Roti Sobek

Pukul lima sore pekerjaan yang diurus oleh Seno sudah selsai ia melajukan kendaraan roda empatnya menuju rumah sang istri, karena ia berjanji bahwa sebelum makan malam ia sudah kembali.

Setelah mobil di parkir di halaman rumah, Seno pun mempercepat langkahnya memasuki rumah dan menaiki tangga, ia langsung membuka pintu kamar tanpa mengetuk terlebih dahulu tanpa ia sadari ada sosok yang berbaring di ranjang king size sedang memperhatikannya.

Setelah memasuki kamar ia pun membuka kancing kemejanya satu persatu ia belum menyadari bahwa ada tatapan terkejut dengan mata yang melotot telah memperhatikan belahan roti sobek yang berada di balik kemeja kerja yang ia buka kancingnya satu-persatu.

Ambar yang merasa dirinya membeku setelah melihat lelaki yang masuk ke kamar nya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan langsung membuka kemeja kerjanya tanpa melihat situasi pun hanya bisa terdiam dengan ma ta yang membulat sempurna.

    "aduh ma ta ku ternodai, ahh.. Roti sobek nya sayang kalau nggak di lihat "ucap Ambar dalam hati.

Seno merasa ada yang memperhatikannya pun langsung menoleh ke arah ranjang king size yang berada di ruangan tersebut dan...

   " aaaaaaa... Kamu ngapain di situ?" ucap Seno seraya menarik kemeja untuk menutupi bagian tubuh depannya yang sudah terbuka.

Ambar yang terkejut akan teriakan Seno pun ikut berteriak.

   "aaaaaaa... Ini kan kamar aku, kamu yang nggak ketok pintu dulu" ucap Ambar tak mau kalah.

Setelah Seno sadar dari keterkejutannya ia pun langsung menyambar handuk yang tergantung di lemari yang entah milik siapa lalu ia melangkah menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar tersebut.

Masih dengan jantung yang berdegup kencang Ambar memegangi da da nya.

     "untung ini buatan Gusti pangeran kalau made in ch*na mungkin sudah jatoh" ucap Ambar mengelus da da nya.

Ia kembali menyandarkan diri di sandaran ranjang king size miliknya dengan melanjutkan kegiatan membaca bukunya yang sempat tertunda karena suaminya yang masuk tanpa mengetuk pintu.

Tidak bisa di pungkiri bayang roti sobek milik Seno pun masih membayangi pikirannya.

Setelah dua puluh menit berlalu Ambar mendengar pintu kamar mandi di buka, ia langsung menutupi wajahnya dengan buku yang ia pengang guna mengantisipasi jika suaminya itu keluar hanya menggunakan handuk di pinggang saja.

      "kamu ngapain? Saya pakai baju kok" ucap Seno.

Sedetik kemudian Ambar menjauhkan buku dari wajahnya guna membuktikan ucapan lelaki yang tengah menjadi suaminya itu.

Dan benar saja Seno keluar kamar mandi menggunakan Jubah mandi miliknya yang berwarna Pink, Ambar yang merasa lucu dengan Seno yang menggunakan Jubah mandi nya yang berwarna pink sedetik kemudian tergelak dengan menggulingkan tubuh nya di ranjang king size tersebut.

     "ha ha ha aduh perut ku keram..." ucap Ambar memegangi perutnya yang berasa sakit akibat terlalu lama tertawa sontak membuat Seno mendekatinya dengan raut wajah cemas.

     "kamu nggak papa? Mana yang sakit?" ucap Seno dengan wajah cemasnya dan jangan lupa ia masih menggunakan Jubah mandi pink milik Ambar.

Ambar yang mendengar suara Seno yang berada di dekatnya pun menoleh sedetik kemudian ia tertawa lagi.

      "kamu ini sudah aku mau ganti baju dulu dari pada jadi bahan tertawaan kamu terus" ucap Seno berlalu keluar kamar dengan wajah memerah seperti kepiting rebus menahan malu akibat di tertawakan oleh Ambar.

Setelah Seno keluar dari kamar Ambar pun mengontrol nafasnya terlihat da da nya yang naik turun dan perutnya masih keram akibat terlalu lama tertawa.

Setelah ia bisa mengontrol nafasnya Ambar kembali membaca buku yang tadi sempat tertunda karena menertawakan Seno suaminya.

****

Ambar sudah menyelesaikan acara memasaknya, ia memang hobby memasak malah ia yang sering memasak jika sedang senggang.

     "Bi .. Minta tolong panggilkan mas Seno di kamar tamu yaa bilangin suruh makan" ucap Ambar meminta tolong pada Bik Inem, pengasuhnya sejak ia kecil.

Bik Inem hanya mengangguk dan cepat berlalu  memanggil suami dari nona nya yang sedari kecil ia rawat hingga tumbuh dewasa dan cantik seperti Almarhum Ibunya.

Seno dan Ambar memang masih tidur di kamar terpisah, karena baru semalam mereka sah menjadi sepasang suami istri dan mereka pun belum membicarakan apa pun selayaknya pengantin pada umumnya, karena Seno suaminya pun masih sibuk mengurusi perusahaan Ayahnya dan juga pemakaman Ayahnya.

Seno yang sudah menuruni tangga ia langsung bergegas ke dapur sesuai arahan si Bibi pengasuh istrinya tersebut.

Setelah sampai di pintu dapur ia malah di suguhkan pemandangan yang menggugah jiwa lelakinya, bagaimana tidak leher jenjang nan putih milik istrinya yang tak tertutupi rambut itu seolah memanggil jiwa lelakinya meminta untuk di s3ntuh.

Ambar yang hanya menggunakan daster rumahan dengan panjang sebatas lutut, dan rambut panjang hitam lurus yang ia gelung agar tidak menggangu aktivitas memasaknya, malah kini menjadi suatu pemandangan indah untuk ma ta suaminya itu.

Ambar yang sedang asik menuangkan sayur tumis kangkung kedalam mangkuk tidak menyadari akan kehadiran suaminya yang menikmati leher jenjangnya putih miliknya, hingga ia berbalik badan untuk menaruh mangkuk berisikan sayur tersebut baru lah ia menyadari bahwa suaminya sudah berada di ambang pintu.

      "mas ngapain bengong? Ayo makan" ajak Ambar pada suaminya.

Seno yang tersadarkan oleh suara istrinya tersebut berdehem untuk menetralkan perasaannya dan kemudian menarik kursi untuk ia tempati.

Seno melihat menu makan malam yang berada di meja cukup menggugah seleranya. Tumisan kangkung, ayam kecap, dan sambal tomat.

Menu rumahan yang menurut Seno sederhana namun dapat menggugah selera makannya.

     "ini mas" ucap Ambar menyerahkan piring yang sudah tersedia nasi dan sendok di dalamnya kepada Seno.

Seno masih mematung ia mendapatkan perhatian dari wanita selain Ibunya membuatnya terdiam, pasalnya ia sudah lama tidak mendapat perhatian seperti ini karena Ibunya sudah lama tiada.

Melihat suaminya masih mematung belum menerima piring yang ia sodorkan, Ambar pun berinisiatif menggerakkan tangan Seno untuk menyadarkannya.

Seno yang tersadar karena tangan di sentuh oleh tangan mungil nan halus tersebut membuat ia melihat ke arah pemilik tangan, dan segera menerima piring yang sedari tadi masih melayang di depannya.

     "Mau di ambilkan apa dulu? Tumis kangkung atau Ayam kecapnya?" tanya Ambar ia ingin melayani suaminya di meja makan sesuai dengan istri pada umumnya.

    "semuanya" ucap Seno.

Setelah ia menuangkan sayur dan lauk pada piring suaminya kini Ambar mengisi piringnya sendiri, saat ia ingin menuangkan air ke dalam gelas tangan nya sempat tersentuh oleh tangan suaminya, lantas ia menoleh pada si pemilik tangan tersebut.

     "biar aku saja" ucap Seno. Ia pun tidak ingin kalah dari Ambar istrinya untuk membangun kemistri dalam rumah tangga yang baru mereka masuki.

Mereka berdua makan dengan hikmat tanpa ada yang mengeluarkan suara untuk berbicara dan hanya dentingan sendok dan piring yang mengisi suara di dalam ruang makan tersebut.

Setelah selesai makan Seno membantu istrinya untuk membereskan piring kotor dan mengelap meja seusai mereka makan lalu ia berpamitan pada istrinya untuk melanjutkan pekerjaannya di kamar.

Sepeninggal Seno di dapur Ambar mencuci piring dan peralatan masak yang telah ia gunakan, sebenarnya bisa saja ia meminta Bik Inem atau mbak Asih untuk mencuci piring. Namun ia lebih memilih mengerjakan semua sendiri karena ia yang terlalu mandiri, baginya selama bisa sendiri mengapa harus menyuruh orang lain.

Tok Tok Tok

Episodes
1 Ijab Kabul
2 Roti Sobek
3 Kopi manis rasa cinta
4 Cantik
5 Memulai
6 Bab enam
7 Bab tujuh
8 Bab delapan
9 Bab sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Ayam geprek?
13 Belum Up
14 Bab Tiga Belas
15 Bab Keguguran
16 Bab Lima Belas
17 Maaf yaak
18 Bab Enam Belas
19 Bab Tujuh Belas
20 Maaf yaak
21 Bab 18 Naya & Alex
22 Bab 19 Naya & Alex
23 Bab Dua Puluh
24 Bab Dua puluh Satu
25 Bab Dua Puluh Dua
26 Bab Dua Puluh Tiga
27 Bab Dua Puluh Empat
28 Bab Dua Puluh Lima
29 Bab Dua Puluh Enam
30 Bab Dua Puluh Tujuh
31 Bab Dua Puluh Delapan
32 Bab Dua Puluh Sembilan
33 Bab Tiga Puluh
34 Bab Tiga Puluh Satu
35 Bab Tiga Puluh Dua
36 Bab Tiga Puluh Tiga
37 Bab Tiga Puluh Empat
38 Bab Tiga Puluh Lima
39 Bab Tiga Puluh Enam
40 Bab Tiga Puluh Tujuh
41 Bab Tiga Puluh Delapan
42 Bab Tiga Puluh Sembilan
43 Bab Tiga Puluh Sembilan
44 Bab Empat Puluh
45 Bab Empat Puluh satu
46 Bab Empat Puluh Dua
47 Bab Empat Puluh Tiga
48 Bab Empat Puluh Empat
49 Bab Empat Puluh Lima
50 Bab Empat Puluh Enam
51 Bab Empat Puluh Tujuh
52 Bab Empat Puluh Delapan
53 Bab Empat Puluh Sembilan
54 Bab Lima puluh
55 Bab Lima Puluh Satu
56 Bab Lima Puluh Dua
57 Bab Lima Puluh Tiga
58 Bab Lima Puluh Empat
59 Bab Lima Puluh Lima
60 Bab Lima Puluh Enam
61 Bab Lima Puluh Tujuh
62 Bab Lima Puluh Delapan
63 Bab Lima Puluh Sembilan
64 Bab Enam Puluh
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Ijab Kabul
2
Roti Sobek
3
Kopi manis rasa cinta
4
Cantik
5
Memulai
6
Bab enam
7
Bab tujuh
8
Bab delapan
9
Bab sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Ayam geprek?
13
Belum Up
14
Bab Tiga Belas
15
Bab Keguguran
16
Bab Lima Belas
17
Maaf yaak
18
Bab Enam Belas
19
Bab Tujuh Belas
20
Maaf yaak
21
Bab 18 Naya & Alex
22
Bab 19 Naya & Alex
23
Bab Dua Puluh
24
Bab Dua puluh Satu
25
Bab Dua Puluh Dua
26
Bab Dua Puluh Tiga
27
Bab Dua Puluh Empat
28
Bab Dua Puluh Lima
29
Bab Dua Puluh Enam
30
Bab Dua Puluh Tujuh
31
Bab Dua Puluh Delapan
32
Bab Dua Puluh Sembilan
33
Bab Tiga Puluh
34
Bab Tiga Puluh Satu
35
Bab Tiga Puluh Dua
36
Bab Tiga Puluh Tiga
37
Bab Tiga Puluh Empat
38
Bab Tiga Puluh Lima
39
Bab Tiga Puluh Enam
40
Bab Tiga Puluh Tujuh
41
Bab Tiga Puluh Delapan
42
Bab Tiga Puluh Sembilan
43
Bab Tiga Puluh Sembilan
44
Bab Empat Puluh
45
Bab Empat Puluh satu
46
Bab Empat Puluh Dua
47
Bab Empat Puluh Tiga
48
Bab Empat Puluh Empat
49
Bab Empat Puluh Lima
50
Bab Empat Puluh Enam
51
Bab Empat Puluh Tujuh
52
Bab Empat Puluh Delapan
53
Bab Empat Puluh Sembilan
54
Bab Lima puluh
55
Bab Lima Puluh Satu
56
Bab Lima Puluh Dua
57
Bab Lima Puluh Tiga
58
Bab Lima Puluh Empat
59
Bab Lima Puluh Lima
60
Bab Lima Puluh Enam
61
Bab Lima Puluh Tujuh
62
Bab Lima Puluh Delapan
63
Bab Lima Puluh Sembilan
64
Bab Enam Puluh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!