Biar Aku Mengantarmu

Sesampainya di rumah sakit Sanjaya, Aksa langsung menuju ke ruangan Aza. Ia tak langsung masuk ke dalam. Aksa mengintip gadis yang tengah memandangi ponselnya dan meneteskan air matanya.

"Baru kemarin kamu pergi. Maaf, pagi ini aku sudah merindukanmu," lirih Aza menatap fotonya bersama Reyfan. Ia meneteskan air matanya saat mendekap foto itu.

"Harusnya jam segini kamu udah dateng ke rumahku dan siap untuk mengantarkanku bekerja. Tapi, ternyata kemarin adalah hari terakhir kita berboncengan motor dan berangkat kerja bersama," ucap Aza tersenyum getir.

"Maafkan aku..." ucap Aksa memasuki ruangan Aza.

Aza hanya menoleh sebentar dan kembali menatap ponselnya. Wanita itu terlihat berantakan, rambutnya masih terkepang seperti kemarin. Wajahnya juga penuh dengan air mata. Matanya sembab, sepertinya Aza terus saja menangis semalam.

"Reyfan itu cinta pertamaku dan aku juga cinta pertamanya. Semesta begitu jahat, dia memisahkanku dengannya..." lirih Aza menatap sendu ke arah Aksa. Sungguh, Aksa semakin merasa bersalah dengan wanita itu.

"Bolehkah aku menggantikan posisi Reyfan?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Aksa membuat Aza tersenyum meledek ke arahnya.

"Nggak akan! Kamu pasti ingin menghilangkan rasa bersalahmu, kan? Aku nggak akan menikah denganmu, nggak akan ada yang bisa menggantikan posisi Reyfan!" tolak Aza mentah- mentah.

Pintu ruang perawatan terbuka lebar, dokter dan perawat masuk, hendak memeriksa kondisi Aza.

"Dokter, apa aku boleh pulang hari ini? Aku nggak punya uang untuk membayar rumah sakit ini jika harus berlama- lama di sini," ucap Aza.

"Siapa yang menyuruhmu membayar? Semuanya sudah menjadi tanggung jawabku," seru Aksa. Ia sedikit kesal dengan wanita itu, bagaimana bisa Aza memikirkan biaya rumah sakit yang jelas- jelas itu sudah menjadi tanggung jawab Aksa.

"Boleh pulang hari ini kan, Dok?"

"Iya Nona, Anda boleh pulang hari ini juga. Tapi Anda juga harus sering- sering memeriksakan kaki Anda," ucap Dokter itu sopan.

"Saya akan membantu Anda bersiap- siap, Nona." Perawat itu lalu mencabut infus dari tangan Aza dan menyiapkan baju ganti untuknya.

"Jangan banyak bergerak dulu ya, Nona. Kaki Anda masih dalam proses pemulihan," ucap Dokter memperingatkan Aza. Dokter dan Perawat kemudian pergi meninggalkan ruangan itu setelah Aza sudah selesai bersiap untuk pulang.

Aza terlihat lebih segar dari sebelumnya, rambutnya yang panjang digerai membuat Aksa sedikit terpesona. Ternyata gadis itu tidak terlalu buruk, pikirnya.

"Kalau digerai cantik juga," gumam Aksa.

"Apa maksudmu?"

"Ah, enggak kok. Ehm, Dimana rumahmu?" tanya Aksa.

"Kenapa memangnya?"

"Tentu saja aku akan mengantarkanmu pulang."

"Nggak perlu, aku bisa pulang sendiri!" Lagi- lagi Aza menolak ajakan Aksa, lelaki itu semakin kesal dengan Aza. Pasalnya, ia tak pernah menerima penolakan dari seseorang, hanya Aza yang berani- beraninya menolak seorang Aksa Arion Sanjaya.

Aza kemudian menarik tongkat dan mencoba berjalan, karena belum terbiasa ia pun hampir jatuh, untung saja Aksa dengan sigap menahan tubuh Aza.

"Jangan menyentuhku!" Teriakan Aza membuat Aksa langsung melepaskan tangannya dan Aza pun terjatuh.

"Aww..."

"Makanya jangan gengsi jadi orang tuh, jelas- jelas butuh bantuan tapi sok- sokan nggak mau dibantu," ucap Aksa meledek. Aza langsung melototinya, wanita itu pun segera berdiri dan berjalan pelan.

Aksa tetap mengikuti gadis itu dari belakang, ia sedikit cemas karena Aza belum bisa berjalan normal.

"Jangan mengikutiku!" ucap Aza tanpa menoleh ke belakang.

"Siapa yang mengikutimu, aku juga mau pulang kok!" tukas Aksa.

Aza tak menggubris. Sesampainya di depan rumah sakit, Aza segera mencari angkot. Uangnya tidak cukup untuk naik taksi soalnya dirinya belum gajian. Jadi, ia memilih untuk naik angkot saja.

"Kamu yakin nggak mau aku anterin pulang?" tanya Aksa memastikan.

"Nggak!" Aza melambaikan tangannya saat ada angkot yang menuju ke arahnya. Ia pun segera naik dengan hati- hati.

Aksa menggelengkan kepalanya melihat Aza yang begitu egois. Ia pun memasuki mobilnya dan mengikuti angkot Aza dari belakang.

Aksa mengernyitkan dahinya saat mendapati angkot Aza berhenti di Tempat Pemakaman Umum. Aksa pun terpaksa ikut berhenti dan mengikuti Aza. Sebelum masuk, ia membeli satu keranjang mawar tabur yang dijual di depan pintu masuk.

Aza berjalan pelan menyusuri makam- makam di sana, ia berhenti di depan makam yang masih basah. Makam milik Reyfan. Ia duduk bersimpuh di samping nisan bertuliskan nama Reyfan.

"Maaf aku baru datang..." ucapnya pelan. Ia mulai menaburkan mawar yang telah dibelinya tadi.

"Baru sehari nggak ketemu saja aku sudah begitu merindukanmu." Aza tersenyum getir, air matanya menetes. Ia terus saja mengingat kenangan- kenangannya bersama sang kekasih. Aksa ikut meneteskan air matanya melihat Aza yang menangis sesegukan.

"Aku pergi dulu ya, Rey. Besok aku akan kembali lagi dengan bunga mawar yang cantik untukmu. Aku merindukanmu..." Aza mengusap air mata yang sedari tadi membanjiri wajahnya.

"Aku mencintaimu, Rey. Aku pergi dulu...." ucap Aza sembari mengecup nisan dengan penuh cinta.

"Awww..." pekik Aza. Ia mencoba berdiri namun terjatuh lagi, kakinya sangatlah sakit. Aksa pun mendekat dan membantu Aza untuk berdiri.

"Lain kali panggilah seseorang jika membutuhkan bantuan," ucap Aksa. Aza hanya mengangguk, ia tak tahu jika di sana juga ada lelaki itu.

"Kamu mengikutiku dari tadi?" tanya Aza menyipitkan matanya. Kenapa lelaki itu terus saja mengikuti dirinya? Apa maunya? Pertanyaan itu terlintas di kepalanya.

"Enggak kok, aku tadi kebetulan lewat terus pengen lihat- lihat aja," tukas Aksa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia menjadi kikuk dengan pertanyaan yang Aza lontarkan.

"Dasar aneh! Kamu pasti mau minta maaf kan sama aku?!" Aza berlalu meninggalkan Aksa tanpa mendengar jawaban dari lelaki itu. Selangkah demi selangkah berjalan menggunakan tongkatnya. Dan Aksa tetap mengikuti wanita itu dari belakang.

"Aku sudah memaafkanmu, jangan mengikutiku lagi!" seru Aza sembari melayangkan tongkatnya ke wajah Aksa.

"Bukan maaf yang aku inginkan, aku hanya ingin kita menikah!" ucap Aksa.

"Harus berapa kali aku bilang ke kamu kalau aku nggak akan menikah denganmu ataupun dengan lelaki lain! Biarkan aku sendiri sampai maut menjemputku."

Aksa tertegun mendengar jawaban dari Aza. Wanita itu benar- benar mencintai kekasihnya yang telah tiada sampai dia rela untuk hidup sendiri hingga maut menjemput. Aza tidak mau mengkhianati Reyfan meskipun mereka berada di alam yang berbeda. Tapi Aksa tidak akan menyerah, ia akan berusaha untuk menaklukkan Aza. Bukan karena merasa bersalah, tapi Aksa tertarik dengan wanita itu.

Aksa ikut berjalan mengikuti langkah Aza, membuat wanita itu semakin kesal. "Biar aku mengantarkanmu pulang!" ucap Aksa dengan penuh penekanan.

"Nggak mau!"

Aksa yang orangnya tak menerima penolakan pun, langsung menggendong Aza ala bridal style. Aza terus saja memberontak dan memukuli dada bidang milik Aksa.

"Diam atau aku lempar ke got?!" Ancaman Aksa membuat Aza terdiam, ia memandangi wajah tampan Aksa. Sedikit kagum akan Aksa yang benar- benar memiliki jiwa tanggung jawab.

Terpopuler

Comments

A.0122

A.0122

udh tertarik aja si aksa dgn si culun aza

2021-03-29

0

Fhita Iftha

Fhita Iftha

cepat ya Aksa nya tertarik dengan Aza 😂

2021-03-26

0

Elis

Elis

Hadirr selalu thorr🤗🤗

2020-12-13

0

lihat semua
Episodes
1 Aksa Arion Sanjaya
2 Tolong Maafkan
3 Pergi untuk Selamanya
4 Keputusan yang Sulit
5 Biar Aku Mengantarmu
6 Rumah Kontrakan
7 Kolam Renang
8 Gadis Polos
9 Menikahlah Denganku
10 Pak Presdir
11 Office Boy
12 Rasa Khawatir
13 Merindukan Sosoknya
14 Keputusan yang Diambil
15 Bekas Lipstick
16 Belanja Berlebihan
17 Anak Kucing
18 Bubur Ayam
19 Memutuskan Hubungan
20 Rela Melepas
21 Sesi Pemotretan
22 Menghilangkan Ketakutan
23 Ikat Rambut
24 Sebuah Kebenaran
25 Acara Pernikahan
26 Main Hujan
27 Teh Hangat
28 Pancake Gosong
29 Pemakaman Umum
30 Satu Kecupan
31 Memainkan Perut
32 Jangan Mengatakan
33 Panggilan Untukmu
34 Angkringan Malam
35 Naik Sepeda
36 Hanya Pamer
37 Cat Dinding
38 Jangan Melihatku
39 Sedikit Kecewa
40 Yang Sempat Tertunda
41 Es Krim
42 Rumah Sakit
43 Tak Mau Pisah
44 Sangat Memalukan
45 Tik Tok
46 Tante Google
47 Mas Ojol
48 Kenyataan Sebenarnya
49 Gara- gara Kopi
50 Surprise Mengharukan
51 Saling Meledek
52 Perkelahian Wanita
53 Daging Hitam
54 Bukan Atasanmu
55 Dismenorea
56 Bulan Madu
57 Langit Senja
58 Perjuangan Ibu
59 Budak Cinta
60 Gagal Romantis
61 Bulan Madu Terakhir
62 Tiga Preman
63 Marahan
64 Food Truck
65 Tepi Kolam
66 Kopi Dangdut
67 Tak Terduga
68 Begitu Cepat
69 Duka Mendalam
70 Tak Akan Pergi
71 Biar Cepat Sembuh
72 Tak Menyusahkan
73 Semangat Treatment
74 Supermarket
75 Telur Gulung
76 Kesombongan Presdir
77 Bayi Kembar
78 Aiden & Ailee
79 Suasana Baru
80 Dedek Bayi
81 Hari Lahir
82 Ingatan Lalu
83 Tak Seperti Biasa
84 Jangan Marah
85 Semakin Marah
86 Empat Es Krim
87 Marah dan Kecewa
88 Spongebob Squarepants
89 Anak Haram
90 Sampai ke Mars
91 Berenang Bersama
92 Baby Twins Diculik
93 Ayo Kita Pacaran!
94 Rumah Sakit
95 Kehilangan Jejak
96 Rumah Aunty
97 Pergi Tanpanya
98 Jagung Bakar
99 Desain Gedung
100 Nona Licik
101 Berjiwa Psikopat
102 Satu Tembakan
103 Cerita Tengah Malam
104 Tiup Lilin
105 Sampai Jumpa
106 Cerita Ailee
107 Cerita Aiden
108 REBUTAN JODOH
109 Perebut Hati
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Aksa Arion Sanjaya
2
Tolong Maafkan
3
Pergi untuk Selamanya
4
Keputusan yang Sulit
5
Biar Aku Mengantarmu
6
Rumah Kontrakan
7
Kolam Renang
8
Gadis Polos
9
Menikahlah Denganku
10
Pak Presdir
11
Office Boy
12
Rasa Khawatir
13
Merindukan Sosoknya
14
Keputusan yang Diambil
15
Bekas Lipstick
16
Belanja Berlebihan
17
Anak Kucing
18
Bubur Ayam
19
Memutuskan Hubungan
20
Rela Melepas
21
Sesi Pemotretan
22
Menghilangkan Ketakutan
23
Ikat Rambut
24
Sebuah Kebenaran
25
Acara Pernikahan
26
Main Hujan
27
Teh Hangat
28
Pancake Gosong
29
Pemakaman Umum
30
Satu Kecupan
31
Memainkan Perut
32
Jangan Mengatakan
33
Panggilan Untukmu
34
Angkringan Malam
35
Naik Sepeda
36
Hanya Pamer
37
Cat Dinding
38
Jangan Melihatku
39
Sedikit Kecewa
40
Yang Sempat Tertunda
41
Es Krim
42
Rumah Sakit
43
Tak Mau Pisah
44
Sangat Memalukan
45
Tik Tok
46
Tante Google
47
Mas Ojol
48
Kenyataan Sebenarnya
49
Gara- gara Kopi
50
Surprise Mengharukan
51
Saling Meledek
52
Perkelahian Wanita
53
Daging Hitam
54
Bukan Atasanmu
55
Dismenorea
56
Bulan Madu
57
Langit Senja
58
Perjuangan Ibu
59
Budak Cinta
60
Gagal Romantis
61
Bulan Madu Terakhir
62
Tiga Preman
63
Marahan
64
Food Truck
65
Tepi Kolam
66
Kopi Dangdut
67
Tak Terduga
68
Begitu Cepat
69
Duka Mendalam
70
Tak Akan Pergi
71
Biar Cepat Sembuh
72
Tak Menyusahkan
73
Semangat Treatment
74
Supermarket
75
Telur Gulung
76
Kesombongan Presdir
77
Bayi Kembar
78
Aiden & Ailee
79
Suasana Baru
80
Dedek Bayi
81
Hari Lahir
82
Ingatan Lalu
83
Tak Seperti Biasa
84
Jangan Marah
85
Semakin Marah
86
Empat Es Krim
87
Marah dan Kecewa
88
Spongebob Squarepants
89
Anak Haram
90
Sampai ke Mars
91
Berenang Bersama
92
Baby Twins Diculik
93
Ayo Kita Pacaran!
94
Rumah Sakit
95
Kehilangan Jejak
96
Rumah Aunty
97
Pergi Tanpanya
98
Jagung Bakar
99
Desain Gedung
100
Nona Licik
101
Berjiwa Psikopat
102
Satu Tembakan
103
Cerita Tengah Malam
104
Tiup Lilin
105
Sampai Jumpa
106
Cerita Ailee
107
Cerita Aiden
108
REBUTAN JODOH
109
Perebut Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!