Kesedihan Saat Kelahiran

Setelah bayi selesai dibersihkan oleh dukun bayi lalu letakan disamping marni. Namun sebelumnya dukun bayi sudah membersihkan Marni terlebih dahulu.

“ Anaknya diberi asi dulu marni, agar merangsang air susumu biar cepat keluar," ucap dukun bayi sembari memberikan bayi tersebut pada marni.

“ Iya mbah, terimakasih. Maaf sudah merepotkan mbah," marni mengucapkan banyak terimakasih karena bantuan dukun bayi.

Dukun bayi membalas dengan senyuman pada marni. Karena haru sudah mulai siang ia berpamitan untuk pulang karena ada yang mau melahirkan lagi, dan sudah ada yang menunggu diluar rumah marni. Tak lupa Kusno memberikan amplop untuk tebusan ada dukun bayi.

“ Terimakasih mbah Sastro sudah membantu istri saya, ini ada sedikit buat mbah semoga bermanfaat mbah. Hati-hati di jalan," ucap kusno dan meraih tangan mbah Sastro.

“ Sama-sama nak Kusno, nanti di jaga dan diurus baik-baik istrimu. Sekarang dia masih sangat lemah setelah melahirkan, jangan lupa dibuatkan jamu ya nak kusno biar lekas sehat lagi," jawab mbah Sastro mengingatkan kusno dan berjalan keluar lalu naik sepeda milik seseorang yang menjemput mbah sastro.

“Baik mbah," ujar kasno singkat.

Setelah mbah Sastro pergi, kusno kembali masuk kerumah menemui istrinya dan membawakan jamu. Kusno mengurus istrinya dengan penuh kasih sayang. Sudah masuk satu minggu hari kelahiran anak mereka, dan mengadakan acara pemberian nama.

Marni meminta uang kepada kusno untuk keperluan acara pemberian nama dan akikahan anak mereka.

“Maaf mas aku mau minta uang buat beli semua belanjaan dan kambing akikah buat anak kita mas," ucap marni.

“Aku tidak punya dek, kemarin sisa cuma buat bayar mbah sastro," ujar kusno beralasan.

Marni tidak mempercayai perkataan kusno karena sebelum lahiran Marni sempat melihat isi dompet suaminya ada Rp 200.000. Marni mengira uang itu untuk persiapan anak lahiran, karena ia hanya diberi uang belanja Rp 10.000 selama seminggu untuk kebutuhan dapur. Dan setiap ia memberi marni uang harus sisa Rp 1.000. Di tahun 1992 jumlah uang Rp 200.000 sudah terbilang sangat banyak.

Disinilah Marni meluapkan Emosinya hingga terjadi perselisihan diantara mereka. Sampai Kusno menggendong ia berkata akan membuang anaknya. Sontak saja marni menangis tersedu-sedu dan meraih anak yang digendong Kusno.

“Tega kamu mas, aku yang mengandung dan melahirkannya. Aku sudah cukup bersabar selama ini mas padamu, didepan semua aku selalu bersikap bahagia dan menerimamu apa adanya mas. Tega kamu ya mas, aku hanya meminta untuk biaya acara anak kita sendiri. Kamu malah bertindak seperti ini. Asal kamu tahu saja mas aku melihat dompetmu tempo hari ada uang Rp 200.000. Lalu kemana semua uang itu mas, aku kira kamu memikirkanku mas. Atau kamu berikan uang itu pada ibu dan adik-adikmu lagi mas! Aku ini istrimu mas, seharusnya kamu juga memikirkan ku mas. Bukan hanya kamu perdulikan keluargamu saja," ucap marni dengan tangisan begitu menyedihkan.

Sanak saudara tetangga berdatangan melerai marni dan kusno. Dan ada yang langsung meraih anak Marni takut terjadi sesuatu pada anak mereka.

Setelah kejadian itu, marni menjadi sangat kecewa pada suaminya. Namun dia berusaha tetap baik pada suaminya meski hatinya terluka.

Beberapa hari kemudian tepatnya satu minggu setelah acara pemberian nama untuk mereka . Kusno izin kembali pulang kerumah ibunya karena ada pekerjaan.

Namun sudah dua minggu Kusno belum pulang menemui marni. Marni merasa gelisah takut ada sesuatu yang terjadi pada suaminya. Marni segera menyusul suaminya, sesampainya dirumah mertuanya, ia melihat suaminya sedang duduk santai diteras. Mertuanya keluar menyambut kedatangan Marni. Lalu menggendong cucunya.

“ Cantik anaknya ndok, siapa namanya? Ibu lupa," tanya ibu mertua marni.

“ Namanya Diantisna, dipanggil Tisna," ujar marni.

“ Nama yang indah, itu suamimu didepan. Biar Tisna ibu yang gendong," ucap ibu mertua marni sembari berdiri menggendong cucunya menggunakan kain batik panjang.

Marni mendekati suaminya menanyakan kenapa dia tak kunjung pulang. Kusno menjelaskan jika ia masih ada pekerjaan. Kusno terbilang anak dari orang berada pada masa itu, sedangkan Marni anak seorang janda miskin. Marni merasa ada yang disembunyikan oleh suaminya. Namun Marni mencoba menepis semua itu. Karena sebelumnya mereka sempat ada adu mulut.

“ Ya sudah mas, ayo kita pulang kerumah,” ajak marni pada kusno.

“ Iya dek, tapi sekarang mamas berangkat kerja lagi. Mungkin sore baru pulang," ujar kusno.

Kusno kembali pergi kerja, sedangkan Marni menunggu suaminya dirumah mertuanya. Sudah sore tapi suaminya belum pulang-pulang. Tetapi marni tetap setia menunggu suaminya kembali.

Satu minggu kemudian Tisna sakit, marni ingin membawanya berobat tapi dia tidak mempunyai uang. Marni memberanikan diri meminta uang kembali pada suaminya untuk membawa Tisna berobat pada bidan karena panasnya tak kunjung reda.

Namun jawaban kusno sungguh menyakitkan dan diluar dugaan marni.

“ Tak perlu dibawa kebidan nanti juga sembuh sendiri, kita harus hemat," ujar kusno.

“ Tapi mas, badan tisna sudah beberapa hari tidak menurun. Aku juga sudah paki obat tradisional tapi tidak ada reaksinya. Ayolah mas demi anak kita mas," ucap marni memohon pada suaminya.

“ Aku bilang tidak perlu, uangnya tinggal sedikit. Jika kamu ingin membawanya kebidan bawa sendiri sana cari utangan atau kamu bawa tempat orangtuamu ,"ujar kusno.

“ Tapi mas, kamu saja ada uang kenapa harus cari utangan. Ini anakmu mas yang sakit, anak kita," jawab marni sedikit menitikan air mata.

“ Terserah kamu mau bilang apa, ini uang mau dipakai adikku," ujar kusno lalu pergi meninggalkan marni.

Marni menangis meratapi nasibnya saat ini, setelah melahirkan anak perempuan yang mereka dambakan. Ternyata kebahagiaan yang selama ini rasakan berubah menjadi derita. Namun marni sadar ini bukan kesalahan dari anaknya, marni hatinya sangat hancur. Hingga ia memutuskan untuk pulang kerumah orang tuanya karena perlakuan suaminya.

Ia berjalan menyusuri jalan setapak sampai akhirnya sampai dirumah orang tuanya. Sesampainya dirumah marni mengetuk pintu. Betapa terkejutnya ibu marni saat membuka pintu melihat marni menangis dan menggendong anaknya.

“ Ya Allah marni! Ayo masuk nak, ada apa denganmu nak, kenapa bisa jadi seperti ini? Apa yang sudah kusno lakukan padamu nak. Ya Allah nak kenapa badan Tisna bisa sampai panas seperti ini, kamu kehujanan begini dijalan. Dimana suamimu?," ucap ibu marni dengan rasa penuh kekhawatiran.

Namun Marni tak menjawab sepatah katapun, ia hanya bisa menangis meratapi nasib yang ia alami saat ini. Ibu marni berusaha untuk menghiburnya, setelah dirasa marni sudah mulai tenang. Ia meminta marni untuk mandi dan bersiap untuk membawa anaknya kebidan. Selesai mandi marni menyusui anaknya terlebih dahulu sebelum dibawa kebidan.

“ Cepat Marni nanti dokternya pergi menemui pasien yang lainnya,” ucap ibu marni.

“ Iya bu ini sudah selesai,” jawab marni yang baru selesai menyusui.

Mereka bergegas kebidan atau dokter didesa marni orangnya sangat baik dan sabar tapi entah kenapa banyak warga kampung yang lebih suka lahiran dengan dukun bayi dibandingkan dengan bidan atau dokter. Mungkin karena faktor dari biaya.

Sesampainya disana, Tisna segera ditangani oleh dokter karena kejang-kejang. Marni begitu panik melihat anaknya. Ia hanya bisa menangis, namun rasa panik dan khawatir hilang saat terlihat keadaan anaknya mulai stabil.

“ Dokter anak saya kenapa tadi bisa seperti itu?," tanya Marni.

“ Tidak mengapa bu, itu sering terjadi pada anak-anak disebabkan suhu panas di tubuh yang tinggi. Beruntungnya ibu datang tepat waktu kesini. Tapi saya sarankan pada ibu jika suatu hari nanti tubuh anak ibu mulai panas kembali. Segera dikompres saja sebagai pertolongan pertama, jika panasnya tak kunjung reda nanti dibawa saja kesini bu," ujar dokter menjelaskan.

“ Iya dokter, terimakasih," jawab marni.

Setelah Tisna ditangani oleh dokter, marni merasa tenang. Marni belum diperbolehkan pulang oleh dokter karena cuaca sedang tidak baik, air hujan mulai turun. Beruntungnya dokter sangat baik dan marni diminta untuk menginap saja karena jika terjadi sesuatu pada Tisna bisa segera ditangani.

Marni menyetujui permintaan dokter, Marni menginap dirumah bu dokter ditemani ibunya.

“ Yang sabar ya nak, insyaallah besok Tisna pasti sudah sembuh. Kamu fokus saja pada anakmu, jika kamu terlalu bersedih nanti bisa berpengaruh pada anakmu. Ini makanlah, kamu belum makan dari kamu pulang. Dijaga kesehatannya, tadi adikmu Iman mengantarkan nasi untukmu," ujar ibu marni.

“ Iya bu, lalu dimana sekarang Iman bu?," tanya marni.

“ Dia sudah pulang, dirumah tidak ada orang. Kakakmu Yanti lagi rewang dirumah uwak. Katanya mau ada hajat, sudah kamu makan saja yang kenyang. Ibu tadi sudah makan duluan," jawab ibu marni.

Dengan lahapnya marni makan makanan yang diantar oleh adiknya. Ibu memandangi marni keheranan, tidak biasanya marni makan begitu lahap seperti orang kelaparan yang tidak makan 3 hari. Namun ibu marni mencoba menepis fikiran buruknya. Ia berharap semua baik-baik saja tidak seperti yang ia fikirkan.

Alhamdulillah sekitar pukul empat pagi Tubuh tisna sudah tidak panas lagi. Marni sudah lega, ia sampai terjaga semalaman demi anaknya. Ibu marni baru saja terbangun.

“ Kamu tidur dulu nak, biar Tisna ibu yang jaga," ujar ibu marni.

“ Aku belum mengantuk bu, sebentar lagi juga subuh. Aku mau ke toilet dulu bu, titip Tisna ya bu," ujar marni melangkahkan kaki ke toilet.

Ibu marni mencium Tisna dengan rasa haru dihatinya. Tak menyangka jika anak sekecil ini sudah harus mendapatkan penderitaan. Seharusnya ia mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah, namun ayahnya begitu tega padanya. Tak terasa air mata berlinang membasahi pipi ibu marni. Cepat-cepat ia usap air matanya, sebab marni sudah keluar dari toilet.

Kemudian bergantian ibu marni ke toilet untuk membasuh wajahnya agar terlihat segar. Tak berselang lama hari sudah mulai terang. Dokter datang menghampiri marni dikamar tamu menanyakan keadaan Tisna.

“ Alhamdulillah dokter anak saya sudah reda panasnya, maaf sudah merepotkan dokter,"ucap marni.

“ Tidak merepotkan, anggap saja seperti saudara sendiri bu. Jika anaknya sakit jangan sungkan untuk dibawa kesini bu, tak perlu memikirkan masalah biaya. Yang terpenting adalah kesehatan anak ibu," jawab dokter.

“ Masyaallah terimakasih bu dokter," ujar marni.

“ Panggil saja saya Noni atau mba Noni bu, terlalu canggung jika dipanggil bu dokter. Biar lebih akrab panggil nama saja," jawab bu dokter sembari menggendong anak marni yang menggemaskan.

“ Baik mba Noni, terimakasih banyak atas semua bantuannya. O..iya berhubung hari sudah siang, adik saya juga sudah menjemput saya izin pulang dulu," ucap marni.

“ Iya bu, ini anaknya. Hati-hati dijalan bu," sembari memberikan anak marni.

Marni pulang dibonceng oleh Iman sedangkan ibu marni di bonceng keponakan Marni. Sesampainya di rumah, marni meletakkan anaknya di atas ayunan yang baru saya dibuat oleh Iman. Iman memperhatikan marni dengan penuh haru didalam hatinya. Lagi-lagi air mata tak terbendung oleh iman, namun lekas ia usap air matanya lalu mendekati Tisna.

“ Tisna sayang ini om Iman, nanti biar om Iman saja yang mengurus semua kebutuhan Tisna ya nak. Nanti kalau udah bisa ngomong panggil Bapak ya nak hahaha," ucap iman sedikit tertawa menghibur kakaknya.

Marni yang baru saja keluar dari dapur membawakan Iman satu gelas teh hangat. Ia tersenyum melihat adiknya yang bersikap seperti seorang ayah berbincang-bincang dengan anaknya.

“ Iman iman, ada saja tingkahmu. Kalau kamu dipanggil bapak saat dia udah mulai bicara apa kamu tidak malu? Belum menikah kok dipanggil bapak, nanti dikira ini anak kamu beneran lho, hahaha," ucap marni sedikit tertawa.

Kini Iman merasa sedikit bahagia melihat marni tertawa.

" Buat apa malu, sudah sana mba mandi biar Tisna saya yang urus. Hehehe aku bisa sambil belajar rawat anak mba. Kalau aku sudah menikah dan punya anak tidak kaget nantinya saat mengurus anak keci," ujar Iman sedikit tertawa sembari menyeruput teh hangat yang dibuat marni.

Marni kemudian pergi mandi sedangkan ibu marni sedang sibuk didapur masak, mencuci piring-piring kotor serta membersihkan dapur karena belum sempat ia dibersihkan. Dari dapur ibu marni memangil iman diminta memanggilkan mbah sastro setelah sarapan untuk mengurut marni. Selesai sarapan dan memandikan tisna dan memakaikan baju serta minyak kayu putih agar tisan harum.

Kemudian ibu mendekati Iman untuk segera menjemput mbah sastro.

"Iya bu tunggu sebentar, mba marni sedang mandi, aku menjaga Tisna dulu," jawab iman yang masih menggendong Tisna.

“ Sini biar ibu saja yang gendong, kamu cepat pergi jemput mbah sastro nanti kesiangan, orangnya pergi kesawah," ujar ibu.

“ Baik bu, nanti kalau mba marni sudah selesai mandi. Bilang padanya Tisna sudah saya mandikan, sudah harum pokoknya," ujar iman sembari berjalan menuntun sepeda.

“ Iya nanti ibu sampaikan, tapi tidak di sampaikan juga sudah terlihat jika Tisna sudah mandi," jawab ibu.

“ Hahaha, baiklah bu kalau begitu aku berangkat dulu," jawab iman berpamitan pada ibu dan mengayuh sepedanya.

Marni baru saja selesai mandi, ia mencari-cari anaknya. Karena ia sudah menyiapkan air hangat untuk memandikan anaknya. Marni keluar dari rumah lalu mendekati ibunya yang sedang duduk diteras.

“ Anakmu sudah mandi nak, tadi iman yang memandikannya. Ini lihatlah udah cantik dan harum," ujar ibu.

“ Sejak kapan iman bisa memandikan anak sekecil ini bu? Aku kira belum mandi, jadi tadi sudah ku siapkan air hangat untuk tisna," ujar marni.

“ Ibu juga tidak tau, tapi sudahlah yang penting anak sudah mandi. Kamu sarapan dulu selesai sarapan disusui anaknya, sepertinya Tisna sudah haus. Jangan lupa jamu diminum, tadi ibu letakkan diatas meja," jawab ibu sembari menimang cucunya.

Terpopuler

Comments

Star Sky

Star Sky

lanjut terus kak, jangan sampe terlewat kisahnya ya,🤭

2024-10-17

1

safea

safea

marni ayo tinggalin aja si kusno itu, ngapain kamu bertahan sama orang kaya gitu. ih aku kesel sendiri jadinyaa

2024-10-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!