Bab 9 : Cinta ugal-ugalan.

"Lo suka sama Raka?" Todong Amel pada Viola saat gadis itu baru keluar dari dalam toilet.

"Hussttt__ apaan sih Mel! Gak mungkinlah gue suka sama adik kelas," meskipun nyatanya iya, namun Viola masih gengsi untuk mengakui, apalagi dihadapan Amel.

"Mulut Lo bisa bilang gak, tapi mata Lo gak bisa bohong Vi." Amel berjalan mendekat dan menepuk pundak Viola. "Gue kenal Lo jauh sebelum gue kenal Dian. Dan gue tau kalau Lo memiliki perasaan terpendam pada Raka kan? Dan ini alasan Lo mutusin Bian."

Viola tidak bisa berkutik lagi, ucapan Amel memang benar adanya. Persahabatannya dengan Amel memang sudah terjalin sejak mereka duduk di bangku SMP, berbeda dengan Dian yang baru mereka kenal di bangku sekolah menengah ke atas.

Viola melangkahkan kakinya maju beberapa langkah kedepan, dia berdiri memunggungi Amel. Matanya terpejam untuk beberapa saat sebelum akhirnya dia menarik nafasnya panjang dan mengeluarkannya secara pelan-pelan.

"Gue emang suka sama Raka, tapi gue gak bisa ngungkapin. Gue malu Mel, apalagi Raka adik kelas kita. Mau ditaruh dimana muka gue kalau sampai anak-anak satu sekolah tau gue suka sama Raka."

Amel tersenyum dan berjalan mendekat. Akhirnya Viola mau ngaku juga kalau dia memang suka sama Raka. Biarpun sedikit bandel dan nakal, tapi Amel adalah sahabat yang baik bagi Viola.

"Ngapain Lo mesti malu. Justru Lo harus mencintai Raka secara ugal-ugalan." Amel memberikan saran yang justru terdengar ingin menjerumuskan ditelinga Viola. Terkadang tindakan Amel suka diluar nalar dan berakhir malu-maluin.

"Ugal-ugalan? Maksud Lo?" tanya Viola balik.

"Lo lihat sendiri kalau tiap hari banyak cewek yang deketin Raka, secara Raka kan punya tampang yang lumayanlah. Dian aja sampai klepek-klepek dibuatnya, padahal mereka baru sekali doang ngobrol," hampir tiga tahun berteman, Amel cukup paham sifat Dian. Dian memang orangnya gampang baperan.

"Ya itu sih Dian aja yang sana sini mau, semua cowok dideketin," ujar Viola.

"Nah justru itu makanya Lo harus buat Raka jangan sampai dideketin sama Dian. Lo harus melakukan pendekatan ekstra."

"Caranya?"

"Sini ikut gue." Amel buru-buru menarik tangan Viola, tak lupa dia memetik setangkai bunga yang tertanam di halaman sekolahan untuk dibawa.

Viola begitu menurut dan mengikuti langkah kaki Amel. Semoga saja sahabatnya itu tidak membongkar rahasianya didepan Raka dan teman-temannya. Jika iya, bisa-bisa malu dia didepan Raka dan satu sekolahan.

"Mel, kita ngapain kesini? Ini kan kelasnya Raka." Viola mulai dikelilingi perasaan tidak enak. Untuk apa coba Amel mengajaknya ke depan kelas Raka.

"Udah Lo diem aja,"

Amel memberikan bunga ditangannya pada Viola. Dengan langkah mengendap-endap, Amel membawa Viola ke arah pintu kelas yang tidak tertutup rapat itu. Tanpa aba-aba Amel mendorong masuk tubuh Viola. Seisi kelas langsung menjadikan Viola pusat perhatian mereka, termasuk Raka yang sedang duduk di salah satu bangku disana.

"Viola? Ngapain kamu ada dikelas dua?" tanya pak Didin, seorang guru Biologi yang sedang mengajar di kelas XI.

Buru-buru Viola menyembunyikan tangannya ke belakang tubuhnya. Sudah pasti dia merasa sangat gugup sekali. Apalagi sekarang semua mata sedang menatapnya. Dia bahkan tidak berani menatap ke arah Raka yang juga pasti sedang melihatnya, atau bahkan menertawakannya.

"Be-begini Pak. Sa-saya mau___" belum selesai Viola bicara sudah dipotong oleh Pak Didin.

"Itu apa yang kamu umpetin dibelakang?" tanya Pak Didin menatap penuh selidik pada Viola dari balik kacamatanya.

"Bukan apa-apa, Pak. Ini cuma bunga." Viola mengeluarkan tangannya dan menunjukkan bunga yang dia pegang. Saat ini seisi kelas berasa seperti sedang menonton pertunjukan drama. Interaksi guru dan murid itu tak lepas dari pengawasan mata Raka yang terus menatap ke arah Viola yang sedang berdiri di depan.

Pak Didin mengambil bunga itu dari tangan Viola dan memperhatikannya dengan seksama, "Aduh Viola, inikan bunga buat hiasan di sekolah kok malah kamu petik sih!" protesnya.

"Bukan saya yang metik, Pak. Ta-tapi___" Viola menoleh ke arah pintu. Namun Amel sudah tidak ada disana. Gadis itu sudah lari ngibrit duluan sebelum kena semprot oleh Pak Didin. "Mampus! Kemana tuh si Amel? Kok gue ditinggalin sendiri sih!"

Viola kembali menoleh ke arah pak Didin dan tersenyum garing, "He_he__ maaf Pak, tangan saya gatel soalnya pengen metik. Itu buat Bapak aja bunganya," ujarnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Pak Didin nampak tersenyum malu sambil merapikan rambutnya yang kelimis dengan jari-jari tangannya.

"Viola, apa kamu tidak malu bicara jujur seperti ini dihadapan murid-murid saya?" tanya Pak Didin dengan senyum malu-malu kucingnya.

"Malu? Kenapa harus malu, Pak?" tanya Viola balik. Dia mulai tak paham dengan arah pembicaraan guru Biologi itu.

"Saya ini duda lho, dan anak saya sudah tiga," ucap Pak Didin diiringi riuh tawa seisi kelas. Sepertinya Pak Didin sudah salah paham dan mengira Viola telah menyukainya.

"Maksud???"

"Kamu suka sama saya kan?" Tunjuk pak Didin pada dirinya sendiri. Viola sampai dibuat melongo dan matanya hampir saja jatuh dari tempatnya. Tingkat kepercayaan diri Pak Didin terlalu over.

"Cuiittt___ Cuiitt____"

"Ehem___ Eheeemmm____"

"Daun muda tuh Pak! Sikatlah."

"Gaslah Pak__ Bawa langsung ke penghulu___"

"Bapak apaan sih! Vio kesini tuh bukan untuk___" Pandangannya tak sengaja menangkap wajah yang sedang tersenyum menahan tawanya supaya tidak meledak. Viola benar-benar dibuat tak berkedip saat menatap makhluk Tuhan yang begitu rupawan dimatanya. Dengan menatapnya saja bisa menggetarkan jiwa. Waktu seakan berhenti seketika itu juga.

"Tenang anak-anak, Tenang__!!" Pak Didin kembali ke sikap tegasnya. Setelah kelas kembali tenang, pandangan mata pria matang itu kembali beralih pada Viola yang masih memandang kagum sosok Raka.

"Viola__"

Seketika Viola kembali tersadar dari lamunannya saat terdengar suara Pak Didin kembali memanggilnya. Duh jangan sampai ngomong yang aneh-aneh lagi deh ini guru.

"Ini mah namanya bukan cinta ugal-ugalan, tapi malu-maluin. Mana didepan Raka lagi. Duhh___ malu banget," runtuknya dalam hati. Tak berani lagi dia menatap wajah sang arjuna yang sedang duduk di sana.

"Permisi, Pak. Saya ada praktek pelajaran kimia di lab." Viola buru-buru membalikkan badannya dan berlari sekencang mungkin meninggal kelas XI. Amel benar-benar sudah membuatnya malu sampai ke ubun-ubun. Rasanya tak punya nyali lagi dia menunjukkan wajahnya dihadapan Raka setelah kejadian memalukan barusan.

Tapi, dibalik semua itu Viola jadi bisa melihat senyum Raka yang terkesan begitu natural. Kira-kira Raka bakal ilfil gak ya melihat kelakuannya yang memalukan tadi?

...❄️❄️❄️...

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

biang kerok nya malah gass poll duluan .. 🤣

2024-11-30

1

Teteh Lia

Teteh Lia

pilih mana nih.... cinta apa gengsi ... 🙈

2024-11-30

1

Teteh Lia

Teteh Lia

10 iklan meluncur

2024-11-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Jangan panggil aku kakak!
2 Bab 2 : Arjuna penolong.
3 Bab 3 : Boleh nunggak kelas gak?
4 Bab 4 : Meleleh dibuatnya.
5 Bab 5 : Jangan nangis ya?
6 Bab 6 : Ajaran sesat.
7 Bab 7 : Kita putus.
8 Bab 8 : Curiga.
9 Bab 9 : Cinta ugal-ugalan.
10 Bab 10 : Ajakan pulang bareng.
11 Bab 11 : Tentang Raka.
12 Bab 12 : Pesaing Cinta.
13 Bab 13 : Musibah membawa berkah.
14 Bab 14 : Kawal sampai kelas.
15 Bab 15 : Tamu tak diundang.
16 Bab 16 : Hukuman.
17 Bab 17 : I Love You.
18 Bab 18 : Kita pacaran 'kan?
19 Bab 19 : Cinta atau obsesi?
20 Bab 20 : Rumah kedua Raka.
21 Bab 21 : Bidadari turun ke sawah.
22 Bab 22 : Membujuk Raka untuk pulang.
23 Bab 23 : Cemburu?
24 Bab 24 : Cemburunya ngangenin.
25 Bab 25 : Menghindar.
26 Bab 26 : Sebuah permintaan.
27 Bab 27 : Siapa pelakunya?
28 Bab 28 : Peringatan.
29 Bab 29 : Otw ketemu camer.
30 Bab 30 : Jiwa muda.
31 Bab 31 : Tontonan gratis.
32 Bab 32 : Kenakalan remaja.
33 Bab 33 : Senyummu adalah duniaku.
34 Bab 34 : Sanggupkah aku tanpamu?
35 Bab 35 : Selalu tentang Raka.
36 Bab 36 : Drama kelulusan.
37 Bab 37 : Biar impas.
38 Bab 38 : Hatiku selalu merindu...
39 Bab 39 : Diantar om-om.
40 Bab 40 : Ancaman.
41 Bab 41 : Dia baik kok buat kamu.
42 Bab 42 : Boleh dipraktekkin gak sih?
43 Bab 43 : Kesepakatan!.
44 Bab 44 : Brondongku lebih menarik.
45 Bab 45 : Jangan buat aku kecewa.
46 Bab 46 : Si pencuri ciuman.
47 Bab 47 : Mendadak bucin.
48 Bab 48 : Bukan sugar baby.
49 Bab 49 : Arti persahabatan.
50 Bab 50 : Aku akan selalu jagain kamu.
51 Bab 51 : Misi jadi mak comblang.
52 Bab 52 : Makan malam dirumah Raka.
53 Bab 53 : Bukan cemburu buta.
54 Bab 54 : Belum tentu jodoh.
55 Bab 55 : Dia spesial.
56 Bab 56 : Selamat ulang tahun, Raka.
57 Bab 57 : Sebuah janji.
58 Bab 58 : Bakalan kangen.
59 Bab 59 : Tahun baru pertamaku bersama Raka.
60 Bab 60 : Rencana Raka.
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 : Jangan panggil aku kakak!
2
Bab 2 : Arjuna penolong.
3
Bab 3 : Boleh nunggak kelas gak?
4
Bab 4 : Meleleh dibuatnya.
5
Bab 5 : Jangan nangis ya?
6
Bab 6 : Ajaran sesat.
7
Bab 7 : Kita putus.
8
Bab 8 : Curiga.
9
Bab 9 : Cinta ugal-ugalan.
10
Bab 10 : Ajakan pulang bareng.
11
Bab 11 : Tentang Raka.
12
Bab 12 : Pesaing Cinta.
13
Bab 13 : Musibah membawa berkah.
14
Bab 14 : Kawal sampai kelas.
15
Bab 15 : Tamu tak diundang.
16
Bab 16 : Hukuman.
17
Bab 17 : I Love You.
18
Bab 18 : Kita pacaran 'kan?
19
Bab 19 : Cinta atau obsesi?
20
Bab 20 : Rumah kedua Raka.
21
Bab 21 : Bidadari turun ke sawah.
22
Bab 22 : Membujuk Raka untuk pulang.
23
Bab 23 : Cemburu?
24
Bab 24 : Cemburunya ngangenin.
25
Bab 25 : Menghindar.
26
Bab 26 : Sebuah permintaan.
27
Bab 27 : Siapa pelakunya?
28
Bab 28 : Peringatan.
29
Bab 29 : Otw ketemu camer.
30
Bab 30 : Jiwa muda.
31
Bab 31 : Tontonan gratis.
32
Bab 32 : Kenakalan remaja.
33
Bab 33 : Senyummu adalah duniaku.
34
Bab 34 : Sanggupkah aku tanpamu?
35
Bab 35 : Selalu tentang Raka.
36
Bab 36 : Drama kelulusan.
37
Bab 37 : Biar impas.
38
Bab 38 : Hatiku selalu merindu...
39
Bab 39 : Diantar om-om.
40
Bab 40 : Ancaman.
41
Bab 41 : Dia baik kok buat kamu.
42
Bab 42 : Boleh dipraktekkin gak sih?
43
Bab 43 : Kesepakatan!.
44
Bab 44 : Brondongku lebih menarik.
45
Bab 45 : Jangan buat aku kecewa.
46
Bab 46 : Si pencuri ciuman.
47
Bab 47 : Mendadak bucin.
48
Bab 48 : Bukan sugar baby.
49
Bab 49 : Arti persahabatan.
50
Bab 50 : Aku akan selalu jagain kamu.
51
Bab 51 : Misi jadi mak comblang.
52
Bab 52 : Makan malam dirumah Raka.
53
Bab 53 : Bukan cemburu buta.
54
Bab 54 : Belum tentu jodoh.
55
Bab 55 : Dia spesial.
56
Bab 56 : Selamat ulang tahun, Raka.
57
Bab 57 : Sebuah janji.
58
Bab 58 : Bakalan kangen.
59
Bab 59 : Tahun baru pertamaku bersama Raka.
60
Bab 60 : Rencana Raka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!