Aku Hanya Seorang Jenny

Dari Kejauhan Arsen mendengar perdebatan kecil, meski samar ia kenal betul itu suara istrinya.

" Nona, jangan. Ini pekerjaan saya, nanti tuan muda bisa marah. Biar saya saja nona...", seru seorang maid yang sedang berebut keranjang laundry dengan Jenny.

" Ngga papa bi, dia ngga akan marah. Saya tuh mending cuci sendiri. Udah bi, di lepas keranjangnya..." balas Jenny menarik kembali keranjang laundry itu.

" Sayang? Kamu ngapain? ", Arsen muncul.

" Masa gua... eeh a-aku ngga boleh cuci baju sendiri...? " , kesal Jenny.

"Bi, tinggalin kami berdua ", pinta Arsen, dan maid itu pun pergi.

"Lu tuh apaan sih? Lu itu sekarang nona mudanya Askara, gak perlu cuci baju, lu bisa suruh orang cuci baju lu Jenny, repot amat." celetuk Arsen.

"Gua bukan nona muda, Sen. Bukan tuan putri juga, bukan bangsawan. Gua cuma seorang Jenny yang terbiasa mandiri, bahkan sakit pun gua nyuci baju dan jemur sendiri Sen. Jadi lu ga perlu perlakuin gua istimewa, lu mungkin terbiasa hidup dilayani, tapi gua enggak. Gua cuma sementara disini, sampai urusan kita berdua selesai." omel Jenny sembari memasukkan baju-baju kotornya ke mesin cuci.

"Kata siapa lu cuma sementara disini? " sergah Arsen

"Ya kata gua lah, kata siapa gua harus nunggu lu ngomong begitu?" ketus Jenny lagi, dan Arsen pun kehabisan kata-kata.

🌼🌼🌼

Sudah tiga bulan berlalu, kehidupan Jenny dan Arsen berlalu begitu saja. Seorang direktur dan sekertaris pribadinya yang setiap hari pergi dan pulang kerja bersama. Sudah selama itu hidup bersama, kedua pihak keluarga mulai bertanya-tanya kenapa sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan hadirnya Askara muda? Tapi dengan kompak pasangan palsu itu berkata mereka memang sengaja menunda, karena ada target yang sedang mereka capai, jika mempunyai bayi sekarang, mereka takut tidak merawat bayi secara maksimal. Alasan kaku yang masih bisa dimaklumi.

Bagaimana ceritanya bayi itu tercipta sedangkan kedua orang yang bersangkutan pun tidur di ranjang yang berbeda.

Suatu hari Jenny pergi keluar mansion sendirian, tanpa memberitahu Arsen. Ia berdandan casual, dan pergi naik taksi. Karena hari ini ia ada janji untuk bertemu dengan Naura sahabatnya, lebih tepatnya sejak Jenny menikah mereka belum bertemu sama sekali.

Tidak lama setelah itu, Arsen keluar dari kamarnya yang berada didalam kamar Jenny.

Awalnya ia biasa saja tidak menemukan keberadaan Jenny di kamar itu, karena biasanya jam segitu memang Jenny belum bangun atau sedang di kamar mandi, Arsen sudah hafal rutinitas pagi Jenny. Ia pergi ke balkon, spot favorit Jenny di pagi hari untuk mengopi, disana juga tidak ada Jenny. Akhirnya ia keluar kamar dan menemukan seorang maid.

" Bi, liat istri saya ngga? " tanya Arsen.

" Tadi sekitar 30 menit yang lalu, nona pergi naik taksi, tuan." jawabnya.

"Sendiri?", Arsen memastikan.

"Iya, tuan" , jawab maid itu singkat lalu pergi dari hadapan Arsen.

Arsen mengerutkan keningnya, mengeluarkan ponselnya, dan menemukan lokasi Jenny. Ia tersenyum puas ketika chip pelacak yang ia tanam diam-diam di ponsel Jenny ternyata berguna hari ini. Ia merapikan dirinya dan pergi berkendara dengan range rover putihnya.

Ia menemukan nona mudanya duduk diteras cafe dengan seorang wanita dan terasa lega ketika ia menemukan istrinya tidak macam-macam, tapi adegan yang terjadi disana sangat menyita perhatiannya. Istrinya yang selalu dingin dan berekspresi datar itu kini terlihat sangat cerah ceria. Ia terlihat banyak bicara, banyak tertawa, tatapannya pun hangat. Tidak seperti tatapan Jenny kepadanya 'dingin dan kosong'.

.

.

.

tbc...💜

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***