Kebohongan Terkuak

Sebulan berlalu sejak Vherolla terakhir kali memberikan uang kepada Romi. Rasa rindu dan kekhawatiran mulai menyelimuti dirinya, hingga pada suatu hari, ia memutuskan untuk mengunjungi rumah Romi. Saat tiba di depan rumah, suasananya terasa aneh. Tidak ada tanda-tanda aktivitas yang menggambarkan kalau Romi sedang menjalankan usaha sembako yang katanya ia buka. Vherolla berdiri di depan pintu sejenak, sebelum mengetuk dan menunggu Romi membukakan pintu.

Romi muncul dengan senyum lebar di wajahnya, namun Vherolla merasakan ada sesuatu yang tidak beres. "Kamu datang juga, Vhe. Kangen aku ya?" goda Romi sambil menarik tangan Vherolla untuk masuk.

Vherolla hanya tersenyum tipis. "Aku cuma ingin lihat usahamu, Rom. Kok nggak kelihatan sembako yang kamu jual di sini?"

Romi tampak sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu, namun dengan cepat ia mengalihkan perhatian Vherolla. "Oh, sembako itu aku titipkan di rumah pamanku. Di sini nggak cukup tempat buat nyimpen semuanya."

Vherolla mengangguk, tetapi di dalam hatinya ia merasakan ada yang tidak beres. Matanya berkeliling ruangan, dan saat masuk ke kamar Romi, pandangannya langsung tertuju pada sebuah gitar baru yang terletak di pojok ruangan. Gitar itu terlihat mahal, dan Vherolla tahu betul bahwa Romi sangat menyukai musik, terutama bermain gitar sambil bernyanyi.

"Ini gitar baru ya, Rom?" tanya Vherolla dengan nada penuh kecurigaan.

Romi mengangguk santai, tanpa sedikit pun menunjukkan rasa bersalah. "Iya, baru beli kemarin."

Hati Vherolla bergetar. Dari mana Romi bisa mendapatkan uang untuk membeli gitar, sedangkan dia tidak punya pekerjaan tetap? Apa mungkin uang yang dipinjamnya untuk membuka usaha sembako justru dipakai untuk membeli gitar ini? Pikiran itu terus berputar di kepala Vherolla, membuatnya semakin tidak nyaman.

Setelah beberapa saat berbincang dengan Romi, Vherolla memutuskan untuk pulang. Saat keluar dari rumah, pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan dan kecurigaan. Ia tidak bisa tenang sebelum menemukan kebenaran tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan uang yang dipinjamkan kepada Romi.

Sesampainya di kos, Vherolla langsung menghubungi Rozak lewat pesan. Ia merasa perlu untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut. Setelah sedikit basa-basi, Vherolla menceritakan kebohongan yang dirasakannya. Ia bercerita tentang uang yang dipinjam Romi dengan alasan untuk membuka usaha sembako, tapi tidak ada bukti nyata tentang usaha tersebut.

Rozak membalas dengan cepat. "Setahu aku, kak Romi nggak pernah jualan sembako, Kak Vhe. Aktivitasnya sehari-hari cuma tidur, bangun, makan, dan keluyuran sama teman-temannya. Sering juga pulang dini hari dalam keadaan mabuk."

Hati Vherolla semakin panas. Ternyata, Romi tidak melakukan apa pun untuk mengubah hidupnya. Dia hanya memanfaatkan uang yang diberikan Vherolla untuk bersenang-senang. Namun, Vherolla masih merasa belum puas dengan jawaban Rozak. Ia pun memutuskan untuk bertanya pada Runi, adik Romi yang lain, untuk memastikan kebenaran ini.

Tak lama setelah mengirim pesan, Runi membalas dengan kalimat yang serupa dengan Rozak. "Aku juga nggak pernah lihat kak Romi jualan apa-apa, Kak Vhe. Sehari-hari dia cuma santai di rumah atau pergi sama teman-temannya. Aku pernah lihat dia pulang subuh dengan bau alkohol."

Pernyataan dari Runi menambah beban di hati Vherolla. Rasanya sakit mengetahui bahwa selama ini Romi telah berbohong kepadanya. Bukan hanya tentang usaha sembako yang tidak ada, tetapi juga tentang keseriusan Romi dalam menjalin hubungan mereka. Perlahan tapi pasti, Vherolla mulai sadar bahwa Romi tidak menghargai cinta dan pengorbanan yang ia berikan.

Setelah mematikan ponselnya, Vherolla termenung lama. Pikirannya terus berputar, mencari alasan untuk mempertahankan hubungan ini. Namun, semakin dalam ia berpikir, semakin sulit baginya untuk menemukan pembenaran. Romi telah mengecewakannya berkali-kali, dan kali ini Vherolla merasa tidak bisa lagi berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja.

Romi sudah merenggut banyak hal darinya, termasuk kepercayaannya. Tapi sekarang, saat semua kebohongan itu terkuak, Vherolla harus memutuskan langkah apa yang akan ia ambil selanjutnya. Apakah ia akan terus membiarkan dirinya dimanfaatkan, ataukah ia akan bangkit dan menghentikan semua ini sebelum hatinya hancur lebih dalam?

Malam itu, Vherolla merenung di balik selimut, menahan air mata yang tak mau berhenti mengalir.

Vherolla berbaring di tempat tidurnya, masih terpikirkan oleh semua yang baru saja ia ketahui. Hatinya terasa berat, campuran antara sakit hati dan rasa tidak percaya. Sungguh, Romi yang ia cintai dan percayai selama ini, ternyata telah membohonginya begitu dalam. Uang yang ia berikan dengan harapan untuk membantu Romi membuka usaha, ternyata digunakan untuk hal yang sama sekali berbeda. Lebih menyakitkan lagi, Romi tidak menunjukkan penyesalan, bahkan tidak menyadari bahwa kebohongannya telah diketahui oleh Vherolla.

Malam itu, pikiran Vherolla tidak berhenti bergulir. Ia memikirkan semua momen yang telah mereka lalui bersama, semua pengorbanan yang ia lakukan demi Romi. Teringat kembali bagaimana Romi berjanji untuk berubah, untuk lebih serius menjalani hidup, namun semua janji itu kini tampak kosong. Bagaimana mungkin Romi tega membohonginya?

Vherolla teringat masa awal hubungan mereka, ketika semuanya masih tampak manis. Romi dulu begitu perhatian, begitu hangat, dan membuat Vherolla merasa istimewa. Tapi seiring waktu, Vherolla menyadari bahwa perhatian itu mulai memudar, digantikan oleh sikap cuek dan permintaan yang semakin banyak. Kini, yang tersisa hanyalah kepedihan dan kebingungan.

Ia mencoba memikirkan alasan mengapa ia masih bertahan dengan Romi. Apakah karena cinta? Ataukah karena rasa tanggung jawab setelah apa yang terjadi di antara mereka? Sejak Romi merenggut keperawanannya, Vherolla merasa semakin sulit untuk melepaskan diri. Ada perasaan takut bahwa dirinya tidak akan bisa mendapatkan seseorang yang lebih baik, bahwa Romi adalah satu-satunya yang mau menerimanya. Namun, di sisi lain, ia tahu bahwa hubungan mereka tidak sehat. Cinta yang tulus tidak seharusnya membuat seseorang merasa hancur, bukan?

Ketika fajar mulai menyingsing, Vherolla akhirnya memutuskan bahwa ia perlu bicara dengan Romi. Tidak bisa begini terus. Ia harus mencari kejelasan, sekaligus memberi Romi kesempatan terakhir untuk memperbaiki diri. Jika Romi masih bersikap seperti ini, mungkin sudah saatnya bagi Vherolla untuk berpikir lebih serius tentang masa depannya sendiri tanpa Romi.

Pagi itu, dengan perasaan yang campur aduk, Vherolla mengirim pesan kepada Romi. Ia meminta Romi untuk bertemu dengannya di tempat yang biasa mereka datangi. Ada sesuatu yang harus mereka bicarakan, sesuatu yang tidak bisa ditunda lagi.

Vherolla menunggu dengan gelisah di kamarnya. Ia tidak tahu bagaimana pertemuan itu akan berakhir, tapi satu hal yang pasti, Vherolla sudah tidak bisa lagi menoleransi kebohongan dan perlakuan buruk dari Romi. Baginya, pertemuan itu adalah titik balik. Ini bukan hanya tentang uang atau janji-janji kosong, tapi tentang harga dirinya yang selama ini ia korbankan demi seseorang yang mungkin tidak layak untuk diperjuangkan.

Episodes
1 Pengkhianatan di Taman
2 Pertemuan Manis yang Menjebak
3 Pertemuan Dengan Keluarga
4 Kenangan Pahit dan Kehangatan Singkat
5 Ke Rumah Sahabat
6 Mulai Terabaikan
7 Pesan Mesra Meresahkan
8 Terperangkap dalam Dilema
9 Butuh Bahu!
10 Pesan Nyaman
11 Antara Dua Hati
12 Kebohongan Terkuak
13 Mantan Romi
14 Terjebak Cinta Palsu
15 Mereka Semua Mantannya
16 Playing Victim
17 Luluh
18 Cinta Pertama Romi
19 Jujur
20 Kemesraan Tanpa Batas
21 Getaran Aneh
22 Foto Mesra
23 Egois
24 Terkurung Cinta Buta
25 Siapa Lagi?
26 Luluh Lagi
27 Kebahagiaan Mungil
28 Ponsel Rusak
29 Godaan CEO Baru
30 Pertengkaran
31 Perang Mulut
32 Keraguan
33 Gelisah
34 Jumpa Kembali
35 Pengorbanan tak Terlihat
36 Pilihan Rumit
37 Semakin Akrab
38 Kesalahan yang Sama
39 modus Sana Sini
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60 (Part 2) Balas Dendam
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Penyesalan Terpendam
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 CLBK Semu
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Pengkhianatan di Taman
2
Pertemuan Manis yang Menjebak
3
Pertemuan Dengan Keluarga
4
Kenangan Pahit dan Kehangatan Singkat
5
Ke Rumah Sahabat
6
Mulai Terabaikan
7
Pesan Mesra Meresahkan
8
Terperangkap dalam Dilema
9
Butuh Bahu!
10
Pesan Nyaman
11
Antara Dua Hati
12
Kebohongan Terkuak
13
Mantan Romi
14
Terjebak Cinta Palsu
15
Mereka Semua Mantannya
16
Playing Victim
17
Luluh
18
Cinta Pertama Romi
19
Jujur
20
Kemesraan Tanpa Batas
21
Getaran Aneh
22
Foto Mesra
23
Egois
24
Terkurung Cinta Buta
25
Siapa Lagi?
26
Luluh Lagi
27
Kebahagiaan Mungil
28
Ponsel Rusak
29
Godaan CEO Baru
30
Pertengkaran
31
Perang Mulut
32
Keraguan
33
Gelisah
34
Jumpa Kembali
35
Pengorbanan tak Terlihat
36
Pilihan Rumit
37
Semakin Akrab
38
Kesalahan yang Sama
39
modus Sana Sini
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60 (Part 2) Balas Dendam
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Penyesalan Terpendam
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
CLBK Semu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!