Ke Rumah Sahabat

Hari Minggu itu, Vherolla memutuskan untuk memanfaatkan waktu liburnya dengan mengunjungi sahabatnya, Yasmin. Setelah seminggu penuh bekerja, ia butuh melepaskan diri dari semua rutinitas dan juga, tentu saja, dari pikiran-pikiran yang mengganggu tentang hubungannya dengan Romi.

Vherolla tiba di rumah Yasmin sekitar pukul sepuluh pagi. Yasmin sudah menunggunya di depan pintu dengan senyum lebarnya yang khas.

“Vhe! Akhirnya kita bisa ketemu lagi! Udah lama banget nggak main bareng,” seru Yasmin sambil memeluk Vherolla erat.

“Iya, Yas. Udah kangen banget, deh,” jawab Vherolla sambil tersenyum lebar. "Kamu gimana? Sehat-sehat aja kan?"

Mereka berdua masuk ke rumah dan duduk di ruang tamu. Setelah berbasa-basi sebentar, percakapan mulai mengarah ke topik yang selalu mereka bahas, yakni percintaan.

“Kamu sama Romi gimana? Masih adem ayem aja kan?” tanya Yasmin dengan nada menggoda.

Vherolla tersenyum kecil, berusaha menutupi rasa gelisah yang masih tersisa di hatinya. “Ya, gitu deh. Kadang ada manisnya, kadang juga ada dramanya,” jawabnya diplomatis.

Yasmin menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. “Kamu pasti bahagia banget, ya. Aku jadi iri, pengen banget punya pacar kayak kamu. Aku udah lama banget jomblo, nih. Masa iya nggak ada cowok yang mau sama aku?”

Vherolla tertawa kecil mendengar curhatan sahabatnya. “Yas, kamu tuh cantik, pintar, dan lucu. Banyak cowok yang bakal ngantri buat jadi pacar kamu, kok. Kamu aja yang terlalu milih-milih.”

Yasmin mendesah panjang. “Ya, tapi kok nggak ada yang bener-bener nempel, sih. Aku kadang mikir, apa mungkin aku nggak menarik?”

Vherolla menggeleng cepat. “Kamu salah besar. Kamu itu menarik banget, tinggal tunggu waktu aja sampe ketemu yang cocok.”

Setelah bercanda dan berbagi cerita, mereka memutuskan untuk keluar rumah dan jalan-jalan santai ke pusat kuliner yang ada di dekat komplek rumah Yasmin. Hari itu cuaca cerah, sempurna untuk menikmati hari tanpa beban. Di sepanjang jalan, mereka berbincang santai sambil sesekali bercanda.

"Yas, aku ada satu solusi buat kamu biar nggak jomblo lagi," kata Vherolla dengan nada misterius.

Yasmin menoleh dengan penasaran. "Apa tuh? Jangan-jangan kamu mau ngenalin aku sama temen cowok kamu?"

Vherolla tertawa kecil. "Bukan temen, tapi cogan yang pas banget buat kamu," ujarnya sambil melirik ke arah seorang pria yang tengah duduk sendirian di salah satu kafe yang mereka lewati.

Yasmin memperhatikan pria itu dengan seksama. "Hah, yang itu? Lumayan sih, tapi siapa dia?"

Vherolla melambaikan tangan dengan semangat ke arah pria tersebut. Yasmin terkejut melihat reaksi Vherolla yang begitu antusias. Pria itu pun menoleh, dan seketika Vherolla menyadari bahwa cogan itu ternyata tidak lain adalah Runi, adik Romi.

"Runi! Sini dong!" seru Vherolla sambil melambaikan tangan.

Runi segera berdiri dan berjalan mendekat. "Vhe! Wah, nggak nyangka ketemu di sini. Ngapain kamu di sini?"

"Santai aja sama Yasmin. Eh, kamu kenal Yasmin belum? Ini sahabatku," kata Vherolla sambil memperkenalkan Yasmin kepada Runi.

Runi tersenyum sopan sambil menjabat tangan Yasmin. "Salam kenal, Yasmin. Aku Runi, adiknya Romi."

Yasmin tersipu malu. "Salam kenal juga, Runi."

Vherolla menatap keduanya dengan tatapan nakal. "Eh, Yas, kayaknya kamu tadi bilang pengen pacar, kan? Gimana kalau coba kenal lebih dekat sama Runi?" godanya sambil tertawa.

Yasmin langsung memukul lengan Vherolla pelan sambil tersipu. "Ih, Vhe, jangan gitu ah!"

Runi, yang menangkap canda itu, ikut tertawa. "Tenang, Yasmin. Nggak usah malu-malu. Kapan-kapan kita bisa nongkrong bareng lagi."

Vherolla tersenyum puas melihat interaksi mereka. "Gimana kalau kita makan bareng aja sekarang? Udah lama juga aku nggak makan enak."

Tanpa ragu, mereka bertiga masuk ke salah satu restoran yang ada di sana dan memesan makanan favorit mereka. Percakapan berlangsung hangat, penuh tawa dan canda, terutama ketika Vherolla terus menggoda Yasmin dan Runi.

Setelah makan, suasana semakin akrab. Yasmin, yang awalnya canggung, mulai merasa nyaman berbincang dengan Runi. Mereka saling bertukar cerita, dan tentunya saling bertukar nomor ponsel temasuk Vherolla dan Runi.

Vherolla tersenyum senang melihat sahabatnya itu terlihat mulai tertarik pada Runi. Baginya, mungkin ini adalah awal yang baik bagi Yasmin. Setidaknya, Yasmin tak perlu merasakan kesepian seperti sebelumnya.

Di akhir pertemuan, sebelum mereka berpisah, Runi menatap Yasmin dan berkata, “Jangan lupa, kalau ada waktu, kabarin aja. Kita bisa ketemu lagi.”

Yasmin mengangguk sambil tersenyum, "Iya, Runi. Makasih, ya."

Ketika mereka berjalan pulang, Vherolla dengan cepat memeluk Yasmin dari samping sambil berkata, “Gimana, Yas? Nggak nyesel kan ketemu Runi?”

Yasmin hanya tersenyum malu-malu. “Ih, kamu! Nanti dulu, ah. Kita baru kenal juga. Tapi, ya… dia orangnya enak diajak ngobrol.”

Vherolla tertawa. “Pokoknya aku dukung, deh. Siapa tahu ini jodoh kamu, Yas.”

Vherolla dan Yasmin berjalan di depan, sementara Runi berjalan santai di belakang mereka. Sepanjang perjalanan, Vherolla terus menggoda Yasmin dengan candaan-candaan ringan tentang Runi.

“Yas, kamu lihat nggak tadi waktu Runi senyum-senyum ke kamu? Aduh, senyumnya manis banget, ya,” kata Vherolla sambil menoleh ke Yasmin yang hanya bisa tersipu.

Yasmin berusaha tetap tenang, meskipun jantungnya berdebar kencang. “Udah deh, Vhe. Jangan ngegoda terus. Kita baru ketemu, dan dia juga kan adiknya pacar kamu,” ujar Yasmin, berusaha meredakan kehebohan Vherolla.

“Tapi serius, Yas, aku rasa kamu cocok banget sama dia. Kalian punya banyak kesamaan. Aku yakin, ini bisa jadi awal yang bagus buat kamu,” lanjut Vherolla sambil mengedipkan mata.

Di belakang mereka, Runi hanya tersenyum kecil mendengar obrolan dua sahabat itu. Ia menikmati suasana santai dan kehangatan pertemuan ini. Tanpa disadari oleh Yasmin, Runi juga memperhatikan Yasmin dengan penuh rasa ingin tahu. Yasmin memang terlihat berbeda dari kebanyakan perempuan yang pernah ditemuinya, lebih apa adanya dan rendah hati.

Setelah beberapa saat, Vherolla menoleh ke arah Runi dan berkata, “Runi, jangan terlalu diem dong! Ikut ngobrol sama kita, biar makin seru.”

Runi tertawa kecil, kemudian berjalan lebih dekat ke arah mereka. “Aku lagi menikmati percakapan kalian, Vhe. Seru juga dengerin kamu ngegoda Yasmin.”

Yasmin hanya bisa tersenyum malu. “Kamu jangan ikut-ikutan, dong, Runi.”

“Aku nggak ngegoda kok, cuma kasih semangat. Yasmin orang yang menyenangkan diajak ngobrol,” jawab Runi dengan senyum simpul.

Setelah bercanda dan berbincang sepanjang perjalanan, mereka akhirnya tiba di depan rumah Yasmin. Sebelum berpisah, Vherolla tak lupa menggoda lagi, “Yas, jangan lupa ya nanti malam ajak ngobrol Runi. Siapa tahu kalian bisa lebih dekat.”

Yasmin hanya bisa menggeleng sambil tersenyum, dan akhirnya mereka pun berpamitan. Yasmin dan Runi saling melambaikan tangan, sementara Vherolla terus tersenyum puas melihat sahabatnya mulai dekat dengan seseorang.

“See you, Runi!” kata Vherolla sambil melambaikan tangan.

“See you, Vhe. Yasmin, sampai ketemu lagi ya,” jawab Runi dengan senyum penuh makna.

Hari itu pun diakhiri dengan senyuman dan harapan baru, terutama bagi Yasmin.

Episodes
1 Pengkhianatan di Taman
2 Pertemuan Manis yang Menjebak
3 Pertemuan Dengan Keluarga
4 Kenangan Pahit dan Kehangatan Singkat
5 Ke Rumah Sahabat
6 Mulai Terabaikan
7 Pesan Mesra Meresahkan
8 Terperangkap dalam Dilema
9 Butuh Bahu!
10 Pesan Nyaman
11 Antara Dua Hati
12 Kebohongan Terkuak
13 Mantan Romi
14 Terjebak Cinta Palsu
15 Mereka Semua Mantannya
16 Playing Victim
17 Luluh
18 Cinta Pertama Romi
19 Jujur
20 Kemesraan Tanpa Batas
21 Getaran Aneh
22 Foto Mesra
23 Egois
24 Terkurung Cinta Buta
25 Siapa Lagi?
26 Luluh Lagi
27 Kebahagiaan Mungil
28 Ponsel Rusak
29 Godaan CEO Baru
30 Pertengkaran
31 Perang Mulut
32 Keraguan
33 Gelisah
34 Jumpa Kembali
35 Pengorbanan tak Terlihat
36 Pilihan Rumit
37 Semakin Akrab
38 Kesalahan yang Sama
39 modus Sana Sini
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60 (Part 2) Balas Dendam
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Penyesalan Terpendam
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 CLBK Semu
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Pengkhianatan di Taman
2
Pertemuan Manis yang Menjebak
3
Pertemuan Dengan Keluarga
4
Kenangan Pahit dan Kehangatan Singkat
5
Ke Rumah Sahabat
6
Mulai Terabaikan
7
Pesan Mesra Meresahkan
8
Terperangkap dalam Dilema
9
Butuh Bahu!
10
Pesan Nyaman
11
Antara Dua Hati
12
Kebohongan Terkuak
13
Mantan Romi
14
Terjebak Cinta Palsu
15
Mereka Semua Mantannya
16
Playing Victim
17
Luluh
18
Cinta Pertama Romi
19
Jujur
20
Kemesraan Tanpa Batas
21
Getaran Aneh
22
Foto Mesra
23
Egois
24
Terkurung Cinta Buta
25
Siapa Lagi?
26
Luluh Lagi
27
Kebahagiaan Mungil
28
Ponsel Rusak
29
Godaan CEO Baru
30
Pertengkaran
31
Perang Mulut
32
Keraguan
33
Gelisah
34
Jumpa Kembali
35
Pengorbanan tak Terlihat
36
Pilihan Rumit
37
Semakin Akrab
38
Kesalahan yang Sama
39
modus Sana Sini
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60 (Part 2) Balas Dendam
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Penyesalan Terpendam
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
CLBK Semu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!