnya saja.

"Kok di matiin sih mas? Aku pengen lihat, apa yang ada di dalam ponsel kamu! Apakah kamu sedang melihat hal menjijikkan?" tanya Gladis nampak mengintimidasi suaminya yang sedari tadi bungkam dengan perasaan yang gelisah.

Evan nampak menghembuskan nafasnya kasar, ia juga berusaha untuk mengontrol dirinya, dan mencoba untuk tetap tenang, meskipun sejujurnya ia merasakan kegelisahan ketika melihat tatapan mata sang istri yang seolah-olah sedang menginterogasi dirinya.

"Emm mas tidak mematikan ponsel mas, sayang. Tapi, baterainya memang sudah habis." Kilah Evan dengan nada bicaranya yang lembut seperti biasanya. Ia juga memperlihatkan seulas senyuman manis di wajahnya, guna menutupi kegugupannya.

Gladis nampak mengernyitkan keningnya, ia tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Evan barusan. Matanya terus menatap dalam kedua bola suaminya, ingin memastikan apakah yang di ucapkan oleh Evan itu benar atau tidak.

"Mas cas dulu ponselnya, ya." Evan mengelus lembut puncak kepala Gladis, lalu mengecup keningnya lembut. Sejenak, ia menatap Gladis dengan lekat, lalu setelah itu ia pun pergi membawa kakinya.

"Mas... " Panggil Gladis membuat Evan langsung menghentikan langkah kakinya, lalu menoleh dan menatap Gladis dengan penuh tanda tanya.

"Kamu mau kemana?" tanya Gladis, lalu berjalan menghampiri suaminya.

"Bukankah mas sudah bilang, kalau mas ingin mengecas hape, mas. Kenapa kamu malah bertanya?" Nada bicara Evan masih lembut seperti sebelumnya. Di tatap nya wanita yang sudah lima tahun lebih hidup bersamanya itu dengan penuh kasih sayang. Sementara Gladis, ia nampak terdiam dengan tatapan mata yang masih tertuju pada pria tampan itu.

"Ada apa, sayang? Kenapa kamu menatap mas seperti itu?" tanya Evan masih dengan nada bicaranya yang lembut. Tangannya terulur, mengelus lembut wajah cantik sang istri. Senyumannya terus terukir menghiasi wajahnya yang tampan itu.

"Harusnya aku yang bertanya sama kamu, mas. Ada apa dengan kamu? Kenapa kamu mendadak pikun seperti ini?" Gladis berbalik nanya dengan nada bicaranya yang rendah. Ia pendam dulu rasa sakit yang masih ia rasakan, ketika ia mendapati sebuah kebohongan dari gerak gerik bola mata sang suami tadi.

"Mas, casan handphone kamu di sana! Kenapa kamu malah berjalan menuju pintu kamar? Apakah kamu.... " Ucapan Gladis terpotong di tengah-tengah saat suara sang suami terdengar di telinganya.

"Ah, maafkan mas, sayang. Mungkin karena mas kecapean, makannya mas jadi pelupa begini." Evan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal, sesekali ia juga tersenyum kamu, sambil merutuki kebodohan dirinya sendiri dalam hati kecilnya.

"Sudahlah, aku mau lanjutkan masak dulu." Gladis tidak ingin menanggapi ucapan suaminya. Ia pun langsung berlalu pergi meninggalkan suaminya yang kini hanya dapat menghembuskan nafasnya lega. Berpikir, jika Gladis sudah tidak lagi mencurigai dirinya. Namun, sayangnya pikiran Evan salah, karena pada kenyataannya Gladis tetap mencurigai dirinya dan Gladis juga akan mencari tahu tentang hubungannya dengan Amelia.

Setelah kepergian Gladis, Evan pun langsung menyalakan kembali ponselnya. Ia segera membuka aplikasi whatsapp, lalu membuka pesan yang di kirimkan oleh Amelia tadi. Tanpa menunggu lama, Evan pun langsung menghapus pesan itu beserta photo Amelia yang menggoda.

Evan menghembuskan nafasnya, ia menatap pada bagian bawahnya yang sudah sedikit menunduk, tidak seperti tadi lagi. Evan tersenyum kecut, lalu setelah itu, ia pun berbalik dan berjalan menuju kamar mandi. Meskipun benda pusakanya sudah sedikit menunduk, namun Evan harus tetap mengelusnya agar benda pusaka itu bisa kembali tidur seperti semula. Andai saja ini tengah malam, sudah pasti dia akan mengajak Gladis untuk bercocok tanam.

***

"Papa, cudah puyang?" Sera yang baru saja bangun tidur, langsung berhambur memeluk tubuh papanya. Gadis kecil yang berusia tiga tahun itu, memang masih belum bisa mengucapkan hurup, R, L, dan S. Jadi, dia masih menggunakan hurup C sebagai pengganti hurup S. Sementara hurup R dan L, ia gantikan dengan hurup Y.

Evan pun membalas pelukan sang putri, sesekali dia akan mencium pipi putrinya penuh kasih sayang. Evan memang sangat menyayangi putrinya, apa pun yang di inginkan oleh putrinya, pasti akan Evan belikan. Walau kadang itu harganya yang cukup mahal, namun selagi Evan masih ada uang, itu tidak masalah sama sekali.

"Princess papa baru bangun, nyenyak banget ya bobonya, sayang." Ucap Evan sambil mengukir senyuman di wajahnya. Menatap putrinya dengan penuh cinta.

Sera mengangguk, gadis kecil itu pun langsung turun dari pangkuannya papanya, lalu duduk di samping sang papa. "Papa, Ceya ingin peygi jayan-jayan. Ingin beyi eckym mixcue yang banyak cekayi." Celoteh gadis kecil tiga tahun itu sambil tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang putih bersih. Wajahnya yang tembem seperti bakpau, matanya yang sipit, hidungnya yang mancung, serta bibirnya yang kecil, membuat gadis kecil itu terlihat sangat menggemaskan. Di tambah lagi dengan mulutnya yang bawel, sudah pasti akan membuat orang gemas melihatnya, begitu pun juga dengan Evan.

"Baiklah, sayang. Papa akan ajak Sera jalan-jalan kalau papa libur kerja nanti. Papa akan belikan Sera ice cream mixue yang banyak sesuai dengan permintaan Sera, princessnya papa." Ucap Evan seraya mencubit gemas hidung mancung milik putri kecilnya. Tak lupa ia juga mendaratkan kecupan penuh kasih sayang di pipi bakpau Sera.

Pemandangan ini membuat siapa pun akan merasa sangat bahagia. Evan adalah sosok seorang ayah yang begitu menyayangi putrinya, juga sosok seorang suami yang sangat mencintai istrinya. Gladis yang berdiri tidak jauh dari tempat Evan dengan putrinya duduk pun tersenyum sendu. Mungkin, jika dia belum membaca pesan yang di kirimkan oleh Amelia tadi, Gladis akan merasa sangat bahagia seperti biasanya. Tetapi kali ini, perasaan bahagia itu menghilang di gantikan dengan perasaan kecewa juga rasa sakit pada hatinya.

"Mama... Yapey.... " Sera menyeru ketika ia melihat Gladis berjalan menghampirinya. Senyuman di wajah Gladis seketika mengembang sempurna, menatap putri kecilnya yang begitu di sayanginya.

"Cuci mukanya dulu ya, sayang. Nanti kita makan, ok." Ucap Gladis sembari mengusap puncak kepala Sera dengan lembut.

Gadis kecil itu nampak mengangguk, ia pun langsung turun dari pangkuan papanya, lalu menghampiri sang mama. "Mama macak apa? Ceya mau makan ayam goyeng, ya." Ungkap gadis kecil itu dengan antusias, membuat Gladis merasa gemas.

"Ya, sayang. Ayo kita cuci mukanya dulu." Gladis menjawab, seraya menuntun Sera menuju wastafel yang berada di dalam kamar mandi luar. Sementara Evan, nampak mengulas senyuman seraya menatap kepergian istri dan juga putri kecilnya tersebut.

Terpopuler

Comments

Danny Muliawati

Danny Muliawati

smga Evan tdk tergoda oleh calon janda gatel

2024-11-18

0

Lenasari

Lenasari

gak tau diri

2024-10-15

0

neng ade

neng ade

Amelia kata nya di khianati suami nya tapi dia sendiri jadi pelakor.. aneh ..

2024-10-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab1 Awal kecurigaan
2 Kamu benar-benar
3 Memendam rasa sakit
4 Tidak bisa melupakannya
5 Berdetak kencang
6 Pria masa lalu
7 datang ketempatku
8 gila, karena merindukan mu
9 dua mahluk tidak tau malu
10 Mengancam
11 Melakukannya
12 wangi parfume asing
13 Tidak bergairah
14 apa yang harus aku lakukan
15 Ternyata kamu berbohong
16 mengikuti permainannya
17 melakukan hal yang sama
18 Mari kita bertemu
19 Bagaimana jika pasanganmu selingkuh
20 kesalahan besar
21 Berusaha kuat
22 jangan lemah
23 Bertemu teman lama
24 tidak akur
25 akan menebus kesalahan
26 dua mahluk terkutuk
27 Pikir apa
28 Berubah dingin
29 menunggu pesan
30 Bersiaplah mendapat balasan
31 jangan salahkan aku
32 Bahagia
33 kirimkan photo-photo itu
34 selingkuh dengan perempuan buntet
35 tumben dia sudah pulang
36 Dia siapa
37 apakah dia sudah mencurigaiku
38 jangan memikirkannya
39 sebuah tamparan
40 bukan wanita baik
41 tidak mungkin
42 aku mulai tertarik lagi
43 hampir saja
44 Kuat
45 Banyak rahasia
46 kenapa?
47 sudah ku tebak
48 lo jadi ketemuan?
49 siapa dia?
50 terkejut
51 Gila
52 tidak berubah
53 ketemu teman lama
54 Pasti terbongkar
55 tau batasan mu
56 bertemu mantan kekasih
57 inilah rahasiaku
58 tidak mungkin
59 jangan berbohong
60 sebentar lagi
61 aku sudah tau
62 terlambat
63 tidak ada kata maaf
64 kebetulan
65 tidak seberapa
66 tunggu menjanda dulu
67 kapan kamu akan bercerai
68 Mari kita bercerai
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab1 Awal kecurigaan
2
Kamu benar-benar
3
Memendam rasa sakit
4
Tidak bisa melupakannya
5
Berdetak kencang
6
Pria masa lalu
7
datang ketempatku
8
gila, karena merindukan mu
9
dua mahluk tidak tau malu
10
Mengancam
11
Melakukannya
12
wangi parfume asing
13
Tidak bergairah
14
apa yang harus aku lakukan
15
Ternyata kamu berbohong
16
mengikuti permainannya
17
melakukan hal yang sama
18
Mari kita bertemu
19
Bagaimana jika pasanganmu selingkuh
20
kesalahan besar
21
Berusaha kuat
22
jangan lemah
23
Bertemu teman lama
24
tidak akur
25
akan menebus kesalahan
26
dua mahluk terkutuk
27
Pikir apa
28
Berubah dingin
29
menunggu pesan
30
Bersiaplah mendapat balasan
31
jangan salahkan aku
32
Bahagia
33
kirimkan photo-photo itu
34
selingkuh dengan perempuan buntet
35
tumben dia sudah pulang
36
Dia siapa
37
apakah dia sudah mencurigaiku
38
jangan memikirkannya
39
sebuah tamparan
40
bukan wanita baik
41
tidak mungkin
42
aku mulai tertarik lagi
43
hampir saja
44
Kuat
45
Banyak rahasia
46
kenapa?
47
sudah ku tebak
48
lo jadi ketemuan?
49
siapa dia?
50
terkejut
51
Gila
52
tidak berubah
53
ketemu teman lama
54
Pasti terbongkar
55
tau batasan mu
56
bertemu mantan kekasih
57
inilah rahasiaku
58
tidak mungkin
59
jangan berbohong
60
sebentar lagi
61
aku sudah tau
62
terlambat
63
tidak ada kata maaf
64
kebetulan
65
tidak seberapa
66
tunggu menjanda dulu
67
kapan kamu akan bercerai
68
Mari kita bercerai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!