Bab 2 Berhenti Bekerja

BRIYAN

"Lilian apa kamu sudah makan siang?" sebuah pesan dari Briyan yang terlihat di layar ponsel milik Lilian, disana Lilian tersenyum membaca isi pesan dari kekasihnya.

"Belum?" jawaban singkat dari Lilian.

"Kenapa? apa kamu sedang sakit?" nampak Briyan mengkhawatirkan keadaan Liliana.

"Aku tidak sakit, nanti aku pasti makan, apa kamu sudah makan?" balas Liliana.

"Aku baru saja makan siang bersama pak Gunawan, oya, jangan lupa segera selesaikan pekerjaanmu ya?"

Belum sempat Lilian membalas pesan dari Briyan tiba-tiba saja tangan mamanya sudah langsung mengambil ponsel miliknya.

"Mama?" Liliana sangat terkejut setelah tahu tiba-tiba saja Casandra langsung mengambil ponsel miliknya.

"Lilian? Kenapa kamu masih berhubungan dengan anak miskin itu? bukankah mama sudah melarang mu?" nada keras terdengar dari mulut Casandra yang mulai geram setelah membaca pesan dari ponsel Lilian.

"Maafkan Lilian ma, Lilian benar-benar mencintai Briyan?" suara pelan Lilian mencoba memberanikan diri menjawab pertanyaan mamanya.

"Apa? cinta? apa kamu tahu keluarga kita keluarga terhormat, siapa Briyan? dia hanya karyawan biasa. Dengar Lilian minimal kamu harus bisa menikah dengan seorang bos kaya raya agar keluarga kita semakin terpandang, bukan malah dengan anak miskin itu !" Casandra mulai kesal.

"Tapi ma?" Casandra langsung menatap tajam kearah lilian, lilian tak bisa berkutik lagi, dia tahu semakin dia melawan sudah dipastikan Casandra akan murka.

"Dengar! mulai sekarang sudahi hubungan mu dengan laki-laki itu! kalau tidak, kamu akan tahu akibatnya!" Casandra segera melempar ponsel milik Liliana keatas tempat tidur dan segera keluar dari kamar itu.

Setelah kepergian mamanya Lilian segera mengambil ponsel miliknya yang sudah tergeletak di atas tempat tidur, dia segera melihat ke layar ponselnya, benar saja Briyan pasti mengkhawatirkan nya.

"Lilian? apa kamu baik-baik saja?" terlihat sebuah pesan dari ponsel miliknya, Lilian segera membalas pesan dari Briyan.

"Maafkan aku Briyan, mungkin kita tidak bisa melanjutkan hubungan kita." sebuah pesan mengejutkan untuk Briyan yang baru saja membacanya.

"Putus? ada apa dengan Lilian? kenapa tiba-tiba saja dia memutuskan hubungan ini?" Briyan langsung mencoba menghubungi Lilian, dia ingin menanyakan soal keputusan sepihak nya.

Sudah berapa kali Briyan mencoba menghubungi Lilian tapi sayang, ponsel milik Lilian sudah tidak aktif lagi, Briyan mulai mengkhawatirkan keadaan kekasihnya, dia masih mencoba berfikir positif atas keputusan Lilian.

"Mungkin Lilian sedang tidak mau di ganggu, ya sudah besok aku tanyakan langsung padanya." Briyan segera memasukkan ponselnya kedalam laci mejanya.

**

Di tempat lain..

Casandra baru saja sampai di kantor milik suaminya, tapi sayang suaminya ternyata sedang ada rapat bersama rekan bisnisnya, dia terpaksa harus menunggu beberapa jam untuk bertemu dengan suaminya.

Satu jam berlalu akhirnya terlihat wajah Adrian muncul di balik pintu, dengan cepat Casandra segera berdiri menunggu suaminya masuk keruangan itu.

"Sayang, kenapa kamu kesini?" ucap Adrian datar.

"Apa kamu tidak suka aku kekantormu?"

"Bukan begitu, bukankah biasanya kamu paling malas kesini? sekarang tiba-tiba saja kamu sudah ada disini, apa ada sesuatu?"  Adrian segera duduk di kursi kerjanya, sementara Casandra masih berdiri menatap kearahnya.

"Mas, apa kamu tahu, ternyata putri kita masih berhubungan dengan Briyan?" Adrian langsung menoleh kearah istrinya.

"Bukankah sudah aku larang?"

"Itu dia, tadi aku sudah memarahinya, apa tidak sebaiknya kamu tarik saja Lilian untuk bekerja di kantor ini saja?"

"Apa itu demi Lilian tidak bertemu dengan Briyan?"

"Tentu saja, kalau Lilian terus bertemu dengan Briyan, aku pastikan kalau kita akan punya besan miskin, apa kamu tidak malu?"

Casandra paling mudah membuat Adrian langsung berpihak kepadanya, dia langsung mencerca berbagai alasan kalau sampai Lilian masih berhubungan dengan Briyan.

"Ya sudah, atur saja mulai besok Lilian akan bekerja bersamaku." jawaban suaminya langsung membuat Casandra tersenyum bahagia.

Adrian tidak tahu kalau ternyata selama ini Casandra sudah menyembunyikan sesuatu tentang jati diri Lilian yang sebenarnya pada dirinya.

**

Pagi hari pun tiba...

Lilian sudah bersiap dengan pakaian kerjanya, ijin cutinya sudah selesai hari ini, sejak semalam dia menunggu datangnya pagi untuk segera menemui Briyan untuk menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Lilian, dengar papa, mulai hari ini kamu sudah tidak bekerja di kantor Gunawan lagi, papa sudah membuatkan surat pengunduran diri untukmu." Lilian yang baru saja turun dari kamarnya langsung terkejut mendengar ucapan papanya.

"Maksud papa? aku?"

"Maksud papa, mulai hari ini kamu akan bekerja di kantor papa." Suara Casandra yang baru saja datang membuat Liliana semakin bingung.

Sementara itu Daren yang sedari tadi duduk di meja makan langsung mulai kesal mendengar tawaran papa angkatnya pada Lilian.

Padahal selama ini dirinya sudah meminta ijin untuk bisa bekerja di perusahaan milik papanya tapi nyatanya selalu di abaikan begitu saja, tapi tidak dengan Lilian.

"Buat apa selama ini papa mengangkatku sebagai anak angkatnya kalau ternyata hanya Lilian lah yang mereka utamakan." kesal Daren.

"Tapi pa, papa tidak bisa begitu saja menyuruhku keluar dari pekerjaanku pa, masih banyak yang harus Lilian selesaikan sebelum Lilian keluar."

"Masalah itu mudah bagi papa untuk menyelesaikannya sayang, ikuti saja mau papa kamu ya?" Casandra selalu saja menimpali jawaban pada putrinya.

"Sekarang kita makan, dan kamu harus bersiap-siap berangkat bersama papa!" perintah Casandra pada Lilian.

Sementara itu Daren bertambah tidak suka melihat Lilian yang mulai diperlakukan bak seorang ratu dirumah itu.

Mau tak mau Lilian hanya bisa mengikuti perintah orang tuanya, dia tidak punya kuasa untuk melawan semua yang di perintahkan untuknya.

**

Di depan lobi perusahaan tempatnya bekerja, terlihat Briyan sedang mondar mandir menunggu kedatangan Lilian, dia sudah tidak sabar ingin menanyakan tentang keputusan Lilian yang begitu cepat memutuskan hubungan mereka.

"Lilian apa kamu lupa kalau hari ini cutimu sudah habis? kenapa kamu belum juga datang?" Briyan terus saja melihat ke arah jam tangan yang ia kenakan.

"Pak Briyan? bapak menunggu siapa?" tanya teman kerjanya.

"Itu? apa kamu sudah melihat Lilian datang? hari ini cutinya sudah berakhir seharusnya dia sudah datang."

"Lilian? apa bapak tidak tahu kalau Lilian hari ini sudah keluar dari perusahaan ini?"

"Apa? keluar? jangan bercanda kamu?" Briyan tidak begitu saja langsung percaya ucapan temannya.

"Apa bapak hari ini belum melihat email? disana sudah ada pengumuman kalau Lilian sudah resmi keluar."

"Apa?"

Dengan cepat Briyan langsung berlari menuju keruangannya, dia ingin segera melihat pengumuman yang menyatakan kalau Lilian benar keluar dari pekerjaannya di layar monitor miliknya.

"Ada apa Briyan? apa terjadi sesuatu?" tanya pak Gunawan yang baru saja datang.

"Pak, apa benar Lilian mengundurkan diri?"

"Kamu benar, semalam Ayah Lilian menghubungi saya, dia meminta ijin untuk meminta Lilian keluar dari perusahaan ini."

"Bapak langsung menyetujuinya?"

"Sebenarnya saya juga berat melepas Lilian, tapi apa kamu tahu? ternyata selama ini Lilian adalah putri dari pak Adrian pemilik perusahaan ternama itu."

"Apa? jadi Lilian itu anak seorang pengusaha kaya raya itu?" pak Gunawan sedikit heran pada Briyan, kenapa Briyan begitu terkejut mendengar ucapannya.

"Ya begitulah, tapi kenapa kamu begitu terkejut mendengar Lilian anak orang kaya?" Briyan hanya mampu menelan ludah tanpa bisa menjawab pertanyaan pak Gunawan.

"Selama ini Lilian membohongiku, dia bilang dia adalah anak guru honorer di kota ini, dia tidak pernah bercerita kalau dia anak orang kaya, tapi untuk apa dia menutupi semuanya kalau akhirnya dia memutuskan hubungan denganku dan juga pekerjaannya?"

"Briyan? kenapa kamu diam? sekarang lanjutkan pekerjaanmu hari ini kita ada rapat bukan?" Briyan langsung tersadar dari lamunannya dia segera mengalihkan urusannya dengan Lilian dengan memulai pekerjaannya.

Bersambung....

Episodes
1 Kembalinya Sang Pewaris
2 Bab 2 Berhenti Bekerja
3 Bab 3 Menemui Briyan
4 Bab 4 #Kemarahan Pak Adrian
5 Bab 5 # Mengetahui Informasi
6 Bab 6# Karma
7 Bab 7 #Ketakutan Casandra
8 Bab 8 # Pertemuan dengan Pak Adrian
9 Bab 9 # Orang di Masa lalu
10 Bab 10 # Menemui Dokter Kandungan
11 Bab 11 #Sebuah Kecelakaan
12 Bab 12# Melihat Seseorang Dari Masa Lalu
13 Bab 13 # Saraswati?
14 Bab 14 # Sabotase
15 Bab 15# Kedatangan Lilian
16 Bab 16 # Kedatangan Casandra
17 Bab 17# Cerai???
18 Bab 18 # Mendapat Titik Terang
19 Bab 19# Mulai Melakukan Pencarian
20 Bab 20 # Bermimpi
21 Bab 21# Pencarian
22 Bab 22# Pertemuan
23 Bab 23# Melihat Seseorang
24 Bab 24# Tuan Muda?
25 Bab 25# Masuk Perangkap
26 Bab 26# Kekesalan Casandra
27 Bab 27# Surat Perjanjian
28 Bab 28# Kedatangan Casandra
29 Bab 29# Perginya Saraswati
30 Bab 30# Kedatangan Briyan
31 Bab 31# Ancaman Daren
32 Bab 32# Lari dari Persidangan
33 Bab 33 # Kedatangan Agung
34 Bab 34# Hati Casandra Meleleh
35 Bab 35# Kalung Berlian
36 Bab 36 #Kemana Perginya Briyan?
37 Bab 37 # Saraswati Pingsan
38 Bab 38# Sebuah Informasi
39 Bab 39# Falshback
40 Bab 40# Berita meninggalnya Briyan
41 Bab 41# Penjelasan Marlon
42 Bab 42# Rencana Arka
43 Bab 43# Tiga Bulan Berlalu
44 Bab 44# Kekesalan Daren
45 Bab 45# Rencana Casandra
46 Bab 46 #Kesepakatan
47 Bab 47# Mendengar Sebuah Rencana
48 Bab 48# Hal yang Menjijikan
49 Bab 49# Sebuah Kecelakaan
50 Bab 50# Tak enak hati
51 Bab 51# Sebuah Pengakuan yang Mengejutkan
52 Bab 52# Saraswati?
53 Bab 53# Kedatangan Daren
54 Bab 54 # Kedatangan Saraswati
55 Bab 55 # Adrian Mengalami Kejang
56 Bab 56# Lilian baru saja mendapatkan kabar
57 Bab 57# Membebaskan Arka
58 Bab 58# Adrian Sadar
59 Bab 59# Pindah ke ruang perawatan
60 Bab 60# Daren menemui Adrian
61 Bab 61# Perawat Palsu
62 Bab 62# Pertemuan Adrian dan juga Saraswati
63 Bab 63# Sabotase
64 Bab 64# Briyan akan kembali
65 Bab 65# Kedatangan Casandra
66 Bab 66 #Pertemuan Adrian dan juga Briyan
67 Bab 67 # Papa?
68 Bab 68 #Kemunculan Briyan
69 Bab 69# Sebuah Penembakan
70 Bab 70# Daren hampir tertangkap
71 Bab 71# Daren tertembak
72 Bab 72# Briyan sudah sadar
73 Bab 73# Ke kesalan Agung
74 Bab 74# Kembali menjalin hubungan
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Kembalinya Sang Pewaris
2
Bab 2 Berhenti Bekerja
3
Bab 3 Menemui Briyan
4
Bab 4 #Kemarahan Pak Adrian
5
Bab 5 # Mengetahui Informasi
6
Bab 6# Karma
7
Bab 7 #Ketakutan Casandra
8
Bab 8 # Pertemuan dengan Pak Adrian
9
Bab 9 # Orang di Masa lalu
10
Bab 10 # Menemui Dokter Kandungan
11
Bab 11 #Sebuah Kecelakaan
12
Bab 12# Melihat Seseorang Dari Masa Lalu
13
Bab 13 # Saraswati?
14
Bab 14 # Sabotase
15
Bab 15# Kedatangan Lilian
16
Bab 16 # Kedatangan Casandra
17
Bab 17# Cerai???
18
Bab 18 # Mendapat Titik Terang
19
Bab 19# Mulai Melakukan Pencarian
20
Bab 20 # Bermimpi
21
Bab 21# Pencarian
22
Bab 22# Pertemuan
23
Bab 23# Melihat Seseorang
24
Bab 24# Tuan Muda?
25
Bab 25# Masuk Perangkap
26
Bab 26# Kekesalan Casandra
27
Bab 27# Surat Perjanjian
28
Bab 28# Kedatangan Casandra
29
Bab 29# Perginya Saraswati
30
Bab 30# Kedatangan Briyan
31
Bab 31# Ancaman Daren
32
Bab 32# Lari dari Persidangan
33
Bab 33 # Kedatangan Agung
34
Bab 34# Hati Casandra Meleleh
35
Bab 35# Kalung Berlian
36
Bab 36 #Kemana Perginya Briyan?
37
Bab 37 # Saraswati Pingsan
38
Bab 38# Sebuah Informasi
39
Bab 39# Falshback
40
Bab 40# Berita meninggalnya Briyan
41
Bab 41# Penjelasan Marlon
42
Bab 42# Rencana Arka
43
Bab 43# Tiga Bulan Berlalu
44
Bab 44# Kekesalan Daren
45
Bab 45# Rencana Casandra
46
Bab 46 #Kesepakatan
47
Bab 47# Mendengar Sebuah Rencana
48
Bab 48# Hal yang Menjijikan
49
Bab 49# Sebuah Kecelakaan
50
Bab 50# Tak enak hati
51
Bab 51# Sebuah Pengakuan yang Mengejutkan
52
Bab 52# Saraswati?
53
Bab 53# Kedatangan Daren
54
Bab 54 # Kedatangan Saraswati
55
Bab 55 # Adrian Mengalami Kejang
56
Bab 56# Lilian baru saja mendapatkan kabar
57
Bab 57# Membebaskan Arka
58
Bab 58# Adrian Sadar
59
Bab 59# Pindah ke ruang perawatan
60
Bab 60# Daren menemui Adrian
61
Bab 61# Perawat Palsu
62
Bab 62# Pertemuan Adrian dan juga Saraswati
63
Bab 63# Sabotase
64
Bab 64# Briyan akan kembali
65
Bab 65# Kedatangan Casandra
66
Bab 66 #Pertemuan Adrian dan juga Briyan
67
Bab 67 # Papa?
68
Bab 68 #Kemunculan Briyan
69
Bab 69# Sebuah Penembakan
70
Bab 70# Daren hampir tertangkap
71
Bab 71# Daren tertembak
72
Bab 72# Briyan sudah sadar
73
Bab 73# Ke kesalan Agung
74
Bab 74# Kembali menjalin hubungan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!