BAB 2- Tetap Ditahan

HAPPY READING

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

"Ahhhkkkk!!"

Belum puas, Gadis mencengkram baju wanita itu, lalu memberikan tinju pada wajah dan perut wanita paruh baya itu berulang kali.

Tahanan lain semakin ketakutan menyaksikannya. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang berani ikut campur atau mencoba melerai. Karena mereka takut akan bernasib sama.

Apalagi para tahanan yang selama ini selalu mendapatkan perlakuan buruk dari ketiga tahanan yang sok berkuasa itu. Meski merasa ketakutan, namun mereka juga senang hingga tersenyum kecil melihat wanita yang selalu bersikap semena-mena terhadap mereka, dihajar habis-habisan oleh Gadis yang dia sebut anak kecil itu.

Ibaratnya, senjata makan tuan. Niatnya yang ingin menjadikan gadis itu rempeyek, malah dia sendiri yang dijadikan samsak. Kasian sekali.

"Ampun, ampun. Tolong jangan sakiti saya lagi. Saya janji, akan menuruti semua perkataanmu," seru wanita gendut itu sambil menangis, bersimpuh dan menyatukan kedua telapak tangannya kedepan Gadis. Memohon agar dia tidak menyakitinya lagi.

Gadis menatap wanita itu sambil bersidekap dada, mencoba menimbang-nimbang permohonannya.

"Oke. Karena lho hampir seumuran sama nyokap gue, kali ini gue maafin. Tapi awas ya, kalau lho masih berani sok berkuasa disini, gue habisin lho." Gadis mengepalkan tangannya kedepan wanita yang masih bersimpuh itu. Mengancamnya dengan tinjunya.

"Iya-iya." wanita itu mengangguk dengan cepat saking takutnya.

"Oke, sekarang buruan pijitin gue. Gue pegel nih." Gadis kembali duduk dilantai. Sedangkan wanita itu duduk dibelakangnya dan mulai memijat-mijat bahunya.

"Kalian, buruan pijitin mereka. Cepetan!" titah Gadis pada kedua teman wanita yang baru saja dihajarnya itu.

Dengan cepat, kedua wanita itu secara bergiliran memijat-mijat para tahanan yang selama ini mereka perlakukan dengan semena-mena selama dalam sel itu. Membuat para tahanan itu tersenyum senang dan menikmati pijatan itu.

"Yang kencang! Jangan kayak keong!" seru Gadis pada wanita yang sedang memijatnya itu.

"Iya-iya."

🌻🌻🌻🌻🌻

Gadis tampak sedang begitu santai menikmati pijitan dari wanita gendut yang awalnya ingin membullynya itu saat Najwa muncul dengan didampingi seorang polwan.

"Gadis!" seru Najwa sambil tersenyum sumringah saat melihat putri semata wayangnya yang berada di balik jeruji besi.

Mendengar namanya dipanggil, Gadis menoleh menatap mamanya yang sedang berlari-lari kecil menghampirinya.

"Mama!" teriak Gadis sambil berdiri dan ikut tersenyum ceria melihat kehadiran wanita yang telah melahirkannya.

"Putriku." Najwa mendekati Gadis. Ingin dia memeluk putri semata wayangnya itu. Namun, jeruji besi menjadi penghalangnya.

"Kamu tidak apa-apa kan, sayang? Tidak ada yang luka kan?" dengan khawatir, Najwa memindai tubuh putrinya. Berusaha mencari tau apakah putrinya terluka.

"Mama jangan meremehkanku dong. Aku, Gadis Nona Sanjaya. Kapan aku pernah terluka? Justru orang yang berani mencari masalah denganku lah yang akan aku jadikan rempeyek." dengan santainya Gadis membanggakan dirinya.

Najwa menghela nafas berat melihat sikap sombong putrinya itu.

"Kamu itu kenapa sih, Nak? Sudah berulang kali Mama bilang, rubah kelakuanmu. Jangan tawuran terus kerjaannya. Lihat, dalam bulan ini saja kamu sudah bolak-balik keluar masuk penjara. Kamu nggak kapok?"

"Aduh, Mamaku yang cantik, dalam kamusku tidak pernah ada kata-kata kapok. Bahkan aku sudah menganggap kantor polisi, seperti rumah keduaku."

Najwa kehabisan kata-kata untuk menasehati putrinya yang tomboy dan selalu membuat masalah. Usianya sudah 21 tahun. Tapi, sampai saat ini dia masih kelas tiga SMA.

Itu karena Gadis tidak pernah peduli pada sekolah maupun pendidikannya. Bahkan dia sering bolos karena tidak pernah tertarik dengan pelajaran. Karena itulah sudah tiga kali dia tertinggal kelas.

Hobinya hanya tawuran, balapan, main bola dan semua hal yang hanya bisa dilakukan oleh pria. Tidak pernah sekalipun dia berkelakuan feminim layaknya perempuan.

Dan, itulah yang selalu membuat Najwa dan suaminya bertengkar, karena Vanno menganggap Najwa yang terlalu memanjakan putri mereka. Padahal, Vanno selalu bersikap keras demi mendidik sang putri agar kembali pada kodratnya. Berbeda dengan Najwa yang selalu memaafkan dan sering menutupi kelakuan liar Gadis.

"Dan karenamu, papa kembali marah-marah sama mama."

"Lalu, sekarang papa dimana?"

"Seperti biasa, papa sedang bicara dengan inspektur, untuk menjamin kebebasanmu."

Gadis hanya mengerutkan bibirnya dengan santai. Tidak terlalu ambil pusing dengan omelan sang mama.

"Heh, gentong air dan antek-anteknya! Kenapa diam aja?! Buruan, kasih salam sama nyokap gue," titah Gadis pada wanita gendut dan teman-temannya tadi. Dia bersikap layaknya penguasa disana.

Dan itu selalu dilakukannya pada tahanan yang suka mencari masalah dengannya, atau bersikap semena-mena pada tahanan lain setiap kali dia mengunjungi penjara.

"Salam, Tante." wanita gendut dan teman-temannya itu bergantian menyalami Najwa. Dengan takut, mereka mencium punggung tangan wanita itu.

"Gadis, kamu ini apa-apaan sih? Jangan begitu dong, Nak. Mereka ini kan lebih tua darimu."

"Biarkan saja, Mah. Biar mereka nggak sok berkuasa disini. Mama lihat tahanan lain. Digebukin terus sama mereka. Tapi, selama Gadis ada disini, awas saja kalau mereka berani macam-macam." Gadis menatap mereka dengan tatapan mengancam. Membuat mereka bergidik ngeri dan menunduk takut.

Sedangkan tahanan yang sebelumnya mencari korban bullyan para wanita sangar itu, berusaha menyembunyikan senyuman mereka menyaksikan orang-orang yang sebelumnya menjadi penguasa, kini tidak lebih dari seekor tikus yang tidak bisa apa-apa.

Najwa hanya bisa menggelengkan kepalanya menyaksikan tingkah putri semata wayangnya.

"Najwa."

Mereka semua menoleh kearah suara bariton itu.

"Hubby. Bagaimana? Kamu sudah bicara dengan inspektur? Kita sudah bisa pulang kan sekarang?" Najwa mendekati suaminya dengan mata berbinar-binar.

"Iya, aku sudah bicara," jawab Vanno datar.

"Ya sudah kalau begitu. Ayo, sayang, kita pulang." Najwa mengajak putrinya. Senyum sumringah merekah diwajahnya yang masih terlihat cantik walau telah berumur.

"Ayo Mah." Gadis tersenyum lebar. Seperti biasa, orang tuanya akan selalu membebaskannya dari penjara.

"Yang akan pulang hanya kita berdua. Dia akan tetap ada disini." Vanno menatap Gadis dengan tatapan dingin.

Senyuman diwajah Najwa dan Gadis langsung lenyap begitu mendengar pernyataan Vanno.

"Hah? Maksudmu?"

🌻🌻🌻🌻🌻

"Akhirnya kalian pulang juga. Tapi, kok kalian hanya berdua? Gadis mana?" tanya Bianca yang begitu antusias bersama Galang menyambut kepulangan Vanno dan Najwa.

Namun, wanita sepuh itu tampak celingukan saat tidak menemukan Gadis diantara anak dan menantunya itu.

Pertanyaannya membuat Najwa dan Vanno terdiam. Ekspresi Najwa terlihat bingung dan gelisah, berbeda dengan suaminya yang tampak datar.

"Mah, Pah, kok diam? Kak Gadis mana?" Galang ikut menimpali melihat orang tuanya yang tak kunjung menjawab pertanyaan neneknya.

Najwa menatap suaminya. Mengerti arti tatapan istrinya, Vanno pun angkat bicara dengan dingin.

"Kalian tidak perlu khawatir, dia baik-baik saja. Menghadapi puluhan preman saja dia bisa, apalagi hanya meringkuk didalam penjara."

BERSAMBUNG

Episodes
1 BAB 1- Akibat Mencari Masalah Dengan Gadis
2 BAB 2- Tetap Ditahan
3 BAB 3- Membebaskan Gadis
4 BAB 4- Tertipu Dengan Penampilan
5 BAB 5- Pertemuan Pertama
6 BAB 6- Dandanan Yang Tidak Disukai
7 BAB 7- Pesta Anniversary
8 BAB 8- Sosok Yang Tidak Tergantikan
9 BAB 9- Menggantungkan Hubungan
10 BAB 10- Geng Palak
11 BAB 11- Gadis Vs Genk Palak
12 BAB 12- Kedatangan Tante
13 BAB 13- Terpaksa Berbohong
14 BAB 14- Ternyata Aku Dibohongi!!
15 BAB 15- Perseteruan Gadis Dan Marina
16 BAB 16- Melihat Pria Tercinta
17 BAB 17- Kebrutalan Gadis
18 BAB 18- Harus Memasak??
19 BAB 19- Pernah Bertemu
20 BAB 20- Tertidur
21 BAB 21- Bau Badan
22 BAB 22- Bu Santi Kambuh
23 BAB 23- Balapan
24 BAB 24- Uang Dari Mana??
25 BAB 25- Pertunjukan Seru
26 BAB 26- Menemui Rebecca
27 BAB 27- Kedatangan Orang Tua
28 BAB 28- Membujuk Gadis
29 BAB 29- Guru Baru
30 BAB 30- Pertandingan Adu Panco
31 BAB 31- Tiga Permintaan Yusuf
32 BAB 32- Perubahan Penampilan Gadis
33 BAB 33- Perubahan Gadis
34 BAB 34- Kelepasan
35 BAB 35- Bisa Dibicarakan Baik-baik
36 BAB 36- Titip Rebecca
37 BAB 37- Alasan Dibalik Perubahan Gadis
38 BAB 38- Bantuan Vanno
39 BAB 39- Permintaan Vanno
40 BAB 40- Memulai Drama Pedekate
41 BAB 41- Permintaan Dan Peringatan Najwa
42 BAB 42- Kencan
43 BAB 43- Kejutan Lamaran
44 BAB 44- Jujur Atau Tidak??
45 BAB 45- Ketakutan Dan Kegelisahan Rebecca
46 BAB 46- Kemarahan Rebecca Dan Kegelisahan Yusuf
47 BAB 47- Haruskah Aku Jujur??
48 BAB 48- Hari Pernikahan
49 BAB 49- Sekali Berbohong, Akan Terus Berbohong
Episodes

Updated 49 Episodes

1
BAB 1- Akibat Mencari Masalah Dengan Gadis
2
BAB 2- Tetap Ditahan
3
BAB 3- Membebaskan Gadis
4
BAB 4- Tertipu Dengan Penampilan
5
BAB 5- Pertemuan Pertama
6
BAB 6- Dandanan Yang Tidak Disukai
7
BAB 7- Pesta Anniversary
8
BAB 8- Sosok Yang Tidak Tergantikan
9
BAB 9- Menggantungkan Hubungan
10
BAB 10- Geng Palak
11
BAB 11- Gadis Vs Genk Palak
12
BAB 12- Kedatangan Tante
13
BAB 13- Terpaksa Berbohong
14
BAB 14- Ternyata Aku Dibohongi!!
15
BAB 15- Perseteruan Gadis Dan Marina
16
BAB 16- Melihat Pria Tercinta
17
BAB 17- Kebrutalan Gadis
18
BAB 18- Harus Memasak??
19
BAB 19- Pernah Bertemu
20
BAB 20- Tertidur
21
BAB 21- Bau Badan
22
BAB 22- Bu Santi Kambuh
23
BAB 23- Balapan
24
BAB 24- Uang Dari Mana??
25
BAB 25- Pertunjukan Seru
26
BAB 26- Menemui Rebecca
27
BAB 27- Kedatangan Orang Tua
28
BAB 28- Membujuk Gadis
29
BAB 29- Guru Baru
30
BAB 30- Pertandingan Adu Panco
31
BAB 31- Tiga Permintaan Yusuf
32
BAB 32- Perubahan Penampilan Gadis
33
BAB 33- Perubahan Gadis
34
BAB 34- Kelepasan
35
BAB 35- Bisa Dibicarakan Baik-baik
36
BAB 36- Titip Rebecca
37
BAB 37- Alasan Dibalik Perubahan Gadis
38
BAB 38- Bantuan Vanno
39
BAB 39- Permintaan Vanno
40
BAB 40- Memulai Drama Pedekate
41
BAB 41- Permintaan Dan Peringatan Najwa
42
BAB 42- Kencan
43
BAB 43- Kejutan Lamaran
44
BAB 44- Jujur Atau Tidak??
45
BAB 45- Ketakutan Dan Kegelisahan Rebecca
46
BAB 46- Kemarahan Rebecca Dan Kegelisahan Yusuf
47
BAB 47- Haruskah Aku Jujur??
48
BAB 48- Hari Pernikahan
49
BAB 49- Sekali Berbohong, Akan Terus Berbohong

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!