Imbalan.

Liam duduk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, membiarkan Alina mengakhiri do'anya. Setelah beberapa detik yang sunyi, mata lentik wanita bercadar itu perlahan membuka, Alina sempat terkejut hingga menajamkan pandangannya ketika melihat suaminya menatapnya dengan dingin.

"Liam," suaranya kecil, hampir seperti bisikan.

Liam mengangguk singkat, tatapannya tetap datar namun matanya menyiratkan campuran kecemasan dan sesuatu yang lain, sesuatu yang sulit ia ungkapkan.

"Bagaimana kondisimu?" tanyanya singkat, namun nadanya lebih dingin dari yang diinginkannya.

Alina menarik napas panjang, tak di pungkiri hatinya sedikit meleleh mendengar ungkapan keperdulian dari Liam, tapi hatinya menaruh curiga, berpikir mungkin ada maksud tersembunyi.

"Aku sudah jauh lebih baik." jawabnya.

Liam tersenyum miring nyaris seperti sebuah ejekan.

"Baguslah... Setidaknya kau tidak terlalu lama menyusahkanku. Itu peringatan bagi istri yang tidak mendengarkan suaminya."

"Maaf!" jawab Alina, suaranya tegar.

"Maaf?" Liam tertawa kecil, terkesan mengejek.

"Maaf saja tidak cukup, Alina. Kau tahu? aku bukan orang yang memberi bantuan secara cuma-cuma." ujarnya, suaranya tegas dan dingin.

Wanita bercadar itu mengernyitkan dahi, menatapnya bingung, merasa ada sesuatu yang janggal di balik ucapannya.

"Apa maksudmu?"

Pria itu tersenyum sinis, "Kau tidak mengerti?" matanya menatap tajam.

"Biar ku tegaskan," katanya sambil berdiri bangkit dari hadapan Alina,

"Apa yang aku lakukan ini tidak gratis Alina, aku butuh imbalan karena sudah menyelamatkan nyawamu," dia melangkah dan berhenti di ujung brankar, menatap istrinya yang dalam kebingungan.

"Imbalan apa yang kau maksud? bukankah sudah kewajiban suami untuk melindungi dan merawat istrinya?!"

"Dan sudah kewajiban istri untuk membalas kebaikan suami, Alina." sahutnya, disertai senyum licik.

Napas Alina tercekat, pupil matanya bergerak seiring Liam melangkah lebih dekat ke arah jendela besar yang memantulkan pemandangan kota malam hari.

Alina terdiam sejenak, memutuskan niat bahwa ia tahu dalam sebuah hubungan memang harus ada timbal balik terlepas dari sekedar tanggung jawab dan kewajiban.

"Apa yang kau inginkan?" ujar Alina akhirnya.

Liam memiringkan tubuhnya ke arah sang istri, senyum dingin tak lepas dari bibirnya.

"Tubuhmu dan kata kata manismu," jawab Liam, suaranya berat dan memikat.

"Apa?" Alina membulatkan mata, tak percaya dengan apa yang di dengarnya. Bagaimana mungkin ia meminta hal itu, sementara ia sendiri pernah berjanji untuk tak menyentuhnya?

"Ya Alina. Aku ingin kau bersuara di hadapan orang orang bahwa kita saling mencintai." ujarnya seraya memasukan salah satu tangannya di saku celana.

Alina nampak membeku sejenak, mencerna kata suaminya , apakah Liam sudah mulai menerimanya sebagai istri? Karena itu ia meminta haknya? pertanyaan itu berputar di kepala.

"Apa kau serius?" ujar Alina memastikan keseriusan Liam, yang tanpa ia ketahui justru akan membuatnya kecewa lagi.

"Serius?" Liam memecah tawa di ruangan itu, membuat Alina tak habis pikir dengan tingkahnya yang selalu menjebaknya dalam kebingungan.

"Tentu saja, aku serius. Aku ingin besok kau mendampingiku di konferensi pers!"

Kedua Alis wanita bercadar itu bertaut, ia menggelengkan pelan kepalanya. Lagi dan lagi Liam mematahkan ekspektasinya.

"Tapi, tadi kau bilang kau ingin_"

"Apa kau pikir aku meminta tubuhmu untuk kunikmati?" Liam melangkah mendekat.

"Tidak Alina, kau jangan khawatir, aku berjanji tidak akan menyentuh keperawananmu sampai kita bercerai. Aku menginginkan tubuhmu dan suaramu untuk mendukungku di konferensi pers."

Alina terdiam sejenak, perkataan ambigu suaminya telah membuatnya salah paham, jadi benar suaminya hanya ingin memanfaatkannya, memanfaatkan pernikahannya untuk kepentingannya sendiri.

"Bayangkan jika aku tidak bergerak cepat Alina, mungkin kau sudah terbaring di peti mati, pikirkan bagaimana ayahmu akan merasa hancur."

Alina merasa hatinya tersayat, sesak menyergap paru parunya, ia menarik napas panjang dan berusaha untuk tetap tenang meski cairan bening di bola matanya telah menggenang.

Ayahnya adalah sumber kekuatan dan kelemahannya, tentu sekuat tenaga ia tak ingin membuat ayahnya merasa hancur meski takdir berkata lain.

"Kapan kon-feren-si pers- nya di- mulai?" tanya Alina, suaranya bergetar.

Liam tersenyum lebar.

"Besok malam? kau sanggup kan? tenang saja, aku akan menggendongmu jika kau merasa lemah" jawab Liam.

Alina mengangguk. "Baiklah."

"Setuju?"

"Iya.."

Senyum Liam semakin merekah, ia lalu mengulurkan tangan.

"Deal, sekarang kita impas, aku harap hubungan kita akan selalu menguntungkan."

Alina menatap sendu tangan Liam yang terulur di depannya, mengajaknya berjabat tangan. Ini adalah sentuhan pertama dari suaminya tapi tentu bukan sentuhan hangat yang Alina harapkan, melainkan tak lebih seperti tindakan formalitas sebuah transaksi. Alina lagi lagi tak kuasa menahan air matanya untuk jatuh meski satu tetes, dan dengan berat hati ia mengangkat tangannya yang di perban dengan gerakan pelan dan gemetar.

Begiti jari-jarinya menyentuh telapak tangan Liam yang hangat, sentuhan yang tak ia mengerti justru membuat darahnya mendesir.

Hening sejenak, mereka terbawa oleh perasaan masing masing, Alina yang tak mengerti pada perasaanya sendiri, dan Liam yang terus waspada memperhatikan gerak gerik istrinya.

Pria itu terdiam merasakan sentuhan tangan Alina yang tak benar benar mengenggamnya, Ada sesuatu dalam hatinya yang terus membuat perasaanya berkecamuk, rasa takut dan trauma akan sentuhan wanita membuatnya kembali menarik tangan dengan kasar, membuat Alina sedikit tersentak.

"Baik... aku datang kesini hanya untuk itu, tidak ada maksud lain... Selamat malam." ucap Liam singkat, suaranya hambar dan tanpa emosi,ia berbalik meninggalkan ruangan, meninggalkan Alina dalam keheningan yang dingin.

...[••••]...

...Bersambung.......

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

thoor aku msh penasaran tentang trauma liam sm perempuan..sabar ya alina smg ke depan kamu ga di manfaatin lg..

2024-11-08

0

Joko Medan

Joko Medan

lnjuy thor

2024-10-29

0

Joko Medan

Joko Medan

ayo alina, runtuh kn tembok es itu alina. kmu psti bsa🤗. buat liam akn menelan kmbali smua ucapn ny

2024-10-29

0

lihat semua
Episodes
1 prolog
2 Jodoh Penyelamat Bisnis
3 Di Persimpangan Takdir
4 Bab 4. Bukan pernikahan impian
5 Bab. 5. Jangan buka cadarmu!
6 Di Balik Senyum Palsu
7 Bab .7. Air mata Perpisahan
8 Bab. 8. Istri Yang Tak Di Inginkan.
9 Bab. 9. Perjanjian
10 Munafik!
11 Bab. 10. Konflik yang memanas
12 Mempertahankan
13 Rencana.
14 Impulsif
15 Buka cadarmu Alina!
16 Meminta Pernyataan
17 Imbalan.
18 Angkuh tapi perduli
19 •Pusat perhatian•
20 •Konferensi Pers•
21 •Suami Firaun•
22 •Si Ungu Favorit Liam•
23 •Sandiwara Alina•
24 •Hati Liam Yang Patah•
25 •Sepahit Kopi Hitam•
26 •Hasrat Liam•
27 •Cinta di layar media•
28 •Si Kuning Punya Liam•
29 •Properti Iseng•
30 •Diam diam mencuri•
31 •Rasa yang tersembunyi •
32 *Pengawas Rahasia•
33 "Alina Mu'tasimah•
34 •Sebuah Do'a•
35 •Dambaan Hati•
36 •Wanita Masa Lalu•
37 •AyoTaruhan•
38 •Aku Menang•
39 •Nilai Perhatian•
40 •Hanya istri Trofi•
41 •Dilema•
42 •Sentuhan pertama•
43 •Rengkuhan Mendebarkan•
44 •Sisi Lain yang disembunyikan•
45 •Pengakuan•
46 •Hukuman mematikan•
47 •Ciuman pertama•
48 •Godaan Liam•
49 "Jangan Liam..."
50 •Drama pagi bikin Alina gengsi•
51 •Masa Lalu hadir lagi•
52 •Ambisi gila•
53 •Petaka di pesta•
54 •Rumah sakit•
55 •Perselisihan•
56 •Siapa pengkhianatnya?•
57 •Pertemuan Raka•
58 •Amarah Pak Hamzah•
59 •Permintaan Ayah•
60 •Permintaan Ayah 2•
61 •Ciuman pertama•
62 •Malam Kebahagiaan•
63 •Mandi Bersama•
64 •Penuh Cinta•
65 •Melaporkan Clara•
66 •Rapat Penting•
67 •Dukungan Keluarga•
68 •Gairah yang tertunda•
69 •Amarah & Gairah•
70 •Kekhawatiran Liam•
71 •Keraguan Alina•
72 •Perhatian adik Ipar•
73 •Nasehat Kakak Ipar•
74 •Alat Tes .....•
75 •Jadi Paman terbaik•
76 •Kegelisahan dan Harapan•
77 •Pengakuan yang menyesakkan•
78 •Masih Ada Harapan•
79 •Kebohongan kecil•
80 •Do'a Empat Bulanan•
81 •Kehangatan keluarga•
82 •Badai Perasaan•
83 •Penguntit•
84 •Pintu Jebakan•
85 •Firasat seorang istri•
86 •Lepaskan atau hancurkan?•
87 •Penyesalan Suami•
88 •Hitam di atas Putih•
89 •kecurigaan Evan•
90 •Berlian Untuk Alina•
91 •Misi Rahasia Evan•
92 •Amplop Putih berisi duka•
Episodes

Updated 92 Episodes

1
prolog
2
Jodoh Penyelamat Bisnis
3
Di Persimpangan Takdir
4
Bab 4. Bukan pernikahan impian
5
Bab. 5. Jangan buka cadarmu!
6
Di Balik Senyum Palsu
7
Bab .7. Air mata Perpisahan
8
Bab. 8. Istri Yang Tak Di Inginkan.
9
Bab. 9. Perjanjian
10
Munafik!
11
Bab. 10. Konflik yang memanas
12
Mempertahankan
13
Rencana.
14
Impulsif
15
Buka cadarmu Alina!
16
Meminta Pernyataan
17
Imbalan.
18
Angkuh tapi perduli
19
•Pusat perhatian•
20
•Konferensi Pers•
21
•Suami Firaun•
22
•Si Ungu Favorit Liam•
23
•Sandiwara Alina•
24
•Hati Liam Yang Patah•
25
•Sepahit Kopi Hitam•
26
•Hasrat Liam•
27
•Cinta di layar media•
28
•Si Kuning Punya Liam•
29
•Properti Iseng•
30
•Diam diam mencuri•
31
•Rasa yang tersembunyi •
32
*Pengawas Rahasia•
33
"Alina Mu'tasimah•
34
•Sebuah Do'a•
35
•Dambaan Hati•
36
•Wanita Masa Lalu•
37
•AyoTaruhan•
38
•Aku Menang•
39
•Nilai Perhatian•
40
•Hanya istri Trofi•
41
•Dilema•
42
•Sentuhan pertama•
43
•Rengkuhan Mendebarkan•
44
•Sisi Lain yang disembunyikan•
45
•Pengakuan•
46
•Hukuman mematikan•
47
•Ciuman pertama•
48
•Godaan Liam•
49
"Jangan Liam..."
50
•Drama pagi bikin Alina gengsi•
51
•Masa Lalu hadir lagi•
52
•Ambisi gila•
53
•Petaka di pesta•
54
•Rumah sakit•
55
•Perselisihan•
56
•Siapa pengkhianatnya?•
57
•Pertemuan Raka•
58
•Amarah Pak Hamzah•
59
•Permintaan Ayah•
60
•Permintaan Ayah 2•
61
•Ciuman pertama•
62
•Malam Kebahagiaan•
63
•Mandi Bersama•
64
•Penuh Cinta•
65
•Melaporkan Clara•
66
•Rapat Penting•
67
•Dukungan Keluarga•
68
•Gairah yang tertunda•
69
•Amarah & Gairah•
70
•Kekhawatiran Liam•
71
•Keraguan Alina•
72
•Perhatian adik Ipar•
73
•Nasehat Kakak Ipar•
74
•Alat Tes .....•
75
•Jadi Paman terbaik•
76
•Kegelisahan dan Harapan•
77
•Pengakuan yang menyesakkan•
78
•Masih Ada Harapan•
79
•Kebohongan kecil•
80
•Do'a Empat Bulanan•
81
•Kehangatan keluarga•
82
•Badai Perasaan•
83
•Penguntit•
84
•Pintu Jebakan•
85
•Firasat seorang istri•
86
•Lepaskan atau hancurkan?•
87
•Penyesalan Suami•
88
•Hitam di atas Putih•
89
•kecurigaan Evan•
90
•Berlian Untuk Alina•
91
•Misi Rahasia Evan•
92
•Amplop Putih berisi duka•

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!