Jujur

Sore itu, Vherolla sedang berdua dengan Romi di kamar kosnya seperti biasa. Vherolla menatap Romi dengan penuh kebingungan. Ia ingin percaya, tetapi keraguan yang berulang kali menghantui benaknya tidak begitu saja menghilang. Vherolla memutuskan untuk bertanya langsung kepada Romi, sesuatu yang sudah lama ingin ia tanyakan.

"Rom, aku mau tanya sesuatu...," kata Vherolla dengan nada ragu.

Romi menoleh, alisnya terangkat sedikit. "Tanya aja, Vhe, kenapa kamu terlihat ragu?"

Vherolla menghela napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri untuk melanjutkan, "Kamu pernah punya cinta pertama?"

Romi terdiam sesaat. Wajahnya yang tadinya tenang berubah sedikit tegang, namun ia tidak menghindar dari pertanyaan itu. "Iya, aku pernah punya cinta pertama," jawabnya pelan. "Namanya Suzanti. Kami pacaran dari SMP, tujuh tahun lamanya."

Vherolla menunggu dengan sabar, meskipun hatinya berdetak lebih cepat. Ada keinginan untuk tahu lebih banyak, namun di sisi lain ia takut mendengar kenyataan yang mungkin menyakitkan.

"Saat itu aku benar-benar mencintai dia, Vhe. Suzanti adalah segalanya buatku. Aku kira, dia juga merasakan hal yang sama. Tapi suatu hari, dia pamit untuk kerja di luar kota. Aku percayai dia, aku dukung dia. Tapi tak lama kemudian, aku dengar kabar kalau dia sudah punya cowok baru di sana," Romi menjelaskan dengan suara serak. Matanya terlihat sayu, mengenang masa yang menyakitkan itu. "Dia nggak pernah kasih aku kejelasan. Dia pergi begitu saja, tanpa sepatah kata, tanpa penjelasan. Aku minta penjelasan, tapi dia nggak pernah respon. Aku frustasi. Rasanya dunia runtuh saat itu. Sejak itu, aku mulai... ya, kamu tahulah, mabuk-mabukan dan... ya, hidupku jadi berantakan."

Vherolla terdiam mendengar pengakuan itu. Di satu sisi, ia merasa lega karena Romi jujur padanya. Tapi di sisi lain, cerita ini membuatnya sadar betapa dalam luka yang ditinggalkan oleh cinta pertama Romi. Mungkinkah Romi belum sepenuhnya pulih dari masa lalunya? Apakah dia hanya menggunakan hubungan mereka untuk melupakan Suzanti?

Romi jujur, pikir Vherolla mencoba menenangkan hatinya. Terus, apa lagi yang aku ragukan? Semua orang punya masa lalu.

Namun, Romi sepertinya menangkap kebingungan yang masih terpancar dari wajah Vherolla. Ia mendekati Vherolla dan berkata dengan nada tegas, "Kamu kenapa sih masih ragu sama aku? Aku aja nggak pernah lho, nanya-nanya tentang masa lalu kamu. Aku nggak peduli siapa mantan kamu, berapa banyak mereka, atau gimana hubungan kamu sebelumnya. Yang penting sekarang kamu sama aku, ya udah. Tapi kenapa kamu selalu mengungkit masa lalu aku?"

Kata-kata Romi membuat Vherolla terdiam. Benar, Romi memang tidak pernah sekali pun bertanya tentang mantannya atau masa lalunya. Selalu, Romi fokus pada hubungan mereka saat ini, seolah tidak peduli dengan apa yang terjadi sebelumnya. "Romi benar, ia memang nggak pernah nanya tentang mantanku," batin Vherolla.

Namun, ada sesuatu yang masih mengganjal di hati Vherolla. Ia memang ingin percaya sepenuhnya pada Romi, dan sebagian besar dirinya memang sudah merasa yakin. Tetapi kata-kata dari mantan-mantan Romi tentang menjadi pelampiasan terus berputar di pikirannya, seperti racun yang pelan-pelan menyebar.

"Apa kamu beneran serius sama aku, Rom?" Vherolla akhirnya bertanya dengan nada pelan, namun tegas. "Bukan jadikan aku pelampiasan? Aku takut, Rom. Aku nggak mau jadi korban selanjutnya," lanjut Vherolla.

Romi terkejut dengan pertanyaan itu. Wajahnya langsung berubah menjadi serius. "Vhe, kalau aku nggak serius sama kamu, nggak mungkin aku ajak kamu ke rumahku juga ngenalin kamu ke orang tua dan adik-adikku? Kamu pikir aku bakal ngelakuin semua itu kalau aku nggak punya niat serius? Semua tetanggaku udah pada tahu kalau aku sama kamu. Coba kamu pikir pakai logika."

Kata-kata Romi menggema di kepala Vherolla. Ia teringat saat Romi pertama kali mengajaknya pulang ke rumah. Betapa gugupnya dia saat itu, bertemu dengan keluarga Romi. Dan betapa hangatnya sambutan mereka. Romi benar. Dia memang tidak akan memperkenalkan Vherolla kepada keluarganya jika ia tidak serius.

Vherolla menunduk, merenungkan ucapan Romi. Ada logika yang tak bisa ia bantah. Jika Romi hanya ingin main-main, dia tak akan repot-repot membawa Vherolla masuk ke dalam kehidupannya lebih dalam.

"Bisa aja kan Romi mau berubah. Dan bisa jadi juga aku yang terakhir. Mungkin benar, kalau pacar Romi banyak, dan sering ganti-ganti cewek, tapi pas ketemu aku mungkin aja dia mau serius dan mau berubah," batin Vherolla.

"Kamu benar, Rom," kata Vherolla akhirnya. "Aku terlalu banyak berpikir buruk. Aku harusnya percaya sama kamu." Vherolla melanjutkan ucapannya.

Romi mendekat, mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan Vherolla. "Aku serius sama kamu, Vhe. Aku tahu masa laluku berantakan, tapi aku nggak mau itu mengganggu hubungan kita. Aku sayang sama kamu. Tolong jangan ragukan aku lagi."

Vherolla tersenyum tipis, meskipun hatinya masih sedikit ragu. Namun untuk saat ini, ia memutuskan untuk percaya. Romi telah jujur padanya, dan ia tak ingin merusak hubungan mereka karena prasangka yang belum tentu benar.

Dengan lembut, Romi menarik Vherolla dalam pelukan. "Kita bisa melalui semua ini, Vhe. Aku janji," bisiknya.

Dalam pelukan Romi, Vherolla merasa sedikit lebih tenang, meski hatinya masih menyimpan sedikit kegelisahan. Ia mengangkat kepalanya, menatap Romi dengan tatapan yang penuh kebimbangan, namun perlahan-lahan ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa inilah yang ia inginkan. Romi telah berjanji, dan kali ini ia ingin percaya.

"Aku sayang kamu, Rom," bisik Vherolla pelan, tetapi cukup terdengar oleh Romi. "Aku hanya takut, semua ini nggak akan bertahan lama. Takut suatu saat nanti kamu berubah, kayak yang dulu-dulu."

Romi mengusap lembut pipi Vherolla, menatapnya dengan mata yang penuh kesungguhan. "Aku nggak akan ninggalin kamu, Vhe. Aku udah janji sama kamu, kan? Dan aku nggak pernah main-main soal perasaan ini. Aku tahu aku bukan cowok yang sempurna, tapi aku berusaha buat kita."

Vherolla mengangguk kecil, meski di dalam hatinya masih ada sedikit keraguan yang bersembunyi di balik setiap kata-kata Romi. Dia tahu, masa lalu Romi bukanlah sesuatu yang bisa dihapus begitu saja. Namun, dia juga sadar bahwa setiap hubungan membutuhkan kepercayaan, dan kali ini dia ingin memberikan kepercayaan itu, meskipun tidak mudah.

Romi menggenggam tangan Vherolla dengan erat, seolah ingin menunjukkan bahwa dia sungguh-sungguh. "Bagaimana kalau kita jalan-jalan hari ini? Aku pengen ngabisin waktu sama kamu, Vhe, tanpa ada pikiran yang berat-berat. Kita pergi makan di tempat yang kamu suka, dan mungkin setelah itu nonton film? Gimana?"

Senyum tipis terlukis di wajah Vherolla. "Kedengerannya bagus, Rom. Aku juga butuh udara segar," jawabnya sambil berusaha melupakan sejenak semua kekhawatirannya.

Mereka pun akhirnya bersiap-siap untuk pergi. Romi membawa Vherolla ke restoran favoritnya, tempat mereka biasa makan bersama. Di sana, suasana berubah menjadi lebih santai. Mereka tertawa, bercanda, dan untuk beberapa saat, Vherolla merasa seolah semua kekhawatirannya menghilang. Kehangatan yang ia rasakan saat berada bersama Romi, rasa nyaman yang sulit dijelaskan, membuatnya berpikir bahwa mungkin Romi memang serius kali ini.

Setelah makan, mereka melanjutkan hari dengan menonton film di bioskop. Vherolla tersenyum sepanjang waktu, berusaha menikmati momen bersama Romi tanpa memikirkan hal-hal yang mengganggu pikirannya.

Saat mereka pulang, malam semakin larut. Romi menggenggam tangan Vherolla dengan lembut saat berjalan menuju motor. "Aku senang kita bisa ngabisin waktu kayak gini, Vhe. Kamu selalu bikin hari-hariku lebih baik," kata Romi sambil menatap Vherolla dengan senyum yang tulus.

Vherolla hanya tersenyum kecil, namun di dalam hatinya ia berharap, semua kata-kata Romi ini benar adanya.

Episodes
1 Pengkhianatan di Taman
2 Pertemuan Manis yang Menjebak
3 Pertemuan Dengan Keluarga
4 Kenangan Pahit dan Kehangatan Singkat
5 Ke Rumah Sahabat
6 Mulai Terabaikan
7 Pesan Mesra Meresahkan
8 Terperangkap dalam Dilema
9 Butuh Bahu!
10 Pesan Nyaman
11 Antara Dua Hati
12 Kebohongan Terkuak
13 Mantan Romi
14 Terjebak Cinta Palsu
15 Mereka Semua Mantannya
16 Playing Victim
17 Luluh
18 Cinta Pertama Romi
19 Jujur
20 Kemesraan Tanpa Batas
21 Getaran Aneh
22 Foto Mesra
23 Egois
24 Terkurung Cinta Buta
25 Siapa Lagi?
26 Luluh Lagi
27 Kebahagiaan Mungil
28 Ponsel Rusak
29 Godaan CEO Baru
30 Pertengkaran
31 Perang Mulut
32 Keraguan
33 Gelisah
34 Jumpa Kembali
35 Pengorbanan tak Terlihat
36 Pilihan Rumit
37 Semakin Akrab
38 Kesalahan yang Sama
39 modus Sana Sini
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60 (Part 2) Balas Dendam
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Penyesalan Terpendam
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 CLBK Semu
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Pengkhianatan di Taman
2
Pertemuan Manis yang Menjebak
3
Pertemuan Dengan Keluarga
4
Kenangan Pahit dan Kehangatan Singkat
5
Ke Rumah Sahabat
6
Mulai Terabaikan
7
Pesan Mesra Meresahkan
8
Terperangkap dalam Dilema
9
Butuh Bahu!
10
Pesan Nyaman
11
Antara Dua Hati
12
Kebohongan Terkuak
13
Mantan Romi
14
Terjebak Cinta Palsu
15
Mereka Semua Mantannya
16
Playing Victim
17
Luluh
18
Cinta Pertama Romi
19
Jujur
20
Kemesraan Tanpa Batas
21
Getaran Aneh
22
Foto Mesra
23
Egois
24
Terkurung Cinta Buta
25
Siapa Lagi?
26
Luluh Lagi
27
Kebahagiaan Mungil
28
Ponsel Rusak
29
Godaan CEO Baru
30
Pertengkaran
31
Perang Mulut
32
Keraguan
33
Gelisah
34
Jumpa Kembali
35
Pengorbanan tak Terlihat
36
Pilihan Rumit
37
Semakin Akrab
38
Kesalahan yang Sama
39
modus Sana Sini
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60 (Part 2) Balas Dendam
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Penyesalan Terpendam
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
CLBK Semu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!