Haikal yang baru sampai rumah sekitar pukul sembilan malam pun lantas menyandarkan tubuhnya di kursi yang berada di ruang tamunya, sejenak ia memejamkan matanya guna mengurangi rasa penatnya
"mas...mas Haikal" panggil bik Surti yang berdiri tak jauh darinya
"ya ada apa bik?" tanyanya tanpa membuka matanya
"ibuk mas....ibuk belum pulang" ucap bik Surti dengan sedikit panik
seketika Haikal pun langsung membuka matanya dan berdiri
"belum pulang? Maksud bibik apa?" tanyanya juga terdengar panik
"ibuk belum pulang sejak tadi pagi mas, tadinya bibik kira ibu ikut ke kedai sama mas Haikal tapi pas mas Haikal pulang sendirian bibik jadi panik mas" tutur bik Surti
Haikal segera mengambil ponselnya dan menghubungi nomor ponsel Rima tapi sampai empat kali panggilan selalu di putus sepihak oleh Rima
Tak hilang akal Haikal pun juga mengirim chat kepada ibunya tersebut tapi kini justru ponsel Rima sengaja di matikan
Haikal meremas rambutnya karena frustasi, selama hidup berdua dengan Rima baru kali ini ibunya itu pergi tanpa pesan juga permintaan Rima tadi pagi semuanya terasa janggal
"mas Haikal gak papa?" tanya bik Surti karena khawatir melihat Haikal yang terlihat frustasi
"apa kira kira bik Surti tahu kemana ibu saat ini?" tanyanya
Bik Surti hanya menggeleng lantas Haikal meminta bik Surti membawakan nya segelas air dingin lantas meminta untuk di tinggalkan sendirian
Haikal menghubungi nomor beberapa sahabat ibunya tapi semuanya mengatakan jika tidak mengetahui keberadaan Rima
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Malam ini Rima menikmati makan malamnya bersama keluarga Ida, ada suami juga anak perempuan Ida yang masih sekolah menengah atas
Mereka bercengkrama dengan sangat menyenangkan, Rima yang notabene adalah sahabat Ida memang sudah sangat akrab dengan suami juga putri Ida bahkan tak jarang wanita itu selalu memberikan uang saku jika usai dari rumah Ida
Malam yang semakin merangkak naik membuat penghuni rumah itu pun mulai larut dalam buaian mimpi tapi tidak dengan Rima
Rima yang meminta ijin menginap di sana tentu dengan senang hati di perbolehkan oleh ida
Rima termenung sendirian di ruang tamu yang tampak gelap itu, wanita yang berusia hampir setengah abad itu terlihat begitu tak bersemangat
Ida yang akan mengambil air minum pun di buat kaget saat melihat ada bayangan wanita sedang duduk di kursi ruang tamunya dengan memberanikan diri akhirnya wanita itu menyalakan lampu ruang tamu dan nampak lah Rima sedang duduk di sana
"Rim...kamu kah itu?" tanya ida seraya berjalan mendekati Rima
"eh Ida kamu belum tidur ya" jawab Rima terlihat kaku bahkan Ida bisa melihat jika Rima tergesa mengusap air matanya yang merembes di pipinya
"Rim kamu habis nangis ya, ada apa, apa terjadi sesuatu Rim?" ida pun segera duduk di samping Rima seraya memegang kedua pundaknya dan perlakuan Ida tersebut justru memancing tangis yang sejak tadi di tahan oleh Rima
Rima menangis sesenggukan di bahu Ida, bahkan dia sama sekali tidak bisa mengontrol emosinya saat ini
Beberapa saat setelahnya akhirnya Rima pun mulai tenang dan beragam tanya pun akhirnya keluar dari mulut ida tentang apa yang terjadi pada sahabat karibnya itu
"masa lalu yang ku tinggalkan puluhan tahun kini hadir lagi Ida, bahkan hanya melihat Hesti saja hatiku sudah hancur berkeping keping" ucapnya terbata
"Hesti?... Hesti saudara tiri mu itu Rim?" tanya Ida memastikan dan Rima pun mengangguk membenarkan
"kamu yakin Rima, atau mungkin kamu salah lihat"
"tidak Ida, aku tidak salah lihat aku melihatnya dengan mata kepala ku sendiri, dia bersama Heri dan kamu tahu Ida gadis yang ingin di lamar oleh Haikal adalah putri mereka"
"astaga Rima, tapi Rima bagaimana ceritanya Hesti jadi istri Heri bukankah harusnya dengan Samsul ya" Ida merasa bingung dengan apa yang di ucapkan oleh Rima karena mereka berdua juga tahu apa yang terjadi di masa lalu
"karena Samsul sudah di tendang dari rumah kalian dulu Rim, dan setelah itu Hesti menikah dengan Heri sepupu Samsul" ucap suami Ida yang juga mendengarkan pembicaraan istrinya dengan Rima, sontak dua wanita itu pun menoleh ke belakang mendengar Mamat berbicara
"apa maksudmu Mat?" tanya Rima
"iya pak kamu ngomong apa sih?" sahut Ida karena selama ini Mamat suaminya tak pernah membicarakan tentang Samsul mantan suami Rima kepadanya
"maaf Rim sudah saatnya kamu tahu jadi setelah kamu pergi dari rumahmu dulu lantas Samsul menikahi Hesti dan tak lama Hesti hamil lalu melahirkan anak perempuan dan saat perayaan ulang tahun putrinya yang ke tiga tahun saat itulah terkuak kebenarannya jika putri Hesti sebenarnya adalah anak Heri"
"astaga pak kamu yakin dengan apa yang kamu ucapkan ini" ida seakan tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh suaminya terlebih Rima dia lantas membekap mulutnya karena kaget
"bapak bicara yang sesungguhnya buk bahkan Samsul sendiri yang cerita ke bapak. Rim maaf belasan tahun lalu Samsul pernah mencari mu dengan dalih ingin minta maaf padamu juga memulai lagi hubungan kalian tapi aku terpaksa berbohong pada Samsul jika aku tidak tahu bagaimana keadaanmu karena saat itu kamu sedang berjuang untuk bangkit juga menafkahi Haikal. Maaf Rim jika tindakan ku salah tapi aku hanya tidak ingin kamu lebih terluka lagi dengan kehadiran Samsul" ucapnya dengan rasa bersalah yang memenuhi hatinya
"kamu sudah melakukan hal yang benar Mat andaipun saat itu aku bertemu dengan lelaki pecundang itu justru hidupku pasti akan jauh lebih tersiksa"
"syukurlah kalau begitu Rim"
"tunggu pak lalu tadi katamu Samsul di tendang dari rumahnya itu bagaimana ceritanya"
"jadi Hesti dan Heri ini memang memiliki niat untuk menguasai rumah juga sawah milik Samsul, jadi mereka bersekongkol untuk membuat Rima di usir sama Samsul dan akhirnya kejadian kan, Rima di usir oleh Samsul setelah mengetahui perselingkuhan mereka dan setelah jadi istri Samsul si Hesti ini dengan pintarnya membalikkan semua surat kepemilikan tanah juga sawah atas namanya. Nah pada momen ulang tahun anak mereka yang ke tiga itulah Hesti mengakui jika anak yang selama ini dia akui anaknya Samsul adalah anak dari Heri bahkan saat pengusiran itu katanya Samsul hanya bawa baju yang melekat di badan dan sepeda motor butut yang biasa dia pakai ke sawah yang kata Samsul ia jual tak sampai harga satu juta" ungkap Mamat panjang lebar
"ya ampun Rim, itu namanya karma. Dulu kamu di usir tanpa membawa apapun dan setelah itu si Samsul juga merasakannya Rim. Andai aku ada di sana saat itu pasti aku yang akan tertawa paling keras Rim" ucap Ida sedang Rima justru kini sibuk dengan pemikirannya sendiri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments