Harmoni yang Rusak

Api unggun kecil menari-nari dalam kegelapan, menciptakan bayangan yang bergerak di wajah pucat Liu Wei. Dua hari telah berlalu sejak pertemuannya dengan kultivator Sekte Kabut Ungu, dan kini dia beristirahat di tepi sebuah danau kuno yang airnya segelap tinta.

Danau Harmoni Surgawi - tempat yang konon menjadi lokasi pertempuran antara dewa dan iblis di masa lampau. Air danaunya, yang biasanya jernih, berubah hitam setelah menyerap darah dan energi spiritual yang tumpah dalam pertempuran itu.

Liu Wei menatap permukaan danau yang tenang, tangannya memainkan kalung jade yang selalu dia kenakan. Besok adalah bulan purnama, dan Lembah Bulan Berdarah masih satu hari perjalanan dari tempatnya sekarang.

"Kau tampak lelah, Anak Muda."

Liu Wei tidak menoleh mendengar suara itu. Dari sudut matanya, dia bisa melihat sosok seorang wanita tua yang berdiri di tepi danau, pakaiannya compang-camping dan rambutnya yang putih tergerai berantakan.

"Nenek tua yang sendirian di tepi Danau Harmoni Surgawi," Liu Wei berkata datar. "Apa aku harus percaya ini kebetulan?"

Wanita tua itu tertawa - suara yang anehnya mengingatkan Liu Wei pada gemerincing lonceng kuil kuno. "Ah, generasi muda zaman sekarang. Selalu curiga, selalu waspada." Dia berjalan mendekat, tongkat kayunya mengetuk tanah dengan ritme yang teratur. "Tapi kau benar - ini bukan kebetulan."

Liu Wei akhirnya menoleh, matanya yang hitam pekat bertemu dengan mata wanita itu yang berwarna keperakan. "Siapa kau?"

"Aku? Aku hanyalah penjaga danau ini. Tapi kau..." wanita itu mengamati Liu Wei dengan seksama, "kau adalah yang ditakdirkan."

"Takdir?" Liu Wei mendengus. "Aku tidak percaya takdir."

"Tentu saja tidak," wanita itu tersenyum. "Itulah mengapa kau sempurna untuk peranmu."

Sebelum Liu Wei bisa bereaksi, wanita tua itu sudah mengayunkan tongkatnya. Sebuah lingkaran formasi rumit muncul di permukaan danau, membuat air yang hitam berputar dan membentuk sebuah pusaran besar.

"Apa yang kau lakukan?" Liu Wei bangkit, Pedang Penyerap Jiwa telah berada di tangannya.

"Memberikanmu pilihan," jawab wanita itu. Dia menunjuk ke arah pusaran air. "Lihatlah, Anak Muda. Lihatlah apa yang telah takdir siapkan untukmu."

Meski instingnya menjerit untuk menyerang, Liu Wei menemukan dirinya melangkah mendekati pusaran air itu. Di dalam air yang berputar, gambar-gambar mulai terbentuk:

Sebuah altar kuno di puncak Menara Iblis Putih. Di sana, Lao Tianwei berlutut di hadapan sosok berjubah putih tanpa wajah. Di sekeliling mereka, sembilan tubuh tanpa jiwa tergantung dalam formasi, darah mereka mengalir melalui saluran yang terukir di lantai.

"Yang Mulia," Lao Tianwei berkata, "semua sudah siap. Begitu anak itu tiba di Lembah Bulan Berdarah, darahnya akan menjadi katalis yang sempurna."

"Bagus," sosok putih itu mengangguk. "Tapi ingat - dia harus datang atas kemauannya sendiri. Paksaan akan merusak ritual ini."

"Bagaimana dengan..." Lao Tianwei ragu-ragu, "...dengan 'dia'?"

"Ah," sosok putih itu menoleh ke arah sebuah peti kristal. Di dalamnya, seorang wanita tampak tertidur - wajahnya adalah duplikat sempurna dari ibu Liu Wei. "Dia adalah kunci terakhir. Ketika waktunya tiba, Liu Wei akan memilih - antara dendamnya atau..."

Gambar dalam air tiba-tiba lenyap. Liu Wei terhuyung mundur, keringat dingin membasahi dahinya. "Tidak mungkin... ibuku sudah mati. Aku melihatnya sendiri!"

"Kematian," wanita tua itu berkata pelan, "adalah konsep yang sangat... fleksibel dalam dunia kultivasi."

Liu Wei mengarahkan Pedang Penyerap Jiwa ke wanita itu. "Katakan siapa kau sebenarnya, atau-"

"Atau apa?" wanita itu tersenyum. "Kau akan membunuhku? Mengambil jiwaku seperti yang kau lakukan pada yang lain?" Dia menggelengkan kepala. "Aku sudah mati sejak lama, Anak Muda. Yang kau lihat hanyalah... sisa-sisa."

Liu Wei merasakan kebenaran dalam kata-kata itu. Pedang Penyerap Jiwa, yang biasanya bereaksi terhadap jiwa di sekitarnya, sama sekali tidak merespon kehadiran wanita ini.

"Apa maumu?" tanya Liu Wei akhirnya.

"Aku ingin kau memahami pilihan yang ada di hadapanmu," wanita itu menjawab. "Besok, saat bulan purnama, kau akan tiba di Lembah Bulan Berdarah. Di sana, takdir akan memberimu pilihan - dendam atau cinta, kekuatan atau kemanusiaan."

"Dan kau ingin aku memilih yang mana?"

Wanita itu tertawa lagi. "Aku? Aku hanya penjaga keseimbangan. Pilihanmu adalah pilihanmu sendiri." Dia mulai berjalan menjauh, sosoknya perlahan memudar. "Tapi ingat, Anak Muda - terkadang, memilih untuk tidak memilih... adalah pilihan yang paling berbahaya."

Setelah wanita itu menghilang sepenuhnya, Liu Wei kembali duduk di dekat api unggun. Tangannya gemetar saat dia mengeluarkan sebotol arak dari kantong penyimpanannya.

Mungkinkah? Mungkinkah ibunya masih hidup? Tapi jika benar... mengapa? Untuk apa Lao Tianwei melakukan semua ini?

Liu Wei meneguk araknya, membiarkan cairan keras itu membakar tenggorokannya. Besok... besok dia akan mendapatkan jawabannya.

Di kejauhan, bulan yang hampir penuh mengintip dari balik awan, cahayanya yang keperakan memantul di permukaan Danau Harmoni Surgawi yang hitam. Dan di kedalaman air yang gelap itu, sesuatu bergerak - seolah danau itu sendiri menanti hari esok dengan antisipasi yang mengerikan.

Karena besok, saat bulan mencapai kesempurnaannya, harmoni yang telah rusak selama lima belas tahun... akan mencapai crescendo-nya yang berdarah.

Terpopuler

Comments

Yurika23

Yurika23

cresendo teh naon nya?

2024-10-10

0

ricky suitela

ricky suitela

mantap

2024-10-09

0

ricky suitela

ricky suitela

mantap

2024-10-09

0

lihat semua
Episodes
1 Iblis dalam Selimut Malam
2 Rahasia dalam Darah
3 Kota Seribu Rahasia
4 Pengejaran dalam Kabut
5 Harmoni yang Rusak
6 Bulan Merah
7 Pengorbanan Terakhir
8 Jejak Keabadian
9 Bayangan di Antara Kabut
10 Rahasia dalam Darah
11 Gema Masa Lalu
12 Pertarungan di Kuil Seribu Kabut
13 Resonansi Takdir
14 Bisikan Masa Depan
15 Tangga Menuju Takdir
16 Harga Sebuah Visi
17 Lembah Sembilan Hantu
18 Bayangan di Gunung Yin Lu
19 Jejak Pedang Kembar
20 Awal dari Akhir
21 Darah dan Pedang
22 Harga Kekuatan
23 Resonansi Pedang
24 Harmoni Kehancuran
25 Api dan Bayangan
26 Sisa Abu
27 Darah Lebih Pekat dari Air
28 Fajar yang Terbit di Kegelapan
29 Harga Sebuah Jiwa
30 Saat Fajar Memecah Kegelapan
31 Warisan yang Tertinggal
32 Lembah Sembilan Naga
33 Rahasia Sang Pertapa
34 Bisikan Para Naga
35 Resonansi Darah Naga
36 Bayangan Masa Lalu
37 Rahasia Darah Naga
38 Ujian Pertama
39 Dunia di Balik Cermin
40 Bisikan Takdir
41 Jalan Sunyi
42 Harga Sebuah Pilihan
43 Bayangan yang Menari
44 Jejak Naga Merah
45 Bisikan Pedang
46 Cahaya dalam Kegelapan
47 Kupu-kupu Bayangan
48 Darah Memanggil Darah
49 Harga Sebuah Pilihan
50 Hujan Merah
51 Pertarungan Takdir
52 Pengorbanan
53 Harga Sebuah Jiwa
54 Setelah Badai
55 Antara Hidup dan Mati
56 Dua Jiwa, Satu Takdir
57 Kehampaan Setelah Kehancuran
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Iblis dalam Selimut Malam
2
Rahasia dalam Darah
3
Kota Seribu Rahasia
4
Pengejaran dalam Kabut
5
Harmoni yang Rusak
6
Bulan Merah
7
Pengorbanan Terakhir
8
Jejak Keabadian
9
Bayangan di Antara Kabut
10
Rahasia dalam Darah
11
Gema Masa Lalu
12
Pertarungan di Kuil Seribu Kabut
13
Resonansi Takdir
14
Bisikan Masa Depan
15
Tangga Menuju Takdir
16
Harga Sebuah Visi
17
Lembah Sembilan Hantu
18
Bayangan di Gunung Yin Lu
19
Jejak Pedang Kembar
20
Awal dari Akhir
21
Darah dan Pedang
22
Harga Kekuatan
23
Resonansi Pedang
24
Harmoni Kehancuran
25
Api dan Bayangan
26
Sisa Abu
27
Darah Lebih Pekat dari Air
28
Fajar yang Terbit di Kegelapan
29
Harga Sebuah Jiwa
30
Saat Fajar Memecah Kegelapan
31
Warisan yang Tertinggal
32
Lembah Sembilan Naga
33
Rahasia Sang Pertapa
34
Bisikan Para Naga
35
Resonansi Darah Naga
36
Bayangan Masa Lalu
37
Rahasia Darah Naga
38
Ujian Pertama
39
Dunia di Balik Cermin
40
Bisikan Takdir
41
Jalan Sunyi
42
Harga Sebuah Pilihan
43
Bayangan yang Menari
44
Jejak Naga Merah
45
Bisikan Pedang
46
Cahaya dalam Kegelapan
47
Kupu-kupu Bayangan
48
Darah Memanggil Darah
49
Harga Sebuah Pilihan
50
Hujan Merah
51
Pertarungan Takdir
52
Pengorbanan
53
Harga Sebuah Jiwa
54
Setelah Badai
55
Antara Hidup dan Mati
56
Dua Jiwa, Satu Takdir
57
Kehampaan Setelah Kehancuran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!