Ddrrrrttt... Ddrrrrtttt...
"Assalamualaikum...." suara bunda mengangkat ponselnya , Alya yang lagi makan sesekali melirik ke arah ibu nya..
"Innalillahi wa inna illahi rojiun....." bunda luruh ke lantai, hp dalam genggamannya pun jatuh begitu saja.
"Bundaa...., bun bangun bunda kenapa?" tanya Alya, sambil menggoyangkan tubuh ibunnya.
"Aku tidak tau kenapa bunda jadi pingsan, setelah menerima panggilan itu? siapa yang telpon emang? Karena penasaran, Alya pun mengangkat panggilan telpon yang masih tersambung.
Ketika ia menanyakan pada orang di sebrang, betapa lemes tubuhku. Ternyata itu dari kepolisian yang mengabarkan, kalau ayahnya mengalami kecelakaan. Dia dan bunda menangis histeris, demi mendengar kabar itu.
"Hiks Ayah..."
Suara berisik dari rumahnya, mengundang pertanyaan tetangga. Sehingga mereka pun pada berdatangan dan menanyakan apa yang terjadi, kenapa mereka saling tangis-tangisan.
Alya menceritakan kalau ayahnya kecelakaan, dan... dan meninggal. Alya menangis lagi, mereka semua mengucapkan bela sungkawa. Dan memberi usul kalau sebaiknya kita segera kerumah sakit, untuk membawa jenazah pulang biar cepat dimakamkan.
Alya hanya menangguk lalu membimbing bunda, yang dibantu pak RT pergi menuju kerumah sakit. Untungnya pak RTnya baik, mau meminjamkan mobilnya pada mereka.
Suara sirene menggema diseluruh penjuru desa, para tetangga pada berdatangan. Saling membantu begitu jenazah diturunkan dari dalam ambulans, tangis Alya dan bunda kembali pecah.
"Innalillahi wa inna illahi rojiun.." ucapan bela sungkawa dari para tetangga.
Sedangkan para pelayat sudah berdatangan karena disaat Alya dan ibunya kerumah sakit, ada warga yang ke masjid untuk mengabarkan kalau pak Heri meninggal.
"Bu Rina maaf, Pak Heri mau dimakamkan disini atau dibawa ke kampung halamannya?" tanya Pak Rt dengan sopan
"Disini saja pak, karena memang dikampung juga sudah tidak punya siapa-siapa lagi." jawab Ibu Rina
"Ya sudah kita akan mempersiapkan pemakaman almarhum Pak Heri" sahut Ibu Rina dengan suara parau
Sekitar jam 6 sore, mereka semua baru sampai kerumah masing-masing dari pemakaman. Kini Alya duduk disamping ibunnya, yang masih bersedih.
"Bun sekarang kita gimna? Ayah sudah enggak ada.. hikss." ucap Alya masih sesenggukan
"Kita iklhaskan ayah Al, Ayah engga suka lihat kita bersedih." sahut Ibu Rina
"Nanti bunda mau buka usaha warung makan, menurutmu gimna?" tanya Ibu Rina
"Alya nurut aja bun." jawab Alya
******
Waktu pun terus berjalan Ibu Rina kini mempunyai kesibukan baru, jualan lauk pauk Alya juga sudah hampir lulus SMA.
Didalam kelas Alya duduk termenung sendirian, dia kayak gak punya semangat setelah kepergian Ayahnya.
Dia bingung mau tetep sekolah, atau nyari kerja sedangkan uang akhir semester belum dibayar.
"Al kamu gak makan? Ayok kita ke kantin." ajak Chika
"Kamu duluan aja Chik, nanti aku nyusul." sahut Alya yang tidak punya selera makan.
"Al gue turut berduka cita atas meninggalnya bokap lo, tapi lo jangan bersedih terus. Lo juga harus makan Al." ucap Chika coba membujuk nya, Alya hanya mengangguk malas.
Setelah Chika pergi ke kantin, Alya keluar dari kelas menuju ke belakang. Tapi dikoridor dia bertemu Zayyan, Reno, Raffa dan Angga.
"Alya kita turut berduka cita ya atas musibah yang menimpa Ayahmu." ucap Zayyan dan yang lainnya
"Iya makasih kak." sahut Alya
"Maaf gue kemarin gak sempet ngelayat." sambung Zayyan lagi
"Gak papa kok kak." jawab Alya sambil menunduk, Alya tidak berani menatap wajah mereka.
Alya yang memang sedang tidak mood, pun hendak melanjutkan ingin menuju ke belakang tanpa mengatakan apapun.
"Al lo mau kemana?" tanya Zayyan
"Mau ke belakang Kak" jawab Alya
"Ngapain ke belakang? lo gak makan?" sambung Zayyan lagi, Alya hanya menggeleng lemas.
Kemudian Zayyan memberi intruksi agar sahabatnya duluan ke kantin, karena dia mau nemenin Alya dulu.
Sesampainya di belakang....
"Ehmm sepertinya aku mau nyari kerja deh Kak, buat bayar ujian akhir semester nanti bunda gak punya uang." ucap Alya sambil menscroll aplikasi biru, seperti sedang mencari loker.
Zayyan menawarkan alya bekerja direstoran miliknya saja, Alya pun senang sekali mendapat tawaran itu.
"Aku mau kak." kata Alya antusias.
Dikejauhan nampak Chika sedang mengepalkan tangannya, dia merasa geram kenapa mereka menjadi baik sama Alya. Jessica dan teman-temannya mendekati Chika, yang terlihat lagi kesal dengan Alya.
Jessica yang melihat Chika seperti gak suka dengan Alya, mendekekati Chika. Jessica merangkul Chika, Chika merasa seneng banget karena Jessica yang terkenal populer disekolah itu mau bicara dengannya.
Dikiranya Jessica itu asli mau temenan dengan Chika, padahal dia ingin menjadikan Chika sebagai alat. Untuk menjebak Alya, agar dikeluarin dari sekolah itu.
Sepulang dari sekolah Zayyan membawa Alya ke Cafenya.
"Raf kalian duduk aja ditempat biasa ya, gua mau bawa Alya menunjukan dimana dia akan memulai pekerjaannya." ucap Zayyan mereka hanya kasih jempol, sebagai jawaban.
"Bim!" panggil Zayyan ke salah satu karyawannya.
"Iya mas Zayyan." sahut laki-laki yang bernama Bima itu, mendekat kearah Zayyan.
"Kenalkan ini karyawan paruh waktu disini, dari jam pulang sekolah sampe jam 9 kamu bantu ya. Kalian berkenalan aja." ucap Zayyan, memperkenalkan Alya kepada manager di Cafenya.
Bima mengajak Alya keruang ganti, lalu Alya pergi mengikuti Bima.
Sementara Zayyan menemui teman-temannya, sambil membawa bebarapa kaleng minuman soda.
"Gimana Zay?" tanya Raffa
"Beres, gue yakin Alya pasti suka kerja disini." jawab Zayyan
"Hemm lo juga bisa lebih sering dong ketemunya." ledek Raffa, Zayyan tidak menanggapi gurauan Raffa
Alya merasa senang, berada di Cafe ini. Tidak ada lagi orang yang memandang rendah dirinya, karena setatus mereka sama PELAYAN.
Tidak seperti teman-teman di sekolahnya, yang selalu memandangnya sebelah mata.
******
Pagi itu Alya mendapat tugas piket disekolahnya, tapi setelah dia selesai menyapu dan mengepel. Seseorang malah sengaja mengotori kelasnya lagi, sehingga Alya harus membersihkan ulang. Dia merasa sangat geram, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.
Siapa lagi kalau bukan gengnya Jessica.
"Ren kamu datang ya ke ulang tahunku." ucap Jessica centil
"Iya undangannya mana?" tanya Reno
"Jes lo gak berniat ngundang Alya kan?" tanya Selvi
"Ogah gue kalau ada orang miskin!" sarkas Angel
Zayyan merasa tersinggung dengan perkataan Angel, Zayyan yang sedari tadi mendengarkan Jessica ngobrol dengan Reno. Mengepalkan tangannya, entah kenapa dia tidak terima mereka terus saja merendahkan Alya.
Begitupun dengan Raffa, karena Raffa memang tidak suka kalau ada yang menyakiti wanita kek banci itu menurutnya.
Jessica ngedipin matanya memberi kode sama Angel agar diam "Gak papa kok njel gue undang semua temen sekolah kita." ucap Jessica, tentu saja Jessica hanya ingin di bilang baik. Sama Reno, karena sudah lama Jessica menaruh hati terhadap pria itu.
"Al jangan lupa datang ya di acara ultahku di cafe, nih undangannya." ucap Jessica sambil di paksain tersenyum.
Sebenernya Alya merasa kebingungan, apa bener dirinya diundang? Akhirnya dengan rasa yang campur aduk, Alya mengambil undangan itu.
Sebelum pergi Reno angkat bicara, "Pakai baju terbaik yang lo punya, jangan bikin malu diri lo sendiri. Lo tahu kan Jessica itu siapa." ucap Reno pedas.
Sebelum Alya bener-bener pergi, Angel berbisik.
"Jangan lupa kamu itu orang miskin." ucap Alya
Alya pergi begitu saja hatinya remuk redam "Kenapa sih kemiskinannya selalu jadi masalah?
kenapa???..." gumam Alya dalam hati
Keesokan harinya semangat Alya ke sekolah menghilang, dia malas-malasan Alya masih belum mau keluar dari kamarnya.
"Yaa kok belum siap-siap sih? Emang kamu gak ke sekolah ya?" tanya sang bunda, sambil melongokan kepalannya di sela-sela pintu kamar Alya.
"Bun boleh gak kalau hari ini Yaya gak masuk, sehari aja boleh ya.." rengek Alya ke bundanya.
"Sejak kapan anak bunda bermalas-malasan, ayo nak nanti Ayah kecewa kalau kamu begini." ucap bunda dengan lembut
"Kamu lupa dengan cita-citamu?" tanya Ibu Reni
"Kamu ingin jadi perawat kan? Ayoo sayaang..." sambung bunda nya lagi
Meskipun berangkat sekolah tapi Alya tidak ber bersemangat, dia terus kepikiran dengan kata-katanya Angel.
\_\_BERSAMBUNG\_\_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments