BAB 5_Malam Pertama Yang Sia-sia

Malam harinya semua orang sudah datang, mereka tinggal menunggu pengantin nya yang nanti akan jalan bersama menuju ke pelaminan.

Teman teman Bara hadir, kolega-kolega bisnis juga hadir, karena memang mama Wina menyelenggarakan acara ini dengan mewah dan megah nya, namun tetap pernikahan ini hanya orang orang tertentu saja yang tahu.

"Ayo." ucap Bara dengan nada cuek dan dinginnya sambil menarik tangan Maura untuk segera ke tempat acara karena dari tadi mama nya terus menyuruh mereka agar segera datang.

"Iya mas, sebentar." ucap Maura dengan mengubah nama panggilan untuk suaminya menjadi mas, karena bagaimana pun dia harus sopan kepada kepala keluarga nya itu.

Akhirnya mereka berdua pun sampai dan acara di mulai, Maura dan Bara berjalan berdampingan di karpet merah yang memang sudah di sediakan di sana.

Semua orang menyambut kedatangan raja dan ratu satu hari tersebut, Maura begitu cantik dengan aura yang sangat elegan, bahkan sahabat-sahabat Bara dan rekan bisnis nya terpesona dengan kecantikan istri dari Bara.

Sampai di acara salam salaman, semua orang berlomba-lomba untuk naik ke atas pelaminan untuk menjabat tangan Bara.

"Wih pengantin baru nih, awas dihajar habis-habisan sama Bara." ucap Xavi salah satu sahabat Bara.

Entah mengapa Bara merasa kesal saat Xavi berdekatan dengan Maura, apa lagi sampai berbisik-bisik, apakah Bara cemburu? tidak mungkin bahkan Bara baru pertama kali bertemu dengan wanita yang sekarang ini menjadi istrinya itu tadi waktu akad nikah.

Hampir jam sepuluh malam dan acara resepsi baru saja selesai, Bara melihat wanita cantik di sampingnya itu sedang duduk sambil memijat kakinya yang Bara yakini dia kelelahan, bagaimana tidak lelah jika harus berdiri hampir empat jam apa lagi menggunakan heels yang cukup tinggi.

"Capek?" tanya Bara yang tiba-tiba duduk di kursi pelaminan di samping Maura.

"I... Iya," jawab Maura dengan sedikit gugup, karena jujur Maura merasa aura Bara sang suami begitu kuat hingga membuat dia ketakutan.

"Lepaskan saja heels mu dan saya turun ke orang tua." ucap Bara.

Namun Maura tidak mengindahkan tutur kata suaminya, hal itu membuat Bara menahan kesal.

Dia pun jongkok dan langsung meraih pergelangan kaki sang istri untuk melepaskan heels yang cukup menyiksa itu, sedangkan tindakan Bara tadi membuat Maura terlonjak kaget.

"Ayo turun." ajak Bara setelah heels yang di pakai oleh Maura terlepas dan berpindah ke tangan sang suami.

Akhirnya Bara dan maura pun turun menghampiri para keluarga yang sedang asyik mengobrol, Maura mencari keberadaan orang tua nya namun sayang dia sama sekali tidak menemukannya.

'Mama sama papa kemana ya kok gak ada?' tahtanya dalam hati.

"Cie ada pengantin baru nih." goda Bianca sang adik setelah kakak dan kakak iparnya itu datang.

"Bianca jangan gitu, lihat tuh muka kakak ipar mu yang cantik ini jadi merah." seru mama Wina menimpali ucapan sang anak.

"Sayang kamu pasti capek, kamu istirahat aja ya ke kamar." pinta mama Wina kepada sang menantu dengan lembut.

Namun Maura hanya dia sambil matanya sesekali melihat di sekitar yang sudah tampak sepi karena para undangan sudah pergi.

"Kamu kenapa hm? Cari orang tua kamu? tadi mereka izin pamit karena ada acara, katanya udah bilang sama kamu." ucap mama Wina membuat hati Maura sedih.

Bahkan di hari terakhir saat mereka akan berpisah karena Maura harus ikut suaminya saja orang tua nya sama sekali tidak memberikan kata kata perpisahan membuat hati Maura sedih.

"Bara bawa istri kamu ke kamar ya, jangan lupa buatkan mama cucu yang cantik atau tampan." ucap mama Wina di akhiri dengan bisikan kepada sang anak, namun gak itu masih Maura dengar hingga membuat dia malu sendiri.

Sampai di kamar hotel Maura pun ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, sayangnya dia kesulitan untuk membuka resleting gaun yang begitu menyiksa ini.

"Aduh ini kenapa gak bisa di buka sih, masa akan minta tolong mas Bara buat bukain ini." seru nya dengan bimbang.

Namun jika seperti ini terus maka dia tidak ada bisa membuka gaun nya, bahkan bisa membuat gaun tersebut rusak nantinya.

Akhirnya mau Tidka mau Maura pun harus meminta bantuan sang suami karena dia sudah ingin segera bersih bersih.

CEKLEK

Maura mengeluarkan kepalanya mencari keberadaan sang suami yang ternyata berada di sofa kamar tersebut sambil memejamkan matanya.

"Ada apa?" tanya Bara yang masih dalam posisi nya dengan tangan nya berada di dahinya.

"Hm saya kesusahan buka gaun ini, bisakah mas membantu saya?" pinta Maura dengan sopan.

"Ck." deru nya namun Bara tetap bangun dari tidurnya dan menuju ke arah Maura.

Sampai di kamar mandi bawa membantu Maura membukakan resleting gaun tersebut, bohong kalau Bara Tidka tergoda, dia sebagai seorang pria normal melihat punggung istri nya saja membuat dia panas dingin.

"Segera bersihkan diri mu dan istirahat karena saya harus keluar sebentar." ucap Bara kemudian meninggalkan kamar hotel tersebut untuk sekedar mencari udara dingin.

Setelah setengah jam Maura bergelut dengan make up dan berendam di air hanya yang membuat tubuh Maura rileks itu, dia pun keluar dengan wajah tampak segar natural, mungkin jika Bara melihat hal tersebut imannya akan tergoda.

"Capek banget ya tuhan." seru Maura kemudian berbaring di kasur empuk yang belum pernah dia tiduri.

Biasa nya dia hanya tidur di kasur busa, bahkan bukan springbed seperti sang kakak yang menggunakan springbed empuk untuk tidurnya.

Tanpa Maura sadari dirinya pun mulai terlelap dalam mimpi tanpa menunggu kedatangan suaminya, atau bahkan dia sampai melupakan bahwa sekarang dia sudah punya suami.

kasihan sekali bukan di malam pertama tadi dia malah ditinggal sendirian.

Sedangkan Bara memilih untuk menghampiri para sahabatnya yang masih berada di ballroom tempat resepsi tadi di selenggarakan.

"Loh loh kok pengantin baru keluar sih, ini udah malem loh, gak mau menunaikan ibadah nih." goda David sahabat Bara yang cukup tengil itu.

"Malam pertama yang sia-sia." seru David lagi karena tidak mendapatkan respon dari sahabatnya itu, walau sedikit ngeri kalau Bara memberikan tatapan tajam ke arah dirinya.

"Bar kenapa ke sini? terus istri lo, lo tinggal gitu aja?" tanya Soni salah satu sahabat Bara yang cukup waras, sikapnya sebelas dua belas dengan Bara namun lebih parah Bara.

"Gw mau ngomong sama kalian, besok gw bakalan ada pertemuan dengan pak jeriko." seru Bara yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari para sahabatnya.

"Lah bukannya om Brian gak setuju kalau perusahaan nya kerja sama sama perusahaan si tukang sabotase itu!" seru sandi yang juga sekaligus karyawan di perusahan milih papa Brian, lebih tepatnya tim pengembang dan sekaligus orang kepercayaan dari papa Brian.

"Gw cuma mau tes aja, dia belum tahu bakalan berhadapan dengan siapa." ucap Bara dengan begitu meremehkan sekali.

.

.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Faris Fahmi

Faris Fahmi

pengen koreksi, tp autor nya kayaknya anti dikoreksi

2025-01-11

0

Miryam Toressy

Miryam Toressy

Yang sabar ya Maura,...dijalanin aja dengan ikhlas,...

2025-02-27

0

Radiah Hassan

Radiah Hassan

Mlm pertama x seperti mlm pertama

2024-12-22

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1_Jangan Kecentilan
2 BAB 2_Apa Maksud Papa?!
3 BAB 3_Pengantin Pengganti
4 BAB 4_Akad Nikah
5 BAB 5_Malam Pertama Yang Sia-sia
6 BAB 6_Bekerja Lagi
7 BAB 7_Menghindari
8 BAB 8_Sebuah Sindiran
9 BAB 9_First Kiss
10 BAB 10_Lama Sekali
11 BAB 11_Rebutan
12 BAB 12_Cantik Sekali
13 BAB 13_Kalah Main
14 BAB 14_Makin Besar
15 BAB 15_Cukup Keras
16 BAB 16_Maafin Maura
17 BAB 17_Istri Nakal
18 BAB 18_Ditipu
19 BAB 19_First Time
20 BAB 20_Syarat-syarat
21 BAB 21_Mengeksekusi Sang Istri
22 BAB 22_Jago
23 BAB 23_Rindu Sekali
24 BAB 24_Ingin Kuliah
25 BAB 25_Berendam
26 BAB 26_Semoga
27 SPOILER CERITA
28 BAB 27_Malu
29 BAB 28_Aku Takut
30 BAB 29_Upik Abu
31 BAB 30_Cemburu
32 BAB 31_Besok Saya Pulang
33 BAB 32_Membela Diri
34 BAB 33_Rujak
35 BAB 34_Suami Bucin
36 BAB 35_Khawatir
37 BAB 36_Hamil
38 BAB 37_Kukira Mandul
39 SPOILER CERITA
40 BAB 38_Manja
41 BAB 39_Tantrum
42 BAB 40_Ngilang
43 BAB 41_Ke Kantor
44 BAB 42_Tertangkap Basah
45 BAB 43_Dasar Mesum
46 BAB 44_Siapa Wanita Ini?
47 BAB 45_Salah Paham
48 BAB 46_Karma
49 BAB 47_Beruntung
50 BAB 48_Jagoan Kecil
51 BAB 49_Barter
52 BAB 50_Rumah Sakit Jiwa
53 BAB 51_Akhir Bahagia
54 New Story: Kapten Pemikat Hati
55 New Story: Suami Pilihan Mama
56 New Story: Menaklukkan Hati Bos Mafia
57 New Story: My Destiny
Episodes

Updated 57 Episodes

1
BAB 1_Jangan Kecentilan
2
BAB 2_Apa Maksud Papa?!
3
BAB 3_Pengantin Pengganti
4
BAB 4_Akad Nikah
5
BAB 5_Malam Pertama Yang Sia-sia
6
BAB 6_Bekerja Lagi
7
BAB 7_Menghindari
8
BAB 8_Sebuah Sindiran
9
BAB 9_First Kiss
10
BAB 10_Lama Sekali
11
BAB 11_Rebutan
12
BAB 12_Cantik Sekali
13
BAB 13_Kalah Main
14
BAB 14_Makin Besar
15
BAB 15_Cukup Keras
16
BAB 16_Maafin Maura
17
BAB 17_Istri Nakal
18
BAB 18_Ditipu
19
BAB 19_First Time
20
BAB 20_Syarat-syarat
21
BAB 21_Mengeksekusi Sang Istri
22
BAB 22_Jago
23
BAB 23_Rindu Sekali
24
BAB 24_Ingin Kuliah
25
BAB 25_Berendam
26
BAB 26_Semoga
27
SPOILER CERITA
28
BAB 27_Malu
29
BAB 28_Aku Takut
30
BAB 29_Upik Abu
31
BAB 30_Cemburu
32
BAB 31_Besok Saya Pulang
33
BAB 32_Membela Diri
34
BAB 33_Rujak
35
BAB 34_Suami Bucin
36
BAB 35_Khawatir
37
BAB 36_Hamil
38
BAB 37_Kukira Mandul
39
SPOILER CERITA
40
BAB 38_Manja
41
BAB 39_Tantrum
42
BAB 40_Ngilang
43
BAB 41_Ke Kantor
44
BAB 42_Tertangkap Basah
45
BAB 43_Dasar Mesum
46
BAB 44_Siapa Wanita Ini?
47
BAB 45_Salah Paham
48
BAB 46_Karma
49
BAB 47_Beruntung
50
BAB 48_Jagoan Kecil
51
BAB 49_Barter
52
BAB 50_Rumah Sakit Jiwa
53
BAB 51_Akhir Bahagia
54
New Story: Kapten Pemikat Hati
55
New Story: Suami Pilihan Mama
56
New Story: Menaklukkan Hati Bos Mafia
57
New Story: My Destiny

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!