terungkap

Hari ini di rumah Rima tampak begitu ramai orang

tampak Haikal terlihat tampan dengan setelan jas warna hitam yang di pakai nya sedangkan Diana yang tak pernah berhias tampak begitu cantik dengan makeup khas pengantin yang memoles wajahnya, kebaya dengan warna merah muda membalut tubuhnya juga kerudung panjang yang masih menutupi kepalanya juga Haikal

Dengan satu tarikan nafas Haikal pun mengucap ijab qobul atas Diana, suasana haru pun menyelimuti Rima juga ibunya Diana yang ikut mendampingi kedua anak mereka

Untuk pertama kalinya Diana mencium tangan Haikal usai mereka di nyatakan sah menjadi pasangan suami istri

Ada rasa yang berkecamuk dalam hati Diana,ada haru bahagia juga sedih melebur jadi satu karena mulai hari ini dirinya sudah memiliki status baru yaitu seorang istri tapi dirinya juga sedih karena harus menikah dengan lelaki yang tak pernah terpikirkan sebelumnya olehnya akan menjadi suaminya

Sedangkan Haikal berusaha untuk ikhlas menerima takdir yang harus di jalani nya saat ini. Ada tanggung jawab baru yang kini ada di pundak nya

kedai ayam geprek miliknya pun hari ini hanya buka setengah hari karena acara yang mendadak membuat kedai tak bisa membatalkan beberapa pesanan yang sudah jauh hari di pesan oleh konsumen

...****************...

"kamu gak kerja Maira?" tanya Hesti saat melihat Maira yang masih betah di rumah saat menjelang siang

"hari ini aku kurang enak badan Bu"

"yakin kamu kurang enak badan atau sedang ada yang kamu sembunyikan dari ibu" Hesti merasa curiga dengan sikap Maira sejak kemarin sehingga dia pun berusaha untuk mengorek informasi dari putrinya itu

"Bu, mas Haikal memutuskan hubungan kami lagi" Maira yang sudah tak tahan memendam perasaannya sendirian pun akhirnya mulai mencoba untuk berbicara dengan ibunya

"hah, kalian putus lagi. Aduh Mai kenapa sih harus putus lagi memang nya kalian gak bisa ya menyelesaikan masalah kalian sampai harus putus lagi" ucap Hesti terlihat panik

"mas Haikal kekeuh minta putus Bu karena ibunya katanya tidak setuju dengan hubungan kami"

"lho bukannya waktu itu kata mu ibunya merestui hubungan kalian bahkan meminta agar Haikal segera menikahi mu Mai"

"itu dulu Bu, sekarang sudah tidak lagi bahkan ibunya yang terus memaksa mas Haikal untuk mutusin aku"

"terus rencana kamu apa untuk hubungan mu dengan Haikal?"

"aku mau datang ke sana Bu, aku dengar mas Haikal di jodohkan dengan seseorang dan akan segera menikah bahkan hari ini kedai hanya buka setengah hari atau jangan jangan hari ini mereka lamaran Bu"

"ya ampun Maira.... kamu ini gimana sih sampai Haikal mau menikah dengan orang lain kamu juga masih diam di sini, kamu nungguin apa? Nungguin Haikal nikah baru kamu samperin tuh orang, bodoh kamu Maira"

"lalu aku harus apa Bu?"

"ya samperin lah, bilang sama ibunya kalau kalian saling cinta atau apa perlu ibu juga ikut ngomong sama ibu nya Haikal?"

Maira yang sedang tak bisa memikirkan apapun akhirnya menyetujui untuk segera ke rumah Haikal untuk bisa bertemu dengan mereka, bahkan Maira pun melupakan tentang Rima yang katanya mengenal ibunya

Hesti dan Maira sampai di rumah Haikal pada sore hari, suasana rumah tampak mulai sepi tapi beberapa bekas dekorasi untuk akad nikah masih belum selesai di rapikan bahkan para pekerja pun masih menikmati santap sore mereka yang di siapkan oleh bik Surti

"tamunya Bu Rima ya, sebentar saya panggilkan. Beliau ada di dalam masih kumpul kumpul" ucap salah seorang lelaki lantas ia pun segera berlalu pergi sebelum Hesti ataupun Maira mengucapkan sesuatu

"maaf pak memang habis ada acara apa ya kok banyak bekas bunga dekorasi" tanya Hesti pada para lelaki yang sedang makan di halaman rumah tersebut

"lho ibu gak tahu ya, kan tadi habis ada acara nikahan anaknya yang punya rumah ini tapi memang sih semua serba dadakan, kita aja di sewa baru empat hari yang lalu jadi juga agak keteteran" ungkap salah seorang lainnya

"nikahan!!!" ulang Maira

"ya cuma akad saja, resepsi nya mungkin tiga atau empat bulan lagi katanya nunggu ibunya sehat dulu"

Seketika tubuh Maira rasanya sangat lemah begitu mendengar jika telah terjadi pernikahan di rumah ini, Hesti yang berada di sampingnya pun mencoba menopang tubuh Maira dengan kedua tangannya

"Mai tenang dulu" ucap Hesti

"Maira...." ucap Haikal saat tahu jika yang datang adalah gadis yang masih mengisi hatinya

Hesti dan Maira menoleh menatap Haikal yang masih terlihat rapi dengan jas yang masih membalut tubuhnya

Haikal berdiri mematung di teras rumahnya karena kedatangan Maira dan ibunya

"kamu menikah mas... dengan siapa, dengan siapa kamu menikah, tega kamu mas. Kenapa kamu gak mau berjuang dulu untuk aku mas, kenapa kamu malah menikah dengan wanita lain. Siapa dia... siapa yang kamu nikahi" Maira histeris,dia mendekati Haikal dan dengan rasa frustasi yang melanda nya dia pun memukul mukul tubuh Haikal dengan kedua tangannya

Haikal bergeming, dia membiarkan Maira memukul tubuhnya yang nyatanya tak terasa sakit olehnya karena sejujurnya bukan raganya yang sakit tapi hatinya lah yang kini tengah merasakan sakit

Maira terduduk di depan Haikal dengan tangisnya,

Suara keributan di luar rumah membuat Rima memaksa untuk melihatnya, Rima didampingi oleh Diana yang masih memakai gaun akad pun akhirnya sampai di teras

"ada apa ini..." ucap Rima karena masih belum begitu mengerti dengan apa yang terjadi

"mbak Rima...." ucap Hesti kaget saat melihat Rima ada di hadapannya

"ooh rupanya kalian...." Rima pun mulai menyadari apa yang sedang terjadi di rumah nya

"kenapa Hesti, kamu kaget aku masih hidup sampai saat ini, perkenalan Hesti ini adalah putra ku yang ingin kau lenyapkan dulu" ujar Rima

Hesti tergagap melihat kenyataan di hadapannya jika Haikal adalah putra dari Rima dan Samsul

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

please like and coment ya guys, setiap kritikan dari kalian begitu berarti buat ku

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***