Pengejaran dalam Kabut

Kabut tebal menyelimuti Hutan Seribu Roh, membuat bahkan kultivator tingkat tinggi pun kesulitan melihat lebih dari beberapa langkah di depan mereka. Namun Liu Wei bergerak dengan pasti di antara pepohonan kuno yang menjulang, matanya yang kini sepenuhnya hitam mampu menembus kabut dengan mudah - hasil dari ritual berbahaya yang dia lakukan semalam.

Jejak spiritual yang ditinggalkan rombongan Lao Tianwei masih terasa jelas baginya - seperti benang merah yang berpendar dalam kegelapan. Tiga hari telah berlalu sejak dia meninggalkan Kota Yong'an, dan jarak antara dia dan mangsanya semakin menipis.

"Berhenti!" sebuah suara menggelegar, membuat burung-burung beterbangan dari pepohonan.

Liu Wei menghentikan langkahnya. Di hadapannya, kabut mulai berputar, membentuk sosok seorang pria tua dengan jenggot panjang - sebuah proyeksi spiritual.

"Siapa yang berani memasuki wilayah Sekte Kabut Ungu tanpa izin?" tanya sosok itu.

Liu Wei membungkuk sopan, menutupi aura membunuhnya dengan sempurna. "Maafkan kelancangan saya, Tetua Yang Terhormat. Saya hanyalah pengembara yang tersesat."

"Tersesat?" Sosok itu mendengus. "Di hutan yang dijaga seribu formasi pelindung? Kau pikir aku akan percaya?"

"Kalau begitu," Liu Wei mengangkat wajahnya, seringai dingin tersungging di bibirnya, "bagaimana dengan kebenaran?"

Dalam sekejap mata, Liu Wei telah berada di belakang pohon tempat kultivator yang menciptakan proyeksi itu bersembunyi. Pedang Penyerap Jiwa bergerak cepat, tapi lawannya lebih cepat - sebuah tongkat ungu menangkis serangannya.

"Teknik Kabut Seribu Wajah!" Kultivator itu berseru, tubuhnya pecah menjadi ribuan titik kabut yang segera membentuk puluhan salinan dirinya.

Liu Wei tetap tenang. Tangannya membentuk segel rumit, dan tiga bayangannya muncul, masing-masing dengan Pedang Penyerap Jiwa yang identik.

"Mengesankan," kata kultivator itu. "Tapi di Hutan Seribu Roh, kabutlah yang berkuasa!"

Kabut di sekitar mereka menebal, berubah menjadi ungu gelap dan mulai berputar dengan kecepatan tinggi. Liu Wei merasakan energi spiritualnya mulai tersedot oleh kabut itu.

"Formasi Penyerap Energi Tingkat Tujuh," Liu Wei bergumam. "Sekte Kabut Ungu memang pantas dengan reputasinya."

Tapi Liu Wei tidak gentar. Dia menggigit ujung jarinya, membiarkan setetes darahnya jatuh ke tanah.

"Teknik Terlarang: Domba Kurban Seribu Bayangan!"

Ketiga bayangan Liu Wei tiba-tiba berubah menjadi kabut hitam yang segera bercampur dengan kabut ungu. Suara jeritan kesakitan terdengar saat kabut hitam itu mulai "memakan" kabut ungu, menciptakan pusaran energi yang mengerikan.

Kultivator Sekte Kabut Ungu itu terkesiap. "Ini... tidak mungkin! Teknik ini telah dilarang sejak ribuan tahun lalu!"

"Benar," Liu Wei muncul di belakangnya, Pedang Penyerap Jiwa terarah ke lehernya. "Dan kau akan membawa rahasia ini bersamamu ke alam kematian."

Pertarungan berakhir dalam sekejap. Jiwa kultivator itu tersedot ke dalam Pedang Penyerap Jiwa, sementara tubuhnya yang kosong jatuh tanpa suara ke tanah yang tertutup kabut.

Liu Wei berlutut di samping tubuh itu, tangannya bergerak cepat menggeledah pakaian sang kultivator. Dia menemukan apa yang dia cari - sebuah tablet giok dengan simbol Sekte Kabut Ungu.

"Terima kasih atas bantuanmu," Liu Wei bergumam pada tubuh yang tergeletak itu. "Berkat kau, aku bisa melewati wilayah Sekte Kabut Ungu tanpa halangan."

Tapi sebelum Liu Wei bisa melanjutkan perjalanannya, sesuatu menarik perhatiannya. Di saku dalam jubah kultivator itu, dia menemukan secarik kertas dengan tulisan tangan yang dia kenal - tulisan tangan Lao Tianwei.

"Formasi sudah siap. Bawa 'wadah' ke Lembah Bulan Berdarah saat bulan purnama. Kegagalan tidak bisa ditolerir."

Liu Wei meremas kertas itu. Lembah Bulan Berdarah - tempat yang terkenal karena fenomena alamnya yang unik. Setiap bulan purnama, air terjun di lembah itu akan berubah merah seperti darah, dan konon, kekuatan spiritual di tempat itu akan mencapai puncaknya.

"Bulan purnama..." Liu Wei melirik langit yang tertutup kabut. "Tiga hari lagi."

Dengan gerakan cepat, Liu Wei membakar tubuh kultivator itu dengan api hitam - memastikan tidak ada jejak yang tertinggal. Kemudian, dia mengeluarkan peta yang dia dapatkan di Kota Yong'an.

Lembah Bulan Berdarah berada di arah yang berbeda dari Menara Iblis Putih. Liu Wei menggertakkan giginya - ini pasti jebakan. Tapi...

"Apa pun yang kau rencanakan, Lao Tianwei," Liu Wei bergumam, matanya berkilat berbahaya, "aku akan memastikan rencanamu hancur bersamamu."

Liu Wei memejamkan mata, memusatkan konsentrasinya pada jiwa kultivator yang baru dia kalahkan. Perlahan, ingatan dan pengetahuan mulai mengalir ke dalam benaknya.

Sebuah ruangan rahasia di Sekte Kabut Ungu. Lao Tianwei berdiri di sana, berbicara dengan beberapa tetua sekte.

"Anak itu semakin dekat," kata Lao Tianwei. "Pastikan dia mengikuti jejak yang kita tinggalkan ke Lembah Bulan Berdarah."

"Tapi bagaimana dengan ritual di Menara Iblis Putih?" salah satu tetua bertanya.

Lao Tianwei tersenyum - senyum yang membuat Liu Wei ingin mencabik-cabik wajahnya. "Tanpa sadar, dia telah masuk ke dalam jarring kita. Darahnya, dendamnya - semuanya adalah bagian dari ritual itu sendiri."

Liu Wei membuka mata, nafasnya sedikit memburu. Jadi begitu - mereka ingin dia datang ke Lembah Bulan Berdarah. Tapi kenapa? Apa hubungannya dengan ritual di Menara Iblis Putih?

Kabut di sekitarnya mulai bergerak dengan gelisah, seolah merespon emosinya yang bergejolak. Liu Wei menarik nafas dalam, menenangkan diri. Dia tidak bisa gegabah - tidak setelah menunggu lima belas tahun untuk pembalasan ini.

"Baiklah, Lao Tianwei," Liu Wei bergumam, tangannya menggenggam erat tablet giok Sekte Kabut Ungu. "Mari kita mainkan permainanmu. Tapi ingat - dalam permainan bayangan, akulah rajanya."

Dengan tekad yang semakin kuat, Liu Wei melanjutkan perjalanannya menembus kabut. Kali ini, dengan kecepatan yang lebih tinggi - waktu adalah segalanya, dan dia harus tiba di Lembah Bulan Berdarah sebelum bulan purnama.

Sementara itu, jauh di kejauhan, di puncak Menara Iblis Putih yang menjulang, sosok berjubah putih tanpa wajah mengamati sebuah cermin spiritual yang menampilkan sosok Liu Wei.

"Ya... semakin dekat," sosok itu berbisik, suaranya sedingin angin musim dingin. "Biarkan kebencian memenuhi darahmu, Anak Muda. Karena hanya dalam kegelapan absolut... cahaya abadi bisa ditemukan."

Terpopuler

Comments

Yurika23

Yurika23

suka karakter MC ya..kereeen...

2024-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 Iblis dalam Selimut Malam
2 Rahasia dalam Darah
3 Kota Seribu Rahasia
4 Pengejaran dalam Kabut
5 Harmoni yang Rusak
6 Bulan Merah
7 Pengorbanan Terakhir
8 Jejak Keabadian
9 Bayangan di Antara Kabut
10 Rahasia dalam Darah
11 Gema Masa Lalu
12 Pertarungan di Kuil Seribu Kabut
13 Resonansi Takdir
14 Bisikan Masa Depan
15 Tangga Menuju Takdir
16 Harga Sebuah Visi
17 Lembah Sembilan Hantu
18 Bayangan di Gunung Yin Lu
19 Jejak Pedang Kembar
20 Awal dari Akhir
21 Darah dan Pedang
22 Harga Kekuatan
23 Resonansi Pedang
24 Harmoni Kehancuran
25 Api dan Bayangan
26 Sisa Abu
27 Darah Lebih Pekat dari Air
28 Fajar yang Terbit di Kegelapan
29 Harga Sebuah Jiwa
30 Saat Fajar Memecah Kegelapan
31 Warisan yang Tertinggal
32 Lembah Sembilan Naga
33 Rahasia Sang Pertapa
34 Bisikan Para Naga
35 Resonansi Darah Naga
36 Bayangan Masa Lalu
37 Rahasia Darah Naga
38 Ujian Pertama
39 Dunia di Balik Cermin
40 Bisikan Takdir
41 Jalan Sunyi
42 Harga Sebuah Pilihan
43 Bayangan yang Menari
44 Jejak Naga Merah
45 Bisikan Pedang
46 Cahaya dalam Kegelapan
47 Kupu-kupu Bayangan
48 Darah Memanggil Darah
49 Harga Sebuah Pilihan
50 Hujan Merah
51 Pertarungan Takdir
52 Pengorbanan
53 Harga Sebuah Jiwa
54 Setelah Badai
55 Antara Hidup dan Mati
56 Dua Jiwa, Satu Takdir
57 Kehampaan Setelah Kehancuran
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Iblis dalam Selimut Malam
2
Rahasia dalam Darah
3
Kota Seribu Rahasia
4
Pengejaran dalam Kabut
5
Harmoni yang Rusak
6
Bulan Merah
7
Pengorbanan Terakhir
8
Jejak Keabadian
9
Bayangan di Antara Kabut
10
Rahasia dalam Darah
11
Gema Masa Lalu
12
Pertarungan di Kuil Seribu Kabut
13
Resonansi Takdir
14
Bisikan Masa Depan
15
Tangga Menuju Takdir
16
Harga Sebuah Visi
17
Lembah Sembilan Hantu
18
Bayangan di Gunung Yin Lu
19
Jejak Pedang Kembar
20
Awal dari Akhir
21
Darah dan Pedang
22
Harga Kekuatan
23
Resonansi Pedang
24
Harmoni Kehancuran
25
Api dan Bayangan
26
Sisa Abu
27
Darah Lebih Pekat dari Air
28
Fajar yang Terbit di Kegelapan
29
Harga Sebuah Jiwa
30
Saat Fajar Memecah Kegelapan
31
Warisan yang Tertinggal
32
Lembah Sembilan Naga
33
Rahasia Sang Pertapa
34
Bisikan Para Naga
35
Resonansi Darah Naga
36
Bayangan Masa Lalu
37
Rahasia Darah Naga
38
Ujian Pertama
39
Dunia di Balik Cermin
40
Bisikan Takdir
41
Jalan Sunyi
42
Harga Sebuah Pilihan
43
Bayangan yang Menari
44
Jejak Naga Merah
45
Bisikan Pedang
46
Cahaya dalam Kegelapan
47
Kupu-kupu Bayangan
48
Darah Memanggil Darah
49
Harga Sebuah Pilihan
50
Hujan Merah
51
Pertarungan Takdir
52
Pengorbanan
53
Harga Sebuah Jiwa
54
Setelah Badai
55
Antara Hidup dan Mati
56
Dua Jiwa, Satu Takdir
57
Kehampaan Setelah Kehancuran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!