Antara Dua Hati

Seminggu berlalu, Romi semakin sering menghilang dari pandangan Vherolla. Ia jarang membalas pesan atau menelepon lebih dulu, membuat Vherolla merasa diabaikan. Sementara itu, Rozak semakin sering menunjukkan perhatiannya. Setiap hari ada saja pesan yang ia kirimkan, mulai dari menanyakan kabar hingga memberikan kata-kata yang bisa membuat hati Vherolla sedikit lebih tenang. Vherolla tak bisa menahan rasa bingung yang melingkupi hatinya; Romi yang semakin dingin, sementara Rozak yang selalu ada.

Suatu sore, Rozak tiba-tiba datang ke kos Vherolla. "Kebetulan lewat sini, boleh masuk kan?" katanya sambil tersenyum. Vherolla yang sedang merapikan kamar hanya mengangguk dan membiarkannya masuk. Mereka duduk di sofa kecil di sudut kamar, berbicara santai sambil menikmati segelas kopi yang dibuat Vherolla.

"Kenapa kamu masih sama Romi? Dia itu nggak pantas buat kamu, Vhe," kata Rozak tiba-tiba, menghentikan obrolan santai mereka. "Aku tahu dia cuma mempermainkan perasaanmu."

Vherolla tersentak mendengar perkataan Rozak. "Maksudmu, Zak?" tanyanya pelan, sambil mencoba menahan rasa sakit yang tiba-tiba muncul di dadanya.

"Romi nggak akan berubah, Vhe. Dia selalu begitu. Pacar-pacarnya yang dulu juga diperlakukan sama," lanjut Rozak, nadanya sedikit lebih keras. "Dia nggak serius sama kamu."

Vherolla terdiam. Ada rasa ragu yang membuncah dalam dirinya, namun juga rasa tidak percaya. Selama ini, Vherolla memang merasakan keanehan dalam hubungan mereka, tapi mendengar hal itu langsung dari adik Romi membuatnya semakin ragu.

Tanpa sadar, Vherolla mendekat ke arah Rozak. Perasaannya mulai campur aduk antara sakit hati dan kebingungan. Rozak menyadari hal ini, dan dengan lembut meraih tangan Vherolla.

"Kalau kamu butuh seseorang yang lebih baik, aku ada, Vhe," katanya dengan suara yang hampir berbisik. Vherolla menatap Rozak, hatinya berdebar cepat. Perlahan, Rozak menariknya mendekat. Dan menatap Vherolla dengan tatapan yang sulit dimengerti. Perlahan Rozak mendekatkan bibirnya ke bibir Vherolla. Mereka hampir saja melakukan sesuatu yang terlarang, saat tiba-tiba terdengar ketukan di pintu.

Vherolla langsung berdiri dan membuka pintu. Di baliknya, tampak Runi berdiri dengan wajah marah. "Rozak! Apa yang kamu lakukan di sini?" seru Runi, menatap tajam ke arah Rozak.

"Aku cuma ngobrol sama Vherolla, nggak lebih," jawab Rozak, berusaha tenang.

Runi melangkah masuk, mendekati kakaknya. "Aku tahu apa yang kamu coba lakukan, dan itu nggak benar! Jangan main-main sama cewek yang pacarnya adalah kakakmu sendiri," katanya penuh emosi.

Perdebatan sengit pun terjadi di antara mereka. Rozak membela diri, sementara Runi terus menegurnya. Vherolla hanya bisa terdiam, merasa di tengah-tengah konflik yang tak seharusnya ia hadapi.

"Aku benci Romi karena dia nggak pernah serius sama Vherolla!" teriak Rozak akhirnya, membuat Vherolla tersentak.

"Dan kamu pikir mengambil kesempatan ini lebih baik? Kamu sama aja, Zak!" balas Runi dengan suara bergetar.

Vherolla akhirnya tak tahan lagi dan memutuskan untuk menghentikan mereka. "Cukup! Kalian berdua, pulanglah. Aku nggak mau mendengar pertengkaran kalian di sini." Ia membuka pintu lebar-lebar, berharap kedua adik kakak itu segera pergi.

Rozak menatap Vherolla dengan tatapan penuh arti, sementara Runi tampak masih kesal. Mereka akhirnya keluar dari kamar, meninggalkan Vherolla yang merasa campur aduk antara marah dan bingung.

Tak lama setelah itu, telepon Vherolla berdering. Nama Romi muncul di layar, membuat hatinya berdebar. Setelah beberapa detik ragu, Vherolla akhirnya mengangkat teleponnya.

"Sayang, kamu apa kabar?" suara Romi terdengar lembut di seberang, membuat Vherolla sedikit terkejut. Romi terdengar manis, tidak seperti biasanya.

"Aku baik," jawab Vherolla singkat.

"Kamu tahu nggak, aku sebenarnya kangen banget sama kamu," Romi melanjutkan dengan nada yang dibuat manis. "Tapi ada sesuatu yang bikin aku pusing akhir-akhir ini, Vhe."

"Apa itu, Rom?" tanya Vherolla, mulai curiga.

"Aku sedang mencoba usaha kecil-kecilan. Mau buka warung sembako di rumah, tapi butuh modal tambahan. Kamu bisa bantuin aku, kan?" suara Romi terdengar memelas.

Meski hatinya sudah penuh keraguan dan sakit hati, entah kenapa Vherolla tidak bisa menolak. Romi selalu berhasil membuatnya merasa iba, membuatnya merasa seolah ia harus selalu ada untuk menolongnya. "Berapa yang kamu butuh, Rom?" tanyanya lemah.

"Nggak banyak kok, Vhe, cuma dua setengah juta. Aku janji akan kembalikan begitu warungnya mulai jalan," jawab Romi dengan nada penuh keyakinan.

Vherolla terdiam sejenak, namun akhirnya ia setuju. Seolah terhipnotis oleh kata-kata manis Romi, ia pun kembali mengambil tabungannya dan mentransfer uang kepada Romi, meskipun hatinya tahu bahwa janji itu mungkin hanya akan kembali diingkari.

Begitu selesai, Vherolla menghempaskan dirinya di atas kasur, menatap langit-langit dengan perasaan yang bercampur aduk. Romi kembali membuatnya bingung, sementara Rozak kini juga mulai masuk ke dalam pikirannya. Namun, apa pun yang terjadi, Vherolla tahu bahwa ia sudah terlalu dalam terjerat oleh perasaannya terhadap Romi.

Setelah mentransfer uang kepada Romi, Vherolla duduk di tepi ranjang, tangannya gemetar. Rasa tak berdaya menggerogoti dirinya. Mengapa ia selalu menyerah pada permintaan Romi, padahal dalam hati kecilnya ia tahu Romi mungkin hanya memanfaatkannya? Vherolla menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan hatinya yang gelisah. Mungkin Romi benar-benar akan berubah kali ini, ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri, meskipun sulit.

Pikirannya melayang kembali ke kejadian di kos tadi. Rozak dan Runi. Perdebatan mereka begitu intens, seolah ada hal besar yang selama ini disembunyikan dari dirinya. Apalagi ketika Rozak secara terbuka menyatakan ketidaksukaannya pada Romi. Itu membuat Vherolla semakin bingung. Benarkah Romi tidak serius? Apa yang sebenarnya terjadi di balik semua ini?

Namun, yang lebih mengganggunya adalah perilaku Rozak. Dia berbeda dari kakaknya, lebih perhatian dan sering kali hadir di saat Vherolla merasa sendiri. Tapi sikapnya tadi di kos juga membuat Vherolla semakin khawatir. Apakah Rozak punya niat tersembunyi? Apa yang akan terjadi kalau tadi Runi tidak datang dan menghentikan mereka?

Vherolla menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir pikiran-pikiran itu. Semua ini terlalu rumit. Ia merasa terjebak antara dua pilihan yang sama-sama berat. Di satu sisi, ia mencintai Romi, meski pria itu kerap membuatnya kecewa. Di sisi lain, Rozak hadir dengan perhatian yang membuatnya merasa diperhatikan dan dilindungi. Namun, apakah perhatian itu tulus, atau sekadar cara untuk mendapatkan sesuatu darinya?

"Ah, aku nggak mau mikirin ini sekarang," gumam Vherolla sambil meremas rambutnya frustasi. Ia memutuskan untuk mandi dan beristirahat, berharap bisa melupakan sejenak semua kebingungan yang menghantuinya. Namun, di dalam hati, Vherolla tahu bahwa keputusan yang harus ia ambil akan semakin rumit seiring berjalannya waktu. Apalagi dengan Romi yang terus meminta bantuan, dan Rozak yang makin sering muncul di hidupnya.

Episodes
1 Pengkhianatan di Taman
2 Pertemuan Manis yang Menjebak
3 Pertemuan Dengan Keluarga
4 Kenangan Pahit dan Kehangatan Singkat
5 Ke Rumah Sahabat
6 Mulai Terabaikan
7 Pesan Mesra Meresahkan
8 Terperangkap dalam Dilema
9 Butuh Bahu!
10 Pesan Nyaman
11 Antara Dua Hati
12 Kebohongan Terkuak
13 Mantan Romi
14 Terjebak Cinta Palsu
15 Mereka Semua Mantannya
16 Playing Victim
17 Luluh
18 Cinta Pertama Romi
19 Jujur
20 Kemesraan Tanpa Batas
21 Getaran Aneh
22 Foto Mesra
23 Egois
24 Terkurung Cinta Buta
25 Siapa Lagi?
26 Luluh Lagi
27 Kebahagiaan Mungil
28 Ponsel Rusak
29 Godaan CEO Baru
30 Pertengkaran
31 Perang Mulut
32 Keraguan
33 Gelisah
34 Jumpa Kembali
35 Pengorbanan tak Terlihat
36 Pilihan Rumit
37 Semakin Akrab
38 Kesalahan yang Sama
39 modus Sana Sini
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60 (Part 2) Balas Dendam
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Penyesalan Terpendam
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 CLBK Semu
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Pengkhianatan di Taman
2
Pertemuan Manis yang Menjebak
3
Pertemuan Dengan Keluarga
4
Kenangan Pahit dan Kehangatan Singkat
5
Ke Rumah Sahabat
6
Mulai Terabaikan
7
Pesan Mesra Meresahkan
8
Terperangkap dalam Dilema
9
Butuh Bahu!
10
Pesan Nyaman
11
Antara Dua Hati
12
Kebohongan Terkuak
13
Mantan Romi
14
Terjebak Cinta Palsu
15
Mereka Semua Mantannya
16
Playing Victim
17
Luluh
18
Cinta Pertama Romi
19
Jujur
20
Kemesraan Tanpa Batas
21
Getaran Aneh
22
Foto Mesra
23
Egois
24
Terkurung Cinta Buta
25
Siapa Lagi?
26
Luluh Lagi
27
Kebahagiaan Mungil
28
Ponsel Rusak
29
Godaan CEO Baru
30
Pertengkaran
31
Perang Mulut
32
Keraguan
33
Gelisah
34
Jumpa Kembali
35
Pengorbanan tak Terlihat
36
Pilihan Rumit
37
Semakin Akrab
38
Kesalahan yang Sama
39
modus Sana Sini
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60 (Part 2) Balas Dendam
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Penyesalan Terpendam
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
CLBK Semu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!